Anda di halaman 1dari 37

Oleh:

Elsya Natalia P, S.Ked


15.710.263

Pembimbing: dr. Dhita Karina, Sp.KK

1
Antifungal merupakan obat anti jamur merupakan obat
yang berdaya menghentikan pertumbuhan dan
mematikan jamur yang menyerang manusia. Anti jamur
terutama digunakan pada mycosis permukaan setempat
(topical), pada mycosis umum (sistemis) yang meliputi
organ dalam (misalnya candidiasis, actinomycosis, dan
aspergilosis). 3

2
Sterol membran plasma
mengikat secara langsung ergosterol dan channel ion di
membran sel jamur, gangguan permeabilitas berupa
kebocoran ion kalium dan menyebabkan kematian sel

Sintesis asam nukleat


menterminasi secara dini rantai RNA dan menginterupsi
sintesis DNA

Dinding sel
glukan tidak terbentuk, integritas struktural
dan morfologi sel jamur akan mengalami lisis.

3
Golongan Golongan Golongan
Alilamine/Benzil
Azol-Imidazol amine Polien
Klotrimazol Naftidine Nistatin
Ekonazol Terbinafine
Ketokonazol Butenafine
Mikonazol
Oxikonazol
Sertakonazol
Sulkonazol
Ciclopiroxolamine; Undecylenic acid; Salep
Whitefield;Amorolfin; Haloprogin; Castellanis paint;
Lain-lain: Alumunium Chloride; Gentian Violet; Potassium Permanganat;
Selenium Sulphide; Zinc Pyrithione; Sodium Thiosulfate dan
Salicylic Acid ; Prophylen Glycol
4
Golongan Imidazol

Bersifat fungistatik
Mekanisme: memblok biosintesis ergosterol (derivat
sterol penyusun membran sel fungal).
Deplesi ergosterol gangguan fungsi membran
tidak cocok untuk pertumbuhan dan ketahanan hidup
fungal.

5
oral troches (10 mg) 5 kali
dermatifitosis, sehari selama 2 minggu
kandidiasis atau lebih,
oral, kutaneus vaginal tab 500 mg ke-1,
200 mg ke-2/ 100 mg ke-6
dan genital. , krim klotrimazol 1%
dosis selama 2-4 minggu
dan dioleskan 2 kali
sehari.1

2.Klotrimazole

6
* 150 mg
intravagina 3 hari
berturut-turut
* Krim 1 % 2-4
minggu 3% pasien
* Kandidiasis mengalami
vaginalis eritema lokal,
* Infeksi jamur sensasi terbakar,
kulit tersengat, atau
gatal. 7,8

2.Ekonazole

7
* 200 mg intravagina
7hari berturut-turut
*oral gel 25 mg
4xsehari
* Krim 2 % 2-4
minggu 2x/ hari
Dermatofitosis,
ptiriasis versicolor, Gatal, iritasi, kram
kandidiasis oral, pelvis, sakit kepala,
kutaneus, genital urtika, skin rash

3.
Mikonazole

8
Krim 1 % 2-4 minggu
Dermatofitosis,
1x/hr, 2x/hr
ptiriasis versicolor,
dermatitis seboroik
kutaneus
candidiasis, Shampoo 2% 2x
dermatitis seboroik /mgg selama 8 mgg

4.
Ketokonazole

9
Fungal
kutaneus,
mukokutaneus

Polien :
Nistatin

Vaginal
Mual,
supp
muntah,
100.000iu
diare
14 hari

10
Golongan Allylamines dan Benzylmines

Bersifat fungisidal
Mekanisme: menghambat sintesis ergosterol
(komponen esensial dari membran sel fungal)
kelemahan membran sel, peningkatan permeabilitas
membran, akumulasi intraseluler prekursor sterol.
Allylamines bekerja pada tahap awal dalam jalur
biosintesis ergosterol (squalene epoxidase inhibition)
dan menghambat cytochrome P-450 independent.

11
Krim, gel, solusio
spray, solusio 1%

tinea pedis, tinea rasa terbakar/nyeri


kruris, tinea tajam yang ringan,
korporis, pitiriasis eritema, iritasi,
versikolor, dan pruritus, dermatitis
kandidiasis kontak iritan akut,
intertriginosa serta kulit kering pada
kutaneus area yang dioleskan

Alilamine/
Benzilamine

12
Agen Frekuensi Pemakaian Durasi Pemakaian
Naftidine Krim 1x sehari Digunakan selama dua
Gel 2x sehari minggu atau lebih
Terbinafine Tinea pedis Minimal 1 minggu
(interdigital) 2x
sehari Minimal 2 minggu
Tinea pedis (plantar)
2x sehari Minimal 1 minggu,
Tinea pada tempat lain sampai 4 minggu
Butenafine 1-2x sehari Min. 1 minggu jika 2x1,
Tinea pedis 1-2x min. 4 minggu jika 1x1
sehari Minimal 2 minggu

Tinea pada tempat lain Minimal 2 minggu


1x sehari
13
Lain-lain: Ciclopirox Olamine

Mekanisme: mengganggu transport aktif prekursor


selular inisial pada membran, khususnya kation
trivalen gangguan fungsi selular kematian fungal.
Jika konsentrasi obat cukup tinggi, akan menyebabkan
ketidakseimbangan integritas membran fungal.

14
Lain-lain: Ciclopirox Olamine

melawan bakteri Gram positif dan negatif


dibandingkan golongan imidazol dan allylamines.
Mampu berpenetrasi melalui keratin dengan mudah
rekomendasi terapi onikomikosis.

15
Lain-lain: Ciclopirox Olamine

Indikasi:
Dermatofita, kandidiasis kutaneus, pitiriasis versikolor: 2x1
selama 2 minggu - 1 bulan/lebih.
Dermatitis seboroik: penggunaan selama 2 minggu, dan
Onikomikosis: dengan sediaan nail lacquer selama 48 minggu.

16
Lain-lain: Ciclopirox Olamine

Bentuk sediaan: Krim dan losion 0,77%, shampo dan


solusio 1%, nail lacquer 8%
Efek samping: Dermatitis kontak alergi jarang terjadi.
Pada pasien dengan reaksi alergi terhadap ciclopirox,
dapat diberikan imidazol karena memiliki struktur
kimiawi yang berbeda.

17
2. Lain-lain : Asam udesilanat
Fungistatik
Sediaan: salep, krim, bedak spray powder,
sabun, cairan
Indikasi : tinea pedis, diaper rash, tine
kruris

18
Golongan Triazol Golongan Allylamines

Itrakonazol Terbinafine
Flukonazol
Ketokonazol

Griseofulvin
Lain-lain:
Golongan Allylamines: Terbinafine

Bersifat fungisidal

Mekanisme: menghambat enzim squalene epoxidase


pada membran sel fungal sehingga memblok
biosintesis dari ergosterol.

20
Golongan Allylamines: Terbinafine

Mudah diabsorpsi dari traktus gastrointestinal,


sebagian besar dalam bentuk kilomikron.
Waktu paruh 1,5 jam dan dieliminasi sekitar 22 jam.
Sangat lipofilik dan keratofilik.
Terbinafine diproses di hati dan lebih dari 80% obat di
ekskresikan melalui urin, sisanya melalui feses.
Indikasi: terapi onikomikosis yang disebabkan oleh
dermatofita, beberapa bentuk tinea korporis dan tinea
kapitis

21
Dewasa Anak
Onikomikosis Kuku tangan: 250 3-6 mg/kg/hari x
mg/hari x 6 6-12 minggu
minggu
Kuku kaki: 250
Tinea kapitis mg/hari x 12 Infeksi
minggu Trichophyton: 3-6
Tinea korporis, 250 mg/hari x 2-8 mg/kg/hari x 2-4
tinea kruris minggu minggu
Tinea pedis 250 mg/hari x 1-2 Infeksi
(moccasin) minggu Microsporum: 3-6
Dermatitis 250 mg/hari x 2 mg/kg/hari x 6-8
seboroik minggu minggu 22
Golongan Triazol

Golongan triazol Itrakonazol dan flukonazol


Dengan struktur cincin triazol yang tidak ditemukan
pada golongan imidazol.
Mekanisme: menghambat 14--Demethylase yang
dibutuhkan untuk konversi lanosterol menjadi
ergosterol akumulasi 14--methylsterols
gangguan permeabilitas membran, perubahan ikatan
enzim pada membran, dan penghentian pertumbuhan
sel fungal

23
Golongan Triazol

Indikasi: Itrakonazol lini pertama untuk Candida dan


spesies non dermatofita. Dapat digunakan sebagai
terapi tinea kapitis dan onikomikosis yang disebabkan
oleh dermatofita.
Flukonazol lini pertama untuk kandidiasis
mukokutaeus. Selain itu untuk tinea kapitis, kandidiasis
vaginalis, tinea pedis, dan pitiriasis versikolor

24
Golongan Triazol

Bentuk sediaan: Itrakonazol kapsul 100 mg, solusio


oral 10 mg/mL, dan solusio intravena
Flukonazol tersedia dalam tablet sediaan 50 mg, 100
mg, 150 mg, dan 200 mg; solusio 10 mg/mL dan 40
mg/mL; dan intravena
Efek samping paling umum gangguan
gastrointestinal. Hepatotoksik jarang terjadi.

25
Golongan Imidazol: Ketokonazol

Ketokonazol diperkenalkan pada tahun 1970-an


sebagai antifungal pertama yang efektif golongan azol.
Karena banyaknya efek samping dan tersedianya obat
lain yang lebih aman, ketokonazol tidak digunakan
sebagai terapi lini pertama untuk infeksi dermatofita
atau Candida.

26
Lain-lain: Griseofulvin

Bersifat fungistatik
Memiliki aktivitas antifungal berspektrum sempit
Mekanisme: mengganggu mitosis spindle mikrotubuli
penghentian mitosis pada saat metafase.
Indikasi: sebagai terapi infeksi dermatofita. Tidak
efektif untuk kandidiasis, infeksi fungal dalam, atau
pitiriasis versikolor.
Merupakan drug of choice untuk terapi tinea kapitis

27
Lain-lain: Griseofulvin

Bentuk sediaan:
Tablet ultramicrosize 125 mg, 165 mg, 250 mg, dan 330 mg;
Ttablet microsize 250 mg dan 500 mg; dan suspensi 125 mg/5
mL.
Efek samping: berkaitan dengan traktus
gastrointestinal dan sistem saraf pusat seperti pusing,
dizziness, dan insomnia.

28
Topikal Sistemik
Azoles Amfoterisin B

Nistatin Terbinafine

Ciclopiroxolamine Griseofulvin

Amorolfine

29
Topikal :
Azoles : minimal penyerapan, aman pada
tahap kehamilan apapun.
Nistatin : - kategori A.
- hipospadia pada janin
- hindari UK 8-14 minggu

Ciclopiroxolamine: Kategori B
Amorolfine: Onikomikosis, kategori B

30
Sistemik :
Amfoterisin B : Kategori B
Terbinafine : kategori B, hindari saat
menyusui
Griseofulvin: Kategori C, tumorigenik,
embriotoksik, teratogenik

31
Tidak aman bagi kehamilan

Topikal Potasium iodide

Ketokonazol
Flukonazole
Sistemik

Itrakonazole
Flucytosine

32
Topikal
Potasium iodide :
Iodide dengan mudah melintasi plasenta dan
penggunaannya telah dikaitkan dengan
perkembangan goiter ganas dengan
beberapa kasus trakea compression dan
kematian. Penulis lain telah melaporkan
paparan gondok janin selama trimester
ketiga tanpa konsekuensi maternal-janin
yang buruk.
33
Sistemik
Ketokonazole : mempengaruhi
diferensiasi organ seks pada janin
Flukonazole : kelainan kraniofasial,
tulang rusuk. Kategori D
Itrakonazol : kelainan kraniofasial, tulang
rusuk
Flucytosine : kategori C, kelainan
sumsum tulang
34
Pregnancy Risk
Category Description

A controlled studies of women failed to demonstrate a risk to the fetus in the first trimester, and the
possibility of fetal harm appears remote (yaitu obat obat yang telah banyak digunakan oleh
wanitahamil tampa disertai kenaikan frequensi malformasi janin )

B either animal studies do not indicate a risk to the fetus and there have been no controlled studies in
pregnant women, or animal studies have indicated fetal risk but controlled studies of pregnant women failed
to demonstrate a risk (yaitu obat obat yang pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas , tdk
terbukti meningkatkan frequensi Malformasi )

C either animal studies indicate a fetal risk and there have been no controlled studies of women, or
there are no available reports of studies of women or animals (Merupakan obat obatan yang dpt
memberikan pengaruh buruk pada janin , tampa disertai malformasi anatomik , semata matakrn
efek farmakologiknya . umumnya bersifat reversibel (membaik kembali )
D there is positive evidence of fetal risk, but there may be certain situations where the benefit may
outweigh the risk (e.g. life-threatening or serious diseases for which other drugs are ineffective or carry a
greater risk)/ (Obat obat yang terbukti menyebabkan kejadian malformasi janin pada manusia atau
menyebabkan kerusakan janin yangbersifat ireversibel ( tdk dpt membaik kembali ) dan
mempunyaiefek farmakologik yang merugikan terhadap janin )

X there is definite fetal risk, according to studies of animals or humans or on the basis of human
experience, and the risk clearly outweighs any benefit in pregnant women (Obat obat yang termasuk
dalam katagori ini adalah yang telahterbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pengaruh
burukyang menetap ( ireversibel ) pada janin jika diminum padamasa hamil .Obat katagori ini
merupakan kontra indikasi mutlak selamakehamilan ) 35
Penyakit jamur yang paling tersering pada
pasien dengan immunocompromised
adalah Kandidiasis oral
TanpaART diprediksi mempercepat
perkembangan AIDS 25 bulan
Flukonazole IV sangat sesuai diberikan
pada pasien HIV karena besifat hidrofilik,
bioavaibilitas 80-90% melalui IV, dan dapat
meningkatkan kerja obat ARV(zidovudin)
Secara umum, pada pasien
immunocompromised dapat diterapi
dengan antijamur sistemik.
36
37

Anda mungkin juga menyukai