Anda di halaman 1dari 24

TRANSFUSI DARAH

Oleh : Meridatul Ulfa


12-135
KETENTUAN TENTANG TRANSFUSI DARAH

Pasien sehat dengan nilai


hematokrit < 30 %

Pasien anemia akut dengan


nilai hematokrit < 21 %

Pasien anemia kronik (ex :


gagal ginjal) dapat
mentoleransi konsentrasi
hemoglobin < 7 g/dl
MENURUT AMERICAN SOCIETY OF
ANESTHESIOLOGIST

Pasien dengan
kadar Hb 6-10
g/dl

Indikasi transfusi sel darah


merah autolog lebih banyak
dibandingkan dengan sel
Pertimbangkan
daah merah alogenk karena
fisiologi tubuh dan
resiko yang lebih rendah
oksigenasi jaringan
TAHUN 1998, HABIBI DKK MENGIKUTI
RULE OF THUMB

Kehilangan
Kadar Hb < 10
darah > 20 % Kadar Hb < 8
g/dl degan
voume darah g/dl
penyakit mayor
(>100 ml)
Kadar Hb < 10 Kadar Hb <12
g/dl setelah dan pasien
transfusi darah bergantung
autolog pada ventilator
PRODUK DARAH
1. Whole Blood
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit dan plasma
Bertujuan unuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan volum plasma dalam waktu bersamaan.
Setap kantong berisi 250 ml darah dan 37 ml
antikoagulan.
Lama penyimpanan pada sitrat fosfat dekstrosa (CPD)
adalah 21 hari, sedangkan CPD adenin (CPDA) adalah
35 hari.
2. Pocked Red Blood Cell (PRBC)
Sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit
dan sedikit plasma dengan nilai Ht 60-70 %
Digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
ada pasien anemia yang membuuhkan tambahan eritrosit
untuk membawa O2
Volume sel darah merah pekat sekitar 150 -300 ml
dengan masa sel darah merah 100-200 ml
Lama penyimpanan sama dengan whole blood
3. Packed Red Blood Cell Leucocytocyte reduced
Kandungan leukosit < 5 x 106 leukosit/unit.

Digunakan untuk meningkatkan jumah sel darah


merah pada pasien yang menunjukkan gejaa anemia
4. Packed Red Blood Cell Washed
Sel darah merah dicuci dengan NS dan memiliki
Ht 70-80 % dengan volume 180 ml.
Komponen ini hanya bisa disimpan dalam waktu
24 jam
Pada orang dewasa, digunakan untuk mencegah
reaksi alergi yang berat atau berulang, transfusi
neonatal atau transfusi intrauterin
5. Packed Red Blood Cell frozen, Packed Red Blood Cell
Deglycerolized
Sel darah merah beku dibuat dengan penambahan
gliserol
Darah dibekukan pada suhu -65 0 C atau 200 0 C

Dapat disimpan selama 10 tahun


6. konsentrat trombosit
Berisi trombosit, sedikit leukosit an sel darah
merah serta plasma
Satu kantong memiliki volume 50 ml
7. Fresh Frozen Plasma = FFP
Plasma segar yang dibekukan dan disimpan pada
suhu minimal -20C dapat bertahan 1 tahun. Berisi
semua faktor koagulasi kecuali trombosit. Diberikan
untuk mengatasi defisiensi faktor koagulasi yang masih
belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III
8. Cryoprecipitate (Konsentrat Faktor VIIIc)
Dari plasma segar yang dibekukan (menjadi FFP),
kemudian dicairkan pada 4C dan disentrifuge. Jika
disimpan pada suhu -30C, dapat bertahan selama 12
bulan. Namun ingat, sebelum dipakai sediaan harus
dicairkan dulu pada 4C dan segera diberikan sebelum 6
jam. Dari 250 ml darah utuh, diperoleh 15-20 ml
cryoprecipitate yang berisi 50-75 IU faktor VIIIc dan 40-
125 mg fibrinogen.
Indikasi penggunaannya adalah untuk
defisiensi faktor VIIIc, hemofilia A, penyakit Von
Willebrand, afibrinogenemia (kongenital maupun
acquired / DIC). Karena waktu paruh faktor VIII
adalah 12 jam, maka pemberiannya harus
diulang.
REAKSI TRANSFUSI
I. Reaksi Hemolitik Akut (Acute Hemolytic Reaction)
Reaksi hemolisis akut adalah reaksi yang disebabkan
inkompatibilitas sel darah merah. Antibodi dalam
plasma pasien akan melisiskan sel darah merah yang
inkompatibel. Meskipun volume darah inkompatibel
hanya sedikit (10-50 ml) namun sudah dapat
menyebabkan reaksi berat. Semakin banyak volume
darah yang inkompatibel maka akan semakin
meningkatkan risiko
rasa panas di muka (flushing)
nyeri di tempat infuse

nyeri dada atau punggung

Gelisah

Cemas

Mual atau diare

dispnea.

Tanda berupa demam dan menggigil serta temuan


khas pada syok dan gagal ginjal. Pada pasien koma atau
dalam anestesi, indikasi pertama mungkin
hemoglobulinuria, atau perdarahan generalisata akibat
koagulasi intravaskuler diseminata.
Penatalaksanaan hemolisis akibat reaksi transfusi
Segera menghentikan transfusi, lakukan terapi
simptomatik dengan anti piretik oral/supp dan/atau anti
histamine iv, setelah 15-30 menit berikan hidrokortison
dan epinefrin iv kemudian infuse manitol 10 % yang
diteruskan dengan pemberian bikarbonat natrikus serta
diuretika
II. Reaksi alergi
Reaksi alergi terjadi pada 1% dari semua transfusi
darah, sering terjadi pada orang orang dengan
riwayat alergi, dan yang lebih sering lagi pada orang
orang yang telah banyak mendapat transfusi darah
sebelumnya. Reaksi alergi ini disebabkan oleh adanya
antibody dalam tubuh penderita terhadap protein
dalam plasma donor, atau pemindahan alergi dari
donor
Tanda dan Gejala
Urtikaria disertai gatal, biasanya timbul segera
mulainya transfusi.
Dapat disertai demam, sakit kepala dan muntah.

Edema pada muka, bibir, dan kelopak mata.

Edema laring jarang, namun bila timbul merupakan


komplikasi yang berat.
Dapat timbul gejala gejala asma bronchial.

Jarang terjadi reaksi anafilaktik dengan gejala shok,


tetapi bila ada, maka tanda awalnya adalah takikardi,
impotensi dan sesak nafas.
Penatalaksanaan
Bila gejala alergi ringan berupa urtikaria, transfusi
diperlambat dan diberikan antihistamin iv.
Bila timbul gejala gejala berat, transfusi dihentikan
dan diberikan adrenalin, antihistamin dan
kortikosteroid
III. Reaksi Demam Non Hemolitik / Aloimunisasi
Reaksi imunologi ini disebabkan rangsangan
aloantigen asing yang terdapat pada eritrosit, leukosit,
trombosit dan protein plasma. Bila resipien mendapat
transfusi yang mengandung antigen tersebut maka
akan terjadi pembentukan antibodi sehingga kelak bila
mendapat transfusi dapat terjadi mediasi imunologi.
Komplikasi ini hanya terdapat pada pasien yang perlu
berulang-ulang mendapat transfusi atau memerlukan
sejumlah darah yang banyak, sekitar 10 kali transfusi
Tanda dan Gejala
Demam timbul secara tiba tiba. Biasanya - 3 jam
mulainya transfusi. Suhu badan sekitar 38 C 40 C.
Biasanya disertai menggigil, penderita gelisah, sakit
kepala dan disertai mual dan muntah.
Jarang menimbulkan bahaya pada penderita, kecuali bila
penderita dengan keadaan umum buruk.
Penatalaksanaan
Selimuti penderita agar tidak kedinginan

Anti piretika dan anti histamin dan/atau kortikosteroid.

Sedativa bila penderita gelisah.

Transfusi diperlambat, Bila tidak ada perbaikan transfusi


dihentikan atau digant
IV. Reaksi Anafilaksis
Reaksi anafilaktik ini sangat jarang, diperkirakan
hanya terjadi pada 1 dari 170.000 transfusi. Reaksi
anafilaktik dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi
IgA dan pasien yang memiliki antibodi anti-IgA. Dua
tanda klasik reaksi anafilaktik segera terjadi yaitu
gejala hanya setelah beberapa millimeter darah atau
plasma dimasukkan tanpa adademam. Sitokin dalam
plasma merupakan salah satu penyebab
bronkokonstriksi dan vasokonstriksi pada resipien
tertentu.
Tanda dan Gejala
Batuk batuk dengan kesulitan bernafas,
disertai bronkospasme.
Mual, muntah terkadang disertai dengan diare
dan dengan abdominal cramps
Penurunan kesadaran, hipotensi, bradikardi, dan
shok.
Tampak beberapa saat setelah diberikannya
transfusi.
Penatalaksanaan
Hentikan transfusi

Prinsipnya ABC, yaitu dengan bebaskan jalan nafas


dan berikan bantuan nafas serta sirkulasi agar tetap
stabil.
Berikan epinepherin (0,4 ml dari 1:1000 solution) sc/im

Berikan cairan koloid jika memungkinkan

Jangan berikan kembali transfusi, lakukan


pemantauan tanda tanda vital secara intensif sampai
stabil.

Anda mungkin juga menyukai