Anda di halaman 1dari 12

AZAS-AZAS HUKUM ACARA

PIDANA 3
Upaya Hukum
OLEH
MOKHAMAD KHOIRUL HUDA,SH,MH
Upaya hukum
Adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk
menolak putusan pengadilan, dengan tujuan untuk
memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh instansi
sebelumnya atau untuk kesatuan dalam peradilan
Ada dua upaya hukum, yaitu sbb:
a.Upaya hukum biasa diatur dalam bab XVII
Mengenai hal ini dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
banding dan pemeriksaa kasasi
1.Pemeriksaan banding diatur dlm pasal 67 KUHAP
Psl tsb ditentukan bahwa terdakwa atau penuntut umum
berhak untuk meminta banding tehadap putusan
pengadilan, kecuali terhadap putusan bebas atau
lepas dari segala tuntutan hukum, karena kurang
tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan
dalam acara cepat
Acara pemeriksaan banding diatur dlm pasal 233
sampai 243 KUHAP
Permintaan banding diajukan kepada penitera
pengadilan negeri dalam jangka waktu 7 hari
setelah putusan pengadilan ditetapkan dan
diberitahukan kepada terdakwa yg tidak hadir
dalam sidang (psl 233 ayat 2)
Permintaan banding dapat dicabut oleh pemohon
sebelum diputuskan oleh hakim pengadilan
tinggi tetapi setelah dicabut tidak boleh
diajukan lagi
Pengadilan tinggi memeriksa dan memutuskan
pekara dgn tiga orang hakim tinggi
Putusan pengadilan tinggi dpt berupa:
1.menguatkan putusan pengadilan negeri
2.Mengubah putusan pengadilan negeri dan
3.Membatalkan putusan pengadilan negeri
2)Bagian kedua bab XVII mengatur tentang pemeriksaan
kasasi
Pemeriksaan kasasi diatur dlm psl 244 sampai denan psl
258 KUHAP
Hak terdakwa da penuntut umum untuk kasasi diatur
dlm psl 244 KUHAP
Permohonan kasasi dpt dimintakan kepada panitera
pengadilan yg memutus tingkat pertama dlm jangka
waktu 14 hari setelah putusan diberitahukan kepada
terdakwa (psl 245 (1) KUHAP
Permohonan kasasi dpt dicabut sebelum ada putusan
MA, tetapi setelah dicabut tdk boleh diajukan lagi (psl
247 KUHAP) hakim agung , bila perlu untuk
kepentingan pemeriksaan MA, dibenarkan
mendengarkan keterangan langsung dan terbuka dari
saksi maupun putusan MA dpt berupa:
1.Menolak pemohonan kasasi atau
2.Mengabulkan pemohonan kasasi
Penolakan kasasi karena berbagai hal
1.Aturan hukum tdk diterapkan sebagaimana mestinya
dlm pemeriksaan sebelumnya
2.Acara pelaksanaan pengadilan tdk dijalankan menurut
UU
3.Hakim yg memeriksa dalam pengadilan sebelumnya
tdk berwenang
b.Upaya hukum luar biasa
Dalam upaya hukum luar biasa ada dua macam
pemeriksaan kasasi yaitu
1.Pemeriksaan kasasi demi kepentinga hukum
2.Pemeriksaan kasasi tentang peninjauan kembali
putusan pengadilan yg telah mempunyai kekuaan
hukum tetap
Kasasi demi kepentingan hukum
Makamah agung mendapat data dari jaksa agung,
karena dialah yg melaporkan atau meminta kasasi,
sebelumnya jaksa agung, menerima laporan dari
kejaksaan yg menurut pandangan mereka ada
keputasan pengadilan yg sudah mempunyai kekuatan
hukum tetapi perlu dimintakan kasasi demi
kepentingan umum
bertolak dari laporan tsb, jaksa agung dpt
mengetahui adanya putusan pengadilan yg
perlu dimintakan kasasi
Kasasi demi kepentingan hukum, diatur dlm psl
259-262 KUHAP .Putusan MA dlm kasasi tsb
tdk boleh merugikan pihak yg berkepentingan
psl 259 KUHAP
Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Ketentuan psl 14 hurf f KUHAP, penuntut umum
berwenang untuk melaksanakan putusan
pengadilan, psl 270 KUHAP menentukan bahwa
jaksa atau penuntut umum adalah pelaksana
putusan pengadilan yg telah mempunyai
kekuatan hukum tetap
Sehubungan dgn hal itu, panitera pengadilan
berkewajiban segera mengirim surat keputusan
pengadilan itu kepada jaksa , setelah semua isi
putusan yg termuat dlm surat keputusan
pengadilan itu selesai dieksekusi oleh
jaksa/penuntut umum, penuntut umum masih
berwenang dlmhal pelepasan bersyarat untukt:
a.Melakukan pengawasan apakah persyaratan
umum dipenuhi atau tidak
b.Memberikan rekomendasi kepada menteri dlm
hal memutuskan pemberian serta pencabutan
pelepasan bersyarat dan selanjutnya turut
mengawasi terpidana selama menjalani
hukuman bersyarat
Alat-alat bukti
Alat bukti perkara pidana diatur dlm psl 184
KUHAP
Alat-alat bukti perkara pidana adalah:
-keterangan saksi
-keterangan ahli
-surat
-petunjuk
-keterangan terdakwa
Keterangan saksi sebagai alat bukti adalah apa
yg dinyatakan saksi di sidang pengadilan
Keterangan saksi harus lebih dari satu orang
saksi agar dapat digunakan sebagai alat bukti
Keterangan ahli adalah apa yg dinyatakan oleh
seorang ahli di sidang pengadilan (psl 184 (1)
huruf c , dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan denan sumpah/janji, surat itu
adalah:
-berita acara dan surat lain dlm bentuk resmi yg
dibuat oleh pejabat umum yg berwenang atau
yg dibuat dihadapannya, yg memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yg
didengar,dilihat atau yg dialaminya sendiri,
disertai dgn alasan yg jelas dan tegas tentang
keterangan itu
-surat yg dibuat menurut ketentuan peraturan
perUU atau surat yg dibuat oleh pejabat
mengenai hal yg termasuk dlm tata laksana yg
menjadi tanggun jawabnya dan yg
diperuntukan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan
-surat keterangan dari seorang ahli yg membuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yg
dimintakan secara resmi darinya
-surat lain yg hanya dpt berlaku jika
berhubungan dgn isi dari alat pembuktian yg
lain
-petunjuk adalah perbuatan,kejadian, atau
keadaan yg karena keseuaian, baik antara yg
satu dan yg lain maupun dgn tindak pidana itu
sendiri,menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya
-pentunjuk sebagaimana yg dimaksudkan di atas
dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat
dan keterangan terdakwa
-Keterangan terdakwa adalah apa yg terdakwa
nyatakan disidang pengadilan, tentang
perbuatan yg ia lakukan atau yg ia ketahui
sendiri atau alami sendiri, keterangan terdakwa
hanya dpt digunakan untuk dirinya sendiri

Anda mungkin juga menyukai