Anda di halaman 1dari 44

TONASE KAPAL (TONNAGE)

Robert Taggart, Ship Design and Construction, SNAME,


Jersey City, NJ, 1980, pp. 197-201

Kalimantan Institut of Technology | www.itk.ac.id


Displacement tonnage
pada tahun 1423 hukum Inggris menentukan
bahwa minuman anggur (bukan buah) yang diimpor
harus dimuat dalam tong kayu yang disebut tun
dan ukurannya ditentukan.
Satu tun dapat berisi 252 gallon anggur yang
beratnya 2240 lbs. Kerajaan memungut pajak untuk
tiap tun yang diimpor.
Dari sini timbul istilah tonase (tonnage), yaitu
berapa banyak tun muatan suatu kapal.
Pada akhir abad ke 17, untuk muatan lain juga
mulai ditarik pajak, maka diperlukan suatu cara
untuk menghitung banyaknya muatan
Displacement tonnage
tahun 1720 Parlemen Inggris mengesahkan suatu Act
yang berisi rumus yang disebut the Builders Old
Measurement Rule untuk menentukan DWT kapal: 2
Rumus ini dipakai sampai tahun 1835. L B / 2
DWT
Rumus di Amerika Serikat dari tahun 1789 -1864. 94
Karena DWT dalam rumus di atas adalah fungsi B dan
tinggi geladak tidak termasuk, maka orang membuat
kapal yang sempit (B kecil) tetapi tinggi geladaknya
besar. Ini berarti kapal muatannya banyak tetapi
DWTnya kecil, berarti pajaknya sedikit, sehingga
menguntungkan pemilik. Tetapi stabilitas kapal menjadi
jelek.
Moorsom system (1854)
Inggris mengambil volume badan kapal sampai geladak
teratas dan bangunan atas tertutup sebagai dasar.
Dibentuk komisi dengan George Moorsom sebagai
ketua (secretary).
Komisi ini menghitung volume badan kapal seluruh
armada dagang Inggris dan jumlah tonase yang telah
didaftarkan (registered).
Jumlah volume ini dibagi dengan jumlah tonase,
didapatkan angka 98.22.
Moorsom system (1854)
Angka ini kemudian dibulatkan menjadi 100 dan tonase
kapal adalah volume badan kapal dan bangunan atas
tertutup dalam ft3 dibagi 100
disebut sistem Moorsom.
Dari sini timbul istilah register ton.
Meskipun masih berdasarkan sistem Moorsom,
beberapa negara dan pengelola terusan kemudian
mengeluarkan cara perhitungannya sendiri-sendiri,
sehingga suatu kapal mempunyai banyak tonase sesuai
dengan negara yang disinggahinya dan terusan yang
dilewatinya
League of Nation Study and Oslo Convention
Timbul pemikiran untuk menyatukan sistem
perhitungan tonase, supaya suatu kapal mempunyai
tonase yang sama di mana-mana.
Liga Bangsa Bangsa pada tahun 1925 memulai usaha ini
dan pada tahun 1939 draft cara perhitungan telah
berhasil disusun.
Tetapi pecah Perang Dunia II dan konperensi yang
direncanakan tidak jadi diadakan dan kemudian Liga
Bangsa Bangsa sendiri bubar.
League of Nation Study and Oslo Convention
pada 10 Juni 1947 ditanda-tanganilah suatu konvensi di
Oslo yang isinya berdasarkan draft 1939 tadi dan Konvensi
Oslo ini berlaku sejak 30 Desember 1954.
Sampai 1966, ada 16 negara yang menerima Konvensi ini,
sedang yang lain masih memakai peraturan nasionalnya.
Masalah yang dihadapi negara yang mengakui adalah
adanya pengecualian (exemptions) dan pengurangan
(deductions) yang penafsirannya / interpretasinya berbeda-
beda dari suatu negara ke negara lain sesuai kepentingan
masing-masing dalam persaingan, perdagangan dan
pendapatan.
League of Nation Study and Oslo Convention
Timbul kapal-kapal jenis shelterdeck yang mempunyai dua
tonase (untuk keadaan terbuka dan tertutup, open and closed
shelterdeck) dan mendapat keringanan konstruksi dari biro
klasifikasi, meskipun kemudian keringanan konstruksi ini
dihapuskan.
Jenis ini kemudian digantikan oleh kapal-kapal dengan
tonnage mark selain freeboard mark.
Hal-hal tersebut menyebabkan bahwa kapal kecil yang ukuran
dan bentuknya tepat sama bisa mempunyai ukuran dari 200
gross ton sampai lebih dari 1000 gross ton, tergantung dari
negara mana yang mengeluarkan surat ukur.
Ini membuat tujuan Konvensi praktis tidak tercapai.
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships 1969
Juni 1959 suatu subkomisi dari Maritime Safety Committee
(MSC) dibentuk dan ditugaskan memulai pengembangan
sistem perhitungan tonase standard yang berlaku
international.
Sistem ini harus: dapat dipakai di seluruh dunia, adil dan
sebanding antara kapal masing-masing maupun kelompok
kapal, tidak menghalangi proses perancangan yang baik,
tidak berpengaruh jelek pada kelaik-lautan kapal,
memperhitungkan juga segi ekonomis dari industri
pelayaran secara umum
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships 1969
bulan Mei dan Juni 1969 di London diselenggarakan
International Conference on Tonnage Measurement dan
menghasilkan the International Convention on Tonnage
Measurement of Ships (ICTM 1969) yang secara umum
dianggap memenuhi kriteria di atas.
Konvensi ini menghapuskan semua pengecualian
(exemptions) dan pengurangan (deductions), tetapi
mempertahankan Gross Tonnage dan Net Tonnage.
Konvensi ini mulai berlaku sejak Juli 1982.
Yang ideal adalah hanya ada satu tonase: Gross Tonnage; Net
Tonnage, enclosed spaces, excluded spaces; The danger in
trying to minimize tonnage
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 1 General Obligation under the Convention
Article 2 Definitions
(2) Administration adalah Pemerintah Negara yang
benderanya dikibarkan oleh kapal.
(3) Pelayaran internasional ialah pelayaran dari suatu
negara tempat konvensi ini berlaku ke pelabuhan di luar
negara tersebut, atau sebaliknya
(6) Kapal baru adalah kapal yang lunasnya diletakkan, atau
pada tahap pembangunan yang setara dengan itu, pada
tanggal berlakunya Convention ini
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 2 Definitions
(8) Panjang (Length) L diambil
i. sebesar 96 % panjang total garis air pada sarat 0.85 tinggi
geladak moulded terendah diukur dari lunas
ii. dari sisi depan linggi haluan sampai ke sumbu tongkat
kemudi
diambil yang lebih besar.
Pada kapal yang dirancang lunasnya bersudut terhadap
bidang datar, bidang air tempat mengukur L dibuat sejajar
dengan bidang air rancang
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 3 Application
Konvensi ini berlaku untuk kapal yang melakukan pelayaran
internasional dan
a. kapal yang terdaftar pada negara yang Pemerintahnya
adalah Contracting Government (menandatangani konvensi
ini)
b. kapal yang terdaftar pada teritori menurut Article 20
c. kapal tak terdaftar yang mengibarkan bendera suatu negara
yang Pemerintahnya adalah Contracting Government
(menandatangani konvensi ini)
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 3 Application
(2) Konvensi ini berlaku untuk
a. kapal baru
b. kapal sekarang (existing ship) yang mengalami perubahan dan
menurut Administration banyak berbeda dari gross tonnage yang
ada
c. kapal sekarang, atas permintaan pemilik
d. semua kapal sekarang, 12 tahun setelah tanggal berlakunya
konvensi ini, kecuali jika kapal itu, (selain kapal menurut (b) dan
(c)), tetap mempunyai gross tonnage yang sekarang, untuk dipakai
dalam memenuhi persyaratan dalam Konvensi International lain
yang ada.
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 3 Application
(3) Kapal sekarang yang telah memberlakukan Konvensi ini
menurut sub-paragraf (2)(c) selanjutnya tidak diharuskan
memenuhi persyaratan yang dipakai Administration sebelum
Konvensi ini berlaku.
International Convention on Tonnage Measurement of Ships,
1969
Article 4 Exceptions
1. Konvensi ini tidak berlaku pada
a. Kapal perang
b. Kapal yang panjangnya kurang dari 24 m (79 feet)
2. Isi konvensi ini tidak ada yang berlaku pada kapal-kapal yang hanya
berlayar di:
a. Danau Besar di Amerika Utara dan sungai St. Lawrence ke timur
sampai garis (rhumb line) yang menghubungkan Cap de Rosiers dengan
West Point di Anticosti Island, dan di sisi utara Anticosti Island sampai
Bujur Barat 630.
b. Laut Kaspia
c. Sungai-sungai Plate, Parana dan Uruguay ke Timur sampai sejauh garis
yang menghubungkan Punta Rasa (Cabo San Antonio), Argentina dengan
Punta del Este, Uruguay.
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 5 Force Majeure
Article 6 Determination of Tonnages
Article 7 Issue of Certificate
Article 8 Issue of Certificate by another Government
Article 9 Form of Certificate
Article 10 Cancellation of Certificate
Article 11 Acceptance of Certificate
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 12 Inspection
1. Suatu kapal yang mengibarkan bendera suatu negara yang
Pemerintahnya adalah Contracting Government, jika berada
di pelabuhan dari Contracting Government lain, boleh
diperiksa oleh pejabat yang diberi wewenang oleh
Contracting Government lain itu. Tujuan pemeriksaan adalah
sebatas untuk memastikan bahwa:
a. kapal itu mempunyai Sertifikat Tonase International (1969)
yang masih berlaku
b. keadaan dan sifat utama kapal sesuai dengan data yang
diberikan dalam sertifikat
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 12 Inspection
2. Pemeriksaan semacam itu tidak boleh menyebabkan
penundaan jadual kapal
3. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keadaan dan
sifat utama kapal berbeda dari data yang diberikan dalam
Sertifikat Tonase International (1969) sehingga ada
penambahan gross atau net tonnage, Pemerintah negara yang
benderanya dikibarkan oleh kapal, harus segera diberitahu.
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969
Article 13 Privileges
Article 14 Prior Treaties, Conventions and Arrangements
Article 15 Communication of Information
Article 16 Signature, Acceptance and Accessions
Article 17 Coming into Force
Article 18 Amendments
Article 19 Denunciations
Article 20 Territories
Article 21 Deposit and Registration
Article 22 Languages
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 1 General
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
1. Upper Deck
Upper Deck adalah
geladak lengkap teratas
terbuka terhadap cuaca dan laut
semua bukaan pada bagian geladak yang terbuka terhadap cuaca,
mempunyai penutup permanen yang kedap cuaca
di bawah geladak ini, semua bukaan pada lambung mempunyai
penutup permanen yang kedap air
Pada kapal yang upper decknya terdiri atas bagian-bagian yang tidak
sama tinggi (stepped), garis geladak yang terendah dan penerusannya
yang sejajar dengan garis geladak yang tinggi adalah upper deck.
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
2. Moulded Depth
a. Moulded Depth adalah
jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas ke sisi bawah
upper deck di sisi kapal
Pada kapal kayu dan kapal komposit, jarak ini diukur dari sisi
bawah keel rabbet
Jika bentuk bagian bawah midship section adalah cekung,
atau jika dipasang garboard strake yang tebal, jarak diukur
dari titik potong bagian datar alas diteruskan ke dalam
dengan sisi lunas
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
2. Moulded Depth
b. Pada kapal yang mempunyai rounded gunwales, moulded
depth diukur dari titik potong garis moulded geladak dengan
pelat sisi kapal, kedua garis diteruskan seakan-akan rancangan
gunwale adalah bersudut
c. Jika upper deck terdiri atas bagian-bagian yang tidak sama
tinggi (stepped) dan bagian yang tinggi melalui tempat
pengukuran moulded depth, maka moulded depth diukur
sampai garis acuan yang menjadi lanjutan bagian geladak
yang rendah dan sejajar dengan bagian yang tinggi
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
3. Breadth
Breadth adalah lebar maksimum kapal, diukur di amidships
sampai
ke sisi luar gading-gading untuk kapal logam
ke permukaan luar badan kapal untuk semua bahan lain
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
4. Enclosed spaces
Enclosed spaces adalah semua ruangan yang dibatasi oleh
badan kapal (ships hull),
partisi atau sekat tetap atau dapat pindah (portable)
geladak atau penutup lainnya selain awning (tenda terpal) tetap
atau dapat pindah (portable).
Adapun terpotongnya geladak atau adanya bukaan pada
badan kapal
geladak atau penutup lain suatu ruangan
partisi atau sekat suatu ruangan atau tidak adanya partisi atau sekat
tidak dapat membuat suatu ruangan tidak termasuk dalam enclosed
spaces
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
Meskipun ada ketentuan dalam paragraf (4) Regulation ini, ruangan
ruangan yang disebut dalam subparagraf (a) sampai dengan (e) paragraf
ini disebut excluded spaces dan tidak dimasukkan dalam volume
enclosed spaces.
Tetapi jika ruangan itu memenuhi paling sedikit satu dari tiga syarat
berikut:
ruangan itu dilengkapi dengan rak (shelves) atau lainnya untuk
menaruh muatan atau kebutuhan kapal (stores)
bukaan diberi alat penutup
konstruksi bukaan dibuat sedemikian sehingga bisa dipasang penutup
maka ruangan itu dimasukkan dalam enclosed spaces.
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
a) (i) suatu ruang dalam suatu bangunan di seberang suatu bukaan
ujung yang
tingginya dari geladak sampai geladak, kecuali curtain plate yang
tingginya tidak melebihi tinggi balok geladak ditambah 25 mm atau
kurang
lebarnya paling sedikit 90% lebar geladak setempat pada garis bukaan

0.9B 0.9B 0.9B 0.9B

<0.9B

0.5B 0.5B 0.5B


excluded space enclosed space
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
Yang masuk excluded space dan dikeluarkan dari enclosed space adalah
ruang antara bukaan yang sebenarnya sampai suatu garis sejajar garis
bukaan yang berjarak setengah lebar geladak setempat dari garis
bukaan sebenarnya (Fig. 1 dalam Appendix 1). Lihat gambar di atas.
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms
used in the Annexes
0.5B 0.5B
5. Excluded spaces
a) (ii) Jika lebar ruangan menyempit 0.9B 0.9B
karena penataan ruangan dan 0.9B 0.9
B
bukan karena menyempitnya badan
kapal sehingga kurang dari 90%
excluded enclosed
lebar geladak setempat, maka hanya space space
0.5B 0.5B
ruang di antara garis bukaan dan
suatu garis sejajar yang melalui titik 0.9B 0.9
tempat lebar ruangan sama dengan 0.9B 0.9B
B

90% lebar geladak setempat atau <0.9B

kurang, boleh dikeluarkan dari


enclosed space
Annex I Regulations for Determining Gross and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of
Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
a) (iii) Jika ruang yang
sepenuhnya terbuka selain
bulwark/open rails
bulwark atau pagar terbuka ada excluded enclosed
space space
di antara dua bangunan
sehingga ada ruangan yang 0.9
B
boleh excluded menurut <0.9
B
subparagraf a)(i) dan a)(ii), 0.5B 0.5
maka pengeluaran ruangan B

tidak boleh dilakukan jika 0.9 <0.9


pemisahan antara kedua B B

bangunan adalah kurang dari


setengah lebar geladak <0.5
B
setempat
Annex I Regulations for Determining Gross and Net
Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
b) Ruangan di bawah suatu penutup (deck covering) yang terbuka terhadap
laut dan cuaca dan pada sisi terbuka tidak mempunyai hubungan apapun
dengan badan kapal selain stanchion yang dibutuhkan untuk menyangga
penutup itu. Pada ruang semacam itu, open rail atau bulwark dan curtain plate
boleh dipasang atau stanchion dipasang pada sisi kapal, asal jarak h antara tepi
atas pagar terbuka atau kubu-kubu dengan curtain plate tidak kurang dari 0.75
metres (2.5 feet) atau 1/3 tinggi ruangan H, diambil yang besar

bulwark/open rails
Annex I Regulations for Determining Gross and Net
Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
c) Ruangan dalam bangunan dari lambung ke lambung yang ada di
antara dua bukaan sisi yang berseberangan yang tingginya tidak kurang
dari 0.75 meter (2.5 feet) atau 1/3 tinggi ruangan, diambil yang besar.
Volume ruang excluded = .B.H. Jika bukaan pada bangunan itu hanya
ada pada satu sisi, ruangan yang dikeluarkan dari enclosed space adalah
dari bukaan sampai paling jauh setengah lebar kapal setempat pada
bukaan tadi
H

B
Annex I Regulations for Determining Gross and Net
Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
d) Ruangan dalam bangunan yang langsung di bawah bukaan tak
berpenutup pada geladak di atasnya, asal bukaan itu terbuka terhadap
cuaca dan ruangan yang dikeluarkan dari enclosed space terbatas pada
luas bukaan
Annex I Regulations for Determining Gross and Net
Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
5. Excluded spaces
e) Recess pada sekat batas suatu bangunan yang terbuka terhadap
cuaca dan tinggi bukaan dari geladak sampai geladak tanpa alat penutup
asal lebar di ujung dalam tidak lebih besar dari lebar bukaan di ujung
luar dan masuknya ke dalam bangunan tidak lebih dari dua kali lebar
bukaan masuk l <2h
2 2 excluded

h2

h1

l12h1 enclosed
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
6. Passenger
Seorang penumpang adalah setiap orang selain:
Nakhoda dan ABK dan orang lain yang dipekerjakan di kapal untuk
kegiatan dagang (business) kapal tersebut (misalnya pengurus dan
pegawai kantin, pengurus dan pegawai toko, pengurus dan anggota
band dll).
Seorang anak yang umurnya kurang dari 1 tahun
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 2 Definitions of Terms used in the Annexes
7. Cargo spaces
Ruang muat yang dimasukkan dalam dimasukkan dalam perhitungan NT
adalah
enclosed space untuk membawa muatan yang akan dibongkar dari
kapal,
ruang tersebut sudah dimasukkan perhitungan GT
Ruang semacam ini harus disebutkan dalam sertifikat dan diberi tanda
permanen CC (cargo compartment) di tempat yang mudah terlihat dan
tinggi hurufnya tidak kurang dari 100 mm

8. Weathertight
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 3 Gross Tonnage
Gross Tonnage kapal dihitung dengan rumus berikut
GT = K1V
dengan
V = jumlah volume seluruh enclosed space di kapal, termasuk ruangan
di bawah upper deck dalam m3.
K1 = 0.2 + 0.02*log10 V
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 4 Net Tonnage
(1) Net Tonnage kapal dihitung dengan rumus berikut
2
sedangkan 4 d N
NT K 2VC K 3 N1 2
faktor 2 3D 10
4d
1
3D
suku 2
4d
K 2VC 0.25GT
3D
harga NT 0.30 GT
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 4 Net Tonnage
dengan
VC = jumlah volume semua Ruang Muat dalam m3
K2 = 0.2 + 0.02*log10 VC
D = moulded depth di bidang tengah panjang kapal menurut Regulation
2.2
d = moulded draught di bidang tengah panjang kapal menurut ayat 2
Regulation ini
N1 = banyaknya penumpang yang memakai kabin berisi tidak lebih dari 8
orang
N2 = banyaknya penumpang yang lain
N1 + N2 = jumlah penumpang seluruhnya yang diijinkan untuk dibawa
oleh kapal tersebut. Jika N1 + N2 < 13, maka N1 + N2 = 0
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 4 Net Tonnage
Contoh:
Suatu kapal mempunyai:
10 kabin untuk 1 penumpang
20 kabin untuk 2 penumpang
40 kabin untuk 4 penumpang
40 kabin untuk 8 penumpang
20 kabin untuk 12 penumpang
20 kabin untuk 20 penumpang
maka
N1 = 10*1 + 20*2 + 40*4 + 40*8 = 530 penumpang
N2 = 20*12 + 20*20 = 640 penumpang
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 4 Net Tonnage
(2) Moulded draught yang disebut di paragraf (1) di atas adalah salah satu dari
sarat di bawah ini:
a) Jika peraturan lambung timbul ILLC 1969 berlaku untuk kapal ini, sarat
pada lambung timbul musim panas (summer freeboard)
b) Jika kapal memakai peraturan penyekatan SOLAS 1974 atau peraturan
internasional yang lain, sarat adalah sarat penyekatan terdalam
c) Jika peraturan lambung timbul ILLC 1969 tidak berlaku untuk kapal ini,
tetapi kapal mengikuti peraturan nasional, sarat adalah sarat musim panas
menurut peraturan nasional
d) Jika kapal tidak mengikuti peraturan lambung timbul tetapi sarat
maksimum ditentukan berdasarkan peraturan nasional, sarat adalah sarat
terdalam berdasarkan peraturan nasional
e) untuk kapal lain, sarat diambil 75% moulded depth menurut Regulation
2(2) di atas.
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 5 Change of Net Tonnage
Regulation 6 Calculation of Volumes
Semua volume yang termasuk dalam perhitungan gross tonnage dan net
tonnage harus diukur dengan mengabaikan adanya isolasi dan
sejenisnya, sampai bagian dalam dari kulit atau pelat struktur pembatas
untuk kapal dari logam, dan sampai permukaan luar kulit atau sampai
permukaan dalam bidang struktur pembatas untuk bahan lain.
Volume appendages harus dimasukkan dalam volume keseluruhan
Volume ruangan yang terbuka ke laut boleh dikeluarkan dari volume
keseluruhan
Annex I Regulations for Determining Gross
and Net Tonnages of Ships
Regulation 7 Measurement and Calculation
Semua pengukuran untuk menghitung volume dilakukan sampai
sentimeter atau 1/20 foot terdekat
Volume dihitung dengan cara yang umum diterima untuk ruang tersebut
dan dengan ketelitian yang disetujui oleh Administration
perhitungan harus cukup rinci sehingga mudah diperiksa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai