1
Antifungal merupakan obat anti jamur merupakan obat
yang berdaya menghentikan pertumbuhan dan
mematikan jamur yang menyerang manusia. Anti jamur
terutama digunakan pada mycosis permukaan setempat
(topical), pada mycosis umum (sistemis) yang meliputi
organ dalam (misalnya candidiasis, actinomycosis, dan
aspergilosis). 3
2
Sterol membran plasma
mengikat secara langsung ergosterol dan channel ion di
membran sel jamur, gangguan permeabilitas berupa
kebocoran ion kalium dan menyebabkan kematian sel
Dinding sel
glukan tidak terbentuk, integritas struktural
dan morfologi sel jamur akan mengalami lisis.
3
Golongan Golongan Golongan
Alilamine/Benzil
Azol-Imidazol amine Polien
Klotrimazol Naftidine Nistatin
Ekonazol Terbinafine
Ketokonazol Butenafine
Mikonazol
Oxikonazol
Sertakonazol
Sulkonazol
Ciclopiroxolamine; Undecylenic acid; Salep
Whitefield;Amorolfin; Haloprogin; Castellanis paint;
Lain-lain: Alumunium Chloride; Gentian Violet; Potassium Permanganat;
Selenium Sulphide; Zinc Pyrithione; Sodium Thiosulfate dan
Salicylic Acid ; Prophylen Glycol
4
Golongan Imidazol
Bersifat fungistatik
Mekanisme: memblok biosintesis ergosterol (derivat
sterol penyusun membran sel fungal).
Deplesi ergosterol gangguan fungsi membran
tidak cocok untuk pertumbuhan dan ketahanan hidup
fungal.
5
oral troches (10 mg) 5 kali
dermatifitosis, sehari selama 2 minggu
kandidiasis atau lebih,
oral, kutaneus vaginal tab 500 mg ke-1,
200 mg ke-2/ 100 mg ke-6
dan genital. , krim klotrimazol 1%
dosis selama 2-4 minggu
dan dioleskan 2 kali
sehari.1
2.Klotrimazole
6
* 150 mg
intravagina 3 hari
berturut-turut
* Krim 1 % 2-4
minggu 3% pasien
* Kandidiasis mengalami
vaginalis eritema lokal,
* Infeksi jamur sensasi terbakar,
kulit tersengat, atau
gatal. 7,8
2.Ekonazole
7
* 200 mg intravagina
7hari berturut-turut
*oral gel 25 mg
4xsehari
* Krim 2 % 2-4
minggu 2x/ hari
Dermatofitosis,
ptiriasis versicolor, Gatal, iritasi, kram
kandidiasis oral, pelvis, sakit kepala,
kutaneus, genital urtika, skin rash
3.
Mikonazole
8
Krim 1 % 2-4 minggu
Dermatofitosis,
1x/hr, 2x/hr
ptiriasis versicolor,
dermatitis seboroik
kutaneus
candidiasis, Shampoo 2% 2x
dermatitis seboroik /mgg selama 8 mgg
4.
Ketokonazole
9
Fungal
kutaneus,
mukokutaneus
Polien :
Nistatin
Vaginal
Mual,
supp
muntah,
100.000iu
diare
14 hari
10
Golongan Allylamines dan Benzylmines
Bersifat fungisidal
Mekanisme: menghambat sintesis ergosterol
(komponen esensial dari membran sel fungal)
kelemahan membran sel, peningkatan permeabilitas
membran, akumulasi intraseluler prekursor sterol.
Allylamines bekerja pada tahap awal dalam jalur
biosintesis ergosterol (squalene epoxidase inhibition)
dan menghambat cytochrome P-450 independent.
11
Krim, gel, solusio
spray, solusio 1%
Alilamine/
Benzilamine
12
Agen Frekuensi Pemakaian Durasi Pemakaian
Naftidine Krim 1x sehari Digunakan selama dua
Gel 2x sehari minggu atau lebih
Terbinafine Tinea pedis Minimal 1 minggu
(interdigital) 2x
sehari Minimal 2 minggu
Tinea pedis (plantar)
2x sehari Minimal 1 minggu,
Tinea pada tempat lain sampai 4 minggu
Butenafine 1-2x sehari Min. 1 minggu jika 2x1,
Tinea pedis 1-2x min. 4 minggu jika 1x1
sehari Minimal 2 minggu
14
Lain-lain: Ciclopirox Olamine
15
Lain-lain: Ciclopirox Olamine
Indikasi:
Dermatofita, kandidiasis kutaneus, pitiriasis versikolor: 2x1
selama 2 minggu - 1 bulan/lebih.
Dermatitis seboroik: penggunaan selama 2 minggu, dan
Onikomikosis: dengan sediaan nail lacquer selama 48 minggu.
16
Lain-lain: Ciclopirox Olamine
17
2. Lain-lain : Asam udesilanat
Fungistatik
Sediaan: salep, krim, bedak spray powder,
sabun, cairan
Indikasi : tinea pedis, diaper rash, tine
kruris
18
Golongan Triazol Golongan Allylamines
Itrakonazol Terbinafine
Flukonazol
Ketokonazol
Griseofulvin
Lain-lain:
Golongan Allylamines: Terbinafine
Bersifat fungisidal
20
Golongan Allylamines: Terbinafine
21
Dewasa Anak
Onikomikosis Kuku tangan: 250 3-6 mg/kg/hari x
mg/hari x 6 6-12 minggu
minggu
Kuku kaki: 250
Tinea kapitis mg/hari x 12 Infeksi
minggu Trichophyton: 3-6
Tinea korporis, 250 mg/hari x 2-8 mg/kg/hari x 2-4
tinea kruris minggu minggu
Tinea pedis 250 mg/hari x 1-2 Infeksi
(moccasin) minggu Microsporum: 3-6
Dermatitis 250 mg/hari x 2 mg/kg/hari x 6-8
seboroik minggu minggu 22
Golongan Triazol
23
Golongan Triazol
24
Golongan Triazol
25
Golongan Imidazol: Ketokonazol
26
Lain-lain: Griseofulvin
Bersifat fungistatik
Memiliki aktivitas antifungal berspektrum sempit
Mekanisme: mengganggu mitosis spindle mikrotubuli
penghentian mitosis pada saat metafase.
Indikasi: sebagai terapi infeksi dermatofita. Tidak
efektif untuk kandidiasis, infeksi fungal dalam, atau
pitiriasis versikolor.
Merupakan drug of choice untuk terapi tinea kapitis
27
Lain-lain: Griseofulvin
Bentuk sediaan:
Tablet ultramicrosize 125 mg, 165 mg, 250 mg, dan 330 mg;
Ttablet microsize 250 mg dan 500 mg; dan suspensi 125 mg/5
mL.
Efek samping: berkaitan dengan traktus
gastrointestinal dan sistem saraf pusat seperti pusing,
dizziness, dan insomnia.
28
Topikal Sistemik
Azoles Amfoterisin B
Nistatin Terbinafine
Ciclopiroxolamine Griseofulvin
Amorolfine
29
Topikal :
Azoles : minimal penyerapan, aman pada
tahap kehamilan apapun.
Nistatin : - kategori A.
- hipospadia pada janin
- hindari UK 8-14 minggu
Ciclopiroxolamine: Kategori B
Amorolfine: Onikomikosis, kategori B
30
Sistemik :
Amfoterisin B : Kategori B
Terbinafine : kategori B, hindari saat
menyusui
Griseofulvin: Kategori C, tumorigenik,
embriotoksik, teratogenik
31
Tidak aman bagi kehamilan
Ketokonazol
Flukonazole
Sistemik
Itrakonazole
Flucytosine
32
Topikal
Potasium iodide :
Iodide dengan mudah melintasi plasenta dan
penggunaannya telah dikaitkan dengan
perkembangan goiter ganas dengan
beberapa kasus trakea compression dan
kematian. Penulis lain telah melaporkan
paparan gondok janin selama trimester
ketiga tanpa konsekuensi maternal-janin
yang buruk.
33
Sistemik
Ketokonazole : mempengaruhi
diferensiasi organ seks pada janin
Flukonazole : kelainan kraniofasial,
tulang rusuk. Kategori D
Itrakonazol : kelainan kraniofasial, tulang
rusuk
Flucytosine : kategori C, kelainan
sumsum tulang
34
Pregnancy Risk
Category Description
A controlled studies of women failed to demonstrate a risk to the fetus in the first trimester, and the
possibility of fetal harm appears remote (yaitu obat obat yang telah banyak digunakan oleh
wanitahamil tampa disertai kenaikan frequensi malformasi janin )
B either animal studies do not indicate a risk to the fetus and there have been no controlled studies in
pregnant women, or animal studies have indicated fetal risk but controlled studies of pregnant women failed
to demonstrate a risk (yaitu obat obat yang pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas , tdk
terbukti meningkatkan frequensi Malformasi )
C either animal studies indicate a fetal risk and there have been no controlled studies of women, or
there are no available reports of studies of women or animals (Merupakan obat obatan yang dpt
memberikan pengaruh buruk pada janin , tampa disertai malformasi anatomik , semata matakrn
efek farmakologiknya . umumnya bersifat reversibel (membaik kembali )
D there is positive evidence of fetal risk, but there may be certain situations where the benefit may
outweigh the risk (e.g. life-threatening or serious diseases for which other drugs are ineffective or carry a
greater risk)/ (Obat obat yang terbukti menyebabkan kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin yangbersifat ireversibel ( tdk dpt membaik kembali ) dan
mempunyaiefek farmakologik yang merugikan terhadap janin )
X there is definite fetal risk, according to studies of animals or humans or on the basis of human
experience, and the risk clearly outweighs any benefit in pregnant women (Obat obat yang termasuk
dalam katagori ini adalah yang telahterbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh
burukyang menetap ( ireversibel ) pada janin jika diminum padamasa hamil .Obat katagori ini
merupakan kontra indikasi mutlak selamakehamilan ) 35
Penyakit jamur yang paling tersering pada
pasien dengan immunocompromised
adalah Kandidiasis oral
TanpaART diprediksi mempercepat
perkembangan AIDS 25 bulan
Flukonazole IV sangat sesuai diberikan
pada pasien HIV karena besifat hidrofilik,
bioavaibilitas 80-90% melalui IV, dan dapat
meningkatkan kerja obat ARV(zidovudin)
Secara umum, pada pasien
immunocompromised dapat diterapi
dengan antijamur sistemik.
36
37