Anda di halaman 1dari 16

Multiple Sklerosis adalah

penyakit yang
menyebabkan radang kronis
pada sistem saraf pusat
(CNS)otak dan saraf
tulang belakang. Penyakit
ini juga digolongkan sebagai
penyakit auto-imun,
dimana sistem kekebalan
tubuh menyerang jaringan
(sel) tubuh sendiri.
Penyebab Multiple Sklerosis belum dapat
dipastikan, namun faktor pemicunya bisa jadi
dikarenakan oleh infeksi virus.

Hal ini menyebabkan bagian dalam sistem


kekebalan tubuh menyerang selubung myelin
(unsur lemak penting) yang membungkus
serat-serat saraf pusat.
Serangan ini meninggalkan bekas berupa bercak atau lecet
pada selubung myelin tersebut. Sebenarnya myelin memiliki
fungsi yang penting dalam melindungi serat saraf tertentu
dengan menyediakan sejenis isolasi listrik (materi yang
mencegah aliran listrik) pada saraf pusat.
Multiple Sclerosis Kambuhan
MS kambuhan merupakan jenis yang paling umum terjadi.
Diperkirakan sekitar 80 persen penderita MS mengidap
jenis ini. Sesuai namanya, MS kambuhan memiliki fluktuasi.
Ada masa ketika penderita mengalami serangan gejala yang
parah dan ada pula saat-saat gejala akan berkurang atau
mereda. Masa gejala reda tersebut dikenal dengan istilah
masa remisi. Pada saat kambuh, gejala MS dapat
berlangsung dalam jangka pendek dalam hitungan hari
hingga jangka panjang dalam beberapa bulan
Multiple Sclerosis Progresif Sekunder
Gejala MS ini perlahan-lahan akan bertambah parah.
Penderita biasanya akan mengalami masa kambuh, tapi
tidak dapat pulih sepenuhnya. Jenis MS ini umumnya
berkembang pada penderita yang sudah mengidap MS
kambuhan selama 15 tahun.
Multiple Sclerosis Progresif Primer
Pada MS progresif primer, gejala-gejala yang dialami
penderita akan terus bertambah parah tanpa disertai masa
remisi. Ini merupakan jenis MS yang paling jarang terjadi.

Di samping itu, ada sebagian kecil pengidap MS yang pulih


sepenuhnya setelah mengalami masa kambuh jangka
pendek. Ini dikenal sebagai multiple sclerosis jinak.
Penyakit ini dapat menyebabkan beragam gejala yang
berbeda-beda pada tiap penderita. Gejala-gejala ini
biasanya tergantung kepada lokasi serat-serat saraf
yang diserang penyakit ini. Beberapa gejala yang
umumnya terjadi meliputi:
1. Rasa kebas atau lemas. Umumnya pada satu sisi
tubuh atau kaki.
2. Gangguan penglihatan, misalnya pandangan yang
kabur, buta warna, atau penurunan kualitas
penglihatan mata.
3. Sensasi geli atau nyeri pada bagian-bagian tubuh.
4. Kelelahan yang parah. Diperkirakan sekitar 90
persen penderita multiple sclerosis mengalaminya.
5. Nyeri neuropati, seperti rasa sakit yang menusuk,
kulit yang sangat sensitif, atau sensasi terbakar.
6. Gangguan pada kemampuan motorik dan
keseimbangan. Contohnya gangguan koordinasi
tubuh, vertigo, atau gemetaran.
7. Pusing
8. Cara bicara yang kacau/tidak jelas
1. Usia. MS umumnya menyerang saat seseorang
berusia 15 hingga 60 tahun.
2. Jenis kelamin. Jumlah penderita MS wanita dua
kali lebih banyak daripada pria.
3. Faktor genetik atau keturunan. Jika memiliki
anggota keluarga inti (orang tua atau saudara
kandung) yang mengidap MS, risiko Anda untuk
menderita penyakit yang sama akan meningkat.
4. Pengaruh infeksi tertentu. Terdapat beberapa
virus yang diduga berhubungan dengan MS,
misalnya virus Epstein-Barr atau EBV.
5. Pengaruh kondisi autoimun tertentu.
Penderita penyakit tiroid, diabetes tipe 1, atau
penyakit inflamasi usus diduga memiliki risiko lebih
tinggi untuk mengidap MS.
6. Merokok. Zat-zat kimia dalam asap rokok
berpotensi memengaruhi sistem kekebalan tubuh
seseorang sehingga risiko MS serta penyakit-
penyakit lain akan meningkat.
Multiple sclerosis termasuk jenis penyakit yang tidak
bisa disembuhkan, terutama MS progresif primer. Jenis
MS ini belum memiliki metode penanganan yang efektif

Sementara untuk MS kambuhan dan progresif sekunder,


langkah pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
meringankan gejala menghambat perkembangan
penyakit, dan mengurangi frekuensi masa kambuh.
Tetapi MS yang ringan cenderung tidak membutuhkan
penanganan, kecuali ketika gejala-gejala Anda kambuh.
1. Golongan kortikosteroid,seperti metilprednisolon
Untuk menekan respon imun tubuh
2. Obat-obatan untuk mengurangi kerusakan pada
mielin sehingga frekuensi masa kambuh dan tingkat
keparahannya bisa berkurang, seperti: interferon
beta, glatiramer acetat, teriflunomide
3. Obat-obatan lain untuk mengurangi gejala yang
dapat menyertai penyakit MS, seperti penghilang
nyeri.
1. Tingkatkanlah asupan vitamin D Anda
Ini sangat penting karena tingkat kebutuhan kita akan
vitamin D agar memiliki kesehatan optimal adalah 50-70
ng/ml. Juga, sering-seringlah menikmati sinar matahari pagi
agar kadar vitamin D Anda tetap mencukupi kebutuhan
tubuh. Anda juga mungkin bisa mengonsumsi suplemen
vitamin D tambahan

2. Kurangi mengkonsumsi susu dan produk susu hasil


pasteurisasi
Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal
Neuroepidemiology, mengonsumsi susu sapi ada kaitannya
dengan prevalensi penyakit multiple sclerosis.

Anda mungkin juga menyukai