PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN BANYUWANGI 2017 Pengertian Tanda dan Gejala Etiologi Pohon Masalah Data Yang Perlu Dikaji Diagnosis Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Hopeless (ketidakberdayaan) merupakan salah satu diagnose keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) pada domain persepsi diri. Diagnose ini sering dialami oleh pasien-pasien dengan penyakit terminal atau kronik dengan prognosis buruk. Sesorang yang mengalami gangguan pada domain persepsi diri, dimana kesadaran terhadap diri kurang, rentan mengalami masalah ini. Meskipun begitu, diagnose ini sering terabaikan, padahal jika masalah ini ditangani dengan baik, kualitas hidup pasien mungkin meningkat secara signifikan. Berdasarkan NANDA, hopeless berarti suatu kondisi subjektif dimana individu melihat batasan atau tidak ada alternative atau pilihan personal yang tersedia dan tidak memobilisasi energi sendiri. Persepsi individu bahwa tindakannya sendiri tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu kurang kontrol terhadap situasi tertentu atau kejadian baru yang dirasakan (Townsend, 1998). Kondisi ketika individu atau kelompok merasakan kurangnya kontrol personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi tertentu yang mempengaruhi pandangan, tujuan dan gaya hidup (Carpenito, 2009). Ketidakberdayaan adalah perasaan yang dialami semua orang dalam derajat yang berbeda pada situasi yang berlainan. Ketidakberdayaan situasional Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung singkat. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness) Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan. Mayor (harus ada): Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi ketidakpuasan atas ketidakmampuan mengontrol situasi (mis., pekerjaan, penyakit, prognosis, perawatan, tingkat penyembuhan) yang mengganggu pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
Minor (mungkin ada):
1. Apatis dan pasif. 2. Ansietas dan depresi. 3. Marah dan perilaku kekerasan. 4. Perilaku buruk dan kebergantungan yang tidak memuaskan orang lain. 5. Gelisahan dan cenderung menarik diri. 1. Ekspresi verbal dari tidak adanya kontrol atau pengaruh atau situasi, hasil atau perawatan diri. 2. Tidak berpartisipasi dalam perawatan atau pengambilan keputusan saat kesempatan diberikan. 3. Mengekspresikan keragu-raguan yang berkenaan dengan pelaksanaan peran. 4. Segan mengekspresikan perasaan sebenarnya, takut diasingkan dari pengasuh. 5. Apatis dan pasif 6. Ketergantungan pada orang lain yang dapat menghasilkan lekas tersinggung, kebencian, marah, dan rasa bersalah. Kemungkinan etiologi: 1. Disfungi proses berduka. 2. Kurangnya umpan balik positif. 3. Umpan balik negatif yang konsisten. Faktor yang berhubungan: Patofisiologis Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronis, dapat menyebabkan ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan. Beberapa sumber umum antara lain: 1. Berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat CVA, trauma servikal, infark miokard, nyeri. 2. Berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran, sekunder akibat pembedahan, trauma, artritis. 3. Berhubungan dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat sklerosis multipel, kanker terminal. 4. Berhubungan dengan penyalahgunaan zat. 5. Berhubungan dengan distorsi kognitif, sekunder akibat depresi. Situasional (Personal, Lingkungan) 1. Berhubungan dengan perubahan status kuratif menjadi paliatif. 2. Berhubungan dengan perasaan kehilangan kontrol dan pembatasan gaya hidup, sekunder akibat (sebutkan) 3. Berhubungan dengan pola makan yang berlebihan. 4. Berhubungan dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai (mis., lokus kontrol internal). 5. Berhubungan dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga. 6. Berhubungan dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan (helplessness). 7. Berhubungan dengan rasa takut akiat penolakan (ketidaksetujuan). 8. Berhubungan dengan kebutuhan dependen yang tidak terpenuhi. 9. Berhubungan dengan umpan balik negatif yang terus-menerus. 10. Berhubungan dengan hubungan abusive jangka panjang. 11. Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan. 12. Berhubungan dengan mekanisme koping yang tidak adekuat. Maturasional: 1. Anak remaja: berhubungan dengan masalah pengasuhan anak. 2. Dewasa: berhubungan dengan peristiwa kehilangan lebih dari satu kali, sekunder akibat penuaan (mis., pensiun, defisit sensori, defisit motorik, uang, orang terdekat. Masalah Keperawatan : HDR Data Subjektif: 1. Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi. 2. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu. 3. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri. Data Objektif: 1. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat kesempatan diberikan. 2. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. 3. Apastis,pasif. 4. Ekspresi muka murung. 5. Bicara dan gerakan lambat. 6. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan. 7. Tidur berlebihan. 8. Menghindari orang lain. Tujuan Tujuan umum: Pasien mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan cara-cara yang efektif untuk mengontrol situasi kehidupannya, dengan demikian menurunkan perasaan ketidakberdayaan. Tujuan khusus: Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatannya sendiri dalam 5 hari. Biarkan pasien mengambil sebanyak mungkin tanggung jawab untuk praktik-praktik perawatan dirinya sendiri. Lakukan pendekatan yang hangat,menerima pasien apa adanya dan bersifat empati. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya: rasa marah, frustasi dan simpati). Dukung aktivitas secara bartahap, tingkatkan sejalan dengan mobilisasi energi pasien. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif. Beri waktu untuk pasien berespons. Tunjukkan respons emosional dan menerima pasien Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, klarifikasi. Berikan program yang nyata dan terstruktur. Tetapkan tujuan yang realistik, relevan dengan kebutuhan dan minat pasien, fokuskan pada aktivitas positif. Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan. Kaji keterampilan sosial dukungan dan minat pasien. Tinjau sumber-sumber sosial potensial yang ada. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi pasien tanpa memintanya untuk menyimpulkan. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahan yang terjadi. Evaluasi ketepatan persepsi,logika dan kesimpulan yang dibuat pasien. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu pasien menurunkan perasaan tidak berdaya. Libatkan keluarga untuk mendukung respons emosional adaptif pasien. Dukung dan libatkan keluarga dalam terapi kelompok yang sesuai.