Anda di halaman 1dari 26

PERAN DAN KESIAPAN

POLTEKKES KEMENKES
PONTIANAK MENGHADAPI
ASEAN ECONOMIC COMUNITY

Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp., M.Kes


Disampaikan dalam orasi ilmiah pada sidang senat terbuka
Poltekkes Kemenkes Pontianak
Pontianak, 14 April 2016
Pemecatan dilakukan karena
dianggap tidak cukup kompeten
dlm pekerjaannya melayani pasien
200 orang/hari
melintas border
menuju Kuching
untuk berobat
ASEAN ECONOMIC COMUNITY (AEC)
Kesepakatan & integrasi
negara ASEAN,
membentuk kawasan
bebas perdagangan

aliran bebas barang, Peningkatan daya


jasa, investasi, dan saing ekonomi
tenaga kerja terampil ASEAN.
WHAT IMPACT ??

Positive Negative
Perluasan pasar bagi masuknya produk
produk dan jasa dan tenaga kerja
Indonesia terampil dari luar
Terbukanya lapangan negeri ke Indonesia
kerja bagi tenaga
terampil Indonesia
KESIAPAN INDONESIA
kinerja logistik Global Competitiveness Index
Tarif pajak Indonesia thn 2014-2015
Suku bunga peringkat 34 dari 144 negara
bank
Bagaimana negara ASEAN lainnya:
Produktifitas Singapura: 2
tenaga kerja Malaysia: 20
Bruney: 28
Thailand: 31

ASEAN Productivity Organization :


Tenaga kerja terampil Indonesia
(4,3%), Filipina (8,3%), Malaysia
(32,6%), Singapura (34,7%)
Langkah strategis meningkatkan
produktifitas Tenaga Kesehatan
1. Meningkatkan kualifikasi mll
pendidikan berkelanjutan
2. Meningkatkan mutu
pendidikan
3. Standarisasi dan registrasi
Nakes
4. Meningkatkan profesionalisme
mll pelatihan yg terstandar
5. Melakukan pelayanan sesuai
dgn standar profesi
Tantangan Implementasi Pertukaran
Nakes di ASEAN
Harmonisasi standar kompetensi
antar negara
aturan antar negara,
Sistem pendidikan kesepakatan pelaksanaan aturan
antar negara yg
berbeda
Kebijakan sistem
registrasi dan lisensi
yang berbeda antar
negara
Mutual Recognition Arrangements (MRA)

Hambatan Tehnis dlm Kesepakatan


perdagangan jasa antar negara: pengakuan kualifikasi
Perbedaan kualifikasi tenaga kerja antar
pendidikan negara ASEAN (MRA)
Perbedaan kualifikasi
profesional
Perbedaan pengalaman kerja Harmonisasi Kualifikasi
& standarsasi
MRA on nursing service

Kesepakatan antar negara


ASEAN untuk mengakui Ditandatangani
kualifikasi pendidikan, 8 Desember 2006 di
kualifikasi professional dan Cebu (Philippine)
pengalaman tenaga kerja
penyedia jasa keperawatan
Tujuan MRA on nursing servise
1. Memfasilitasi mobilisasi
perawat di wilayah ASEAN
2. Pertukaran informasi dan
kepakaran tentang standar dan
kualifikasi
3. Mempromosikan adopsi praktik
terbaik dalam yankep
profesional
4. Memberikan peluang
membangun kapasitas dan
pelatihan bg perawat
Strategi Implementasi MRA
Pengembangan, penguatan dan pemberlakuan:

1. Sistem data dasar bagi Nakes Indonesia dan Asing


2. Standar Kompetensi yang setara antar negara
3. Kurikulum Pendidikan Nakes
4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
5. UU Nakes dan UU Keperawatan untuk implementasi
sistem credentialing
6. Konsil Keperawatan dan Konsil Tenaga Kesehatan
7. Pengembangan Professional Berkelanjutan
Strategi Implementasi MRA
Pengembangan Data Penguatan UU Nakes Peningkatan Mutu
Dasar Nakes UUKeperawatan Yankes

Pendataan Membentuk Konsil Menetapkan


bersama (OP, Menetapkan sistem standar
ikatan/himpunan, credentialing kompetensi Nakes
institusi pendidkan) perawat Indonesia Standar Yankes
Sistem pendataan & asing (Model praktik
yg terintegrasi Menetapkan Profesional, SOP)
Cross ASEAN
lingkup praktik Pedoman praktik
perawat, standar mandiri
Countries Nursing pddkn & dan
Website Pedoman monev
pelayanan
praktik Yankes
Permasalahan Nakes Indonesia
1. Penguasaan IPTEK
kesehatan yg blm memadai
2. Penguasaan bahasa asing yg
rendah
3. Soft skill yg blm memadai
4. Belum dibentuknya Konsil
Nakes
5. Kurangnya Sosialisasi MEA
kpd Nakes
Apa yg harus dilakukan Poltekkes
Kemenkes Pontianak Menghadapi MEA
1. Menigkatkan kualitas
lulusan (5M):
Man (Kuantitas dan
kualitas dosen)
Material (sarana &
prasarana)
Method (kurikulum &
metode pembelajran)
Money (anggaran
penyelenggaraan pdd)
Marketing (menangkap
peluang pasar)
2. Mengembangkan dan Melaksanakan
Standar Perguruan Tinggi
3. Meningkatkan Keterampilan Personal (life
skill) mahasiswa
Mengintegrasikan dlm PBM,
kehidupan asrama, dan
pelatihan:
Communication skill
Berpikir kritis
problem solving
Inisiatif dalam bekerja
Kreativitas bekerja
Tim work
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa
asing dan TI

Membentuk English
club di kampus
Seminar di kelas,
presentasi kasus, dan
diskusi berbhs Inggris
Kebijakan english day di
kampus
Pemanfaatan IT dalam
PBM
Faktor Penentu Kemajuan suatu negara

1. Penguasaan inovasi (45%)


2. Penguasaan jaringan/networking (25%)
3. Penguasaan tehnologi (20%)
4. Kekayaan sumber daya alam (10%)
5. Memperluas Jaringan dan
Meningkatkan Kerjasama
luar negeri

MoU dengan RS dan


institusi pendidikan di
LN (Clinical attachment,
job training,
student/lecturer
exchange, joint
research)
Mengembangkan
kerjasama dgn BNP2TKI
(job fair dan peluang
lulusan dikirim ke LN)
6. Mendorong terbentuknya konsil tenaga
kesehatan
Peran Konsil:
Melakukan registrasi
nakes
Pembinaan Nakes
Menyusun standar
pendidikan tinggi Kes
Menyusun standar
praktik dan standar
kompetensi
Menegakkan disiplin
praktik Nakes
7. Mengembangkan standar
kompetensi nakes:
Koordinasi yang
baik dengan:
Organisasi
profesi
Kemenkes
Kemenristek
Dikti
Stakeholders
lainnya
Together we make
a difference

Anda mungkin juga menyukai