Pem Lab Transfusi Dan RX Trans
Pem Lab Transfusi Dan RX Trans
R are
E expensive
D angerous
Transfusi Darah
Penggunaan darah atau komponen darah
pengobatan dan pencegahan gejala
penyakit
Diberikan bila ada indikasi dan evaluasi
keadaan klinis (umur, derajat anemia, dll)
Konsensus NIH (National Institute of
Health): Transfusi bila Ht < 21% atau
Hb7g/dl (muda, fungsi jantung dan paru
bagus)
Transfusi darah banyak digunakan sejak
ditemukan:
- antigen golongan darah
- Metode penentuan golongan darah
- Tes kesesuaian darah donor terhadap
resipien
Konsep terapi komponen darah meningkat:
- Seiring perkembangan pengawet darah
- Sistem kantong biokompatibel
- Perkembangan uji saring utk mencegah
transmisi penyakit (infeksi)
Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan:
- Umur penderita
- Keadaan umum, tanda-tanda vital
- Etiologi dan derajat anemia
- Kecepatan/onset anemia
- Perkiraan banyak kehilangan darah
- Derajat beratnya penyakit jantung/paru
- Jenis pengobatan lainnya
Perlu pertimbangan:
- Keuntungan yang didapat dibandingkan
dengan risiko transfusi
- Penularan infeksi
- Reaksi transfusi
- sensitisasi
Persiapan Transfusi Darah
Pemeriksaan meliputi:
Gol. Darah ABO
Gol. Darah Rhesus
Antigen-antigen lainnya ( antigen Rh, C,c,E,e,
antigen Kidd, Kell, Duffy, Lewis dll)
Uji Cocok Serasi
1. Reaksi Transfusi:
- Reaksi Transfusi Hemolitik
- Reaksi Transfusi Non hemolitik
2. Transimisi Infeksi
3. dll: Hipokalsemia dan toksisitas sitrat
Necrotizing enterocolitis
Reaksi Transfusi Hemolitik
Terjadi lisis eritrosit donor oleh antibodi dalam
plasma resipien
Etio: - Inkompatibilitas ABO atau Rh
- Penanganan unit darah yang tdk baik
- Tercampur cairan infus
- Kontaminasi oleh agen infeksi
Lab: Ulang uji kompatibilitas ABO dan Rh terhadap
darah donor dan resipien
Reaksi transfusi hemolitik lambat:
Reaksi antibodi neonatus dg antigen minor
eritrosit donor (bila ibu terpapar antigen tsb pada
kehamilan/transfusi sblmnya)
Harus dicurigai bil :
- Tjd Hb yang tidak dapat dijelaskan
- ikterik, gagal ginjal dan perub. Biokimiawi
- Tes antiglobulin langsung (direct antiglobulin
test) (+) atau ditemukan alloantibodi pada
sampel darah resipien
Reaksi Transfusi Non Hemolitik
Tidak menyebabkan kerusakan eritrosit
Reaksi Antibodi plasma resipien dengan
antigen yg berasal dari komposisi darah
donor (leukosit/plasma protein)
Sering pada pasien dengan multiple
transfusion
Manifestasi: urtikaria, reaksi febris, serum
sickness, oedem paru dan anafilaksis
Transmisi Infeksi
HIV, Hep. B&C, malaria, sifilis, CMV
Lab: uji saring terhadap infeksi