Pengembangan Eksipien-SITI HINDUN
Pengembangan Eksipien-SITI HINDUN
SEDIAAN TOPICAL
Oleh:
Siti Hindun
260120150020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
1. Asam stearat (C18H36O2)
2. Trietanolamin/TEA (C6H15NO3)
3. Natrium lauril sulfat
4. Cetostearyl alcohol
(CH3(CH2)15OH)
5. Na-alginat (Sodium
alginat/sodium salt/sodium
polymannuronate)
1. Asam stearat (C18H36O2) (HOPE 737)
Rumus : C18H36O2
Kepadatan : 941 kg/m
Massa molar: 284,4772 g/mol
Titik didih : 361 C
Asam stearat dapat dibuat dari minyak sawit atau CPO melalui 2 tahap:
Catatan:
Untuk bisa mendapatkan asam stearat yang ekonomis, maka asam
oleat dan asam linoleat harus dihidrogenasi.
Tahap kedua adalah reaksi hidrogenasi asam oleat dan
asam linoleat membentuk asam
stearat pada tekanan 8 atm dan suhu 230C
padat nikel.
Konversi reaksi hidrogenasi sebesar 99%.
Reaksi hidrogenasi asam oleat dan asam linoleat sebagai berikut:
Penggunaan:
Sifat:
Stabilitas:
Asam stearat adalah material yang stabil, dapat ditambahkan
antioksidan. Ruahan mesti disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat dalam tempat kering dan sejuk.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan logam hidroksida, dapat inkompatibel dengan
agen pengoksidasi. Inkompatibel dengan naproksen.
Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan
Perhatian:
Debu asam stearat mungkin iritan terhadap kulit,
mata, dan membran mukosa. Sebaiknya digunakan
pelindung mata, sarung tangan, dan respirator debu.
Mudah terbakar
2. Trietanolamin/TEA (C6H15NO3) (HOPE 794)
Catatan:
Penggunaan TEA tidak boleh berlebihan karena akan berdampak fatal bagi kulit
wanita, seperti: reaksi alergi, iritasi pada mata, serta hilangnya minyak
pada kulit dan rambut yang membuatnya terasa kering
Deskripsi:
Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat, kental, sedikit bau
amoniak.
Sifat: Kelarutan:
Keasaman/kebasaan: pH= 10,5 ( larutan 0,1N)
Titik didih: 335oC
Titik beku: 21,6oC
Higroskopisitas: sangat higroskopik
Titik lebur: 20-21oC
Kandungan lembab: 0,09%
Inkompatibilitas:
TEA dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester.
Dengan asam lemak yang lebih tinggi, TEA membentuk garam yang larut dalam air
dan mempunyai karakteristik sabun.
Perubahan warna dan presipitasi dapat terjadi dengan adanya garam logam berat.
Keamanan:
TEA digunakan luas sebagai emulgator pada sediaan
topikal. Secara umum nontoksik, tetapi dapat
mengakibatkan hipersensitif atau iritan terhadap kulit.
Dosis oral letal 5-15 g/kg BB.
Perhatian:
TEA dapat iritan terhadap kulit, mata, dan mukosa
membran. Inhalasi uap TEA dapat berbahaya. Secara ideal,
TEA mesti diproses dalam lemari uap. Pada pemanasan, TEA
membentuk uap nitrogen yang sangat toksik. TEA mudah t
terbakar.
3. Natrium lauril sulfat
(CH3(CH2)10CH2(OCH2CH2)nO[[sulfur|S]O3Na)(HOPE 687)
Fungsi:
surfaktan anionik,
emulgator,
penetran kulit
Penggunaan:
Deskripsi:
Mengandung kristal berwarna putih atau
krem sampai kuning pucat, berlapis-lapis,
atau serbuk yang terasa lembut,
bersabun, rasa pahit dan bau samar
senyawa lemak.
Sifat:
Keasaman/ kebasaan : pH= 7,0- 9,5 (larutan 1% b/v)
Bilangan asam :0
Aktivitas antimikroba :
Bersifat bakteriostatik terhadap bakteri gram positif, inefektif terhadap bakteri gram
negative. Potensiasi aktivitas fungisida senyawa tertentu seperti sulfanilamide dan
sulfathiazole.
KMK : 8,2 mmol/L (0,23 g/L) pada 20oC
Densitas : 1,07 g/ cm3 pada 20oC
HLB : ~ 40
Tegangan antarmuka : 11,8 mN/m (11,8 dyne/cm) untuk larutan 0,05% pada 30oC.
Titik leleh : 204-207oC ( untuk senyawa murni)
Kandungan lembab : 5%, tidak higroskopik
Kelarutan : larut baik dalam air, membentuk larutan opalescent
Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
Koefisien sebar : ~ 7,0 (larutan 0,05% b/v) pada 30oC
Tegangan permukaan : 25,2 mN/m untuk larutan 0,05% b/v pada 30oC
Waktu pembasahan : 118 detik (larutan 0,05% b/v) pada 30oC
Stabilitas:
Stabil di bawah kondisi penyimpanan normal. Dalam larutan,
di bawah kondisi ekstrim, cth pH 2,5 atau lebih rendah,
mengakibatkan hidrolisis menjadi lauril alcohol dan natrium
bisulfat. Ruahan mesti disimpan dalam wadah tertutup rapat
terhindar dari agen pengoksidasi kuat, pada tempat sejuk
dan kering.
Inkompatibilitas:
Inkompatibel dengan surfaktan kationik.
Kompatibel dengan asam, ion kalsium dan
magnesium. Inkompatibel dengan beberapa
garam alkaloid dan presipitasi dengan garam
kalium.
Keamanan:
Efek toksik akut seperti iritasi kulit, mata, membrane
mukosa, saluran pernapasan atas, dan lambung.
Pemakaian berulang dan lama dapat mengakibatkan
kulit kering dan pecah, dermatitis. Inhalasi yang lama
merusak paru-paru. Sensitisasi pulmonar dapat terjadi
mengakibatkan alergi pulmonar. Tidak boleh digunakan
untuk sediaan intravena. Dosis letal oral pada manusia: 0,5-
5,0 g/kg
Perhatian:
Hindari inhalasi dan kontak dengan kulit, mata. Gunakan
pelindung mata, sarung tangan. Diperlukan ventilasi yang cukup
atau respirator debu. Hindari pemaparan berulang dan lama.
Pada pembakaran menghasilkan emisi yang toksik.
4. Cetostearyl alcohol (CH3(CH2)15OH) (HOPE 150)
Sinonim:
Cetearyl alcohol; Cetylstearyl alcohol;
Cetyl/stearyl alcohol
emolien,
emulgator,
peningkat viskositas
Penggunaan:
Pada formulasi topikal, meningkatkan viskositas dan membentuk emulsi M/A dan
A/M.
Menstabilisasi emulsi, bertindak sebagai co-emulsifier yang menurunkan jumlah
surfaktan yang dibutuhkan untuk membentuk emulsi yang stabil.
Deskripsi:
Massa berwarna putih atau krem, granul atau lapisan putih. Pada
pemanasan, melebur menjadi cairan jernih, tidak berwarna, atau
kuning pucat.
Sifat:
Kelarutan: larut dalam etanol 95%, eter dan minyak, praktis tidak
larut dalam air.
Jarak lebur: 48-55 oC
Stabilitas:
Inkompatibilitas:
Keamanan:
Nontoksik
Noniritan, tetapi pernah dilaporkan terjadi sensitisasi
5. Na-alginat (Sodium alginat/sodium salt/sodium
polymannuronate)
Kelarutan :
Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20) merupakan larutan
koloidal yang viskos berwarna putih sampai coklat kekuningan. Praktis
tidak larut dalam alkohol, kloroform, eter, dan larutan yang
mengandung lebih 30% alkohol. Na alginat diendapkan dari larutan
dispersinya oleh koloidal (kira-kira 30-50%) tergantung pada tipe dan
konsentrasi alginat. Tak larut dalam larutan asam (pH lebih rendah dari
4).
pH :
7,2 untuk larutan 1% b/v.
Viskositas :
Terdapat berbagai kualitas Na alginat dimana air mempunyai viskositas
yang bervariasi antara 200-400 cps dalam larutan 1% pada suhu 20o. Gel
padat yang immobil oleh larutan Na alginat 5% dalam air. Viskositas
maksimum sekitar pH 7 dan pH 4-10 viskositasnya menurun sekitar 10%.
Konsentrasi rendah dari elektrolit meningkat viskositas. Larutan yang lebih
encer mempunyai viskositas seperti mucilago. Viskositas dapat meningkat
dengan penambahan 0,3% Ca sitrat, sebelumnya dicampur dengan sedikit
air. Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan
viskositas sampai terjadi penggaraman Na alginat. Penambahan alkohol
10% atau gliserin 20% dapat menstabilkan viskositasnya, tetapi konsentrasi
yang lebih tinggi (sekitar 30-70%) menyebabkan flokulasi. Penggaraman
terjadi pada konsentrasi NaCl lebih dari 4%.
Stabilitas :
Larutan stabil pada pH 4-10. sterilisasi Na alginat dengan otoklaf, sedemikian
juga larutannya, terjadi kehilangan viskositas tergantung adanya senyawa-
senyawa dalam larutan.
OTT :
Derivat akridin, kristal violet, fenil merkuri asetat, fenil merkuri nitrat/asetat,
garam Ca logam berat, alkohol dengan konsentrasi di atas 5%. Ion logam,
logam alkali, amonium besi, magnesium mengentalkan musilago,
membentuk alginat yang tidak larut.
Penyimpanan :
Wadah kedap udara. Sebaiknya larutan tidak disimpan dalam wadah
logam.
Pengawet :
Untuk pemakaian luar ditambahkan klor kresol 0,1% klorosilenol 0,1% ester
dari asam p-hidroksi benzoat dan asam benzoat jika medium asam.
Cara pengembangan :