1. Direksi
PENGELOLA Berdasarkan pasal 92 Undang-undang Perseroan
BUMN terbatas No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Direksi bertanggung jawab menjalankan
pengurusan perseroan untuk kepentingan yang sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan, direksi
berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan
kebijakan yang dipandang tepat dalam arti didasarkan
pada keahlian, peluang yang tersedia dan kelaziman
dan kewajaran dunia usaha yang sejenis (business
judgment rule) dalam batas-batas yang ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar
perseroan. Dalam menjalankan tugasnya direksi
BUMN wajib melakukannya dengan itikad baik dan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan
perusahaan yang baik (good corporate governance)
sebagaimana diatur didalam Peraturan Menteri BUMN
Nomor PER-01/MBU/2011.
PENGAWAS BUMN
2. Komisaris
PENGAWAS Berdasarkan pasal 108 Undang-undang Perseroan terbatas No.
BUMN 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Komisaris memiliki
kewenangan untuk melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai
perseroan maupun usaha perseroan dan member nasehat
kepada direksi yang dilakukan untuk kepentingan yang sesuai
dengan maksud dan tujuan perseroan. Berdasarkan pasal 28
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, anggota komisaris BUMN diangkat berdasarkan
integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen
perusahaan, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang
usaha persero tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya.
BENTUK BENTUK BUMN
Bentuk-Bentuk BUMN - BUMN memiliki berbagai macam atau jenis bentuk-bentuk yang berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Badan Usaha Milik Negara terdiri
dari dua bentuk, yaitu badan usaha perseroan (persero) dan badan usaha umum (perum).