Anda di halaman 1dari 23

Dita Syarifah Nur 141144008

Robi Gumelar 141144028

SUKABUMI
Sejarah daerah
SUKABUMI Sejarah suku

Kebijakan unik

Kelebihan dan
kekurangan geografis
Sejarah

Kota dan Kabupaten Sukabumi bermula dari pembukaan lahan


perkebunan kopi di wilayah Priangan barat di masa
pemerintahan kolonial VOC. Karena besarnya permintaan akan
komoditas kopi di Eropa, di tahun 1709 Gubernur Jenderal
Abraham van Riebeeck mulai membuka perkebunan kopi di
daerah Tjibalagoeng (Bogor), Tjiandjoer, Djogdjogan, Pondok
Kopo, dan Goenoeng Goeroeh. Perkebunan kopi di kelima
daerah ini lalu mengalami perluasan dan peningkatan di era
pemerintahan Gubernur Jenderal Hendrick Zwaardecroon (1718-
1725), dimana Bupati Tjiandjoer saat itu Wira Tanoe III
Seiring waktu, kawasan sekitar perkebunan kopi di Goenoeng
Goeroeh berkembang menjadi beberapa pemukiman kecil,
salah-satunya adalah kampung Tjikole. Di tahun 1776, Bupati
Tjiandjoer Wiratanu VI membentuk Kepatihan Tjikole yang
merupakan pendahulu dari Kabupaten Sukabumi saat ini.
Penamaan
Sukabumi

Kota Sukabumi berasal dari bahasa Sunda. Yaitu Suka-Bumen, menurut keterangan
mengingat udaranya yang sejuk dan nyaman, mereka yang dating ke daerah ini tidak
ingin untuk pindah lagi karena suka/ senang Bumen-Bumen atau bertempat tinggal di
daerah ini.
Pada tahun 1914 Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Kota Sukabumi sebagai
"Burgerlijk Bestuur" dengan status "Gemeente" dennan alasan bahwa di kota ini
banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemlik perkebunan-perkebunan yang
berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian Selatan yang harus mendapatkan
pengurusan dan pelayanan yang istimewa.
Sejak ditetapkannya Sukabumi menjadi daerah otonomi pada bulan Mei 1926 maka
resmi diangkat "Burgemeester"yaitu: Mr.GFRambonnet Pada masa inilah dibangun
stasiun kereta api, Mesjid Agung, Gereja dan Pembangkit Listrik. Setelah Mr.
GF.Rambonnet memerintah ada tiga"Burgemesteester"sebagai penggantinya yaitu; Mr.
WM Ouwekerk, Mr.A LA Van Unendan Mr. W.J PH Van Waning.
Kota
sukabumi

Status Soekaboemi sebagai kota sendiri dimulai pada 1 April 1914,


dimana pemerintahan Hindia-Belanda meresmikan Soekaboemi
sebagai Gemeentee (Kotapraja) dikarenakan populasi bangsa
Eropa yang berdomisili cukup signifikan. Tanggal 1 April dipilih
untuk memperingati kemenangan kelompok Geuzen (leluhur
bangsa Belanda) dalam merebut kota Brielle dari tangan Spanyol
dalam Perang Delapan Puluh Tahun yang terjadi pada 1 April 1572.
Pemerintahan kota Soekaboemi sendiri baru terbentuk di pada 1
Mei 1926, dengan burgemeester (wali kota) pertamanya George
Franois Rambonnet. Selama masa terbentuknya Kotapraja sampai
ke pendudukan Jepang, terjadi pembangunan Soekaboemi
Treinstation Stasiun Sukabumi, Moskee te Soekaboemi (Masjid
Agung), Pinkstergemeente (Gereja Pantekosta), Rooms-katholieke
kerk (Gereja Katolik Santo Yoseph), Bethelkerk (Gereja Bethel),
Bataksche kerk (HKBP Pasundan), Waterkrachtwerk Oebroeg (PLTA
Ubrug), Onderstation Lemboersitoe (Gardu induk Lembursitu), dan
Politieschool (Sekolah Pembentukan Perwira Polri).
Pemerintahan

Wilayah Kota Sukabumi berdasarkan PP No. 3 Tahun 1995


adalah 48,0023 KM terbagi dalam 5 kecamatan dan 33
kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun
2000 tanggal 27 September 2000, wilayah administrasi Kota
Sukabumi mengalami pemekaran menjadi 7 kecamatan dengan
33 kelurahan. Kecamatan Baros dimekarkan menjadi 3
kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu, Kecamatan Baros, dan
Kecamatan Cibeureum. Pada tahun 2010 Kota Sukabumi terdiri
dari 7 kecamatan, meliputi 33 kelurahan, 1.521 RT, dan 350 RW.

Kecamatan di Kota Sukabumi adalah:


Cikole lembursitu kadudampit
Gunungpuyuh cisaat kebonpedes
Citamiang sukabumi gunung guruh
Warudoyong sukaraja cireunghas
Baros sukalarang cibereum
lambang
Dasar Hukum : Peraturan Daerah Kotamadya Sukabumi Nomor 12 Tahun 1993 Tentang
Lambang Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi.
Arti dari Lambang :
No Lambang Arti
1 perisai Ketangguhan fisik
dan mental
2 Warna hijau Kesuburan dan
kemakmuran
3 Bintang segi lima PANCASILA yang
merupakan dasar
negara republik
indonesia
4 Senjata kujang keberanian
5 Setangkai padi Ketentraman dan
dan teh perdamaian
6 Pita merah putih Kebangsaan
indonesia
Kabupaten
sukabumi

Pada awalnya daerah Kabupaten Sukabumi saat ini ada dibawah Kabupaten
Cianjur pada masa Pemerintahan kolonial Hindia Belanda, yang merupakan
bagian dari Karesidenan Priangan (Residentie Preanger Regentschappen).
Pada tahun 1776 Bupati Cianjur keenam Raden Noh Wiratanudatar VI
membentuk sebuah kepatihan bernama Kepatihan Tjikole yang terdiri dari
beberapa distrik yaitu distrik Goenoengparang, distrik Tjimahi, distrik
Tjiheoelang, distrik Tjitjoeroeg, distrik Djampangtengah, dan distrik
Djampangkoelon dengan pusat pemerintahan di Tjikole (sekarang bagian
dari Kota Sukabumi).
Wilayah

Adapun Daftar Wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi adalah:

Wilayah Utara: wilayah tengah : wilayah selatan :


- Kecamatan Cicurug - kecamatan jampang tengah - kecamatan cisolok
- Kecamatan Cibadak - kecamatan surade - kecamatan ciracap
- Kecamatan Kalapanunggal - kecamatan jampang kulon - kota pelabuhan ratu
- Kecamatan Parungkuda - kecamatan cibitung
- Kecamatan Nagrak - kecamatan waluran
- Kecamatan Ciambar
- Kecamatan Caringin
- Kecamatan Cisaat
- Kecamatan Cidahu
- Kecamatan Kabandungan
- Kecamatan Bojong Genteng
pariwisata

- Pantai Palabuhan ratu di Kota Palabuhanratu pantai ini merupakan


wisata terpopuler dan andalan Jawa Barat.
- Pemandian Air Panas Palabuhanratu, terletak 17 km barat daya Kota
Palabuhanratu. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas
dengan letupan vulkanis. Di dekatnya terdapat air terjun dan
perkebunan karet.
- Pantai Karang Hawu, Kota Palabuhanratu, terletak 20 km dari Kota
Palabuhanratu. Pantai ini terdapat karang dengan beberapa lubang pada
seperti tungku, yang disebut hawu oleh orang setempat. Di pantai ini
dapat dilakukan olahraga selancar air.
- Gua Lalay Pelabuhan Ratu, terletak 3 km dari Kota Palabuhanratu. Gua
ini merupakan rumah dari ribuan kelelawar.
- Ciletuh Geopark di daerah Ciemas merupakan Geopark Internasional
- Wisata Sejarah/Kebudayaan
- Gunung gede
- Agrowisata ilmiah : ujung genteng, pasir halang dsb
lambang

Lambang Perisai :
Menggambarkan perlindungan Pemerintah Daerah terhadap penduduk dan semua kekayaan alam di wilayah
Kabupaten Sukabumi.

Warna Hitam :
Berarti kekal dan abadi

Warna kuning :
Berarti keadaan yang gilang gemilang

Gambar Punggung Penyu dan Sayap Walet :


Menggambarkan sumber daya alam yang sangat potensial, dan warna HIJAU pada kotak punggung penyu
melambangkan kehidupan yang tentram, subur, dan makmur.

Gambar Kujang melambangkan :


Pusaka Kerajaan Pajajaran yang dahulu kala berkuasa di bumi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sukabumi

Kata "Gemah Ripah Loh Jinawi" :


Adalah MOTTO yang mengandung makna Subur Makmur Wibawa Mukti
Suku Faktanya Suku sunda adalah suku dan kerajaan sangat
besar dan tidak pernah kalah oleh suku manapun. Pada

Sunda tahun 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta


jiwa (belum ada pemisahan dengan Suku Banten pada
masa itu), kebanyakan dari mereka hidup di Jawa Barat
dan sekitar 3 juta jiwa hidup di provinsi lain. Dari antara
mereka, penduduk kota mencapai 34,51%, suatu jumlah
yang cukup berarti yang dapat dijangkau dengan berbagai
media.
Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di
wilayah barat pulau Jawa. Sebagai suatu suku, bangsa
Sunda merupakan cikal-bakal berdirinya peradaban di
Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di
Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara
sampai ke Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang.
Kata Sunda artinya bagus/baik/putih/bersih/cemerlang,
segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan. Orang
Sunda diyakini memiliki etos/watak/karakter Kasundaan
sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak/karakter
Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik),
bener (benar), singer (terampil), dan pinter
(pandai/cerdas) yang sudah ada sejak zaman Salaka
Nagara
Kepercayaan Bahasa

Bahasa Sunda juga mengenal


tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-
usuk bahasa untuk membedakan
Suku Sunda tidak seperti kebanyakan suku yang golongan usia dan status sosial
lain suku Sunda tidak memiliki mitos tentang antara lain yaitu :
penciptaan atau catatan mitos-mitos lain yang
menjelaskan asal mula suku ini. Tidak seorang
pun tahu dari mana mereka datang, juga 1.Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu
bagaimana mereka menetap di Jawa Barat. dipergunakan untuk berbicara
Agaknya pada abad-abad pertama Masehi, dengan orang tua, orang yang
sekelompok kecil suku Sunda menjelajahi dituakan atau disegani.
hutan-hutan pegunungan dan melakukan 2.Bahasa Sunda sedang yaitu
budaya tebas bakar untuk membuka hutan. digunakan antara orang yang setaraf,
Semua mitos paling awal mengatakan bahwa baik usia maupun status sosialnya.
orang Sunda lebih sebagai pekerja-pekerja di 3.Bahasa Sunda kasar yaitu
ladang daripada petani padi. digunakan oleh atasan kepada
bawahan, atau kepada orang yang
status sosialnya lebih rendah.
4.Namun demikian, di Serang, dan
Cilegon, bahasa Banyumasan
(bahasa Jawa tingkatan kasar)
digunakan oleh etnik pendatang dari
Jawa
Kebijakan
unik

Pemkot Sukabumi memberlakukan sanksi denda


uang maksimal Rp 50 juta jika tidak menggunakan
kondom saat berhubungan badan. Aturan itu
diterapkan hanya bagi mereka yang terbukti
menularkan virus HIV/AIDS dengan sengaja.
letak geografis
kota sukabumi

Kota Sukabumi secara Geografis terletak


di bagian selatan Jawa Barat pada
koordinat 106 4550 Bujur Timur dan
1064510 Bujur Timur, 65044 Lintang
Selatan, di kaki Gunung Gede dan Gunung
Pangrango yang ketingiannya 584 meter
di atas permukaan laut, dan berjarak 120
km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau 96
km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat
(Bandung)
Letak geografis
kabupaten sukabumi
Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten
Cianjur di timur, Samudra Hindia di
selatan, serta Kabupaten Lebak di
barat. Dengan luas wilayah 3.934,47
km, Kabupaten Sukabumi merupakan
Kabupaten terluas di Jawa Barat. Batas
wilayah Kabupaten Sukabumi 40 %
berbatasan dengan lautan dan 60%
merupakan daratan. Wilayah
Kabupaten Sukabumi memiliki areal
yang relatif luas yaitu 419.970 ha.
Beberapa puncak gunung terdapat di
bagian utara, diantaranya: Gunung
Halimun (1.929 m), Gunung Salak
(2.211 m), dan yang tertinggi adalah
Gunung Gede (2.958). Di antara sungai
yang mengalir adalah Sungai Cimandiri
dan Sungai Cikaso, yang bermuara di
Samudra Hindia
Kelebihan

Dengan letak geografis seperti itu


banyak wisata alam yang dapat
dikunjungi dengan mudah. Seperti
pantai selatan, curug, situ,
pendakian gunung, dan arung jeram.
kekurangan

Dengan letak geografis seperti itu


dan banyaknya tempat wisata pada
sistem transportasi menimbulkan
kemacetan yang parah di daerah
kota dan kabupaten sukabumi.
Pengembangan untuk
kota dan kabupaten
sukabumi

Pengembangan dalam bidang infrastruktur jalan


1. Pengalokasian terminal angkutan umum dibenahi kembali
dan dibuat di lokasi pertengahan anatara kota dan
kabupaten.
2. Pembangunan jalan baru untuk mempermudah akses
jalan angkutan umum antara kota dan kabupaten. Seperti
pembangunan tol bocimi (Bogor Ciawi Sukabumi)
Pengembangan dalam bidang tata kota letak
1. Penanaman tanaman hijau di wilayah kota dan kabupaten
di sekitar jalan raya.
2. Menerapkan peraturan kebersihan tata kota di wilayah
kota dan kabupaten sukabumi
sumber

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sukabumi
http://www.sukabumikota.go.id/page/geografis.
html
http://sukabumikab.go.id/home/page.php?id=7
&q=Letak-Geografis
Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai