Anemia Rough
Anemia Rough
Perceptor :
Sangariswari Ganeson
Definisi
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer.
Kriteria anemia menurut WHO adalah:
Hitung Retikulosit
skrining awal untuk membedakan etiologi anemia. Normalnya, retikulosit adalah sel darah merah
yang baru dilepas dari sumsum tulang. Retikulosit mengandung residual RNA yang akan
dimetabolisme dalam waktu 24-36 jam (waktu hidup retikulosit dalam sirkulasi). Kadar normal
retikulosit 1-2% yang menunjukkan penggantian harian sekitar 0,8-1% dari jumlah sel darah merah
di sirkulasi.
Indeks retikulosit merupakan perhitungan dari produksi sel darah merah. Nilai retikulosit
akan disesuaikan dengan kadar hemoglobin dan hematokrit pasien berdasarkan usia, gender, sarta
koreksi lain bila ditemukan pelepasan retikulosit prematur (polikromasia). Hal ini disebabkan
karena waktu hidup dari retikulosit prematur lebih panjang sehingga dapat menghasilkan nilai
retikulosit yang seolah-olah tinggi.
A. Definisi
Anemia megaloblastik adalah anaemia yang disebabkan
abnormalitas hematopoesis dengan karakteristik dismaturasi
nukleus dan sitoplasma sel mieloid dan eritroid sebagai akibat
gangguan sintesis DNA.
Etiologi
Defisiensi asam folat
Asupan Kurang
Gangguan Nutrisi : Alkoholisme, bayi prematur, orang tua, hemodialisis, anoreksia nervosa.
Malabsorbsi : Alkoholisme, celiac dan tropical sprue, gastrektomi parsial, reseksi usus
halus, Crohns disease, skleroderma, obat anti konvulsan (fenitoin, fenobarbital,
karbamazepin), sulfasalazine, kolestiramin, limfoma intestinal, hipotiroidisme.
a. Didapat
Radiasi
Bahan Kimia : benzen, arsen
Obat-obatan : klorampenikol, obat-obat kemoterapi (6-merkaptopurin,
vinkristin, busulfan), fenilbutazon, antikonvulsan, senyawa sulfur, emas.
Infeksi: virus hepatitis (non-A, non-B, non-C), Epstein Barr Virus,
Parvovirus B19, HIV, sitomegalovirus
Kelainan Imunologis : eosinophillic fascitis
Kehamilan
Kelainan Kongenital atau Bawaan
Sindroma Fanconi
Sindroma Shwachman- Diamond
Kongenital Diskeratosis
Klasifikasi
Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi Kriteria
Anemia aplastik berat
selularitas sumsum < 25%
tulang 1. hitung neutrofil
1. sitopenia <500/L
sedikitnya 2 dari 3 2. hitung trombosit
seri sel darah <20.000/ L
3. hitung
retikulosit
absolut
<60.000/ L
Anemia aplastik sangat berat Idem, kecuali hitung neutrofil <2000/ L
Anemia aplastik tidak berat Sumsum tulang hiposelularitas namun
sitopenia tidak memenuhi kriteria berat
Tanda dan Gejala Klinis
Anemia aplastik mungkin muncul mendadak (dalam beberapa hari)
atau perlahan-lahan (berminggu-minggu atau berbulan-bulan)
Anamnesa:
Dapat ditemukan keluhan:
Trombositopenia (manifestasi awal) : perdarahan gusi, GIT, epistaksis, menoragia,
petekie, perdarahan retina
Anemia : lemah, pucat, dyspnea, jantung berdebar
Leukopenia : sering terkena infeksi
Sistemik: sakit kepala, demam, penurunan berat badan, nafsu makan menurun
Pemeriksaan fisik
Petekie, ekimosis
Perdarahan retina
Perdarahan serviks
Darah pada feses
Pucat pada kulit dan mukosa membran
Cafe au lait spot dan perawakan yang pendek (Fanconi syndrome)
Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria dibawah
ini:
jumlah granulosit < 500/ L
Jumlah platelet <20.000/ L
Hitung retikulosit < 40 x 109/L
Selularitas sumsum tulang <25%
Terapi
Menghindari kontak dengan toksin/ obat penyebab
Umum: menghindari kontak dengan penderita
infeksi, isolasi, menggunakan sabun antiseptik, sikat
gigi lunak, obat pelunak buang air besar,
pencegahan menstruasi: obat anovulatoir
Transfusi:
PRC
Trombosit: profilaksis pada penderita dengan
trombosit <10.000-20.000/mm3. Bila
terdapat infeksi, perdarahan, demam, maka
diperlukan transfusi pada kadar trombosit
yang lebih tinggi.
Granulosit : tidak bermanfaat sebagai
profilaksis. Dapat dipertimbangkan
pemberian 1 x 1010 neutrofil selama 4-7 hari
pada infeksi bakterial yang tidak berespon
dengan pemberian antibiotik
Penanganan infeksi
Transplantasi sumsum tulang
Merupakan terapi terpilih untuk usia muda 9-40 tahun dengan anemi aplastik berat dan HLA
cocok
Imunosupresif
ATG (Anti Thymocyte Globulin)
Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari, diberikan selama 4-6 jam dalam larutan NaCl dengan filter
selama 8-14 hari, lakukan skin test terlebih dahulu. Untuk mencegah serum sickness,
diberikan Prednison 40mg/m2/hari selama 2 minggu, kemudian dilakukan tappering off.
Efek samping: demam, menggigil, rash, trombositopenia, serum sickness, hipotensi.
Catatan :
jika trombosit <50.000/mm3 sebelum dan sesudah ATG, perlu transfusi suspensi
trombosit
Jika ada serum sickness : metilprednisolon 10/mg/kgBB/hari IV atau
kortikosteroid yang setara
Cyclosporin A
Dosis : 3-7mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, penyesuaian dosis dilakukan setiap minggu untuk
mempertahankan kadar dalam darah 400-800 mg/ml.
Pengobatan diberikan minimal selama 3 bulan, bila ada respon, diteruskan sampai respon
maksimal, kemudian dosis diturunkan dalam beberapa bulan.
Kombinasi ATG dan Cyclosporin A
Stimulasi hematopoiesis dan regenerasi sumsum tulang
rh GM-CSF (rekombinan Human Granulocyte-Macrophage Colony Stimulating Factor)
Androgen : testosteron/ metil testosteron ; 1-2 mg/kgBB/ hari
Kortikosteroid : prednison 1-2 mg/kgBB/hari diberikan maksimum 3 bulan
Anemia Hemolitik