Oleh
MAULIANDA
120250014
Program Studi Sosiologi
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Universitas Malikussaleh
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lhokseumawe
2017
BAB I
1.1. Latar Belakang Penelitian
b. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi masyarakat
khususnya bagi masyarakat Gampong Tanjong Ceungai
Kec. Tanah Jambo Aye, Kab. Aceh Utara, agar
menyelesaikan segala konflik yang timbul dengan baik dan
damai serta membawa perubahan yang lebih baik di masa
depan, dan juga dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya yang mengambil objek penelitian yang sama.
BAB II
2.1. Penelitian Terdahulu
Rosida (2015) dengan judul Konflik Antar Kelompok Dalam
Pemilihan Imam Kampung studi kasus konflik antar belah
Judul imam dengan belah toa di Kampung Penosan Kecamatan Blang
Penelitian Jerango Kabupaten Gayo Lues.
b. Data Sekunder
Data tambahan dari beberapa sumber atau
referensi lainnya.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Studi Dokumentasi
BAB IV
Hasil Penelitian
Otoritarianisme
Manajemen Anggaran
Keuchik dalam Tidak Transparan
Kebijakan
4.3. Bentuk Konflik Yang Terjadi Antara Keuchik
Dan Warga Di Gampong Tanjong Ceungai
Mempersulit Proses
Administrasi
Perangkat Gampong
Diabaikan
Baku Hantam
4.4. Resolusi Penyelesaian Konflik Keuchik Dan
Warga
Mediasi di
Kantor Camat
Silaturrahmi di
Meunasah
BAB V
Kesimpulan
Terjadinya konflik antara keuchik dan warga Gampong Tanjong
Ceungai Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara didorong
oleh otoriterianisme keuchik, dan manajemen anggaran pembangunan
gampong tidak transparan. Masyarakat menuntut keuchik mempunyai
sifat musyawarah dengan perangkat gampong maupun warga gampong
agar setiap keputusan serta tindakan dapat disepakati bersama
sehingga kerja sama antara pemimpin dan masyarakat terjalin. Namun
berbeda dengan keuchik yang tidak ingin segala keputusan maupun
tindakannya diikut campur oleh masyarakat dikarenakan beliau
mempunyai wewenang penuh dalam mengambil keputusan, sehingga
keuchik tidak ingin masyarakat terlibat dalam urusannya.
Tidak adanya sifat musyawarah keuchik menimbulkan ketidaksukaan
terhadap keuchik dimasyarakat. Masyarakat menjadi berontak
sehingga hubungan yang harmonispun tidak terwujud antara keuchik
dan warga. Masyarakat tidak mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh keuchik, sehingga rasa percaya masyarakat terhadap keuchik pun
tidak ada. Kemudian timbul rasa curiga dari keuchik kepada
masyarakat yang pula bahwa ada yang merasa tidak suka keuchik
terpilih menjadi pemimpin Gampong Tanjong Ceungai Kecamatan
Tanah Jambo Aye.
Sambungan