Anda di halaman 1dari 45

Oleh : Magdalena Corry MC, S.

Ked
Pembimbing : dr. Davis Shian, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD ABDUL AZIZ
SINGKAWANG
2017
Kematian Insiden pada
Maternal ibu hamil 10-
Indonesia 13%

4,5 orang Komplikasi :


permil Ibu dan Janin

75-80% karena
preeklampsia Janin :
dan eklampsia Ibu :
IUGR
Multiorgan
IUFD

Skreening Masalah
ANC Serius
Nama : Ny. W
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Mahad Usman RT
11/06, Kelurahan Setapuk
Besar, Kecamatan
Singkawang Utara, Kota
Singkawang.
Tanggal masuk RS : 06 Juni 2017
Jam masuk RS :21.20 WIB
Keluhan Utama : Kedua pandangan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang

2 bulan lalu Kedua kaki


SMRS bengkak
Pusing
Tekanan darah tinggi
1 bulan lalu Tes urin : mengandung
SMRS protein
Rawat inap di RS selama 2
hari
Nyeri pandangan kabur,
mual, pusing, kedua kaki
bengkak.
Riwayat Penyakit Sekarang
Merasa tidak ada pergerakan
janin
18 jam SMRS Tekanan darah 170/100
Pergerakan janin tidak ada
dirujuk ke Rumah Sakit

Kedua pandangan kabur


Nyeri kepala
6 jam SMRS Nyeri ulu hati
Mual
Tekanan darah 200/100
mmHg
Proteinuria +3
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
Pasien tidak memiliki Ibu pasien tidak
riwayat tekanan memiliki riwayat
darah tinggi. Riwayat tekanan darah tinggi
kejang, penyakit sejak usia 50 tahun.
jantung, asma, dan Riwayat kejang,
diabetes mellitus penyakit jantung,
disangkal. asma, diabetes
mellitus, dan keluhan
yang sama dengan
pasien saat hamil
disangkal.
Pasien hamil anak ketiga
Riwayat ANC 7 kali ke bidan
Anak pertama lahir pada tahun 2000, berjenis
kelamin laki-laki, berat badan lahir 3000 gram.
Lahir lewat taksiran persalinan, lahir pervaginam,
ketuban hijau, meninggal 2 jam setelah persalinan.
Anak kedua lahir tahun 2001, lahir pervaginam,
cukup bulan dengan berat badan lahir 3300 gram.
Pasien tidak pernah mengalami keguguran
sebelumnya
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
serupa pada kehamilan sebelumnya.
Riwayat ginekologi:
Pasien pertama haid saat usia 14 tahun.
Siklus haid teratur. Lamanya menstruasi yakni
4-7 hari. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
pasien tanggal 21 Oktober 2016. Tafsiran
persalinan tanggal 28 Juli 2017. Pasien tidak
memiliki riwayat keputihan, keluar cairan
berbau dari kemaluan, tumbuh daging di
kemaluan.
Tanda - tanda vital
Kondisi Umum : tampak lemah
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan Darah : 220/110 mmHg
Nadi : 80 x/menit, regular, kuat angkat
Nafas : 20 x/menit,irama teratur, tipe
torakoabdominal
Temperatur : 36,5 derajat Celcius
SpO2 : 98%
Berat badan : 58 kg
Tinggi badan : 150 cm
Status generalis:
Kepala : bentuk normal, nyeri tekan (-)
Mata : edem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran limfonodi (-)
Dada : bentuk simetris
Jantung : bentuk normal, ukuran tidak membesar, suara
S1-S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Paru : bentuk normal, suara dasar paru vesikuler
(+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Punggung : bentuk normal, nyeri ketok CVA (-/-)
Status generalis:
Abdomen :
Inspeksi : perut cembung
Auskultasi : bising usus (+) 8x/ menit
Palpasi : tidak ditemukan massa ataupun nyeri
tekan
Perkusi : timpani, bunyi pekak beralih (+)
Genitalia : perdarahan (-), keputihan (-)
Anus & rektum: tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2 detik, refleks
patella (+), pitting edem
Status obstetrik:
Leopold 1 : teraba bulat lembut, TFU 19 cm
Leopold 2 : teraba tahanan memanjang pada perut
bagian kiri, DJJ 10x/ menit
Leopold 3 : teraba bulat keras
Leopold 4 : teraba bagian terbawah janin belum masuk
pintu atas panggul (PAP)

Status ginekologi:
Inspeksi : vulva dalam batas normal
VT : tidak dilakukan
Laboratorium Darah Urinalisa
Darah Lengkap Makroskopik
Hb : 12,1 g/dl Protein : +3
Leukosit : 9.800/l
Trombosit : 64.000/l
Hematokrit: 35,6,%
Eritrosit : 3,96 x 106
Golongan Darah : B
SGOT : 85
SGPT : 105
Ureum : 48, 86
Kreatinin : 0,96
HBsAg : Non reaktif
HIV : Non reaktif
Diagnosa awal : G3P2A0M1 hamil 33 minggu
dengan impending eclampsia + Ascites +
IUFD
Diagnosa akhir : P2A0M2 dengan impending
eclampsia + Ascites + IUFD
Sikap non-obstetrik Sikap obstetrik
Non medikamentosa
Tindakan konservatif :
Tirah baring miring ke kiri
perbaikan keadaan umum
Observasi keadaan umum, tanda-tanda
dan tekanan darah pasien
vital setiap 4 jam, DJJ setiap 1 jam.
Kateterisasi, pantau urin output

Medikamentosa Prognosis
Dosis awal MgSO4 : bolus intravena 4 gr Ad vitam : dubia ad
MgSO4 bonam
IVFD RL + drip MgSO4 8 gr 20 tetes Ad functionam : dubia
per menit ad bonam
IVFD RL + drip oksitosin 5 IU 8-20 Ad sanactionam : dubia ad
tpm malam
Injeksi Ondansetron 4 mg bolus pelan

Inj. Furosemide 2x10 mg

Nifedipine 4 x 10 mg p.o

Amlodipine 1x5 mg

Herbesser CD 1x200 mg

Cefadroxil 2x500 mg

Asam mefenamat 3x500 mg

Mersibion 1x5000 mcg


Selasa, 06 Juni 2017 pukul 23.00 WIB

S: Nyeri kepala, kedua pandangan kabur, nyeri ulu hati, mual.


O: KU : Tampak sakit berat
TD : 220/100 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,50 C
DJJ : 0 kali/ menit
Abdomen : Cembung, bunyi pekak beralih (+)
Ekstremitas : non-pitting edem
Urin tampung : 800 cc/24 jam

A: G3P2A0M1 hamil 33 minggu + impending eclampsia + Ascites+


Intrauterine Fetal Death (IUFD)
P: -Injeksi bolus magnesium sulfat 4 gr
- IVFD Ringer Laktat 500 mL + magnesium sulfat 8 gram didrip 20 tpm
- Nifedipine 4x10 mg
- Observasi KU, TTV, Urine output, dan tanda-tanda persalinan
S: Nyeri kepala (+), kedua pandangan kabur (+) dan nyeri ulu hati (+) dirasa
sedikit berkurang, tetapi pasien merasakan sesak (+)
O: KU : Tampak sakit sedang
TD : 160/110 mmHg
HR : 86 x/menit
RR : 36 x/menit
T : 36,40 C
Abdomen : Cembung, bunyi pekak beralih (+)
Ekstremitas : non-pitting edem
Urin tampung : 850 cc/24 jam

A: G3P2A0M1 hamil 33 minggu + impending eclampsia + Ascites+ IUFD


P: - O2 3lpm.
- Jalur I : IVFD Ringer Laktat 500 mL + magnesium sulfat 8 gr didrip 20 tpm
Jalur II : Ringer laktat 500 mL+ oksitosin 5 IU didrip 8-20 tpm.
- Inj. Fur0semide 2x10 mg
- Amlodipine 1x 5mg
- Herbesser CD 1x200 mg
- Observasi KU, TTV, Urine output, tanda-tanda persalinan.
Pukul 18.20 wib
S: Pasien mengeluh perutnya terasa
Pukul 18.00 wib mulas dan ingin meneran
S: Pasien mengeluh perutnya O: KU : Tampak sakit sedang
terasa mulas dan ingin TD : 170/90 mmHg
meneran HR : 80 x/menit
O:KU : Tampak sakit sedang RR : 20 x/menit
TD : 170/90 mmHg T : 36,00 C
HR : 89 x/menit His : 3 kali dalam 10 menit, durasi 40
detik
RR : 21 x/menit
VT : Pembukaan lengkap, ketuban (+),
T : 36,20 C Hodge III (+)
His : 3 kali dalam 10 menit, A: G3P2A0M2 hamil 33 minggu+
durasi 20 detik. impending eclampsia + Intrauterine
VT : Pembukaan 8 cm, portio Fetal Death (IUFD) Kala II fase aktif
Persalinan
tipis, ketuban (+), Hodge II
P : Melakukan pertolongan persalinan.
A: G3P2A0M1 hamil 33 minggu + Bayi lahir spontan pukul 18.28 wib,
impending eclampsia + Ascites tidak menangis, lilitan tali pusat 2 kali
+ IUFD erat, maserasi di daerah bokong,
P : Observasi keadaan umum, ketuban berwarna cokelat kehitaman,
tanda vital, His, kemajuan plasenta pucat, jenis kelamin laki-
persalinan, laki, berat badan 1150 gram, PB 40
cm.
Kamis, 08 Juni 2017, pukul A:P3A0M2 post partus
07.00 wib prematurus spontan
S: Pasien mengeluh kedua dengan induksi +
pandangan kabur tetapi sudah impending eclampsia +
berkurang, nyeri ulu hati (+)
Ascites+ IUFD (H+1)
dirasa berkurang, kembung P: - IVFD Ringer Laktat 500
mL + magnesium sulfat 8
(+), mual (+), gr didrip 20 tpm
O:KU : Tampak baik - Inj. Furosemide 2x10 mg
TD : 160/120 mmHg - Amlodipine 1x 5mg
HR : 76 x/menit - Herbesser CD 1x200 mg
RR : 20x/menit - Cefadroxil 2x500 mg
T : 36,70 C - Asam mefenamat 3x500
Abdomen : Cembung, bunyi
mg
pekak beralih (+), TFU 3 jari - Mersibion 1x5000 mcg
dibawah umbilikus, kontraksi - Observasi KU, TTV, Urine
baik
output,
Ekstremitas : non-pitting edem
Urin tampung : 950 cc/24
jam
Jumat, 09 Juni 2017 pukul 07.00 A: P3A0M2
post partus
WIB prematurus spontan
dengan induksi +
S: Pasien mengeluh kedua impending eclampsia +
pandangan masih kabur (+) , Ascites+ IUFD (H+2)
nyeri ulu hati (+), kembung (+), P: - IVFD Ringer Laktat 500
mual (+). mL (20 tpm)
O:KU : Tampak baik - Inj. Furosemide 1x10 mg
TD : 160/120 mmHg - Amlodipine 1x 5mg
HR : 76 x/menit - Herbesser CD 1x200 mg
RR : 20x/menit - Cefadroxil 2x500 mg
T : 36,70 C - Nifedipine 4x10 mg
Abdomen : Cembung, bunyi
- Asam mefenamat 3x500
mg
pekak beralih (+), TFU 3 jari
dibawah umbilikus, kontraksi
- Mersibion 1x5000 mcg
baik - Observasi KU, TTV, Urine
output
Ekstremitas : non-pitting edem
Urin tampung : 1000 cc/24
jam
Sabtu, 10 Juni pukul 07.00 WIB A:P3A0M2 post partus
S: Pasien mengeluh kedua prematurus spontan
pandangan tidak kabur (-) ,
nyeri ulu hati (-), kembung (+), dengan induksi +
mual (-) Preeklampsia berat (PEB) +
O: KU : Tampak baik Ascites+ IUFD (H+3)
TD : 180/120 mmHg P: - Furosemide 1x10 mg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
- Herbesser CD 1x200 mg
T : 37,10 C - Cefadroxil 2x500 mg
Abdomen : Cembung, bunyi - Nifedipine 4x10 mg
pekak beralih (+), TFU 3 jari
dibawah umbilikus, kontraksi - Asam mefenamat 3x500
baik mg
Ekstremitas : non-pitting - Mersibion 1x5000 mcg
edem
- Cripsa 2x2,5 mg
- Observasi KU, TTV
Minggu, 11 Juni 2017, pukul A: P3A0M2 post partus prematurus
07.00 WIB spontan dengan induksi + PEB
S: Pasien mengeluh kedua +Ascites+ IUFD (H+4)
pandangan tidak kabur (-), P: - Furosemide 1x10 mg
nyeri ulu hati (-), kembung (-), - Herbesser CD 1x200 mg
mual (-), tidak bisa tidur - Nifedipine 4x10 mg
O:KU : Tampak baik - Cefadroxil 2x500 mg
TD : 180/90 mmHg - Asam mefenamat 3x500 mg
HR : 81x/menit - Mersibion 1x5000 mcg
RR : 21x/menit - Cripsa 2x2,5 mg
T : 36,50 C - Carbamazepine 1x1 k/p jika
Abdomen : Cembung, bunyi tidak bisa tidur
pekak beralih (+), TFU 4 jari - Observasi KU, TTV
dibawah umbilikus, kontraksi
baik
Ekstremitas : non-pitting edem
Senin, 12 Juni 2017, pukul A: P3A0M2 post partus
07.00 WIB prematurus spontan
S: Pasien mengeluh kedua dengan induksi + PEB +
pandangan tidak kabur (-) , IUFD (H+5)
nyeri ulu hati (-), kembung P: - Furosemide 1x10 mg
(-), mual (-), bisa tidur (+) - Nifedipine 4x10 mg
O: KU : Tampak baik - Cefadroxil 2x500 mg
- Asam mefenamat
TD : 160/100 mmHg 3x500 mg
HR : 90x/menit - Mersibion 1x5000 mcg
RR : 20x/menit - Cripsa 2x2,5 mg
T : 36,50 C - Captopril 2x25 mg
Abdomen : Cembung, TFU - Pasien boleh pulang,
4 jari dibawah umbilikus, kontrol kembali ke poli
kontraksi baik kandungan 1 minggu
kemudian.
Ekstremitas : non-pitting
edema
Preeklampsia berat :
Tekanan darah > 160/ 110 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu. Tes celup urin
menunjukkan proteinuria 2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil > 5 gr/ 24
jam. Atau disertai keterlibatan organ lain :
-Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisisis,
mikroangiopati.
- Peningkatan SGOP/SGPT, nyeri abdomen kuadran
kanan atas
- Sakit kepala, skotoma penglihatan
- Pertumbuhan janin terhambat, oligohidroamnion
- Edema paru dan atau gagajantung l kongestif
- Oliguria (< 500 ml/ 24 jam), kreatinin > 1,2
mg/dl
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan Otak
Kelainan mata
Edema paru paru
Nekrosis hati
Sindroma HELLP
Kelainan ginjal
Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin
intra-uterin
Pandangan kabur adalah hal yang umum pada
preeklampsia berat dan eklampsia. Kebutaan
jarang terjadi dan biasanya reversibel ,
mekanisme ini muncul dari 3 daerah potensial.
Area tersebut adalah korteks visual lobus
oksipital, nukleus genikulatus, dan retina. Pada
retina, bisa terjadi lesi yang diakibatkan iskemik,
infark atau lepasnya retina. Nyeri kepala muncul
akibat dari hiperperfusi serebrovaskular di lobus
oksipital. Menurut Sibai (2005) dan Zwart (2008),
50-75% pasien yang memiliki keluhan nyeri
kepala dan 20-30% pasien dengan gangguan
penglihatan akan berlanjut menjadi kejang
eklampsia.
Pada pemeriksaan abdomen pasien
ditemukan bahwa penampakan nya cembung
dan saat dilakukan perkusi ditemukan bunyi
pekak beralih maka dicurigai pasien
mengalami ascites. Penumpukan cairan tidak
hanya terjadi di rongga abdomen tetapi juga
di kedua tungkai pasien ditandai dengan
adanya edema non-pitting.
Perubahan neurologik dapat berupa :
Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak
sehingga menimbulkan vasogenik edema.
Akibat spasme arteri retina dan edema retina
dapat terjadi gangguan visus. Gangguan
visus dapat berupa pandangan kabur,
skotomata, amaurosis yaitu kebutaan tanpa
jelas adanya kelainan dan ablasio retina.
Indikasi perawatan aktif bila didapatkan satu atau lebih keadaan di
bawah ini, yaitu:
Ibu
Umur kehamilan 37 minggu
Adanya tanda-tanda/gejala-gejala impending eklampsia yang tidak
stabil
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu: keadaan klinik
dan laboratorik memburuk
Diduga terjadi solusio plasenta
Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan
Janin
Adanya tanda-tanda fetal distress
Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction
NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinya oligohidramnion
Laboratorik
Adanya tanda-tanda sindroma HELLP khususnya menurunnya
trombosit dengan cepat
Gejala-gejala IUFD :
BJA tidak terdengar lagi
Rahim tidak membesar dan fundus uteri turun
Pergerakan anak tidak teraba
Palpasi anak menjadi tidak jelas
Reaksi biologis menjadi negatif, setelah anak
mati kira-kira 10 hari
Pada foto rongen dapat terlihat :
Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi, disebabkan isi
tengkorak berkurang karena otak mencair (tanda
spalding),
Tulang punggung janin sangan melengkung (tanda
Naujokes)
Ada gelembung-gelembung gas pada badan janin.
Tanda Patologi (perkiraan kematian janin)
Rigor mortis (tegang mati) : Berlangsung 2 jam
setelah mati, kemudian janin menjadi lemas sekali.
Stadium maserasi I : Timbul lepuh-lepuh pada kulit.
Lepuh-lepuh ini mula-mula berisi cairan jernih
kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48
jam setelah janin mati.
Stadium maserasi II : Lepuh-lepuh pecah dan
mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Terjadi
setelah 48 jam janin mati.
Stadium maserasi III : Terjadi kira-kira 3 minggu
setelah janin mati. Badan janin sangat lemas dan
hubungan antar tulang sangat longgar. Terdapat
edema di bawah kulit.1
Pasien wanita 30 tahun G3P2A0M1 hamil 33 minggu datang
ke RS karena mengeluhkan kedua pandangan kabur sejak
6 jam SMRS, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual. Pasien
juga mengeluh tidak ada pergerakan janin sejak 18 jam
SMRS.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis sebagai
impending eclampsia, ascites dan IUFD.
Tatalaksana pada pasien mengikuti protap tatalaksana
preeklampsia berat. Tatalaksana obstetri yaitu dilakukan
tindakan aktif sejak perawatan hari kedua mengingat
kondisi ibu tidak membaik dengan perawatan secara
konservatif.
Ibu menjalani persalinan pervaginam dan dilahirkan bayi
dalam kondisi meninggal.
Prognosis secara keseluruhan adalah dubia ad bonam.
Mose C, Johanes. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi,Ed. 2, Gestosis hal 68 81,
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. EGC.
Jakarta: 2005.
Sudhaberatha, Ketut.Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia, UPF: Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, Rumah Sakit Umum Tarakan KalimantanTimur; 15 Juni 2008.
Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy, 2001, Am Fam Physician, 64: 263-70.
Wiknjosastro. H, Prof, dr, SpOG. Ilmu Kebidanan. Ed.3, Cet. 8. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta: 2006. Hal 281 300
Cunningham, F. G., et al. 2014. Hipertensi dalam kehamilan dalam Obstetri Williams Edisi 21
Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hubel CA. Lipid peroxidation in pregnancy : New perspectives on preeclampsia, Am J Obstet
Gynecol, 1989; 161 : 1025-34.
Zeeman GG, Dekker GA. Pathogenesis of preeclampsia a hypotesis, 1992; Clin Obstet Gynecol,
1992; 35; 317-37.
Gant NF, Worley RJ. Hypertension in pregnancy Concepts and Management, Appleton-Century
Crofts, New York, 1980, 11-36.
Riedman C, Walker I. Preeclampsia the Fact. Oxford University Pres, New York, 1992: 130-3.
Wallenburg HCS. Dietary manioulation on prostanoid synthesis and prevention of pregnancy-
induced hypertensive disorder: a review. Clin and expe. Hyper. In pregnancy; part B, 1992,
249-73.
Heazell A, Baker PN. Hypertensive disorders of pregnancy. In: Oakley C, Warnes
CA, eds. Heart disease in pregnancy. 2nd ed. Massachusetts: Blackwell Publishing;
2007:264-80
Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds.
Hypertension: A companion to Braunwalds heart disease. 2nd ed. Philadelphia:
Elsevier Saunders; 2013:32735.
Podymow T, August P. Update on the use of antihypertensive drugs in pregnancy.
Hypertension 2008;51:960-9.
Moechtar R. 1998. Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis,
jilid 1, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cunningham, F.G., etc. 2005. Kematian Janin. Obstetri Williams vol. 2, edisi 21.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hlm. 1200-1220.
Sastrawinata S, martaadisoebrata D, wirakusumah F.2004. Obsetri Patologi, edisi
2. Jakarta : EGC
Agudelo AC, Beliza JM, Rossello LD. Epidemiology of Fetal Death in Latin America.
Acta Obstet Gynecol Scand 2000; 79: 3718
Petersson K. Diagnostic Evaluation of Fetal Death with Special Reference to
Intrauterine Infection. Thesis dari Departement of Clinical Science, Divison of
Obstetrics and Gynecology, Karolinska Institutet, Huddinge University Hospital,
Stockholm, Sweden 2002.

Anda mungkin juga menyukai