Anda di halaman 1dari 43

IMUNOLOGI INFEKSI

Disusun Oleh:

Martua Agustinus A 0111019


Stevensal B.Kalumata A 0111022
Eka Prana Yudha A 0111027
PENGERTIAN
IMUNOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang
sistem imun ( kekebalan ) tubuh dan
mekanisme perlindungan tubuh terhadap
bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
dalam lingkungan hidup.
INFEKSI proses masuknya mikroorganisme
seperti bakteri,virus,jamur,dan parasit
penyebab penyakit kedalam tubuh yang
menyebabkan timbulnya gejala penyakit .
Pembagian Imunologi Infeksi
1.Imunologi terhadap Bakteri
Contoh;;B.intraselular,ekstraselular
2.Imunologi terhadap Virus
Contoh;;HIV , SARS
3.Imunologi terhadap Jamur
Contoh;;Candida albicans
4.Imunologi terhadap Parasit
Contoh; (malaria, tripanosoma,
toksoplasma, lesmania dan amuba), cacing
Tabel 15.1 Mekanisme pertahanan imun utama terhadap patogen

Jenis infeksi Mekanisme pertahanan imun utama

Bakteri Antibodi, kompleks imun dan sitotoksisitas

Mikrobakteri DTH dan reaksi granulomatosa

Virus Antibodi (netralisasi), CTL dan Tdth

Protozoa DTH dan antibodi

Parasit cacing Antibodi (atopi ADCC) dan reaksi granulomatosa

Jamur DTH dan reaksi granulomatosa


Struktur bakteri
Menurut sifat patologik dinding sel, mikroorganisme
dapat dibagi menjadi negatif-gram, positif-gram,
mikrobakterium dan spirochaet. Permukaan bakteri
dapat pula dilapisi kapsul yang protektif. Protein dan
polisakarida yang ada dalam struktur tersebut dapat
merangsang sistem imun humoral tubuh untuk
membentuk antibodi. Diluar membran plasma, bakteri
memiliki dinding sel yang terdiri atas mukopeptide
yang disebut peptidoglikan.
Infeksi bakteri

Mekanisme pertahanan tbh dipengaruhi oleh:


1.Struktur ddg sel
2.Jenis bakteri (Gram + / Gram -)
3.Mikrobakteria
4.Spiroketa
Respon imun tertadap infeksi tergantung pada:
1.Jumlah&fungsi Th, Ts dan Tc
yg teraktivasi.
2.Jumlah & fungsi sel B
3.Jumlah sel memori
IMUNOLOGI BAKTERI
Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur
eksogen) akan segera diserang sistem imun
nonspesifik berupa fagosit, komplemen, APP
atau dinetralkan antibodi spesifik yang sudah
ada dalam darah. Antibodi dan komplemen
dapat juga berperan sebagai opsonin oleh
karena fagosit memiliki Fc-R dan C-R.
Imunologi bakteri ekstraselular
Bakteri ekstraselular dapat hidup dan
berkembangbiak diluar sel pejamu misalnya
dalam sirkulasi, jaringan ikat dan rongga-
rongga jaringan seperti lumen saluran napas
dan saluran cerna. Penyakit yang dimbulkan
bakteri ekstraselular dapat berupa inflamasi
yang menimbulkan destruksi jaringan di
tempat infeksi dengan membentuk nanah
Imunitas nonspesifik
Komponen imunitas nonspesifik utama
terhadap bakteri ekstraselular adalah
komplemen, fagositosis dan respons inflamasi.
Bakteri yang mengekspresikan manosa pada
permukaannya, dapat diikat lektin yang
homolog dengan C1q, sehingga akan
mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin,
meningkatkan opsonisasi dan fagositosis. Di
samping itu MAC dapat menghancurkan
membran bakteri.
Imunitas spesifik

A. Humoral
Antibodi merupakan komponen imun protektif utama
terhadap bakteri ekstraselular yang berfungsi untuk
menyingkirkan mikroba dan menetralkan toksinnya
melalui berbagai mekanaisme. Th2 memproduksi
sitokin yang merangsang respons sel B, aktivasi
makrofag dan inflamasi.
B .Sitokin
Respons utama pejamu terhadap bakteri ekstraselular adalah
produksi sitokin oleh makrofag yang diaktifkan yang
menimbulkan inflamasi dan syok septik. Toksin seperti
superantigen mampu mengaktifkan banyak sel T sehingga
minimbulkan produksi sitokin dalam jumlah besar dan
kelainan klinikopatologi seperti yang terjadi pada syok
septik.
C. Imunologi bakteri intraselular
Ciri utama bakteri intraselular adalah kemampuannya untuk
hidup bahkan berkembang biak dalam fagosit. Mikroba
tersebut mendapat tempat tersembunyi yang tidak dapat
ditmukan oleh antibodi dalam sirkulais, sehingga untuk
eliminasinya memerlukan mekanisme imun selular.
IMUNOLOGI VIRUS
Struktur virus
Struktur virus terdiri atas kapsid yang
melindungi bahan genetik. Bahan genetik dan
kapsid disebut nukleokapsel. Peran kapsid adalah
melindungi bahan genetik virus terhadap
nuklease asal pejamu. Kapsid terdiri atas subunit
protein yang dijadikan bentuk sederhana.
Pada beberapa virus, kapsid diselubungi
oleh lapisan ganda fosfolipid yang
diperoleh dari sel pejamu bila virus
membentuk budding. Envelop
memberikan proteksi terhadap protease.
Envelop virus dapat berasal dari
sitoplasma atau membran nukleus sel
pejamu.
Respons imun terhadap virus
Virus merupakan organisme obligat, umumnya
terdiri atas potonganDNA atau RNA yang
diselubungi mantel dari protein atau
lipoprotein. Respons imun terhadap protein
virus melibatkan sel T dan sel B. Antigen virus
yang menginduksi antibodi dapat menetralkan
virus dan sel T sitotoksik yang spesifik
merupakan imunitas paling efisien pada
imunitas proteksi terhadap virus.
Imunitas nonspesifik humoral dan selular
Prinsip mekanisme imunitas nonspesifik terhadap
virus adalah mencegah infeksi. Efektor yang berperan
adalah IFN tipe I dan sel NK dan yang membunuh sel
terinfeksi.
Sel NK membunuh sel yang terinfeksi oleh
berbagai jenis virus dan merupakan efektor imunitas
penting terhadap infeksi dini virus, sebelum respons
imun spesifik bekerja. Sel NK mengenal sel terinfeksi
yang tidak mengekspresikan MHC-1. Untuk
membunuh virus, sel NK tidak memerlukan bantuan
molekul MHC-I.
Imunitas spesifik humoral
Respons imun terhadap virus tergantung dari lokasi
virus dalam pejamu. Antibodi diproduksi dan hanya
efektif terhadap virus dalam fase ekstraselular. Virus
dapat ditemukan ektraselular pada awal infeksi sebelum
virus masuk ke dalam sel atau bila dilepas oleh sel
terinfeksi yang dihancurkan (khusus untuk virus
sitopatik.
Antibodi dapat berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan eliminasi partikel virus oleh fagosit.
Imunitas spesifik selular
Virus yang berhasil masuk ke dalam sel, tidak
lagi rentan terhadap efek antibodi. Respons
imun terhadap virus intraselular terutama
tergantung dari sel CD8+/CTL yang
membunuh sel terinfeksi. Fungsi fisiologik
utama CTL ialah pemantauan terhadap infeksi
virus.CTL adalah Cytotoxic T Cell
IMUNOLOGI JAMUR
Jamur adalah organisme eukariotik, tidak
mengandung klorofil.Jamur biasa ditemukan
dalam alam sebagai spesies yang hidup bebas
dalam bahan organik mati, dalam tanah, vegetasi
dan cairan tubuh. Untuk hidupnya, jamur tidak
tergantung dari interaksi dengan pejamu
manusia.
INFEKSI PADA MANUSIA

1.Permukaan hidup dlm komponen kulit yg


mati, rambut dan kuku yg mengandung
keratin

2.Subkutan hidup sbg saprofit dan menimbulkan


nodul kronik atau tukak

3. Saluran nafas yg bersal dr saprofit tanah dan


menimbulkan infeksi paru subklinis atau akut

4.C. albicans menimbulkan infeksi superfisial pd


kulit dan membran mukosa
Imunitas Nonspesifik
Sawar fisik kulit dan membran mukosa, faktor
kimiawi dalam serum dan sekresi kulit berperan
dalam imunitas nonspesifik. Efektor utama imunitas
nonspesifik terhadap jamur adalah neutrofil dan
makrofag. Penderita dengan neutropenia sangat
rentan terhadap jamur oportunistik.
lanjutan
Neutrofil diduga melepas bahan fungisidal
seperti ROI dan enzim lisosom serta memakan
jamur untuk dibunuh intaseluler. Galur virulen
seperti Kriptokok neotransformans
menghambat produksi sitokin TNF dan IL-12
oleh makrofag dan merangsang produksi IL-10
yang menghambat aktivasi makrofag.
Imunitas Spesifik
Imunitas nonspesifik kadang kurang efektif,
tidak mampu membatasi pertumbuhan jamur
pathogen. CMI merupakan efektor imunitas
spesifik utama terhadap infeksi jamur.
Histoplasma kapsulatum, parasit intraseluler
fakultatif hidup dalam makrofag dan
dieliminasi oleh efektor seluler sama yang
efektif terhadap bakteri intraseluler
IMUNOLOGI PARASIT
Parasit merupakan organisme yang
berlindung dalam atau di organisme dan
mendapatkan keuntungan dari pejamu.
Golongan parasit berupa protozoa (malaria,
tripanosoma, toksoplasma, lesmania dan
amuba), cacing, ektoparaasit (kutu, tungau)
.
lanjutan
Parasit berinteraksi dengan pejamu dalam berbagai
cara seperti simbiosis mutualisme. Banyak parasit
mempunyai siklus hidup kompleks yang sebagian
terjadi di dalam tubuh manusia. Kebanyakan infeksi
parasit bersifat kronis yang disebabkan oleh imunitas
nonspesifik lemah dan kemampuan parasit untuk
bertahan terhadap imunitas spesifik. Di samping itu
banyak antibiotik dan obat antiparasit tidak efektif
lagi untuk membunuh parasit.
Imunitas Nonspesifik
Mikroba biasanya dapat tetap hidup dan
berkembang biak dalam pejamu oleh karena
dapat beradaptasi dan menjadi resisten terhadap
system imun pejamu. Respons imun nonspesifik
utama terhadap protozoa adalah fagositosis,
tetapi banyak parasit tersebut yang resisten
terhadap efek bakterisidal makrofag, bahkan
beberapa diantaranya dapat hidup dalam
makrofag.
lanjutan
Fagosit juga menyerang cacing dan melepas
bahan mikrobisidal untuk membunuh mikroba
yang terlalu besar untuk dimakan. Beberapa
cacing mengaktifkan komplemen melalui jalur
alternatif tetapi ternyata banyak parasit
memiliki lapisan permukaan tebal sehingga
resisten terhadap mekanisme sitosidal neutrofil
dan makrofag.
Imunitas Spesifik

Respons Imun yang Berbeda


Infeksi cacing biasanya terjadi kronik dan kematian

pejamu akan merugikan parasit sendiri. Infeksi yang


kronik itu akan menimbulkan rangsangan antigen
persisten yang menigkatkan kadar immunoglobulin
dalam sirkulasi dan pembentukan kompleks imun.
Antigen-antigen yang dilepas parasit diduga
berfungsi sebagai mitogen poliklonal sel B yang T
independen.
Infeksi Cacing

Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing


diperankan oleh aktivasi sel Th2. Cacing merangsang
subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-
4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang
perkembangan dan aktivasi eosinofil. IgE yang
berikatan dengan permukaan cacing diikat eosinofil.
Selanjutnya eosinofil diaktifkan dan mensekresi
granul enzim yang menghancurkan parasit.
lanjutan
Cacing biasanya terlalu besar untuk fagositosis.
Degranulasi sel mast/basofil yang IgE dependen
menghasilkan produksi histamine yang menimbulkan
spasme usus tempat cacing hidup. Eosinofil
menempel pada cacing melalui IgG/IgA dan melepas
protein kationik, MBP dan makrofag menempel
melalui IgA/IgG dan melepas superoksida, oksida
nitrit dan enzim yang membunuh cacing.
Respons Th1 dan Th2 pada
Infeksi Parasit
Respons terhadap infeksi seperti pada lesmania
berhubungan dengan respons Th1 atau Th2.
Pada infeksi parasit intraseluler, gambaran
kedua respons tersebut berhubungan dengan
prognosis baik dan buruk. Dalam menentukan
perjalanan penyakit, peran Th1 dan Th2 pada
banyak penyakit parasit lebih kompleks.
Kesimpulan
Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur eksogen) akan
segera diserang sistem imun nonspesifik berupa fagosit,
komplemen, APP atau dinetralkan antibodi spesifik yang
sudah ada dalam darah.
Sistem imun untuk menyerang virus adalah IFN tipe I dan sel
NK dan yang membunuh sel terinfeksi, CD 8+/CTL , CD4+ Th
Sistem imun untuk menyerang jamur adalah Neutrofil,
Makrofag alveolar , CMI , Th1 ,Th2
Sistem imun untuk menyerang parasit adalah Antibodi dan
CD8+/CTL , H. Makrofag dan Nitrit , IgE ,IgG , sel Tc ,
aktivasi sel Th1 ,Th2 , Eosinofil, CD 8+
Terima kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai