Anda di halaman 1dari 44

BAGIAN/SMF

ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN

LAPORAN KASUS
ENDOFTALMITIS
Oleh:
Vira Farhati

Preseptor:
dr. Ismilaila, SpM
PENDAHULUAN

Endoftalmitis ....
Inflamasi pada segmen anterior dan posterior mata, sebagai
akibat dari infeksi bakteri atau jamur
60% merupakan endoftalmitis eksogen, terjadi pasca operasi
intraokular:
62% post operasi katarak, 20% post trauma tusuk, 10% post
operasi filtrasi glaukoma. 2-8% post operasi intraokular lainnya
(umumnya endoftalmitis disebabkan oleh faktor eksogen, seperti
komplikasi dari operasi katarak (62%), setelah trauma tusuk pada
mata (20%), komplikasi setelah operasi filtrasi glaukoma (10%)
2-8% Endoftalmitis endogen
ANATOMI
DEFINISI

Endoftalmitis merupakan reaksi inflamasi yang timbul


akibat adanya kolonisasi bakteri, jamur atau parasit pada
intraokular.
ETIOLOGI

- Endogen
Akibat sepsis, selulitis orbita, dan penyakit sistemik lainnya
- Eksogen
Sering terjadi akibat trauma tembus, tukak perforasi, dan
penyulit infeksi pada pembedahan.4

Kuman penyebab :
Staphylococcus albus
Staphylococcus aureus
Proteus dan pseudomonas
Jamur
PATOFISIOLOGI

Endogen Agen Infeksius Eksogen

Segmen anterior dan


posterior mata

Reaksi antigen
antibodi

Peradangan dan
reaksi inflamasi

Manifestasi Klinis
MANIFESTASI KLINIS

Gejala: Tanda:
nyeri yang sangat hebat kelopak mata bengkak dan
pada mata eritem
mata merah dan mata konjungtiva chemosis
berair kornea keruh, edema, dan
penurunan visus terdapat infiltrat
fotofobia hypopion
iris udem dan keruh
pupil tampak yellow reflek
eksudat pada vitreus
ENDOFTALMITIS PASCA OPERASI KATARAK

Endoftalmitis yang paling sering terjadi


Disebabkan oleh Bakteri gram positif
Injeksi silier, hilangnya reflek fundus, hipopion, pembengkakan
kelopak mata, fotofobia, penurunan visus dan kekeruhan vitreus
ENDOFTALMITIS PSEUDOFAKIK KRONIK

Endoftalmitis biasanya berkembang 4-6 minggu


Tingkat Virulensi < endoftalmitis akut
Keluhan pasien ringan dengan tanda-tanda mata merah,
penurunan visus dan adanya fotofobia
Adanya eksudat serosa dan fibrinous
Adanya hipopion
Kekeruhan dan opacity dalam vitreous body (moderate)
Adanya plak kapsul putih dan secara proporsional tingkat
kekeruhan badan vitreous yang lebih rendah dibandingkan
dengan endophthalmitis akut
ENDOFTALMITIS PSEUDOFAKIK KRONIK
ENDOFTALMITIS PASCA TRAUMA

RIwayat trauma penetrasi langsung pada mata


Gejala klinis berupa nyeri mata, injeksi siliar, hypopion,
pandangan kabur dan keruhnya vitreous body
Bakteri penyebab umumnya berasal dari kelompok
Bacillus dan Staphylococcus
ENDOFTALMITIS FUNGAL

Fungal endoftalmitis dapat berkembang melalui mekanisme endogen


setelah beberapa trauma atau prosedur bedah dengan inokulasi langsung ke
ruang anterior atau vitreous body, atau transmisi secara hematogen dalam
bentuk candidemia.
Masa inkubasi lebih lama (>2 minggu)
ENDOFTALMITIS ENDOGEN

Ditemukan adanya kondisi sistemik seperti septikemia, penggunaan obat-


obat imunosupresan, penggunaan kateter dan kanul intravena dalam waktu
lama. Riwayat trauma (-)
Agen yang paling sering menyebabkan Endoftalmitis endogen adalah jamur
(62%), gram positive bakteri (33%), dan gram negatif bakteri dalam 5% dari
kasus
ENDOFTALMITIS PASCA OPERASI
INFILTRASI GLAUKOMA

Terjadi sebanyak 10% dari kasus.


Trabeculectomy dan trepanotrabeculectomy, sebagai metode yang
tersering, membentuk filtrasi fistula yang mengarahkan cairan ke ruang
bawah konjungtiva
Tanda-tanda endoftalmitis muncul 4 minggu setelah operasi
Manfestasi klinis mirip dengan endoftalmitis akut + tanda-tanda kumpulan
pus di tempat akumulasi cairan dan kerusakan nekrotik dari sclera sebagai
konsekuensi dari efek toksik
Streptococcus dan Staphylococcus aureus Haemophilus influenza juga
menjadi salah satu penyebabnya
DIAGNOSIS

Anamnesis sesuai manifestasi klinis


Umumnya terdapat riwayat operasi atau pasca trauma atau
penyakit sistemik seperti septikemia, penyakit yang menekan
sistem imun, atau penggunaan obat-obat imunosupresan
Pemeriksaan tajam penglihatan
Pemeriksaan slit lamp
USG orbita menunjukkan adanya peradangan vitreus. USG juga
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya ablasio retina dan
choroideal
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI

1. Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita memiliki


prognosa yang buruk yang mengancam bola mata dan
nyawa apabila tidak tertangani.
2. Menjelaskan bahwa penyakit tersebut dapat mengenai
mata satunya, sehingga perlu dilakukan pengawasan yang
ketat tentang adanya tanda-tanda inflamasi pada mata
seperti mata merah, bengkak, turunnya tajam penglihatan,
kotoran pada mata untuk segera untuk diperiksakan ke
dokter mata
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKOLOGI

3. Menjelaskan bahwa penderita menderita diabetes yang


memerlukan pengontrolan yang ketat baik secara diet
maupun medikamentosa. Hal ini disebabkan oleh karena
kondisi hiperglikemia akan meningkatkan resiko terjadinya
bakteriemi yang dapat menyerang mata satunya, atau bahkan
dapat berakibat fatal jika menyebar ke otak.
4. Perlunya menjaga kebersihan gigi mulut, sistem saluran
kencing yang memungkinkan menjadi fokal infeksi dari
endoftalmitis endogen.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

Intravitreal antibiotik
Pilihan pertama : Vancomicin 1 mg dalam 0.1 ml + ceftazidine
2.25 mg dalam 0.1ml
Pilihan kedua : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + amikacin 0.4 mg
dalam 0.1 ml
Pilihan ketiga : Vancomicin 1 mg dalam 0.1ml + gentamicin 0.2
mg dalam 0.1 ml

Antibiotik Topikal
Vancomicin 50 mg/ml atau cefazolin 50 mg/ml
Amicacin 20 mg/ml atau tobramycin 15 mg%
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

Antibiotik Sistemik
Ciprofloxacin intravena 200 mg BD selama 2-3 hari, diikuti 500
mg oral BD selama 6-7 hari
Vancomicin 1 mg IV BD dan ceftazidim 2g IV tiap 8 jam

Terapi Steroid
Dexamethasone intravitreal 0,4 mg dalam 0,1 ml
Dexamethasone 4 mg (1 ml) OD selama 5-7 hari
Steroid sistemik: Terapi harian dengan prednisolone 60 mg
diikuti dengan 50 mg, 40 mg, 30 mg, 20 mg, dan 10 mg selama 2
hari
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

Terapi Suportif
Sikloplegik. Disarankan tetes mata atropin 1% atau bisa juga
hematropin 2% 2-3 hari sekali
Obat-obat antiglaukoma disarankan untuk pasien dengan
peningkatan tekanan intraokuler. Acetazolamide (3 x 250 mg)
atau timolol (0,5%) 2 kali sehari

Operatif
Endoftalmitis Vitrectomy
PENCEGAHAN

1. Pemberian antibiotik golongan quinolon (levofloxacin atau


ofloxacin) 4 kali tetes setiap harinya pada 24-48 jam sebelum
dilakukan tindakan operasi
2. Pemberian antibiotik ofloxacin ED 1,5 jam sebelum tindakan
operasi
3. Pemeberian satu tetes povidon iodin pada mata 3 menit
sebelum operasi
4. Pembersihan kelopak mata sebelum tindakan
5. Operator harus dalam keadaan steril
6. Pada akhir tindakan operasi pemberian cefuroxim 1 mg di
COA
7. Selanjutnya sebelum lokasi operasi ditutup dengan kasa
steril, pemberian satu tetes ofloxacin pada mata.
(The European Association for Catarac Refraction Surgery)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn AH
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Bireun
CM : 1-11-71-50
Masuk Rawat Inap : 25 Januari 2017
Tanggal Pemeriksaan : 26 Januari 2017
ANAMNESIS
Keluhan utama : nyeri pada mata kanan
Keluhan tambahan : mata merah, berair
Riwayat penyakit sekarang : Pasien rujukan RSUD
dr. Fauziah Bireun dengan keluhan mata kanan yang
terasa nyeri dan terus-menerus berair sejak 10 hari
SMRS. Nyeri seperti berdenyut dan mata mengeluarkan
cairan yang berwarna putih dan cukup kental. Dua
minggu SMRS pasien telah menjalani operasi katarak
pada mata kanan di RSUD dr. Fauziah Bireun. Keluhan
nyeri mata dan mata berair pada mata kanan muncul 4
hari setelah operasi. Selain itu pasien juga
mengeluhkan pandangan mata yang semakin kabur dari
sebelum dilakukan operasi katarak, mata merah, nyeri
kepala, dan terasa silau jika melihat cahaya.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu : Pasien telah didagnosis katarak
sejak 1 tahun yang lalu. Semakin lama pandangan pasien
semakin terasa kabur terutama pada mata kanan. Pasien
memiliki riwayat hipertensi sejak kurang lebih 30 tahun yang
lalu.
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang
pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
Riwayat Pengobatan : Sebelum dirujuk ke RSUDZA
Banda Aceh, Pasien telah dirawat selama 2 hari di RSUD dr.
Fauziah Bireun karena keluhan pada matanya namun tidak
menunjukkan adanya perbaikan.
Riwayat kebiasaan sosial : Setelah operasi katarak pasien
sering menggosok-gosok mata kanannya dan sering dalam
posisi sujud.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Frekuensi Jantung : 70 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 36,6 0C
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmologis
Uji Hiscberg :
OD = Orthophoria OS = Orthophoria

Uji Pursuit :
OD = Normal OS = Normal
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmologis
Pemeriksaan Visus :
VOS: 1/300 VOD: 5/60
PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmologis
Pemeriksaan Segmen Anterior
Bagian Mata OD OS
Palpebra Superior Blefarospasme Normal
Palpebra Inferior Blefarospasme Normal
Konjungtiva Tarsal Hiperemis Normal
Superior Subkonjungtiva Hemorrhage
Konjungtiva Tarsal Hiperemis Normal
Inferior Subkonjungtiva Hemorrhage
Konjungtiva Bulbi Chemosis Normal
Injeksi Siliar (+),
Injeksi Konjungtiva (+)
Kornea Keruh Normal
COA Hypopion Cukup
Pupil Ireguler, RCL sulit dinilai Bulat, reguler, RCL (+), RCTL (+)

Iris Sulit dinilai Normal


Lensa Tidak terlihat (+) Jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 13,1 14,0-17,0 g/dl
Hematokrit 41 45-55 %
Eritrosit 4,8 4,7-6,1 106/mm3
Leukosit 18,2 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 268 150-450 103/mm3
MCV 85 80-100 fL
MCH 28 27-31 pg
MCHC 32 32-36 %
RDW 14,3 11,5-14,5 %
MPV 10,3 7,2-11,1 fL
PDW 12,1 fL
Eosinofil 0 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
Netrofil batang 0 2-6 %
Netrofil segmen 93 50-70 %
Limfosit 5 20-40 %
Monosit 2 2-8 %
Waktu perdarahan 2 1-7 Menit
Waktu pembekuan 7 5-15 Menit
GDS 143 <200 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA :

Endoftalmitis OD
TATALAKSANA
Terapi Supportif
- Bed rest

Terapi Medikamentosa
Inj Cefotaxim 2 x 1 gr
P pred (Metyl Prednisolone ED 1 gtt/jam OD
Giflox (Gatifloxacin) ED 8 x 1 tetes OD
Metyl Prednisolone 3 x 16 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
PROGNOSIS

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP HARIAN

Kamis, 26/1/2017 S: mata kanan berai dan tidak dapat melihat Terapi:
AD 2 O: TD: mmHg, HR: x/i, T: afebris, RR: x/i Inj Cefotaxim 2 x 1 gr
Status oftalmologis P pred (Metyl
OD: Sekret (+), edema palpebra (-), blefarospasme Prednisolone ED 1
(+), injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+), kornea gtt/jam OD
putih (+), COA hipopion iris prolaps (+), pupil tidak
Giflox (Gatifloxacin)
bulat, RCL sulit dinilai, lensa tidak bisa dinilai
ED 8 x 1 tetes OD
A: Endoftalmitis OD
P: USG OD, Lab Rutin, KGDS Metyl Prednisolone 3
x 16 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Cendo Timol 2 x 1
tetes OD
FOLLOW UP HARIAN

Jumat, S: mata kanan berai dan tidak dapat melihat, nyeri kepala Terapi:
27/1/2017 OD: Sekret (+), edema palpebra (-), blefarospasme (+), Inj Cefotaxim 2 x 1 gr
AD 3 injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+), kornea putih P pred (Metyl
(+), COA dangkal, hipopion (-), iris prolaps (+), pupil Prednisolone ED 1
tidak bulat, RCL sulit dinilai, lensa tidak bisa dinilai gtt/jam OD
A: Endoftalmitis OD
Giflox (Gatifloxacin)
P: Reposisi iris OD
ED 8 x 1 tetes OD

Metyl Prednisolone 3 x
16 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Cendo Timol 2 x 1 tetes
OD
FOLLOW UP HARIAN

Sabtu , S: mata kanan nyeri, berai dan tidak dapat melihat, nyeri Terapi:
28/1/2017 kepala Inj Cefotaxim 2 x 1 gr
AD 4 OD: Sekret (+), edema palpebra (-), blefarospasme (+), P pred (Metyl
injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+), kornea putih Prednisolone ED 1
(+), COA dangkal, hipopion (-), iris prolaps (+), pupil gtt/jam OD
tidak bulat, RCL sulit dinilai, lensa tidak bisa dinilai
Giflox ( ) ED 8 x 1
A: Endoftalmitis OD
tetes OD
P: Reposisi iris OD
Metyl Prednisolone 3 x
16 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Cendo Timol 2 x 1 tetes
OD
FOLLOW UP HARIAN

Minggu, S: mata kanan nyeri Terapi:


29/1/2017 OD: Sekret (+), edema palpebra (-), blefarospasme (+), Inj Cefotaxim 2 x 1 gr
POD 1 injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+), kornea putih P pred (Metyl
(+), COA dangkal, hipopion (-), iris prolaps (+), pupil Prednisolone ED 1
tidak bulat, RCL sulit dinilai, lensa tidak bisa dinilai gtt/jam OD
A: Endoftalmitis OD
Giflox (Gatifloxacin)
P: Reposisi iris OD
ED 8 x 1 tetes OD

Metyl Prednisolone 3 x
16 mg
Ranitidin 2 x 1 tab
Cendo Timol 2 x 1 tetes
OD
ANALISIS KASUS
Pasien mengeluh nyeri pada mata Nyeri disebabkan oleh iritasi saraf siliar
kanan bila melihat cahaya dan penekanan
saraf siliar bila melihat dekat. Sifat
nyeri menetap atau hilang timbul.
Lokalisasi nyeri bola mata, daerah
orbita dan kraniofasial. Nyeri ini
disebut juga nyeri trigeminal.
Intensitas nyeri tergantung hiperemi
iridosiliar dan peradangan uvea serta
ambang nyeri pada penderita, sehingga
sulit menentukan derajat nyeri
nyeri pada mata kanan, disertai mata Endoftalmitis merupakan suatu reaksi
merah, dan berair dalam jumlah inflamasi yang timbul akibat adanya
banyak. Cairan yang keluar berupa kolonisasi bakteri, jamur atau parasit
cairan kental dan berwarna putih pada intraokular.
kental sejak 4 hari sebelum masuk Gejala endoftalmitis secara umum
rumah sakit. berupa nyeri yang pada mata, mata
merah, mata berair, penurunan visus,
dan fotofobia. Endoftalmitis akut pasca
operasi katarak merupakan bentuk
yang paling sering dari endoftalmitis,
dan hampir selalu disebabkanoleh
infeksi bakteri.
Sebelas hari sebelum dirujuk ke Tanda-tanda infeksi dapat muncul
RSUDZA pasien menjalani operasi dalam waktu satu sampai dengan
katarak. Empat hari setelah operasi enam minggu dari operasi. Namun,
katarak keluhan ini muncul dalam 75-80% kasus muncul di minggu
pertama pasca operasi.

Pemeriksaan status oftalmologis Tanda endoftalmitis berupa kelopak mata


didaptakan bengkak dan eritem; konjungtiva
VOD : 1/300 chemosis; kornea keruh, edema, dan
terdapat infiltrat; hypopion; iris udem dan
VOS : 5/60
keruh; pupil tampak yellow reflek; eksudat
Palpebra: Blefarospasme pada vitreus. endoftalmitis yang
CB : Hiperemis (+) diesebabkan oleh bakteri diantaranya rasa
Injeksi konjungtiva (+) sakit yang sangat pada mata, penurunan
C : Keruh (+) fisus, mata berair, kelopak mata merah
COA : Hypopion dan bengkak, kornea keruh, bilik mata
Pupil : Irreguler. RCL Sulit dinilai depan keruh yang kadang disertai dengan
Lensa: Tidak terlihat hipopion
Inj Cefotaxim 2 x 1 gr penatalaksanaan endoftalmitis
P pred (Metyl Prednisolone ED 1 diantaranya pemberian antibiotik
gtt/jam OD topikal dan antibiotik sistemik
Giflox (Gatifloxacin) ED 8 x 1 tetes untuk mengatasi penyebab utama
OD yaitu infeksi bakteri, antiinflamasi
Metyl Prednisolone 3 x 16 mg steroid topikal, dan antiinflamasi
Cendo timol 2x 1 tetes OD steroid sistemik untuk mengurangi
gejala inflamasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai