Anda di halaman 1dari 12

AZAS-AZAS HUKUM PIDANA (2)

OLEH
MOKHAMAD KHOIRUL HUDA,SH,MH
PIHAK-PIHAK DALAM HUKUM ACARA PIDANA
1.Tersangka dan terdakwa
Tersangka: seseorang yg karena perbuatannya
atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan
patut diduga sebagai pelaku perbuatan pidana
(psl 1 butir 14 KUHAP)
Terdakwa: seorang tersangka yg dituntut,
diperiksa, dan diadili di sidang pengadilan
(pasal 1 butir 15 KUHAP)
Tersangka punya hak-hak sejak diperiksa, yaitu
hak menjawab dan tidak menjawab pertanyaan
penyidik ( hak akusator)
Psl 52 KUHAP :pemeriksaan ditingkat penyidikan
dan pengadilan, tersangka atau terdakwa
berhak memberikan keterangan bebas.
Hak-hak tersangka lainnya diatur dalam psl.50-68
KUHAP.
2.Penuntut umum (jaksa)
Jaksa mewakili kepentingan negara
Diatur dalam UU no.5 tahun 1991
3.Penyidik dan penyelidik
Penyidik: pejabat polisi negara RI atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yg diberi
wewenang khusus oleh UU untuk melakukan
penyidikan (psl 1 ayat 1 KUHAP)
Penyelidik: pejabat polisi negara RI yg diberi
wewenang oleh UU ini untuk melakukan
penyidikan ( butir 4 pasal 1 KUHAP)
Penyidik terdiri dari pejabat polisi negara dan
pegawai negeri sipil yg diberi wewenang
khusus utk melakukan penyidikan
Pangkat penyidik menurut PP no.27 tahun 1983
serendah-rendahnya Pelda (aipda) untuk polisi
dan pengatur muda tingkat 1 (Golongan II B)
untuk pegawai negeri sipil
Bagaimana jika tidak ada yg berpangkat pelda ?
Penyelidik hanya dilakukan oleh polisi
Siapa yg mengangkat sebagai penyidik tersebut ?
4.Penasihat Hukum
Seseorang yg membantu tersangka atau
terdakwa sebagai pendamping dalam
pemeriksaan
PROSES PELAKSANAAN ACARA PIDANA
Proses pelaksanaan acara pidana sbb:
1.Pemeriksaan Pendahuluan
Pemeriksaan pendahuluan:tindakan penyidikan
terhadap seseorang atau sekelompok orang
yang disangka melakukan perbuatan pidana.
Penyidik berusaha mengumpulkan bukti-bukti yg
lengkap untuk mengetahui dan memperkuat
persangkaan tsb.
Psl 6 KUHAP, penyidikan dilakukan oleh
a. Pejabat polisi RI
b. PPNS tertentu yg diberi wewenang khusus
oleh UU
Penyidik kecuali dilakukan oleh penyidik dpt juga
dilakukan oleh penyidik pembantu (psl 10
KUHAP)
Penyidik punya kewajiban utk buat Berita Acara
tentang penyidikan yg telah dilakukan dan
diserahkan pada penuntut umum atau jaksa
(psl 8 ayat 2 KUHAP)
wewenang penyidik menurut pasal 7:
1.Menerima laporan atau pengaduan dari
seseorang tentang adanya tindak pidana
2.Melakukan tindakan pertama pada saat
terjadinya peristiwa pidana di tempat kejadian
3.Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan
memeriksa tanda pengenal diri tersangka
4.Melakukan penangkapan, panahanan,
pengeledahan, dan penyitaan
5.Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat-
surat
6.Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
7.Mengambil seseorang untuk diperiksa sebagai
tersangka atau sebagai saksi
8.Mendatangkan orang ahli yg diperlukan dan
sehubungan dgn pemeriksaan yang sedang dilakukan
9.Mengadakan penghentian penyidikan, dan
10.Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab
2.Pemeriksaan dalam sidang pengadilan
Pemeriksaan dlm sidang pengadilan terjadi setelah ada
penuntutan dari jaksa atau penuntut umum , yaitu
berkas perkara dgn permohonan agar diperiksa dan
diputuskan oleh hakim dalam sidang pengdilan(butir 7
pasal 1 KUHAP)
Setelah ketua pengadilan menerima pelimpahan
berkas perkara, segera mengadakan
pemeriksaan dan mempelajari apakah benar
berkas perkara yg dilimpahkan itu termasuk
dalam wilayah hukumnya.
Jika benar ketua pengadilan menunjuk hakim
(majelis hakim) untuk menetapkan hari sidang
Acara pemeriksaan dalam sidang pengadilan
menurut KUHP dibedakan menjadi tiga jenis
acara, yaitu sebagai berikut:
a.Acara pemeriksaan biasa diatur dalam psl 152
202 KUHAP
b.Acara pemeriksaan singkat diatur dalam psl 203
204 KUHAP
c.Acara pemeriksaan cepat diatur dalam psl 205-216
KUHAP
Acara pemeriksaan:
a.Acara pemeriksaan perbuatan pidana ringan diatur
dalam psl 205-210 KUHAP
b.Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas
diatur dalam 211-216 KUHAP
PUTUSAN HAKIM PIDANA
Setelah pemeriksaan dlm sidang dipengadilan
selesai,hakim memutuskan perkara yg diperiksa
itu,putusan pengadilan dapat berupa hal-hal:
1.Putusan bebas bagi terdakwa (psl 191 (1) KUHAP.
Putusan bebas ini diambil oleh hakim apabila peristiwa
yg disebutkan dlm surat tuduhan, baik sebagain
maupun seluruhnya tdk terbukti secara sah dan
menyakinkan
2.Pelepasan terdakwa dari segala tuntutan psl 191 (2)
KUHAP. Putusan pelepasan terdakwa dari segala
tuntutan hukum ditetapkan oeleh hakim karena
meskipun peristiwa yg dimuat dalam tuduhan
terbukti, tetap tdk merupakan kejahatan atu
pelanggaran (onslag van alle rechtsvervolling) putusan
demikian dapat pula diambil oleh hakim dgn alasan
sebagaimana yg diatur dlm psl 44,48,49,50 dan 51
KUHAP
3.Penghukuman terdakwa (psl 193 (1) KUHAP, apabila
hakim berkeyakinan bahwa semua tuduhan terbukti
merupakan kejahatan atau pelanggaran dan terdakwa
sebagai pelakunya, hakim memutuskan menjatuhkan
hukuman kepada terdakwa, kecuali bila terdakwa
belum berumur 16 tahun
Apabila terdakwa belum berumur 16 tahun,hakim
berdasarkan psl 45 KUHAP leluasa untuk
memilih satu diantara tiga macam tindakan
terhadapnya sbb:
1.Menjatuhkan hukuman
2.Menyerahkan terdakwa kepada orang tuanya
atau walinya
3.Menyerahkan kepada pemerintah agar
terdakwa dipelihara dalam tempat pendidikan
sampai umur 18 tahun
Putusan diucapkan dlm sidang terbuka (psl 195)
KUHAP.pada prinsipnya putusan hakim
diucapkan dgn hadirnya terdakwa, kecuali UU
menentukan lain

Anda mungkin juga menyukai