Anda di halaman 1dari 18

MUSEUM GMIM

DI TOMOHON
BEHAVIORISME
SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN
1. Latar Belakang Masalah
Museum merupakan suatu tempat yang menyimpan benda
- benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Apresiasi
masyarakat terhadap museum masih dirasakan kurang,
kemungkinan tingkat pemahaman masyarakat tentang
museum masih sempit. Tidak jarang mereka
memandang bahwa museum adalah sebuah bangunan
yang di dalamnya tersimpan benda kuno yang tidak
bermanfaat.
Museum GMIM di Tomohon, dengan tema
Behaviorisme sebagai pendekatan desain
diangkat sebagai judul perancangan Tugas akhir
untuk menjawab permasalahan bagi kebutuhan
dari setiap perilaku manusia terhadap lingkungan
guna mendapatkan titik nyaman yang mampu
mewadahi kebutuhan setiap pemakai dalam
Museum GMIM, sehingga dapat membentuk
perilaku masyarakat untuk tetap meningkatkan
iman kepercayaan khususnya bagi umat Kristen.
2. Identifikasi Masalah & Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah:
Belum adanya tempat yang representative;
Masyarakat belum memahami tentang
museum; Lokasi peninggalan sejarah GMIM
tersebar di berbagai tempat. Banyak
masyarakat yang belum mengetahui
peninggalan-peninggalan sejarah GMIM;
Masyarakat belum merespons untuk
pengadaan Museum.
Rumusan masalah:
Bagaimana behaviorisme masyarakat lebih
khusus warga GMIM terhadap museum GMIM
3. Maksud & Tujuan
Memberikan usulan/masukan kepada
GMIM agar bisa membangun sebuah
Museum GMIM di Tomohon yang
representatif dengan mengacu pada
behaviorisme. Bertujuan untuk
menyediakan Gedung yang
representative sebagai wadah
memfasilitasi peninggalan sejarah
GMIM.
4. Lingkup Arsitektural, Skala Pelayanan, & Batasan
Perancangan

Lingkup Arsitektural. Perancangan Museum GMIM direncanakan


berdasarkan terapan-terapan dan disiplin yang ada dalam ilmu
arsitektur, pendekatan tema behaviorisme menekankan tentang
desain kebutuhan manusia, perkiraan aktivitas, dan bagaimana
manusia bergerak dalam lingkungannya secara fungsional,
rasional, ekonomis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Skala Pelayanan. Wadah ini dapat melayani masyarakat pada
umumnya, juga masyarakat Kristen Protestan dari berbagai
kelompok organisasi gereja, khususnya anggota jemaat GMIM.
Batasan Perancangan. Pembahasan mengacu pada pemahaman
konsep behaviorisme sebagai pendekatan desain, objek
ditekankan pada pengorganisasian ruang dalam, ruang luar.
Lokasi objek rencangan berada di Kota Tomohon. Kepemilikan
serta manajemen objek rancangan ditangani oleh Organisasi
GMIM.

5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan melalui kajian tipologi objek, Pendekatan
melalui kajian tapak dan lingkungannya, Pendekatan
tematik (behaviorisme sebagai pendekatan desain).
Pengertian & Pemahaman Objek Perancangan
Museum. Menurut Definisi International Council of Museums/
Organisasi Permuseuman Internasional, Museum adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
memperoleh, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan untuk
tujuan pendidikan, studi dan kesenangan, benda-benda pembuktian
kemanusiaan dan lingkungannya (Ali Sutaarga, Pedoman
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, 1983)
GMIM.
Singkatan dari Gereja Injili di Minahasa, yang merupakan
Salah satu kelompok agama Kristen protestan di Sulawesi
Utara.
Tomohon.
Nama Kota di Propinsi Sulawesi Utara
Prospek dan Fisibilitas Objek

Prospek
Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk merawat dan
melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah khususnya sejarah
GMIM. Menciptakan ruang fungsional yang nantinya akan lebih
memaksimalkan ekstensi objek sebagai Museum GMIM yang ada
di Tomohon. Menarik perhatian umat Kristen yang ada di Luar
daerah maupun di Mancanegara untuk datang ke Tomohon
melihat dan belajar akan peninggalan-peninggalan bersejarah dari
GMIM.

Fisibilitas Objek
Objek ini dinilai berfungsi secara eksis dalam artian akan selalu
terpakai karena didukung GMIM sebagai salah satu organisasi
Kristen yang terstruktur di Sulawesi Utara.
Lokasi dan Tapak
Lokasi berada di Kelurahan Talete II, kecamatan
Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Propinsi
Sulawesi Utara. Tapak dipilih berdasarkan
kebutuhan perancangan, baik dari segi tema,
objek dan juga pertimbangan lain.
Studi Komparasi Objek
- Museum Katedral di Jakarta
- Museum San Juan De Parish Filipina
1. Asosiasi Logis Tema dan Objek Perancangan
Pendekatan Behaviorisme sebagai desain dalam Arsitektur sebagai
konsep utama dalam perancangan ini adalah diterapkan atau
ditransformasikan nilai-nilai behaviorisme yang dikonfigurasikan
dengan Museum GMIM sehingga menghasilkan perancangan yang
dapat mengarahkan perilaku manusia pada nilai-nilai positif dari
Museum GMIM.
2. Kajian Tema Secara Teoritis
Menurut John Locke (1632-1704), pada waktu lahir manusia tidak
mempunyai warna mental. Warna ini didapat dari pengalaman.
Pengalaman adalah salah satunya jalan kepemilikan pengetahuan. Ide
dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis,
seluruh, perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan
oleh pengalaman indrawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan
disebabkan oleh perilaku masa lalu.
3. Studi Pendalaman Tematik
Terdiri dari: Ukuran, Perabot Dan Penataan,
Suara Temperatur dan Pencahayaan, dan warna.
4. Strategi Perancangan Tematik
Pendalaman rancangan yang diambil dalam perancangan
ini merupakan konfigurasi antara museum dan behavior.
BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN
Analisis Perencanaan, Analisis Lokasi, Analisis
Gubahan Bentuk & Ruang Arsitektur, Struktur &
Utilitas
Pada Analisis perencanaan ini terdapat
pengidentifikasian kegiatan dan para pelaku yang
terdapat di Museum GMIM tersebut. Analisis Lokasi
antara lain pemilihan lokasi, sirkulasi, view, kebisingan,
aksesbilitas, curah hujan & zoning. Analisis gubahan
bentuk yg cocok adalah segi empat & lingkaran dgn
pengkondisian ruang a.l. pencahayaan & penghawaan.
Dan analisis perancangan struktur & utilitas.
Kriteria Kualitas Perancangan
Dasar perencanaan dan perancangan objek Museum
GMIM diharapkan dapat memperoleh suatu bentukan
yang ditunjang oleh konteks Arsitektur yang memiliki
ciri spesifik sesuai dengan makna Museum, sehingga
mencerminkan keindahan, kekokohan, dan memiliki
fungsi.
- Konsep View
- Konsep Vegetasi
- Konsep Kebisingan
- Konsep Zoning
Melalui acuan proses desain John Zeisel yang melihat proses
perancangan sebagai sebuah tahapan yang tidak membatasi
permasalahan. Cara yang paling efektif dan dianggap tepat dalam
proses perancangan Museum GMIM di Tomohon ini dengan
bertemakan behaviorisme. Fase pertama dengan mengkaji 3 aspek
yaitu studi komparasi, mengkaji tema yang berkaitan denga studi
komparasi, dan juga lokasi tepat yang didukung dari berbagai
analisa. Fase kedua dikenal dengan sebutan (siklus Image-Present-
Test) sebagai proses kreatif untuk menghasilkan ide-ide rancangan
dari Museum GMIM
HARAPAN
HARAPAN :: SEMOGA MENDAPATKAN MASUKAN MASUKAN
YANG KREATIF DAN EFEKTIF
TUHAN YESUS
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai