PERKERASAN JALAN
GATOT SOERJATMODJO
Pendahuluan
banyaknya ditemui kerusakan perkerasan jalan lebih awal seperti
dimusim hujan seperti sekarang ini banyak lapis perkerasan jalan
sering mengalami kerusakan atau kegagalan sebelum mencapai
umur rencana
A = perkerasan yang
sesuai dengan hasil dari
JMF dan
pelakasanaannya yang
baik
B = Perkerasan dengan
kadar rongga yang besar
sebagai akibat dari
rendahnya kadar aspal
C = Campuran beraspal
yg tidak memenuhi
persyaratan baik kadar
aspal maupun
pelaksanaannya
D = Perkerasan dengan
temperatur yang terlalu
panas.
Selain kadar aspal, temperatur dan cara pelaksanaan juga
sangat mempengaruhi kecepatan pengerasan aspal
(kecepatan penurunan nilai penetrasi aspal) pada perkerasan
sehingga perkerasan jalan akan cepat mengalami kerusakan.
Hal ini tidak akan terjadi bila pelaksanaan pekerjaan
pengaspalan sesuai dengan Job Mix Formula (JMF) dan
pemadatannya sesuai dengan kebutuhan (contoh A),
sedangkan pada contoh C cepat sekali mengalami penurunan
nilai penetrasi atau cepat mengalami pengerasan akibat
oksidasi, dikarenakan rendahnya kadar aspal, besarnya
rongga pada pekerasan karena pelaksanaan yang tidak sesuai.
ANALISA
Kerusakan yang terjadi pada Musim Hujan
a. Lepas Butir yaitu lepasnya satu sama lain butir-butir batuan agregat yang
terselimuti aspal.
b. Pada Butir yang masih menempel (belum lepas) atau yang sudah lepas
memperlihatkan sbb:
Ada bagian-bagian yang tidak terselimuti aspal.
Aspal yang menyelimutinya mudah terkelupas.
Pada beberapa bagian, butiran mudah lepas ketika dicongkel.
Pada beberapa bagian (spot-spot) butiran yang terselimuti aspal yang
berwarna kecoklatan.
c. Retak-retak dari yang halus sampai retak buaya.
d. Lubang yang sisi-sisinya hampir tegak lurus.
e. Lokasi butiran yang lepas membentuk lobang-lobang
Analisa terhadap bentuk Kerusakan
1. Lepas butir dengan bentuk kenampakan :
a. Ada yang tidak terselimuti aspal dapat karena:
viskositas aspal terlalu kental (aspal kurang panas ketika
disemprotkan ke pugmill).
kekurangan aspal.
b. Aspal yang menyelimutinya mudah terkelupas atau antar butir
mudah lepas,
karena kurangnya ikatan antara aspal dengan agregat (adhesi)
atau ikatan antar aspal (kohesi), keduanya akibat aspal kurang
lengket.
agregat mengandung lempung (swelling material).
c. Warna kecoklatan pada aspal karena aspal overheating atau
terbakar (walau suhu pemanasan rendah).
2. Bercak-bercak (spot-spot) aspal
pada Beton Aspal