Anda di halaman 1dari 33

Ratu Qurroh Ain (1110103000074)

Pembimbing : dr. Bobby Setiadi Dharmawan , SpA.


Identitas Pasien
Nama : An. K
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Asem RT 10/02 Pasar Minggu Jakarta Selatan
TTL : Jakarta, 23 April 2009
Umur : 4 tahun 7 bulan
No.RM : 01271918
Nama ayah : Tn.G Nama ibu : Ny.S
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Asem RT 10/02 Pasar Alamat : Jl. Asem RT 10/02 Pasar
Minggu Jakarta Selatan Minggu Jakarta Selatan
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Dilakukan alloanamnesa pada tanggal 11 Desember 2013

Bengkak pada seluruh tubuh sejak 2 hari SMRS


9 hari SMRS 4 hari SMRS 2 hari SMRS Hari masuk RS

Demam Anak Bengkak Bengkak


Demam kembali Awalnya Demam
telah diberi batuk dan bengkak Pusing dan
obat pilek terlihat di nyeri perut
penurun daerah mata BAK sedikit
panas dan kemudian berwarna
sembuh menyebar jernih
Batuk dan ke wajah , dengan
Pilek perut dan frekuensi 1 x
Batuk dan kedua kaki. sehari, nyeri
pilek juga di Bengkak saat BAK
beri obat baru tidak ada
(Triamicin) pertama kali
BAB normal
dan sembuh terjadi.
Mual dan
muntah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan pertama kali terjadi. Riwayat batuk pilek berulang, selalu diobati dan membaik.
Alergi udang (+), alergi obat (-).

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga tidak ada yang mengalami hal seperti ini. Tidak ada yang mempunyai riwayat alergi. Ibu
pernah mengalami hipertensi saat kehamilan anak pertama.

Riwayat Kehamilan
ANC teratur periksa ke bidan, ibu tidak memiliki penyakit berat dan tidak mengkonsumsi obat serta
jamu selama kehamilan.
Riwayat Kelahiran
Lahir spontan. Cukup bulan, tidak ada kelainan bawaan, langsung menangis, tidak sianosis dan tidak
ikterik. Berat lahir : 2450 gram. Panjang Lahir : 47 cm.

Riwayat Perkembangan

Dapat berjalan umur setahun kurang. Berbicara umur 1 tahun.

Riwayat Makan

Sejak lahir diberi susu formula. Saat umur 6 bulan sudah diberi bubur dan makanan lunak lainnya.
Imunisasi kali pemberian
BCG 1
Hepatitis B 3
Polio 3
DPT 3
Campak 1
Kesimpulan : Imunisasi dasar lengkap
Dilakukan pada tanggal 11 Desember 2013 di Gedung Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
Nadi : 96x/menit, teratur, isi cukup, teraba kuat
Napas: 24x/menit, teratur, normal
Suhu : 38,8oC
Tekanan darah : 110/70
Kepala : Normocephal
Wajah : Terdapat edema
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, edema pada palpebra +/+
THT : Mulut terdapat gigi karies, hidung terdapat hipertrofi konka dextra, Faring hiperemis, T2|T2
Leher : Teraba pembesaran KGB pada deep coli dextra dan sinistra dengan konsistensi kenyal, mobile
Dilakukan pada tanggal 11 Desember 2013 di Gedung Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

Thorax: tidak ada retraksi


Paru : simetris statis dan dinamis, tidak ada retraksi, suara nafas vesikuler pada semua lapang
paru, terdapat ronkhi, tidak terdapat wheezing
Jantung: bunyi jantung S1S2 normal, tidak ada murmur dan gallop
Abdomen : supel, datar, lemas, turgor baik, bising usus + normal, tidak teraba hepar dan lien,
terdapat nyeri tekan pada seluruh regio abdomen, shifting dullness (+), undulasi (+), ballotement (-),
nyeri ketok CVA -/-
Ekstremitas : akral hangat , tidak sianosis, capillary refill time < 3 detik, terdapat pitting edema pada
keempat ekstremitas.
Genitalia dan Anus : Edema pada bagian atas labia mayor.
An. K, perempuan, 4 tahun 7 bulan

BB = 14 kg
TB = 98 cm
LLA = 14 cm
BB/U = -2< Zo < -3
TB/U = -3 < Zo < -2
BB/TB = Zo = 0
LLA/U = 14/16,5 x 100% = 84,8%
Kesan gizi kurang
Height age 4 tahun 4 bulan
RDA 90 kkal/kg
BB ideal 14 kg
Kebutuhan nutrisi : 1250-1300 kkal
Hasil Lab RS Fatmawati
(11-12-2013 21:08)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
- Hb 11.7 g/dL 10,8-15,6 g/dl Normal
- Hematokrit 35 % 35-43% Normal
- Leukosit 13 ribu/uL 5,5-15,5 ribu/uL Normal
- Trombosit 623 ribu/uL 217-497 ribu/uL Meningkat
- Eritrosit 4.82 juta/uL 3,60-5,20 juta/uL Normal
- VER 73 fl 73-101 fl Normal
- HER 24 pg 23-31 pg Normal
- KHER 33.2 g/dl 26-34 g/dL Normal
- RDW 15.1 % 11,5-14,5 % Meningkat
FUNGSI HATI
- Protein total 3.90 g/dl 6.0-8.0 Normal
- Albumin
- Globulin 2.30 g/dl 3.4-4.8 Menurun
1.60 g/dl 2.5-3.0 Menurun
- Ureum 24 mg/dL 0-42 mg/dL Normal
- Kreatinin 0.4 mg/dL 0,0-1,2 mg/dL Normal
Hasil Lab RS Fatmawati
(11-12-2013 21:08)
URINALISA
- Urobilinogen 0,2 E.U./dl <1 E.U./dl Normal
- Protein urin 3+ - Meningkat
- Berat jenis 1,030 1,005-1,030 Normal
- Bilirubin - - Normal
- Keton - - Normal
- Nitrit - - Normal
- pH 6,0 4,8-7,4 Normal
- Leukosit - - Normal
- Darah/HB 3+ - Meningkat
- Glukosa urin - - Normal
- Warna kuning Kuning Normal
- Kejernihan agak keruh Jernih Tidak Normal
SEDIMEN URINa
- Epitel +1 Normal
- Leukosit 2-4/LPB 0-5/LPB Normal
- Eritrosit 4-6/LPB 0-2/LPB Meningkat
- Silinder Granula :1-2/LPK - Meningkat
- Kristal - - Normal
- Bakteri - - Normal
- Lain-lain - - Normal
Sindrom Nefrotik Inisial
Infeksi Saluran
Pernapasan Atas
Hipertensi Grade 1
Pada tanggal 11 Desember 2013 pasien diberikan tatalaksana berupa :

1. Pasien dirawat di bangsal anak 3 Selatan

2. Paracetamol 3x1 cth (jika suhu > 380C)


Data didapatkan dari data sekunder rekam medis pada tanggal 24 Desember 2013.

12 Desember 2013 13 Desember 2013 14-15 Desember 2013

S : Keluhan masih sama dengan yang dialami S : Anak masih bengkak pada kelopak mata, Balance tanggal 14 Desember :
ketika awal masuk RS. wajah, kedua kaki dan perut. Batuk dan pilek Balance 24 jam : 84,5
O :HR : 120x/menit, RR: 24x/menit, T : 39,1oC, berkurang. Kepala tidak mengeluh pusing. Diuresis 24 jam : 22,3
TD: 110/70. Mata : edema palpebra +/+. Belum BAB. Makan dan minum mau.
Hidung : hipertrofi konka dextra. Mulut: gigi O :HR : 72x/menit, RR: 32x/menit, T : 36,9oC,
karies. Faring hiperemis, T2|T2. Pembesaran TD: 100/70. Mata : edema palpebra +/+.
KGB deep coli dextra dan sinistra dengan Hidung : hipertrofi konka dextra. Mulut: gigi Balance tanggal 15 Desember :
konsistensi kenyal, mobile. Abdomen : Shifting karies. Faring hiperemis, T2|T2. Pembesaran Balance 24 jam : - 428,5
dullness (+), undulasi (+), ballotement (-), nyeri KGB deep coli dextra dan sinistra dengan Diuresis 24 jam : 4,09
ketok CVA -/-. Ekstremitas : terdapat bengkak. konsistensi kenyal, mobile. Abdomen : Shifting
A :Sindrom Nefrotik, ISPA, Hipertensi Grade I dullness (+), undulasi (+), ballotement (-), nyeri
P : - Balance cairan per 8 jam ketok CVA -/-. Ekstremitas : terdapat bengkak.
-- Prednison 2-3-3 tab A :Sindrom Nefrotik, ISPA, Hipertensi Grade I
- Lasix 2x10 mg (IV) P : - Balance cairan per 8 jam
- Cefotaxime 2x 600 mg -- Prednison 2-3-3 tab
- Ambroxol 6 gram - Lasix 2x10 mg (IV)
- Salbutamol 0,6 gram - Cefotaxime 2x 600 mg
- Trimenza - Ambroxol 6 gram
- Tinjau perdarahan - Salbutamol 0,6 gram
- Paracetamol 3x1 cth - Trimenza
- Diet nefrotik 1200 kal - Tinjau perdarahan
- Paracetamol 3x1 cth
- Diet nefrotik 1200 kal
Data didapatkan dari data sekunder rekam medis pada tanggal 24 Desember 2013.
16 Desember 2013
S : Keluhan bengkak pada kelopak mata, wajah, kedua kaki dan perut berkurang.
Tidak ada mual muntah. Intake makan dan minum baik. BAK baik. Batuk dan pilek
berkurang. Kepala tidak mengeluh pusing. 2 hari yang lalu sempat tidak BAB
namun sekarang sudah. Makan dan minum mau.
O :HR : 100x/menit, RR: 13x/menit, T : 36oC, TD: 110/70. Mata : edema
palpebra -/-. Mulut: gigi karies. Faring tidak hiperemis, T2|T2. tidak ada
pembesaran KGB. Abdomen : Shifting dullness (-), undulasi (-), ballotement (-),
nyeri ketok CVA -/-. Ekstremitas : tidak terdapat bengkak.
A:
SN Minimal
ISPA perbaikan
Hipertensi Grade I
Balance tanpa dehidrasi
P : - Balance cairan per 8 jam
-- Prednison 2-3-3 tab
- Lasix 2x10 mg (IV)
- Cefotaxime 2x 600 mg
- Ambroxol 6 gram
- Salbutamol 0,6 gram
- Trimenza
- Tinjau perdarahan
- Paracetamol 3x1 cth
- Diet nefrotik 1200 kal
Hasil Lab Tanggal 16 Desember 2013 pukul 06.59
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
UJI SENSITIVITAS Resisten Ampicillin (AMP) Gram (+), Oxacillin, Cefoxitin (FOX), Cefixime (CEM),
Cloramfenicol, Fosfomisin

URINALISA
- Urobilinogen 0,2 E.U./dl <1 E.U./dl Normal
- Protein urin 3+ - Meningkat
- Berat jenis 1,025 1,005-1,030 Normal
- Bilirubin - - Normal
- Keton - - Normal
- Nitrit - - Normal
- pH 6,5 4,8-7,4 Normal
- Leukosit - - Normal
- Darah/HB 1+ - Meningkat
- Glukosa urin - - Normal
- Warna kuning Kuning Normal
- Kejernihan jernih Jernih Normal
SEDIMEN URIN
- Epitel +1 Normal
- Leukosit 1-3/LPB 0-5/LPB Normal
- Eritrosit 1-3/LPB 0-2/LPB Meningkat
- Silinder - - Norma
- Kristal - - Normal
- Bakteri - - Normal
- Lain-lain - - Normal
Analisis Kasus
Diagnosis SN Inisial pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Pasien masuk rumah sakit Terdapat edema palpebra +/+, Pemeriksaan darah lengkap
dengan keluhan utama bengkak pitting edema pada keempat didapatkan hipoalbuminemia
di seluruh tubuh sejak 2 hari ekstremitas. Pada abdomen : (2,3 g/dl), proteinuria masif +3,
sebelum masuk rumah sakit. Shifting dullness (+), undulasi (+) hematuria +3. Untuk
Awalnya bengkak terlihat di mengetahui
daerah mata namun lama hiperkolesterolemia tidak
kelamaan menyebar ke wajah , dilakukan pemeriksaan lipid
kemudian disusul ke bagian darah.
perut dan kedua kaki. Riwayat
bengkak sebelumnya disangkal,
keluhan baru dialami pertama
kali.
Diagnosis ISPA pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik.
Anamnesis Pemeriksaan fisik

Sejak seminggu sebelum bengkak, Hidung : hipertrofi konka dextra.


pasien mengalami demam disertai Mulut: Faring hiperemis, T2|T2.
batuk berdahak dan pilek. Demam Pada leher terdapat pembesaran
tidak berbeda antara siang atau KGB deep coli dextra dan sinistra
malam. Demam tidak diukur suhunya.
dengan konsistensi kenyal, mobile.
Demam telah diberi obat penurun
panas dan sembuh. Pilek keluar ingus
encer, warna bening. Batuk berdahak,
warna kekuningan, namun jarang bisa
dikeluarkan. Tidak ada darah yang
keluar dari hidung maupun saat batuk.
Batuk dan pilek juga di beri obat
(Triamicin) dan sembuh.
Hipertensi grade I ditegakkan berdasarkan data tekanan darah yaitu
110/70

Normal 90 51
Pre hipertensi 103 65
Hipertensi grade 1 111 74
Hipertensi grade 2 > 119 > 80
Pada tanggal 11 Desember pasien diberi tatalaksana
1. Pasien dirawat di bangsal anak 3 Selatan
2. Paracetamol 3x1 cth (jika suhu > 380C)

Seharusnya terapi inisial pada anak dengan sindrom nefrotik idiopatik tanpa kontraindikasi steroid sesuai
dengan anjuran ISKDC adalah diberikan prednison 60 mg/m2LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80
mg/hari) dalam dosis terbagi, untuk menginduksi remisi. Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan
selama 4 minggu.
Asupan nutrisi pada penderita dengan SN berupa diet protein normal sesuai dengan Recommended Daily
Allowances (RDA) yaitu 1,5gr/kgBB/hari dan diet rendah garam (1gr/kgBB/hari) bila anak menderita edema.
Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat. Biasanya diberikan loop diureticseperti furosemid 1-3
mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-4
mg/kgbb/hari.
Pada tanggal 11 Desember pasien diberi tatalaksana
1. Pasien dirawat di bangsal anak 3 Selatan
2. Paracetamol 3x1 cth (jika suhu > 380C)

Untuk terapi hipertensi : Indikasi penggunaan anti hipertensi pada anak dan adalah jika ditemukan keadaan
hipertensi yang bergejala, kerusakan organ target (seperti: hipertrofi ventrikel kiri, retinopati, proteinuria),
hipertensi sekunder, hipertensi tingkat 1 yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup, dan hipertensi
tingkat 2. Tujuan terapi adalah mengurangi tekanan darah kurang dari persentil 95. Pada SN, hipertensi
terjadi karena hipoperfusi renal yang merangsang SRAA sehingga dengan berkurangnya edema maka
hipertensi akan berkurang.
Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik (SN) adalah kumpulan gejala yang terdiri dari
proteinuria masif ( 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin
pada urin sewaktu > 2 atau dipstick 2+), hipoalbuminemia ( 2,5
gr/dL), edema, serta dapat disertai hiperkolesterolemia (250
mg/uL).
Epidemiologi : SN dapat menyerang semua umur, tetapi terutama
menyerang anak berusia 2-6 tahun. Perbandingan anak laki-laki dan
perempuan adalah 2:1.

Wila Wirya IG. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002; h. 381-426.
Noer MS. Sindrom nefrotik Idiopatik. Dalam: Noer MS, Soemyarso NA, Subandiyah K, Prasetyo RV, Alatas H, Tambunan T, dkk, penyunting. Kompendium Nefrologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI,
2011; h. 72-88.
Travis LB. Sindrom Nefrotik. Dalam: Rudolph A, Hoffman J, Rudolph C, penyunting. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedeokteran EGC, 2007; h. 1503-8
Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/ jam) 3 hari berturut-
turut dalam 1 minggu
Relaps : proteinuria 2+ (proteinuria >40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam 1
minggu
Relaps jarang : relaps kurang dari 2x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau
kurang dari 4 x per tahun pengamatan
Relaps sering (frequent relaps): relaps 2x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal
atau 4 x dalam periode 1 tahun
Dependen steroid : relaps 2x berurutan pada saat dosis steroid diturunkan
(alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan.
Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose)
2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu.
Sensitif steroid : remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama 4
minggu.
Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Konsensus Tatalaksana Sindrom nefrotik Idiopatik Pada Anak. Jakarta: UKK Nefrologi IDAI,
2005; h. 1-20.
Klasifikasi Histopatologis
Sindrom nefrotik kelainan minimal (SNKM)
Glomerulosklerosis
glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS)
glomerulosklerosis fokal global (GSFG)
Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNPMD)
Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif
Glomerulonefritis kresentik (GNK)
Glomerulonefritis membranoproliferatif (GNMP)
GNMP tipe I dengan deposit subendotelial
GNMP tipe II dengan deposit intramembran
GNMP tipe III dengan deposit transmembran/ subepitelial
Glomerulonefritis membranosa (GNM)
Glomerulonefritis kronik lanjut (GNKL)

Wila Wirya IG. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002; h. 381-426.
Allison AE,
Jordan MS.
Nephrotic
syndrome in
childhood.
THE LANCET
2003; 362:
629-636.

Glomerulonefritis Membranosa
Perubahan histologik terutama adalah penebalan
membrana basalis yang dapat terlihat baik dengan
Kelainan Minimal mikroskop cahaya maupun elektron
Glomeruli tampak normal atau hampir normal pada
mikroskop cahaya, sedangkan dengan mikroskop
elektron terlihat adanya penyatuan podosit (nefrosis
lipid atau penyakit podosit)
Allison AE,
Jordan MS.
Nephrotic
syndrome in
childhood.
THE LANCET
2003; 362:
629-636.

Glomerulosklerosis Fokal Segmental Glomerulonefritis Membranoploriferatif


Secara histologik ditandai sklerosis dan hialinisasi Ditandai dengan penebalan membran basalis dan
beberapa anyaman didalam satu glomerolus, proliferasi seluler (hiperselularitas), serta infiltrasi sel
menyisihkan bagian-bagian lain. PMN.
Dengan mikroskop cahaya, MBG menebal dan terdapat
proliferasi difus sel-sel mesangial dan suatu
penambahan matriks mesangial.
Manifestasi Klinis
Edema
Gangguan Gastrointestinal
Gangguan Pernapasan
Gangguan fungsi psikososial

Wila Wirya IG. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002; h. 381-426.
Patogenesis

Wila Wirya IG. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas


H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO,
penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002; h. 381-426.
Komplikasi

Wila Wirya IG. Sindrom Nefrotik. Dalam: Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi-2.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002; h. 381-426.
Tatalaksana
Diet
Diet protein normal sesuai dengan RDA (recommended daily allowances) yaitu 1,5-2
g/kgbb/hari. Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama anak menderita edema
Diuretik

Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO.


Konsensus Tatalaksana Sindrom nefrotik Idiopatik
Pada Anak. Jakarta: UKK Nefrologi IDAI, 2005; h. 1-
20.
Pengobatan dengan prednison diberikan dengan dosis awal
60mg/m2/hari atau 2 mg/kgbb/hari (dosis dibagi 3), selama 4 minggu,
dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal (40 mg/m2/hari) dosis tunggal (dosis
alternating) selama 4-8 minggu.
Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Konsensus Tatalaksana Sindrom nefrotik Idiopatik Pada Anak. Jakarta: UKK Nefrologi IDAI,
2005; h. 1-20.

Anda mungkin juga menyukai