Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

Pengembangan perkotaan pasti diikuti oleh terjadinya alih fungsi


lahan secara besar-besaran.
Permukaan tanah yang hijau vegetatif berubah menjadi kawasan
kedap air sehingga tidak mampu merembeskan air hujan ke
dalam tanah secara alamiah dan dihasilkan koefisien limpasan
yang terus membesar dari waktu ke waktu, yang secara langsung
berpengaruh pada sistem drainase kawasan permukiman
dan/atau drainase perkotaan.
Drainase merupakan salah satu prasarana dan sarana dasar kota
yang dinilai cukup penting.
Permukiman yang baik sangat perlu memperhatikan kondisi saluran
drainasenya, sebab jika suatu permukiman tergenang, maka akan
sangat berdampak besar bagi kehidupan di wilayah tersebut,
bangunan-bangunan menjadi mudah rusak, lingkungan menjadi
tidak sehat dan permukiman menjadi kumuh.
DEFINISI DRAINASE
Menurut Suripin (2004) drainase
mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal.
FUNGSI DRAINASE
Mengeringkan daerah becek dan genangan air
sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada
tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan
dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan
sehingga tidak terjadi bencana banjir.
(Suryanti, dkk, 2013)
SISTEM JARINGAN DRAINASE
Air hujan yang jatuh dialirkan ke dalam saluran
yang dapat menampung air hujan tersebut.
Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke
sistem yang lebih besar.
Sistem yang paling kecil juga dihubungkan
denga saluran rumah tangga dan dan sistem
saluran bangunan infrastruktur lainnya,
sehingga apabila cukup banyak limbah cair
yang berada dalam saluran tersebut perlu
diolah (treatment). (Kodoatie, 2003)
BANGUNAN SISTEM FRAINASE
Saluran penerima (interseptor drain)
Saluran pengumpul (colector drain)
Saluran pembawa (conveyor drain)
Saluran induk (main drain)
Badan air penerima (receiving waters).
DRAINASE SKALA RUMAH TANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang
Berkelanjutan, ANDI, Yogyakarta.
Kodoatie, Robert. 2003. Manajemen dan
Rekayasa Infrastruktur, Pustaka Pelajar,
Jogyakarta
Suryanti, I., I N. Norken, I G. B. Sila Dharma,
Kinerja Sistem Jaringan Drainase Kota
Semarapura di Kabupaten Klungkung, Jurnal
Spektran Vol. 1. No. 1, Januari 2013, Universitas
Udayana Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai