Anda di halaman 1dari 33

Case Report

Session
SIDIK KELENJAR
GONDOK
Preseptor:
Basuki Hidayat, dr., SpKN
Keterangan Umum
Nama : Bapak A.
Usia : 63 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan :-
Alamat : BINONG KIDUL
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 18 Agustus 2017
Terdapat riwayat hipertensi dan DM.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi. Pasien
mengambil obat metformin 500mg
amlodipin 5mg.
Anamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan di leher

Riwayat Penyakit skrg :


Diketahui sejak 3 bln lalu.
Kadang-kadang susah menelan.
Berat badan menurun, tidak
mengalami keringat banyak, BAB
& BAK baik. Tidak merasa
berdebar dan gementar. Tidak
mengalami susah tidur.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan : 157 cm
Berat badan : 54.6 kg
Tekanan darah : 165/86 mmHg
Nadi : 96x/ menit
Respirasi : 18x/ menit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
T3 : 1.5 ng/L (N: 0.8 2.0 ng/L)
fT4 : 1.4 ng/dl (N: 0.8 1.7 ng/dl)
TSHs : 1.2 ulu/mL (N: 0.3 5.0 ulu/mL)
Kadar hormon tiroid dan kadar TSH sensitif
masih dalam batas normal
Pemeriksaan Sidik Kelenjar Tiroid
(RF: Tc-99m Pertechnetate; Dosis: 3 mCi)
Dari pencitraan, tampak kedua lobi membesar
dengan distribusi radioaktivitas tidak rata. Nodul
yang menunjukkan penangkapan radioaktivitas
meliputi hampir seluruh lobus kanan.
Kesimpulan:
Struma nodosa (nodul dingin) non-toksik
Diagnosis Banding
Struma nodosa non-toksik
Struma nodosa toksik
Diagnosis Kerja
Struma nodosa non-toksik
Usulan Pemeriksaan
TSHs, T3, fT4
Tiroid Scanning
USG Tiroid
Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia
PEMBAHASAN
Anatomi Tiroid
Histologi Tiroid
Terdiri atas 20 40 folikel dengan ukuran
yang bervariasi dan dilapisi oleh sel-sel
epitel yang mengelilingi suatu massa
koloid.
Sel epitel tersebut akan berkembang
menjadi bentuk kolumnar katika folikel
lebih aktif
Fisiologi
L-3,5,3',5'-tetraiodothyronine (L-thyroxine [T4]) dan 5,3'-
triiodothyronine (L-triiodothyronine [T3]) disintesis oleh sel
epitel kelenjar tiroid.
Proses in membutuhkan iodine dan ditingkatkan oleh
adanya tiroid-stimulating hormone (thyrotropin; TSH) dari
kelenjar pituitari anterior yang memiliki reseptor khusus di
kelenjar tiroid.
TSH lebih lanjut dikendalikan oleh Tiroid-Releasing
Hormon (TRH) yang dihasilkan oleh hipothalamus dan
inhibisi negatif dari hipothalamus dan T3 serta T4.
Adanya hormon-hormon ini mengatur keseimbangan
hormon tiroid serta memodifikasi respon kelenjar tiroid
terhadap perubahan lingkungan. .
Fisiologi
Iodine memiliki peran penting dalam sintesis
hormon tiroid.
T4 memiliki 4 molekul iodine, sedangkan T3
memiliki 3 molekul iodine.
Umumnya, diperlukan 60 - 80 g (~550 nmol)
iodine untuk produksi hormon tiroid setiap
harinya.
Iodine disimpan dalam kelenjar tiroid sebagai
thyroglobulin (Tg), molekul glikoprotein yang
penting untuk sinteis dan penyimpanan
hormon tiroid.
Fisiologi
Tahap-tahap sintesis utama hormon tiroid
adalah:
Transportasi iodida
Organifikasi
Coupling
Sintesis Tg
Sekresi endocytotic
Kelainan Tiroid
Hypertiroidisme & Tirotoksikosis
Tirotoksikosis adalah sindrom klinis yang
muncul akibat pengaruh hormon tiroid
bebas yang kadarnya tinggi dalam darah.
Hipertiroidisme merupakan akibat dari
hiperaktivitas kelenjar tiroid.
Gejala dan tanda dari hipertiroidisme diukur
dengan menggunakan indeks wayne
Hypotiroid
Tanda dan gejala :
Kelemahan, mudah lelah, intoleransi dingin,
konstipasi, perubahan berat badan, depresi,
menorrhagia, suara yang serak, kulit kering, bradikardi,
penurunan refleks tendon, anemia, hiponatremia.
Penyakit Tiroid Difus
Pembesaran tiroid yang difus mungkin disebabkan
oleh goiter nodular, tiroiditis (lesi peradangan dari
tiroid), hipertiroidisme akut, penyakit Grave, atau
karsinoma lanjut.
Pemeriksaan fungsi tiroid yang rutin, riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik, dan scan tiroid biasanya
membantu membedakan jenis penyakit ini misalnya
nyeri tekan dan gejala infeksi merupakan petunjuk
penting adanya tiroiditis sebaliknya uji positif untuk
antibodi antitiroglubulin memberi kesan diagnosis
tiroiditis autoimun.
Sidik Kelenjar Gondok
Kemampuan kelenjar tiroid menangkap
(mengambil / uptake) iodida dan pertechnetate
akan menggambarkan kinetika kedua senyawa
tersebut dalam kelenjar.
Berdasarkan kemampuan penangkapan tersebut
dapat dilakukan pencitraan morfologi fungsional
kelenjar tiroid (sidik kelenjar tiroid) dan secara
tidak langsung fungsi kelenjar tiroid yaitu dengan
mengukur persentase penangkapan pada waktu-
waktu tertentu (uji tangkap tiroid, uji ambilan tiroid
/ tiroid uptake test).
Indikasi
Evaluasi nodul tiroid.
Evaluasi pembesaran kelenjar tiroid tanpa nodul yang jelas.
Evaluasi jaringan tiroid ektopik atau sisa pasca-operasi.
Evaluasi fungsi tiroid.

Radiofarmaka
NaI-131, dosis 300 uCi , diberikan per oral
NaI-123, dosis 500 uCi , diberikan per oral
99m Tc - pertechnetate, dosis 2-3 mCi, diberikan IV

Persiapan
Bila yang digunakan radiofarmaka NaI-131 atau Na-123,
pasien dipuasakan selama 6 jam.
Obat-obat yang mengandung iodium atau hormon tiroid
dihentikan selama beberapa waktu.
Nama Obat Lama penghentian
SIDIK KELENJAR TIROID
1. Obat yang mengandung iodium Minimal 4 minggu
(sol.lugol, bethadine, kontras radiologi)

2. Obat-obat antitiroid (neomercazole,PTU) 3-5 hari

3. Hormon Tiroid T4 4 minggu

4. Hormon tiroid T3 1 minggu


Tatalaksana
Pencitraan dilakukan 10-15 menit setelah
penyuntikan penyutikan 99mTc-
pectechnetate i.v , atau 6 jam setelah
minum NaI-123, atau 24 jam setelah
minum NaI-131.
Pasien tidur terlentang di bawah kamera
gamma dengan leher dalam keadaan
ekstensi; pencitraan statik dilakukan pada
posisi AP (kalau perlu oblik kiri atau kanan).
Normal :
Kelenjar tiroid tampak seperti gambaran kupu-kupu ,
terdiri dari lobus kanan dan kiri masing-masing sebesar
ibu jari tangan orang dewasa, dengan istmus
menghubungkan keduanya.
Distribusi radioaktivitas di kedua lobi rata.
Abnormal :
Bila kedua lobi membesar difus/homogen (distribusi radioaktivitas
rata) disebut sebagai struma difusa.
Bila ada nodul (tunggal atau ganda), disebut struma nodosa atau
multinodosa.
Nodul yang menangkap radioaktivitas lebih tinggi dari jaringan
sekitar disebut nodul panas (hot nodule) atau nodul hiperfungsional.
Nodul yang kurang atau tidak menangkap radioaktivitas disebut
nodul dingin (cold nodule) atau nodul hipofungsional.
Nodul yang menangkap radioaktivitas sama dengan jaringan
sekitarnya disebut nodul hangat (warm nodule).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai