Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS PILIHAN

STRATEGIS
Oleh : Ir. Joko Siswanto, MSP
A. Pendekatan pilihan strategis sebagai teknik pengambilan Keputusan
Pilihan strategis merupakan suatu teknik pengambilan Keputusan:
Pilihan Strategis atau 'Strategic Choice' dikembangkan berdasarkan pengalaman
di kota Coventry, Inggris. Penelitian dan pengembangannya sebagai suatu teknik
analisis dimulai sejak dekade 1960-an.
Esensi 'pilihan strategis' diarahkan untuk memperoleh pertimbangan perbuatan
keputusan, perumusan pola kebijaksanaan dan 'perencanaan' kota.

Pada hakekatnya 'pilihan strategis' didasarkan kepada:

Adanya keterkaitan dari masalah yang harus diputuskan yang dicirikan sebagai
strategis, dan adanya ketidakpastian sebagai sumber dari berbagai kesukaran
untuk menetapkan suatu keputusan.
Pilihan memberikan arti tidak sekedar menentukan rentang dari altenatif
Pemecahan masalah, tetapi suatu pilihan yang lebih luas yang akan mengimbangi
kebutuhan mendesak dengan yang memerlukan waktu penelaahan lebih lama;
antara sesuatu yang pasti dengan yang tidak berkepastian.
Strategis memberikan arti suatu dinamika pengambilan keputusan dimana, pe-
mecahan masalah mendesak dikait dengan usaha pemecahan masalah serta
dampaknya yang lebih luas.
Pilihan strategis dirasakan sangat esensial karena, kenyataannya di dalam pe-
nentuan keputusan akan dipengaruhi unsur-unsur penentu yaitu: unsur pembuat
kebijaksanaan (DPRD, Pemerintah Daerah): masyarakat yang berkepentingan; dan
perencanaan kota.
Proses 'pilihan strategis' mendasarkan kepada kenyataan bahwa di dalam
pengambilan keputusan akan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor pokok yaitu
Pembuat Kebijaksanaan; Masyarakat yang Berkepentingan dan Perencana
Kota jadi di dalam menyusun rencana, keputusan strategis bagi suatu wilayah
perencanaan ditempuh urutan proses pilihan strategis yang mencakup:

Perumusan permasalahan umum


Perakitan informasi mengenai masalah dan potensi kota
Perumusan dan penentuan sasaran strategis
Pengembangan alternatif pemecahan masalah
Pembandingan dan pemilihan alternatif yang menghasilkan suatu
perancangan (desain) produk strategis
Tindakan pemecahan masalah didasarkan pada produk strategis tersebut.
Beberapa bentuk pendekatan pilihan strategis yang pernah
dikembangkan antara lain adalah :

Analisis Wilayah Keputusan Berkaitan (AWKB)

Secara konsepsual AWKB ini didasari oleh dua unsur pokok yaitu:
ditetapkannya wilayah-wilayah keputusan (decision areas) dan keterkaitan
keputusan (interconnected decisions). 'Wilayah keputusan' adalah suatu
lingkup keputusan yang mengandung seperangkat pilihan atau altematif
pemecahan permasalahan yang akan menjadi pertimbangan pembuat
keputusan.
Keterkaitan keputusan diartikan sebagai suatu kenyataan bahwa bagi setiap
keputusan yang diambil di suatu wilayah perencanaan akan terkait kepada
berbagai masalah atau keputusan yang diambil di wilayah perencanaan yang
lainnya.
Dengan demikian suatu keputusan mengenai cara pemecahan masalah yang
akan diambil di suatu wilayah perencanaan perlu mempertimbangkan
mengenai keputusan yang diambil bagi wilayah perencanaan lain atau
dampaknya terhadap wilayah perencanaan lain.
Kriteria pokok yang akan menjadi landasan di dalam pengambilan
pilihan penyelesaian masalah di suatu 'wilayah keputusan' adalah:

Derajat keterkaitannya dengan masalah, keputusan dan dampak lain


Kemudahan pengendalian
Dampak yang telah diperhitungkan
Derajat kepentingan masalah (urgensi).
B. Analisis pilihan strategis

Analisis 'pilihan strategis' yang akan dibahas di dalam tulisan ini diangkat
dari teknik pengambilan keputusan bagi para perencana dan pengelola kota
yang pernah dikembangkan di dalam Analysis of Strategic Choice. Analysis
of Strategic Choice sejak awal dekade 1960-an telah dikembangkan menjadi
salah satu teknik di dalam proses perencanaan kota. Analisis ini sebenamya
dipergunakan sebagai salah satu cara untuk mengambil keputusan secara
obyektif dan rasional yang dimulai pada saat dilaksanakannya perencanaan
untuk peremajaan secara besar-besaran Kota Coventry Inggris (yang
berpenduduk pada waktu itu 370.000 jiwa).
Dari pengalaman keberhasilan serta kekurangan di dalam penempatannya di
Kota Coventry tersebut kemudian 'strategic choice' ini telah dikembangkan
sebagai salah satu perhatian di dalam 'operational Research'. Pada tulisan ini
akan dikemukakan suatu pengenalan terhadap 'analisis pilihan strategis'
dengan mengungkapkan lima hal pokok yaitu:

Dasar Pendekatan Pilihan Strategis,


Prinsip Dasar Analisis Pilihan Strategis
Proses Analisis Pilihan Strategis
Konsepsi Pilihan Strategis
Pengembangan penyelesaian masalah kota melalui Pilihan Strategis.
1. Dasar pendekatan pilihan strategis

Berdasarkan kenyataan pada lingkungan kehidupan sebagai fenomena umum


yang dihadapi di dalam pengambilan keputusan dalmn perencanaan kota adalah:
Bahwa aspek teknis dan nonteknis khususnya politis dari permasalahan kota
mempunyai sifat saling keterkaitan. Jadi pertimbangan teknis profesionalitis tidak
bisa terlepas dari pertimbangan politis.
Dalam banyak situasi pemasalahan kota sukar untuk dirumuskan secara pasti dan
permasalahan tersebut dapat berubah dan berkembang dalam kurun waktu
tertentu. Dengan demikian sukar menentukan secara pasti kapan suatu masalah
akan berakhir dan kapan pula masalah lain akan muncul.
Keputusan penyelesaian sering diambil secara terpilah atau inkremental,
sehingga perinasalahan harus diselesaikan segera sedangkan sebagian lain
masih terbuka untuk diselesaikan pada waktu lain. Sering pula terjadi
ketidaksesuaian antara keperluan yang mendesak dengan ketiadaan informasi
yang cukup. Kebutahan penyelesaian yang mendesak sering datang dari
pembuat kebijaksanaan atau pembuat keputusan atau dari masyarakat,
sedangkan keperluan adanya informasi yang cukup dan dapat diandalkan
biasanya menjadi tuntutan dasar para perencana atau teknis profesional.
Selalu akan terdapat gejala kepentingan yang serba ragam yang harus dipertim-
bangkan. Keadaan ini sering menimbulkan masalah keseimbangan antara
berbagai pihak dan keinginan serta bagaimana mewakilkan masing-masing pihak
di dalam proses pilihan penyelesaian masalah.
2. Prinsip dasar analisis pilihan strategis

Analisis 'pilihan strategis' mendasarkan kepada adanya kenyataan bahwa


pengambilan keputusan di dalam perencanaan kota khususnya dilandasi oleh 3 hal
pokok yaitu:

Keterkaitan dari permasalahan yang akan diputuskan.


Keterkaitan antara berbagai unsur pengambilan keputusan yang
merupakan watak utama dari suatu pertimbangan strategis.
Ketidakpastian, yaitu suatu faktor yang menjadi sumber kesulitan di
dalam pengambilan keputusan.
Dalam hubungan tersebut suatu dialog antara berbagai pihak pembuat
kebijaksanaan dan pengambil keputusan serta keseluruhan usaha yang
dikembangkan untuk menyelesaikan berbagai masalah strategis akan menjadi
dasar di dalam proses 'pilihan strategis'. Dengan demikian maka teknologi 'pilihan
strategis juga akan mendasarkan kepada suatu analisis perilaku pembuat
kebijaksanaan, pengarnbilan keputusan dan pelaku pembangunan. Hasil dari
analisis ini akan merupakan seperangkat alat yang dipakai oleh pengambil
keputusan baik secara individual maupun kolektif. Dasar teknik 'pilihan strategis'
ini pada hakekatnya tidak kompleks dan sangat Imes penggunaannya. Analisis ini
dapat dipergunakan secara selektif dan secara khusus untuk suatu aspek spesifik
dari permasalahan sesuai dengan derajat kepentingannya untuk memperoleh
suatu jawaban. Analisis strategis ini dapat dipergunakan secara intensif untuk
perencanaan umum maupun perencanaan detail, dengan atau tanpa bantuan
teknologi komputer. Yang paling sering, 'pilihan strategis' ini dipergunakan untuk
menentukan masalah dan pengambilan sikap atau keputusan terhadap masalah
tersebut secara cepat (scanning analysis) sebagai suatu analisis dan eksplorasi
pendahuluan sebelum suatu analisis terinci dilakukan.
3. Proses analisis pilihan strategis

Penentuan 'pilihan strategis' akan melalui suatu rangkaian urutan kegiatan


rasional yang sifatnya bersinambungan (continuous). Oleh karena itu penentuan
'pilihan strategis' ini dilaksanakan dengan suatu rangkaian kegiatan berproses
yang disebut sebagai 'proses pilihan strategis'. Yang dimaksud dengan 'proses'
di dalam hal ini adalah suatu kerangka urutan kedua tertutup dalam arti bahwa
keluaran (output) dari urutan kedua tersebut tidaklah merupakan suatu hasil
akhir melainkan merupakan suatu proses berlanjut yang dinamis. Pilihan
memberikan arti bukan hanya suatu penentuan dari suatu rentang cara
penyelesaian masalah, tetapi merupakan usaha penentuan kemungkinan
penyelesaian masalah yang berwawasan lebih luas seperti mempertimbangkan
antara yang memerlukan penyelesaian segera dengan penyelesaian yang
memerlukan penelaahan lebih lengkap dan jangka panjang atau antara suatu
penyelesaian masalah yang bisa dipastikan dengan yang tidak berkepastian.
Strategis dapat diartikan sebagai suatu dinamika pengambilan keputusan dari
usaha penyelesaian pemecahan mendesak yang dikaitkan dengan efek
gandanya (multiplier effects) terhadap lingkup masalah yang lebih luas.
Rangkaian proses kegiatan 'pilihan strategis' pada hakekatnya sama dengan
rangkaian proses kegiatan perencanaan. Proses ini pada dasarnya dilandasi
oleh tiga produk utama yaitu adanya masukan (input) yang kemudian
dianalisis untuk memperoleh Keluaran (output) yang berupa Disain produk
strategis yang akan menjadi landasan tindakan penyelesaian masalah. Hasil
dari 'disain produk strategis' ini akan dievaluasi kemudian untuk
dikembangkan di dalam usaha pengambilan keputusan lanjut. Perbedaan
pokok antara 'proses pilihan strategis' dengan 'proses perencanaan kota
konvensional' adalah pada tahun pengumpulan data sebagai masukan. Di
dalam 'proses perencanaan kota komprehensif perlu dikumpulkan sebanyak
dan selengkap mungkin data sebelum dilakukan analisis.
Di dalam 'proses pilihan strategis' analisis akan langsung dilaksanakan
dengan ditunjang oleh suatu hasil perakitan informasi umum yang diperoleh
secara sekilas (scan). Bahkan untuk menentukan 'pilihan strategis` ini pada
tahapan awal sudah menstrukturkan dan merumuskan cara pemecahan
masalah berdasarkan identifikasi permasalahan umum. Hal ini tidaklah berarti
penelaahan rinci tidak diperlukan. Informasi lengkap dan rinci akan tetap
diperlukan tetapi untuk unsur-unsur strategis dan untuk efek lintas hasil
keluaran awal tersebut di atas.
Cara ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa pengumpulan data yang
terlalu lengkap dan meluas sebelum tahu pasti permasalahan yang pokok,
akan menyebabkan pemborosan yang tidak efisien. Hasil perumusan 'pilihan
strategis' itu seharusnya selalu dicek lintas oleh data dan informasi tambahan
yang diperoleh secara simultan pada waktu 'proses pilihan strategis'
dilakukan.
Jadi 'proses pilihan strategis' meliputi tahapan-tahapan sebagai
berikut:

Tahap I
Perakitan informasi sebagai masukan yang diperoleh dari hasil identifikasi
permasalahan umum dan permasalahan spesifik. Pada tahapan ini persepsi
terhadap permasalahan dirumuskan dan mempertimbangkan secara terpadu
informasi yang berkaitan dari permasalahan dan pengetahuan tentang
penyebab serta hubungan antara masalah yang satu dengan yang lainnya.

Tahap II
Berdasarkan perumusan dari hasil perakitan informasi tersebut kemudian
dirumuskan 'pilihan sasaran (fokus) strategis'. Lingkup utarna dari 'fokus
strategis' ini adalah merumuskan isyu-isyu berkaitan yang relevan dengan
permasalahan pokok. Pada tahapan ini juga harus sudah dapat dirumuskan
mengenai masalah apa yang perlu dimasukkan dalam pertimbangan dan
masalah apa yang belum atau tidak perlu dipertimbangkan. Keluaran dari
tahapan ini juga akan merupakan suatu penilaian tentang permasalahan yang
telah ditentukan sehingga dapat memberikan arahan mengenai data dan
informasi apa saja yang perlu ditambahkan dan ditelaah lebih lanjut.
Tahap III

Dengan dasar keluaran dari tahapan 'pemilihan sasaran strategis' tersebut di


atas kemudian dikembangkanlah altenatif pemecahan masalah. Di dalam
pengembangan altematif ini faktor 'ketidakpastian' perlu dipertimbangkan
karena justru bentukbentuk altematif pemecahan ini diarahkan kepada usaha
pemecahan masalah yang tidak pasti tersebut.

Tahap IV

Tahap selanjutnya adalah memperbandingkan dan menguji altenatif 'pilihan


strategis' yang dihasilkan dari kegiatan tahapan ke III di atas.
Dasar pokok dari perbandingan dan pengujian altenatif ini adalah hal-hal apa
yang harus dilaksanakan dan bentuk serta isi dari keluaran yang mana yang
harus dipertimbangkan. Hasil dari tahapan ini adalah disain dari 'produk
strategis' yang akan menjadi dasar pelaksanaan tindakan penyelesaian
masalah di wilayah perencanaan. Salah satu keluaran pada tahapan ini
mungkin berupa tindakan pelaksanaan untuk menyelesaikan masalah atau
mungkin berupa bentuk keluaran lain. Keluaran dari proses ini bisa berupa
seperangkat tindakan terinci untuk mengurangi ketidakpastian atau mungkin
suatu perumusan rencana darurat untuk mengatasi masalah segera dan
produk tersebut tidak berakhir di sini.
Jadi setelah bisa dirumuskan beberapa tindakan yang berkaitan dengan
beberapa bagian pemasalahan dan ditentukan beberapa tindakan maka dari
analisis tersebut di atas akan berjalan lagi menempuh tahapan yang sama
dalam rangka pengembangan dan penyesuaian hasil 'pilihan strategis'.
Proses maupun keluaran dari setiap tahap mempunyai kaitan atau saling
berpengaruh. Tahapan 'perakitan informasi' akan mempunyai kaitan timbal
balik dengan 'disain produk strategis'. Pilihan fokus strategis' akan
mempengaruhi hasil perakitan informasi dan 'disain produk strategis'.
Pengembangan altenatif akan berpengaruh pula pada 'pilihan fokus strategis'
dan 'disain produk strategis'. Pembandingan dan pengujian altematif akan
berpengaruh terhadap hasil 'perakitan informasi'. 'Pilihan fokus strategis' dan
'pengembangan altenatif. Sedangkan 'disain produk strategis' akan ditentukan
oleh hasil pembandingan dan pengujian altenatif penyelesaian masalah.
Gambar. Skema proses pilihan strategis
4. Konsepsi pilihan strategis

Uraian di atas yang dinyatakan dalam bentuk skema strategis merupakan tahapan
awal perumusan masalah. Kegunaan dari skema strategis tersebut terutama untuk
memperluas dan mengsistematisasikan proses intuitif mengenai suatu
pemasalahan.
Skema pilihan strategis ini tidaklah hanya terikat kepada kaitannya dengan bidang
profesi perencanaan kota saja tetapi dapat berkaitan dengan profesi lain yang
mempunyai kaitan dengan pilihan alokasi tata guna lahan seperti pengelolaan
pelayanan umum, kerekayasaan, pembiayaan pembangunan, disain, penjadwalan
investasi dan kebijaksanaan penataan personil misalnya.
Kegunaan lain dari skema pilihan strategis ini adalah sebagai suatu alat bantu di
dalam mengembangkan dan mengelola komunikasi dua arah antara perencana
dengan pembuat kebijakan dan pembuat keputusan dengan perwakilan masyarakat
(DPRD, Lembaga Swadaya Masyarakat, individu atau badan usaha swasta) yang
beragam pandangannya.
Dalam hal tersebut akan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dan
pemahaman tentang kesalingterkaitan antara berbagai lingkup keputusan dan
keterlibatan masing-masing pihak dalam pembangunan kota.
Secara konseptual di dalan 'proses pilihan strategis' ini dikenal unsur-unsur
lingkup yang mengandung 'pilihan jalur pilihan' yang mengkaitkan atau
mengkombinasikan antara pilihan yang sama di wilayah-wilayah perencanaan.
Hasil penjabaran lingkup pilihan dan kombinasi pilihan tersebut dikemukakan
ke dalam bentuk suatu skema pilihan.

Sebagai suatu contoh dapat dikemukakan kasus 'pilihan strategis' berikut ini.
Misalnya 'lingkup pilihan' tentang penggunaan lahan di wilayah perencanaan
X yang mempunyai keterbatasan bahwa di wilayah ini tidak dimungkinkan
untuk mengembangkan lebih dari satu macam kegiatan fungsional secara
bersama sama. Sehubungan dengan pembangunan kompleks Sekolah Dasar
ada tiga lokasi yang memungkinkan yaitu wilayah X, wilayah 'Y' dan wilayah
'Z'. Disamping itu telah ada rencana Perum Perumnas untuk mengembangkan
perumahan di. wilayah perencanaan 'P' yang berdekatan dengan wilayah
perencanaan X yang pembangunannya akan segera dilaksanakan sebagai
suatu 'crash programme' pada tahun pertama Propeda. Tetapi pelaksanaan
pembangunan perumahan di wilayah 'P' ini masih mungkin diundurkan
sampai dengan tahun ketiga dari suatu Propeda (Program Pembangunan
Daerah) apabila ada pelaksanaan pembangunan perumahan di wilayah lain
(Selain wilayah 'P').
Sehubungan dengan ini pula maka pelibatan konsultan perencana akan
merupakan salah satu unsur lingkup pilihan yang harus diputuskan. Dalam
bentuk 'skema pilihan' unsur-unsur pilihan serta keterkaitannya dapat
dikemukakan dalam bentuk 'skema pilihan' (Gambar 2.2). Jalur pilihan
menyatakan bahwa pasangan pilihan yang sama-sama yang disarankan di
wilayah 'P' dan wilayah X adalah bertentangan (tidak berkesesuaian) karena
tidak saling menunjang tetapi mungkin dapat bersaing sehingga menjadi tidak
efisien.
Jadi apabila di wilayah 'X' akan dikembangkan perumahan sesuai dengan ke-
terbatasan tersebut di atas, tidak memungkinkan untuk membangun
kompleks sekolah dasar. Hal ini merupakan pertimbangan logika. Jadi antara
pilihan pembangunan perumahan di Wilayah 'P' dengan pilihan pembangunan
kornpleks sekolah dasar di wilayah X dapat ditarik jalur pilihan' yang
menyatakan 'ketidaksesuaian' antara dua pilihan ini.
Gambar. Pengertian Skema Pilihan
Pertimbangan lain dapat pula dikemukakan berdasarkan suatu pandangan
terhadap 'nilai' dari pola kebijaksanaan yang ada sekarang. Misalnya kalau di
wilayah perencanaan akan dipilih pembangunan perumahan maka akan terjadi
jalur pilihan' antara pilihan perumahan di wilayah X dengan pilihan kompleks
sekolah dasar di wilayah 'Z'. Artinya di sini ada, ketidaksesuaian mengingat
lokasi 'T letaknya terlalu jauh. Jadi dari segi pola kebijaksanaan yang
menghendaki agar fasilitas sekolah dasar sedekat mungkin dengan tempat
tinggal tidak dapat dipenuhi.
Apabila kaitan tersebut dipengaruhi juga oleh faktor ketidakpastian maka
dihubungkan dengan jalur pilihan' yang berbentuk garis putus. Misalnya
keterlibatan konsultan perencanaan dalam hal pembangunan perumahan
berskala besar di wilayah 'P'. Tapi apabila skala pembangunan perumahan itu
kecil misalnya hanya beberapa buah saja maka hal ini tidak akan memerlukan
keterlibatan konsultan perencana. Cara lain untuk mengemukakan 'pilihan
strategis' adalah dengan cara 'matriks pilihan'.
Model matriks ini mungkin akan lebih sesuai untuk mengemukakan
permasalahan dengan pilihan yang cukup banyak.
Segala komponen yang dikemukakan pada matriks ini sama dengan yang
diutarakan pada Gambar dalam bentuk 'skema pilihan'. Penentuan hubungan
pada setiap sel dapat didasarkan kepada 'bobot' yang ditentukan terlebih
dahulu.
Gambar. Skema Pilihan
Gambaran ini dapat menunjukkan kesesuaian maupun ketidaksesuaian
pilihan.
5. Pengembangan penyelesaian masalah

Penyelesaian masalah pada hakekatnya merupakan suatu keputusan yang


pasti mengenai cara mengatasi masalah dari sekian banyak pilihan cara
penyelesaian.
Jadi urutan pengembangan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut :

Telah diketahui bahwa pilihan untuk wilayah X adalah untuk lokasi


kompleks sekolah dasar. Disamping wilayah X ada kemungkinan wilayah
lain untuk menempatkan sekolah dasar yaitu di wilayah 'Y' dan 'Z'. Jalur
melalui X memungkinkan karena tidak ada jalur antara pilihan lokasi-lokasi
sekolah dasar dengan proyek perumahan di wilayah 'P'.
Jalur yang ada hanya antara waktu pembangunan perumahan yang
terlambat di'P' (misaInya pada tahun ketiga Propeda) dengan wilayah X
sebagai lokasi kompleks sekolah dasar. Jadi cabang yang melalui 'tahun
ketiga Propeda' tidak dilanjutkan tetapi tahun Pertarna Propeda dapat
dikembangkan.
Pada akhimya di kolom terakhir yang menyatakan jumlah penyelesaian
masalah dapat dilihat banyaknya usaha penyelesaian yang harus
dilaksanakan.
Pengembangan cara-cara penyelesaian masalah ini secara skematis
dapat digambarkan pada diagram berikut ini:

Gambar. Contoh Jaringan Penyelesaian Masalah


Secara teknis penganalisisan dari cara penyelesaian masalah pengembangan
kota dilakukan dengan teknik jaringan sebagaimana telah dikemukakan di
atas yang disebut sebagai feasible solution technique.
Dari skema jaringan analisis di atas dapat dilihat bahwa penyelesaian masalah
pengembangan kota di wilayah P ada 4 cara penyelesaian yaitu Cara
Penyelesaian 1; Cara Penyelesaian 2; Cara Penyelesaian 3 dan /atau Cara
Penyelesaian 4.

Dengan mempertimbangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh kawasan di


kota P misalnya ketersediaan lahan, sudah adanya jaringan prasarana utilitas
umum dan jalan serta prospek keefektifan pemanfaatan lahan dan prasarana
utifitas umum tersebut, maka penyelesaian masalah yang prospektif untuk
dikembangkan di kota P adalah Cara Penyelesaian 4 yaitu suatu
pembangunan perumahan pada lokasi Y di kota tersebut. Pembangunan ini
dilaksanakan pada awal tahun 2000 dan tidak memerlukan lagi konsultan
karena 'rencana pembangunan' yang disusun tahun 1998 masih layak untuk
menjadi dasar arahan pembangunan perumahan di kawasan Y di kota P
tersebut.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai