Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi HCN dalam makanan

Agus Fajar S (115001)


Alivia Suci A (115003 )
Beatrix Maya X.L. (115007)
Fransisca Probo (115014 )
Lusiana ( 115018 )
Rina nurkholifah ( 115022 )
Dasar Teori
Asam sianida adalah zat molekular yang kovalen, namun mampu terdisosiasi
dalam larutan air, merupakan gas yang sangat beracun (meskipun kurang beracun dari
H2S), tidak bewarna dan terbentuk bila sianida direaksikan dengan sianida. Dalam
larutan air, HCN adalah asam yang sangat lemah, dan larutan sianida yang larut
terhidrolisis tidak terbatas namun cairan murninya adalah asam yang kuat.HCN adalah
suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan mengganggu oksidasi
(pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi. Oleh
karena adanya ikatan ini, 02 tidak dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ yang
sensitif terhadap kekurangan 02 akan sangat menderita terutama jaringan otak.
Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan saraf
pusat yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan
kematian oleh kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak jantung yang
ireguler.
Asam sianida cepat terserap oleh alat pencernaan dan masuk kedalam aliran
darah lalu bergabung dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Keadaan ini
menyebabkan oksigen tidak dapat diedarkan dalam sistem badan. Sehingga dapat
menyebabkan sakit atau kematian dengan dosis mematikan 0,5-3,5 mg HCN/kg berat
badan.(A.A.Sg.A.Sukmaningsih, dkk. 2012 )
Dasar Teori
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam cukup
besar salah satunya rebung. Rebung yang sering disebut dengan bung (dalam bahasa jawa),
oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai bahan masakan, salah satunya adalah makanan khas
semarang yaitu lumpia isi rebung. Namun tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa rebung
mengandung sianida yang dapat meracuni jika salah dalam mengolahnya.
Kelemahan dari rebung sebagai bahan makanan adalah kandungan asam sianidanya.
Wogan dan Marietta (1985) melaporkan, rebung bambu mengandung asam sianida sekitar 245
mg/100 g dan bervariasi tergantung pada jenis bambunya. Asam sianida merupakan senyawa
yang berbahaya baik bagi manusia maupun hewan. FSANZ (2005) menyatakan dosis lethal asam
sianida pada manusia dilaporkan 0.5 -3.5 mg/kg berat badan. Gejala keracunan akut asam
sianida pada manusia meliputi: nafas tersengal, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat,
sakit kepala, sakit perut, mual, diare, pusing, kekacauan mental dan kejang. Racun Rebung
terletak pada getahnya yang mengandung zat glucosida dengan kandungan racun HCN
(Cyanogenetic glucoside) yang dinamakan juga Linamarine (C10H17 O6N). Dengan adanya
Glucosida ini maka semua jenis rebung mengandung racun HCN. (Sosrosoedirdjo, 2012 )
Dasar Teori
Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman pertanian utama di Indonesia.
Tanaman ini termasuk famili Euphorbiacea yang mudah tumbuh sekalipun pada tanah kering dan
miskin serta tahan terhadap serangan penyakit maupun tumbuhan pengganggu (gulma).
Besarnya racun dalam singkong setiap varietas tidak konstan dan dapat berubah. Hal ini
disebabkan adanya beberapa faktor yangmempengaruhi, diantaranya keadaan iklim, keadaan
tanah, cara pemupukan dan cara budidayanya

Daun singkong mengandung racun yang dalam jumlah besar cukup berbahaya. Racun
singkong yang selama ini kita kenal adalah Asam biru atau Asam sianida. Baik daun maupun
umbinya mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat
menghasilkan racun biru atau HCN yang bersifat sangat toksik.(Sulusi Prabawati dkk, 2011 )
Pemeriksaan
Metode : kualitatif
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya kandungan sianida dalam daun singkong yang
dapat membahayakan tubuh.
Reaksi : Glukosida + asam tatrat HCN
HCN + asam pikrat merah
Prinsip : Destilat diasamkan dan dipanaskan untuk membebaskan uap sianida yang
kemudian diidentifikasi secara reaksi warna. Pereaksi khusus menggunakan asam
pikrat dan menghasilkan perubahan warna merah pada kertas saring.
Bahan uji : rebung dan daun singkong
Alat : Labu erlenmeyer, Kertas saring, Gelas ukur, Batang pengaduk, Labu takar,
Set destilasi, Hot plate, Mortir dan stamper, Neraca analitik, Pipet tetes, dan Beaker
glass
Reagensia : Aquadest, Asam tartrat 5%, Asam pikrat, AgNO3 0,02N, HNO3 pekat, dan
Na2CO3 8%
Pemeriksaan
Cara Kerja : rebung daun singkong

rebung dan daun singkong

Amati 15 menit Ditutup


perubahan kertas
warna saring
Kesimpulan Hasil
Positif ( + ) : Negatif :
Bila terbentuk warna merah Bila tidak terbentuk warna
pada kertas saring. merah pada kertas saring

Anda mungkin juga menyukai