Farmakoterapi

INFEKSI VIRUS

Oleh

Ngatidjan, Dokter, M.Sc., Sp.FK.

Bagian Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Kedokteran

UNIVERSITAS GADJAH MADA
Dosen Luar Biasa pada Fakultas Kedokteran UMY
 Infeksi Virus
1. Simptomatis atau dapat juga asymptomatis
2. Manifestasi dapat berupa :

a. Inflamasi akut (misalnya meningoencephalitis)

b. Hipertofia atau hiperplasia (warts atau veruca)

c. Oncogenesis (misalnya human T-cell

lymphotropic virus-1 leukemia)

Respon inflamasi / imun thd. Infeksi Virus
a. Diakibatkan oleh lisis sel (necrotizing encephalitis)

b. Mengakhiri replikasi virus recovery

c. Patogenetik manifestasi penyakit

d. Jika respon imun tsb. tidak memadai penyakit

menjadi lebih berat (misalnya pada DHF)

e. Replikasi virus tidak / sedikit sekali menimbulkan reaksi

inflamasi tetapi akibatnya fatal (misalnya pada rabies)

 Terapi Infeksi Virus
1. Profilaktif
a. Aktif (imunisasi)

b. Pasif (pemberian senyawa antiviral endogen,

misalnya gamma globulin dan interferon)

2. Kuratif dengan obat antivirus

 Obat Antivirus
Virus
a. Merupakan parasit intraseluler
b. Berkembang biak dengan memanfaatkan
metabolisme sel hospes

Obat antivirus

juga akan menghambat fungsi sel hospes

(sebagai efek samping atau efek tokisik)
 VIRUS
Adenovirus DNA - upper resp and eye infection
Hepadnaviridae DNA - hepatitis B, cancer?
Herpes virus DNA - genital herpes, varicella, meningo-
encephalitis, retinitis.
Papillomavirus DNA - papiloma (warts), cancer?
Arena virus RNA - lymphocytic choriomeningitis
Bunya virus RNA - encephalitis
Coronavirus RNA - upper respiratory infections
Influenza virus RNA - influenza
Paarmyxovirus RNA - measles, upp.resp.infections
Picornavirus RNA - poliomyelitis, diarea
Retrovirus RNA - leukemia, AIDS
Rhabdovirus RNA - rabies
 Perkembangan / Pertumbuhan
VIRUS
1. Fase adsorpsi, penetrasi dan pelepasan
selubung (enkapsulasi)
2. Fase sintesis komponen protein nonstruktural
3. Fase sintesis komponen protein struktural
4. Fase replikasi (sintesis) DNA dan RNA
5. Fase perakitan komponen protein (esembling) dan
pelepasan virus baru

terjadi kerusakan sel hospes

 Obat ANTIVIRUS
Menghambat perkembangbiakan virus.
1. Menghambat replikasi virus pada tahap :
Adsorpsi
Penetrasi
Uncoating / encapsulation
Pelepasan virus baru
2. Hambatan pada tahap-tahap proses replikasi
juga menghambat aktivitas sel hospes.
Obat ANTIVIRUS yang ada untuk :
Herpes virus
Influenza virus
Respiratory syncytial virus
Hepatitis virus
Papiloma virus
Arena virus
HIV - virus
 Infeksi HERPES VIRUS
1. HHV-8 (human herpes virus-8)
penyebab ~ Kaposis sarcoma
~ deep body cavity lymphoma
pada penderita infeksi HIV - AIDS

bersifat oncogenics
 Infeksi HERPES VIRUS
2. Varicella (oleh karena varicella zoster virus VZV)
3. Herpes simplex virus infection
- infeksi mucocutaneus (gingivostomatitis, vulvo-
vaginitis, anogenital herpes simplex dsb.)

- skin infection (herpes gladiatoium : arround fingernail)

- keratitis (corneal ulcer herpes infection)
- kadang fronto temporal necrotizing encephalitis
 Infeksi HERPES VIRUS
Varicella zoster virus infection
* Menghirup sekret saluran nafas penderita
terinfeksi (droplet).
* Infeksi latent (latent sensory ganglionic infection)
* Jika terjadi reactivasi : Migrasi virus
centripetal
melalui N.III
- vesicular dermatomal eruption
- dpt. tjd. frontotemporal necrotizing encephalitis
 Obat ANTIVIRUS
1. Menghambat adsorpsi dan penetrasi virus
(gamma globulin, amantidine, disoxaril)

2. Menghambat sintesis komponen protein

intraseluler
Menghambat sintesis protein non struktural
(guanidine, hydroxybenzilimidazole)
Menghambat sintesis asam nukleat / replikasi
DNA dan RNA (ribavirin, idoxuridine, cytarabine,
vidarabine, acyclovir, zidovudine)
 Obat ANTIVIRUS
3. Menghambat sintesis protein tahap lanjut
(protein struktural bungkus / kapsul virus) misalnya

fluorophenialanine, puromycine, thiosemicarbazone dan

methisazone.

4. Menghambat perakitan (esembling) dan

pelepasan virus baru, (puromycin, rifampin).
 Obat TOPIKAL
* Herpes simplex virus keratitis

* Idoxuridine

- penggunaan lama dapat timbul dystrophia epitel kornea

* Trifluorothymidine, adenine arabinoside

dan acyclovir > efektif dan < toksik

 Idoxuridine
* Iodinated thymidine analog

* Mengalami fosforilasi menjadi nucleotide triphosphate

- idoxuridine triphosphate merupakan substitut thymidine pada :

viral DNA dan cellular (hospes) DNA

mempengaruhi replikasi virus

 Idoxuridine
Efek merugikan
- Lokal :

inflamasi dan edema palpebra, photophobia, occlusi

ductus lacrimal, dermatitis

- Sistemik lebih berat

tidak dianjurkan untuk penggunaan sistemik

 Amantadine
* Menghambat adsorpsi, penetrasi & enkapsulasi

* Mudah diabsorpsi sal. Cerna

* Narrow spectrum untuk influenza A

pada penderita high risk

tua, malnutrisi, menyusui dsb.
 Zidovudine
* Menghambat polimerase DNA & transkripsi DNA

* Mudah diabsorpsi saluran cerna

* Menghambat retrovirus HIV

Efek samping
bone marrow depression, insomnia, nyeri kepala.
 Ribavirin
* Menghambat sintesis asam nucleat
menghambat replikasi DNA

* Untuk influenza A dan B dan herpes simplex

* Aerosol atau injeksi

* Efek samping

mual, muntah, diarea, anorexia, halusinasi, tremor, ataxia

 Vidarabin (arabinofuranocyl adenine, Ara A)

* Di dalam sel (hospes) yang terinfeksi virus

vidarabin (mono) fosfat diubah menjadi trifosfat

vidarabin trifosfat menghambat sintesis DNA

* Untuk
- keratitis herpes simplex

- encephalitis herpes simplex

(sekarang diganti acyclovir yang lebih efektif & aman)

 Cytarabin (cytosine arabinoside, Ara C)

* Menghambat sintesis DNA

- 10 kali lebih poten dari idoxuridine

- lebih toksik (bone marrow depression)

Untuk obat kanker

leukemia
 Acyclovir
* Merupakan analog pirimidin / guanosin
acycloguanosin

* Di dalam sel terinfeksi

acycloguanosin (acyclovir) diubah menjadi acyclo GTP
(acycloguanosine triphosphate)

Acyclo GTP merupakan competitor deoxyguanosine dalam

polimerasi DNA
Elongasi DNA dan replikasi DNA
 Acyclovir
* Herpes simplex (topical)
* Varicella (oral)
* Herpes genitalis (oral)

Oral 200 mg 5 kali sehari

Ointment 5%
 Gamma globulin
* antibodi (imunisasi pasif)
* memblok penetrasi virus
* untuk morbili, hepatitis, rabies, poliomielitis
* diberikan dalam masa inkubasi
bisa bertahan sampai 2- 3 minggu

diberikan tiap 3 minggu

 Interferon
* produksi sel RSE : leukosit, limfoblas, fibroblas

* interferon a : leucocyte, lymphoblast

interferon b : fibroblast

interferon g : leucocyte, lymphoblast

 Interferon
* suatu glikoprotein : berisi 165 asam amino

* me aktivitas limfosit
dalam proses fagositosis sel virus

- herpes zoster (mencegah desiminasi),

- hepatitis B (mencegah / mengurangi viremia)

- leukemia mielogen kronis (menimbulkan remisi)