Anda di halaman 1dari 26

PATOFISIOLOGI

PERNAFASAN

By:
dr. Bayu Chandra Cahyono
Anatomi dan fisiologi pernafasan

Penyakit obstruksi jalan napas akut:


Secara umum, kondisi paru obstruktif menghambat aliran
udara di dalam paru, yang menimbulkan sedikit tahanan pada
inspirasi dan lebih banyak tahanan pada ekspirasi.
Klasifikasi penyakit obstruktif jalan napas akut
bergantung pada sifat episodik kondisinya. Dua klasifikasi
utama adalah bronkitis akut dan asma. Pada keduanya,
obstruksi adalah intermiten dan reversibel.
Bronkitis akut
Bronkitis akut adalah kondisi umum yang disebabkan oleh
infeksi dan inhalan yang mengakibatkan inflamasi lapisan
mukosa percabangan trakeobronkial. Penyebab infeksi paling
umum dari bronkitis akut mencakup virus influenza,
aenovirus, rinovirus, dan organisme Mycoplasma
pneumonia. Gejalanya adalah batuk, dengan banyak mukus
purulen. Bronkitis menyebabkan sekret mucus berlebihan,
bronki membengkak, disfungsi silia yang menghambat aliran
udara ekspirasi.
Asma Bronkial
Asma adalah obstruksi jalan napas akut, episodic yang
diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons
pada orang yang sehat. Asma didefinisikan sebagai gangguan
yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan
dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit
lain. Tidak semua mengi dihubungkan dengan asma. Mengi lokal
unilateral dapat disebabkan oleh aspirasi benda asing atau oleh
tumor.
Penyebab lain mencakup emboli pulmonal, infeksi, gagal
ventrikel kiri, fibrosis kistik, defisiensi imunologis dan penyakit
pernapasan karena virus.
Terapi terhadap asma adalah dengan menghilangkan agens
Penyebab dan dengan obat (inhalasi, oral, parenteral)tergantung
keadaan.
Patofisiologi:
Penyebab asma dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:
1. Ekstrinsik
2. Intrinsik
Asma ekstrinsik (alergis) secara umum mempegaruhi anak atau remaja
muda yang sering mempunyai riwayat keluarga atau pribadi tentang
alergi, bentol-bentol, ruam dan ekzema. Obstruksi pernapasan akut,
tahanan pada aliran udara, dan turbulensi aliran udara diakaitkan dengan
tiga respons berikut:
1) Spasme bronkus, yang melibatkan irama peremasan jalan napas
oleh otot yang mengitarinya.
2) Produksi mukus kental yang banyak
3) Respons inflamasi, yang mencakup peningkatan permeabilitas
kapiler dan edema mukosa.
Asma instrinsik (idiosinkratik)
biasanya mempengaruhi orang dewasa,
termasuk mereka yang tidak
mengalami asma atau alergi sebelum
usia dewasa tengah. Riwayat pribadi
atau keluarga negatif untuk alergi,
eksema, bentol-bentol dan ruam.
Penyakit obstruktif
Penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) serupa
dengan asma yaitu aliran udara ekspirasi disumbat dan
eksaserbasi serta kambuhan umum terjadi. Penyakit
obstruktif menahun dan akut berbeda dalam jaringan
paru yang tidak kembali ke normal di antara
eksaserbasi pada kondisi menahun. Kerusakan paru
adalah proses progresif secara lambat.
Bronkitis menahun
Inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan progresif pada batuk
produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan Penyebab
spesifik, adalah gambaran klasik dari bronkitis menahun.
Biasanya inflamasi dan batuk ini adalah respons pada mukosa bronkial
terhadap iritasi kronis dari merokok sigaret,polusi atmosfir, atau
infeksi.
Secara patofisiologis, penebalan dan kekakuan mukosa abronkus
akibat dari vasodilatasi, bendungan, dan edema. Area mukosa dapat
terinfiltrasi dengan leukosit, makrofag, dan leokosit polimorfonuklear.
Sekresi yang berlebihan ditambah penyempitan jalan napas
menyebabkan obstruktif pertama pada ekspirasi maksimal dan
selanjutnya aliran udara inspirasi maksimal.
Bronkitis sangat erat berhubungan dengan emfisema tetapi
biasanya didefinisikan sebagai abnormalitas yang mencakup
sekresi mukus berlebihan dan inflamasi bronkial, sedagkan
emfisema melibatkan degenerasi parenkim alveolar. Bronkitis
dapat menyebabkan hal berikut:
1) Peningkatan tahanan jalan napas dengan atau tanpa
perubahan emfisema
2) Gagal jantung kanan (kor pulmonal)
3) Displasia sel epitel pernapasan, yang dapat berubah menjadi
keganasan.
Manifestasi klinis mencakup sianosis, produksi sputum
berlebihan, derajat hiperinflasi ringan, hiperkapnia nyata, dan
hipoksemia berat.
Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah penyakit menahun pada bronkus dan
bronkiolus, yang dikarakteristikkan oleh dilatasi ireversibel
percabangan bronkial dan dihubungkan dengan infeksi
menahun dan inflamasi pasase jalan napas ini.
Secara umum telah disetujui bahwa bronkiektasis
dihubungkan dengan efek pada dinding bronkial, yang
mungkin kongenital atau didapat. Karena beberapa derajat
infeksi yang secara umum selalu ada, bronkiektasis dapat
digambarkan dengan baik sebagai kombinasi proses
kongenital dan didapat yang dikarakteristikkan oleh inflamasi
yang mengakibatkan penggantian mukosa bronkial oleh
jaringan parut fibrosa.
Bermacam- macam tipe bronkiektasis;macam-macam
morfologi.
Fibrosis kistik
Fibrosis kistik adalah gangguan herediter di mana sejumlah besar
material kental disekresikan. Fibrosis kistik mempengaruhi kelenjar
keringat, bronki, prankeas, dan kelenjar pensekresi-mukus dari usus
halus.
Gambaran patologis mencakup konsentrasi natrium dan klorida yang
tinggi dalam keringat dan sekresi mucus serta eliminasi abnormal.
Sekresi mukus kental melalui jalan napas yang menimbulkan berbagai
kombinasi atelektasis, pneumonia, bronkitis, emfisema, dan kondisi
pernapasan lain.
Manifestasi klinis bervariasi, pada beberapa orang terutama
mengalami gejala gastrointestinal dan yang lainnya mengalami
masalah paru berat.
Dalam mendiagnosis penyakit ini, setidaknya tiga dari
empat kriteria yang penting yaitu:
1. Peningkatan natrium dan klorida dalam keringat
2. Defisiensi enzim pankreas dalam sekresi
gastrointenstinal
3. Infeksi paru menahun, terutama dengan
organisme opportunistic seperti Psedomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus
4. Riwayat keluarga
Emfisema
Adalah penyakit paru menahun yang paling umum dan sering
diklasifikasikan dengan brokitis menahun karena kejadian
simultan dari dua kondisi.
Emfisema mengakibatkan pembesaran acinus permanen dan
abnormal yang disertai perubahan destruktif.
Emfisema dapat diklasifikasikan sebagai vesikular bila
melibatkan ruang distal sampai bronkiolus terminal dan
interlobular atau interstisial bila emfisema mempengaruhi
jaringan di antara ruang udara.
Penyakit Paru Restriktif
Adalah keadaan abnormal yang menyebabkan penurunan
kapasitas total dan kapasitas vital paru.
Fase inspirasi dari pernapasan akan mengalami kesulitan.
Berikut akan dibahas kelompok keadaan ini, yaitu:
Atelektasis
Efusi pleural
Pneumotoraks dan
Edema paru
Adalah penyakit restriktif akut, akibat kolapsnya
jaringan paru yang tadinya sudah berkembang, atau
pengembangan paru yang tidak sempurna saat lahir.
Dua perubahan utama pada alektasis ialah kompresi
Atelektasis jaringan paru oleh sumber di luar alveoli dan absorpsi
Efusi pleural yang melibatkan absorpsi gas dari alveoli.
Pneumotoraks Alektasis absorpsi terjadi bila secret dalam bronkus
Edema paru dan bronkiolus menyumbat jalan napas dan mencegah
masuknya udara ke dalam alveoli.
Alektasis adalah komplikasi pasca-bedah yang
umum, akibat sekret yang tertahan, karena pasien
bedah kurang memiliki respons batuk akibat obat dan
nyeri.
A.Kompreasi jaringan paru oleh hematoma.
B.Alektasis lobus kanan atas disebabkan oleh oklusi bronkial.
Cairan pleura normalnya hanya cukup untuk
berfungsi sebagai pelumas pleura visceral dan
parietal.
Penambahan cairan pleura atau efusi pleura dapat
terjadi akibat penyakit atau trauma seperti gagal
jantung kongestif, neoplasma, infeksi,
Atelektasis tromboemboli dan defek kardiovaskular dan
imunologis.
Efusi pleural
Manifestasi klinik tergantung kecepatan efusi.
Pneumotoraks Pada hemotoraks akibat aneurisma aorta torakal
Edema paru yang pecah, darah dengan cepat mengumpul dan
timbul dan gejala kehilangan darah dan geseran
letak mediastinum.
Bila prosesnya lambat, mungkin tertampung
sampai 2000 cc cairan dalam rongga pleura,
sebelum ada gejala dispnea.
Pneumotoraks terjadi bila udara masuk ke dalam
rongga pleura. Akibatnya, jaringan paru terdesak
seperti halnya rongga pleura kemasukan cairan.
Pneumotoraks spontan terjadi bila pada seseorang
dengan emfisema (paru yang melebar abnormal
akibat penyakit menahun, sehingga paru dalam
Atelektasis keadaan inspirasi terus), sebuah bleb pada
Efusi pleural permukaan paru pecah dan membebaskan udara
Pneumotoraks ke dalam rongga pleura.
Edema paru Gejala klinik pneumotoraks adalah dispnea dan
nyeri dada mendadak. Pergeseran letak trakea,
suara napas bronkial pada sisi yang bersangkutan.
Pada awalnya terdapat hipoksia akut. Berat
ringannya gejala klinik tergantung
berat/tingkatnya pneumotoraks.
Sistem vaskular paru sanggup menampung penambahan
volume darah sampai 3 kali normalnya, namun pada
tekanan tertentu, cairan bocor ke luar masuk jaringan
interstisial dan terjadi edema paru.
Penyebaran cairan edema paru tergantung posisi. Pada
Atelektasis orang yang berdiri atau duduk, cairan cenderung
mengumpul di dasar paru.
Efusi pleural
Penyebab paling umum adalah gagal jantung kiri (yang
Pneumotoraks dapat disebabkan MCI, hipertensi, atau penyakit katup
Edema paru mitral), radang akut, keracunan gas tertentu (CI, nitrogen
peroksida), aspirasi getah lambung, kelebihan beban
(volume), asap rokok.
Gejala mulai dengan ronki kering, dyspnea, batuk kering
(pada yang ringan).
Infeksi saluran napas

Infeksi ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia, fungsi,


atau protozoa dan bersifat ringan, sembuh sendiri, atau
menurunkan fungsi individu. Proses infeksi dapat mencakup
saluran pernapasan atas atau bawah atau keduanya.
1. Infeksi saluran napas bagian atas (ISPA)
2. Infeksi saluran napas bagian bawah (ISPB)

Saluran pernapasan atas berfungsi menghangatkan, melembabkan, dan


menyaring udara.
Bersama udara, masuk berbagai patogen, yang dapat nyangkut di
hidung, farings (tonsila) larings, atau trakea dan dapat berproliferasi,
bila daya tahan tubuh menurun.
Penyebaran infeksi (bila terjadi) tergantung pada pertahanan tubuh
pula, dan dari virulensi kuman yang bersangutan. Contoh ISPA adalah
nasofaringitis, influenza (virus) yaitu radang nasofarings, farings,
trakea, disertai pembekakan membran mukosa dan keluarnya eksudat
serosa mukopurulen (infeksi sekunder)
1. Infeksi saluran napas bagian atas (ISPA)
2. Infeksi saluran napas bagian bawah (ISPB)

Proses ini feksi saluran pernapasan dapt disebabkan oleh


patogen yang mengenai saluran pernapasan atas. Infeksi
ini menimbulkan berbagai gambaran patologis dan klinis
bergantung pada ketahanan hospes dan virulensi organism.
Thanks your attention!

Anda mungkin juga menyukai