Anda di halaman 1dari 34

PRESENTASI KASUS

MAMMAE ABERAN DEXTRA


Pembimbing : dr. Arman Muchtar, Sp.B. ( K ) Onk.

Oleh :
Fendie K. Syailawan ( 406067119 )
Andy ( 406067121)
Emarika Chandra ( 406067155 )
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny . K
Umur: 47 tahun
Alamat : Jl. Nangka Kp.Sindang Karsa
01/02 No.21
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Berat Badan : 56 Kg
Tanggal Masuk RSSM : 19 Juli 2007
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
ANAMNESIS
Autoanamnesis : 19 Juli 2007,
Keluhan Utama : Benjolan di ketiak kanan
sejak 15 tahun yang lalu
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan di
ketiak kanan sejak 15 tahun yang lalu. Bila sedang
haid, pasien merasa benjolan bertambah besar , nyeri
dan merasa tidak nyaman. Bila sedang tidak haid
benjolan mengecil kembali dan tidak nyeri, tidak ada
demam, riwayat trauma atau luka pada lengan (-).
Riwayat BAB : lancar, 1x sehari, konsistensi lunak
Riwayat BAK : lancar, warna kuning jernih, tidak
nyeri saat berkemih.
Riwayat makan : 3 kali sehari, porsi cukup, bervariasi
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Penyakit jantung disangkal


Asma (+)
Kencing manis disangkal
Darah tinggi disangkal
Riwayat alergi disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.


PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS :
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
TANDA-TANDA VITAL :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 72 x /menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 20 x/menit
KEPALA : Normocephal, tidak teraba benjolan,
rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah
dicabut, tidak mudah patah.
MATA : Palpebra superior et inferior tidak
cekung, kedudukan bola mata simetris,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil bulat isokor diameter 3 mm, refleks cahaya
+/+
TELINGA : Bentuk normal, liang telinga lapang,
serumen -/-, nyeri tarik
aurikel -/-, nyeri tekan tragus -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-
Mulut : Bentuk normal, bibir tidak
kering, tidak sianosis,lidah
tidak kotor, tonsil T1 T1 tenang,
faring tidak hiperemis, arkus
faring
simetris, uvula di tengah.
Leher : Bentuk normal. KGB tidak
teraba membesar.
THORAKS

Inspeksi: Tampak simetris dalam diam dan pergerakan napas


Tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
Teraba pulsasi ictus cordis pada 1 jari medial MCLS
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Jantung : redup
Batas Atas: ICS II Parasternal Line Sinistra
Batas Kanan : ICS V Midsternal line
Batas Kiri : ICS V 1 jari medial MCLS

- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-


Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Perut datar, tidak ada
gambaran pelebaran vena dan
gambaran gerakan usus
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak
teraba membesar, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Ekstremitas Superior et
Inferior dextra et sinistra tidak ada
deformitas, tidak ada udem, akral
hangat.
Tulang Belakang : Tidak ada gibbus, tidak
ada skoliosis, tidak ada lordosis, tidak
ada Kiphosis
Kulit : Warna sawo matang, Turgor baik,
petechiae (-)
STATUS LOKALIS

Regio axilla dextra


Inspeksi : Tampak benjolan, tidak ada tanda-
tanda radang, tidak ada kelainan kulit, tidak ada
pelebaran vena, tidak ada areola dan puting.
Palpasi : Teraba benjolan dengan ukuran 3x3 cm,
berbatas tegas, konsistensi lunak, mobile,
nyeri tekan (-), tidak
melekat pada dasar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 18 Juli 2007 :
Hematologi
Nilai Nomal
Hb 10 13 16
Leukosit 11600 5000 10000
Ht 33 40 54
Trombosit 365000 150000-450000

Koagulasi

Masa perdarahan 3 1-6


Masa pembekuan 11,25 9-15

Gula darah
GDS 141 <180
RESUME

Telah diperiksa seorang wanita berumur 47 tahun yang datang


dengan keluhan adanya benjolan di ketiak kanan sejak 15 tahun
yang lalu. nyeri (+) bila sedang haid dan merasa tidak nyaman.
benjolan mengecil kembali dan tidak nyeri bila tidak haid, demam
(-), riwayat trauma atau luka pada daerah lengan (-)
Riwayat BAB : lancar, 1x sehari, konsistensi lunak
Riwayat BAK : lancar, warna kuning jernih, tidak sakit saat
berkemih.
Riwayat makan : 3 kali sehari, porsi cukup, bervariasi
DIAGNOSA KERJA :

- Mammae aberan dextra


PENATALAKSANAAN

Operatif : Excisi mammae aberan dextra


Medikamentosa : Analgetik
Antibiotik

PROGNOSA :
Ad Vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad Sanationam : bonam
MAMMAE ABERANS
ANATOMI MAMMAE
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit.
Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar
yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla
mammae yang disebut duktus laktiferus. Di antara
kelenjar susu dan fascia pectoralis juga di
antarakulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat
jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut ada
jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang
memberi rangka untuk payudara.
Pendarahan payudara terutama berasal dari
cabang a.perforantes anterior dari
a.mammaria interna, a.thoracalis lateralis
yang bercabang dari a.axillaris dan beberapa
cabang dari a.intercostalis.
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang
plexus cervicalis dan n.intercostalis.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih
75% ke axilla, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal terutama dari bagian sentral dan
medial, dan ada juga penyaliran ke kelenjar
interpectoralis.
FISIOLOGI

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang


dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup
anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesterone
telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai
dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid
payudara menjadi lebih besar dan beberapa
hari sebelum haid berikutnya terjadi
pembesaran maksimal. Selama beberapa hari
menjelang haid, payudara menjadi tegang
dan nyeri.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil
dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan
duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh
duktus baru.
ANOMALI MAMMAE
Anomali mammae meliputi amastia, jaringan
mammae accesoris, dan mammae aberan.
MAMMAE ABERAN
Mammae aberan adalah kondisi dimana
terdapat payudara tambahan. Kelainan ini
bisa tumbuh tanpa puting, dimana jaringan
payudara berkembang tidak pada tempatnya.
Daerah berkembangnya jaringan payudara ini
bisa sampai ke ketiak (axilla).
Mammae aberan sering terjadi sepanjang garis susu
( milk line ), biasanya tepat di dekat payudara yang
normal. Akan tetapi kelainan ini juga bisa terdapat di lain
tempat seperti di punggung atau di bokong. Mammae
aberan mempunyai respon terhadap stimulasi hormone
dan bisa mengakibatkan ketidaknyamanan selama siklus
menstruasi. Kelainan ini pernah dilaporkan oleh Martin
pada tahun 1990 sebagai awal mula perubahan bentuk
dari keganasan. Bila anomali ini mengganggu atau ada
kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadi karsinoma
yang sukar dideteksi dapat dilakukan eksisi.
Kelainan ini biasanya timbul di atas payudara di
daerah axilla. Sering juga terdapat
perkembangan nipple yang rudimenter.
Mammae aberan yang membesar selama masa
kehamilan diterapi dengan operasi
pengangkatan untuk tujuan kosmetik ataupun
untuk tujuan pembesaran lebih lanjut pada
kehamilan berikutnya. ( textbook of surgery,
Sabiston ).
Etiologi
Dipercaya bahwa mammae aberan ini terjadi
karena erupsi pada milk line saat
perkembangan embrional. Akan tetapi hal ini
belum dapat dipastikan sebagai penyebab
dari timbulnya mammae aberan. Jadi sampai
saat ini belum diketahui pasti etiologinya.
Manifestasi klinis
Massa benjolan yang terletak di milk line.
Kadang-kadang terasa nyeri dan merasa tidak nyaman
pada benjolan terutama pada saat siklus menstruasi.
Bisa juga disebabkan karena faktor keturunan.
Dipengaruhi factor hormonal
Kadang-kadang bisa terletak di bahu, panggul, milk line
pada punggung dan dada, lengan atas, muka, punggung
leher, dan bokong.
Mammae aberan ini bisa disertai dengan kelainan pada
traktus urinarius atau dengan penyakit tertentu.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan mammae aberan biasanya
dilakukan tindakan eksisi mammae aberan.

Anda mungkin juga menyukai