Anda di halaman 1dari 122

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

IMUNOLOGI DASAR

Sub Judul
Nama Kota, Tanggal

1
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pendahuluan
Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan
kualitas hidup.
Pada bayi baru lahir, pembentukan sistem
kekebalan tubuhnya belum sempurna dan
memerlukan ASI yang membawa sistem
kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu
daya tahan tubuh bayi.

2
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh


terbentuk sempurna.
Pada orang lanjut usia, sistem kekebalan
tubuhnya secara alami menurunpenyakit
degeneratif atau penyakit penuaan.

3
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Kondisi stres dan pola hidup modern sarat


polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan
menurunkan daya tahan tubuh sehingga
memerlukan kecukupan antibodi.
Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering
kali terabaikan sehingga timbul berbagai
penyakit infeksi, penuaan dini pada usia
produktif.
4
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Definisi
Imunitas atau kekebalan
sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi
dan membunuh patogen serta sel tumor.
Respon imun
Kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi
Sistem imun
Sel & molekul yg bertanggung jawad dlm imunitas

5
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Imunologi ?
ilmu yang mempelajari antigen, antiobodi dan
fungsi pertahanan tubuh host yang
diperantarai oleh sel, terutama yg
berhubungan dengan imunitas thd penyakit,
reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan
penolakan benda asing

6
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

SISTEM IMUN
1. Bawaan (the innate immune system )
respon imun non spesifik
2. Diperoleh (the adaptive/acquired immune
system)
respon imun spesifik

7
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Fungsi sistem imun


Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit
menghancurkan dan menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh
Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau
rusak perbaikan jaringan
Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal.
Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus.

Sistem imun yang sehat adalah sistem imun


yang seimbang yang bisa meningkatkan
kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.
8
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Respon Imun
Deteksi dan mengenali benda asing
Komunikasi dengan sel lain untuk berespons
Rekruitmen bantuan dan koordinasi respons
dan destruksi atau supresi penginvasi

9
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

KEKEBALAN

ALAM (Natural) DIDAPAT (Acquired)

AKTIF PASIF

ALAM BUATAN ALAM BUATAN


(Kongenital)

SAKIT VAKSINASI TRANSPLASENTA SERUM HIPERIMUN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
Reaksi respon imun terhadap antigen

Antigen
Toleransi

Respon imun

Alamiah Adaptif /diperoleh


(Nonspesifik) (spesifik)

Humoral Seluler Humoral Seluler


MACAM RESPON IMUN 2. Diperoleh (the
adaptive/acquired immune
1. Bawaan (the innate
system)
immune system )
respon imun spesifik
respon imun non
spesifik
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

JENIS-JENIS SISTEM IMUN


1. Sistem imun non spesifik, natural atau sudah ada dalam tubuh
/pembawaan (PERTAHANAN FISIK, KIMIAWI DAN BIOLOGIS)

Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan


mikroorganisme.
Nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Terdiri dari:
a) Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan, batuk, bersin
mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh.

13
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Fisik
- Tersebar diseluruh tubuh
- Dalam sumsum tulang, timus, darah, KGB, limpa, sal nafas, saluran cerna,
sal kemih dan jaringan
- Berasal dari sel prekursor multipoten dalam sumsum tulang

Barier fisik Barier fisis


Barier kimiawi Barier kimiawi
Flora bakterial

Membran mukosa Membran mukosa


Epitel bersilia Asam dan basa
Flora bakterial
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Pertahanan biokimia
Sekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus
kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen
mengandung bahan yang berperan dalam
pertahanan tubuh secara biokimiawi.
HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam
keringat, ludah , air mata dan air susu
melindungi tubuh dari kuman gram
positif dengan menghancurkan dinding selnya.

15
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

- lisozim (keringat, ludah, air mata, ASI) menghancurkan


dinding sel kuman gram positif
- Laktoferin & asam neuraminik (ASI) anti bakterial E
coli & staphylococus
- HCl, enzim proteolitik, empedu lingkungan ~ cegah
infeksi bakteri
- Laktoferin & transferin (dr makrofag) ikat zat besi
- Lisozim (dr makrofag) hancurkan kuman gram negatif

16
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ASI mengandung laktoferin dan asam


neuraminik antibacterial terhadap E. coli
dan staphylococcus.
Lisozim yang dilepas oleh makrofag
menghancurkan kuman gram negatif .
Laktoferin dan transferin dalam serum
mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk
kehidupan kuman pseudomonas.
17
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

c) Pertahanan humoral (dg perantara antibodi)


Komplemen (sekelompok protein plasma
inaktif yg bersirkulasi dlm darah)
Menghancurkan sel membran bakteri
Faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke
tempat bakteri
Memudahkan makrofag untuk mengenal dan
memfagositosis (opsonisasi).

18
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

protein fase akut


- kadar me pd infeksi akut, kerusakan jaringan
- Cara kerja opsonisasi CRP melapisi bakteri
shg mudah dikenali & dimakan oleh makrofag
fagositosis >>

19
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Interferon
Glikoprotein , dihasilkan oleh sel yang
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai
respons terhadap infeksi virus.
Mempunyai sifat anti virus dengan jalan
menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus
resisten terhadap virus.
Mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK).
20
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

C-Reactive Protein (CRP)


Dibentuk tubuh saat infeksi
Sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
Merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat
(100 x atau lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut.
Dg bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul
yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur.

21
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

d) Pertahanan seluler
Fagosit
Sel mononuclear (monosit dan makrofag) & sel
polimorfonuklear (neutrofil) sistem pertahanan
utama non spesifik.
Antibody dapat meningkatkan fagosistosis
(opsonisasi).
Antigen yang diikat antibody mudah dikenal
oleh fagosit kemudian dihancurkan.
22
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

- Sel fagosit : monosit, makrofag, neutrofil, eosinofil

- Sel nul : sel Natural Killer


- Sel mediator : basofil, mastosit, trombosit

Mastosit
Sel Natural Killer
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Proses fagositosis
Terdiri dari :
1. Kemotaksis gerakan sel fagosit ke tempat infeksi
2. Menelan
3. Memakan (fagositosis) dgn pembentukan
fagosom
4. Membunuh lisozom, H2O2, mieloperoksida(
membentuk fagolisosom)
5. Mencerna

24
Fagositosis
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

1
Chemotaxis/bergerak Pathogen Fagosit/memakan

3 4 5
Menyerangan Membunuh Mencerna
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Natural Killer cell (sel NK)


Ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai
ciri sel limfoid dari sistem imun spesifik disebut
sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga.
Menghancurkan sel yang mengandung virus atau
sel neoplasma
Interveron berpengaruh dalam mempercepat
pematangan dan efek sitolitik sel NK.
26
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

2. Sistem imun spesifik atau adaptasi


Sistem komplek yg memberikan respon imun (humoral dan
seluler) utk menghadapi agent asing spesifik seperti
bakteri, virus, toksin dsb.
Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing
terjadi sensitiasi sel-sel imun tersebut.
Bila berpapasan kembali dengan benda asing yang sama,
maka akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan
olehnya.
Kemampuan mengenal benda asing/antigen spesifik
menghancurkan antigen yg sdh dikenal sebelumnya

27
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Cara sistem ini didapat :


1. Aktif
2. Pasif

Dasar INGATAN/MEMORI !!

28
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA Respon imun spesifik
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel B menemukan Sel B menunggu aktivasi Kemudian sel B


antigen dan menangkap dari sel T helper mengktivasi sel plasma
dan sel memori

Kmd sel plasma Sel antibodi memfagosit Sel memori mengingat


memproduksi antibodi untuk antigen terus apbl ada antigen
menyerang antigen yang sama
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Cara sistem ini didapat :


1. Aktif
2. Pasif

Dasar INGATAN/MEMORI !!

30
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

a) Sistem imun spesifik humoral


Diperankan Limfosit B atau sel B berasal dari sel asal
multipoten.
Rangsangan oleh benda asing akan berproliferasi
dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody.
Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam
serum. untuk pertahanan tehadap infeksi virus,
bakteri (ekstraseluler), dapat menetralkan toksinnya.

31
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Sistem imun spesifik selular


Limfosit T atau sel T berasal dari sel asal yang sama
dari sel B.
Timus yang disebut timosin , sebagai hormon dan
dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi
sel T diperifer.
Fungsi utama untuk pertahanan terhadap bakteri yang
hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan
keganasan.

32
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

SEL T
Dibentuk di sumsum tulang, pematangan di timus
Mempunyai petanda permukaan membedakan dg sel B pemeriksaan rosette
(+)
Mempunyai petanda CD (cluster differentiation) sel T dlm berbagai fase
pertumbuhan
Mempunyai petanda fungsional concanavalin A & phytohemaglutinin
Fungsi :
membantu sel B dlm memproduksi antibodi
mengenal & menghancurkan sel yang terinfeksi virus
mengaktifkan makrofag dlm fagositosis
mengontrol ambang & kualitas sistem imun
Jenis :
sel Th (helper), Ts (supresor), Td (delayed hypersensitivity), Tc (cytotoxic)

33
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel B
SEL B

Dibentuk & dimatangkan di sumsum tulang


Imunitas yang diperantarai antibodi
Tinggal di limfe dan kelenjar limfe, beredar di darah dan limfe

Rangsangan antigen I terbentuk IgM


Selanjutnya akan terjadi switching Ig A, Ig E. Ig D, Ig G
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS
Sirkulasi limfosit
NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Thymus

Sumsum tulang

Blood stream

Kelenjar
Limpa
limfe
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai berikut:


Alamiah
Pasif pemindahan antibody atau sel darah putih
dari badan seorang yang imun ke orang lain yang
imun, misalnya; melalui plasenta dan kolostrum dari
ibu ke anak.
Aktif bila suatu mikroorganisme secara alamiah
masuk kedalam tubuh dan menimbulkan
pembentukan antibody .
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Buatan
Pasif Memberikan serum, antibody, antitoksin,
misalnya pada tetanus, difteri, gangren gas, gigitan
ular dan difesiensi imun atau pemberian sel yang
sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
Aktif ditimbulkan dengan vaksinasi melalui
pemberian toksoid tetanus, antigen mikro
organism baik yang mati maupun yang hidup.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ANTIGEN DAN ANTIBODI


1. Antigen
a) Pengertian
molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun
spesifik dari limfosit pada manusia dan hewan.

Sifat
dapat melekatkan Ab pd antigenic
determinant/epitop
dapat merangsang pembentukan Ab
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Letak Antigen
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel,
Antigen biasanya berat molekul besar misal protein
atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul
Iainnya.
Mengandung banyak protein dan polisakarida yang
bersifat antigenshg bisa merupakan bakteri, virus,
protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.

41
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Karakteristik
Asing (berbeda dari self ) utk menimbulkan
respon imun, molekul harus dikenal sebagai
nonself.
Ukuran molekul
Biasanya merupakan protein berukuran besar.
Kompleksitas kimiawi dan struktural tertentu

42
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Determinan antigenic (epitop)


Unit terkecil dari antigen kompleks yang dapat diikat
antibody
Antigen dapat mempunyai satu atau lebih determinan.
Suatu determinan mempunyai ukuran lima asam amino atau
gula.
Tatanan genetic penjamu
Dua strain binatang dari spesies yang sama dapat merespon
secara berbeda terhadap antigen yang sama karena
perbedaan komposisi gen respon imun.

43
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Dosis, cara dan waktu pemberian antigen


Respon imun tergantung kepada banyaknya antigen
yang diberikan, dioptmalkan dengan cara
menentukan dosis antigen dengan cermat (termasuk
jumlah dosis), cara pemberian dan waktu pemberian
(termasuk interval diantara dosis yang diberikan)

44
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Syarat antigen yg baik :


- BM besar 40.000
- Kekakuan struktur
- Keasingan molekul
- Larut/tidak
- Kecepatan dihancurkan sel tubuh
- Jumlah antigen
45
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

d) Pembagian Antigen

Secara fungsional
Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul
pembawa).
Hapten, yaitu kompleks yang terdiri atas molekul
kecil.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pembagian antigen menurut epitop


Unideterminan, univalent yaitu hanya satu jenis determinan atau
epitop pada satu molekul.
Unideterminan, multivalent yaitu hanya satu determinan tetapi dua
atau lebih determian tersebut ditemukan pada satu molekul.
Multideterminan, univalent yaitu banyak epitop yang bermacam-
macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
Multideterminan, multivalent yaitu banyak macam determinan dan
banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat
molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi). (Baratawidjaja
1991: 14)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pembagian antigen menurut spesifisitas


Heteroantigen, yaitu antigen yang terdapat pada jaringan
dari spesies yang berbeda.
Xenoantigen yaitu antigen yang hanya dimiliki spesies
tertentu.
Alloantigen (isoantigen) yaitu antigen yang spesifik untuk
individu dalam satu spesies.
Antigen organ spesifik, yaitu antigen yang dimilki oleh
organ yang sama dari spesies yang berbeda.
Autoantigen, yaitu antigen yang dimiliki oleh alat tubuh
sendiri (Baratawidjaja 1991: 14-15; Sell : 910).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pembagian antigen menurut ketergantungan


terhadap sel T
T dependent yaitu antigen yang memerlukan
pengenalan oleh sel T dan sel B untuk dapat
menimbulkan respons antibodi. Sebagai contoh
adalah antigen protein.
T independent yaitu antigen yang dapat
merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk
membentuk antibodi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pembagian antigen menurut sifat kimiawi


Hidrat arang (polisakarida)
Hidrat arang pada umumnya imunogenik.
Glikoprotein dapat menimbulkan respon imun terutama
pembentukan antibodi.
Respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, mempunyai
sifat antigen dan spesifisitas imun yang berasal dari polisakarida
pada permukaan sel darah merah.
Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila
diikat oleh protein carrier. Lipid dianggap sebagai hapten, sebagai
contoh adalah sphingolipid.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Asam nukleat
Asam nukleat tdak imunogenik, tetapi menjadi
imunogenik bila diikat oleh protein carrier. DNA dalam
bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik.
Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada
umunya multideterminan univalent.(Baratawidjaja
1991: 15)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

2. Antibodi
a) Pengertian
Antibodi ; protein immunoglobulin yang
disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh
antigen, yang tersusun dari protein dan
dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang
masuk ke tubuh manusia.
Diproduksi oleh sel-sel B
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Fungsi
Untuk mengikatkan diri pada antigen.
Membusukkan struktur biologi antigen tersebut
lalu menghancurkannya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

c) Sifat Antibodi
membuat antibodi spesifik untuk masing-masing
musuh jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
dengan baik.
Dia mengetahui polanya berdasarkan perasaan.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ANTIBODI
Sekarang molekul antibodi di
sebut imunoglobulin
Dibentuk oleh sel plasma dr
limfosit B
Macam/bentuk:
1. Ig M
2. Ig G
3. Ig A
4. Ig D
5. Ig E
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
BENTUK-BENTUK ANTIBODI

Klas Tempat Fungsi

IgG Bentuk antibodi utama Mengikat patogen, mengaktifkan


di sirkulasi komplemen, meningkatkan
fagositosis
IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen,
terbesar menggumpalkan sel
IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel
epitel traktus digestivus dan
respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan Menandai kematuran sel B
jumlahnya paling
rendah
Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon
dengan reseptor basofil alergi dan melindungi dari serangan
dan sel mast dalam parasit cacing
jaringan
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sistem imun non spesifik & spesifik tidak dapat dipisahkan


secara tegas

Respon imun terkendali Autoimun, keganasan


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
Klasifikasi Antibodi
IgG (Imuno globulin G)
Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari,
Masa hidup berkisar antara beberapa minggu
sampai beberapa tahun.
Beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada
darah, sistem getah bening, dan usus.
Mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh
dan menghambatnya begitu terdeteksi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Mempunyai efek kuat anti-bakteri dan penghancur


antigen.
Melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta
menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
Mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan
bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke
dalam sel-sel dan kulit.
Dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan
melindungi janin dari kemungkinan infeksi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

IgA (Imuno globulin A)


Terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen
seperti air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara,
lendir, getah lambung, dan sekresi usus.
Secara struktur, IgA mirip satu sama lain.
Mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba.
Melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam
kandungan dan setelah kelahiran.
Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan pertolongan ibunya,
karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir.
Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan
melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

IgM (Imuno globulin M)


Terdapat pada darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B.
Merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh
untuk melawan musuh.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada
umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang
janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi
IgM janin akan meningkat.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

IgD (Imuno globulin D):


Terdapat dalam darah, getah bening, dan pada
permukaan sel B.
Tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri.
Dengan menempelkan dirinya pada permukaan
sel-sel T, membantu sel T menangkap antigen.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

IgE (Imuno globulin E)


Antibodi yang beredar dalam aliran darah.
Bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit
tempur dan sel darah lainnya untuk berperang.
Kadang menimbulkan reaksi alergi pada tubuh.
kadar IgE tinggi pada tubuh mengalami alergi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Proses Pembentukan Antibodi


Antibodi terbentuk secara alami di dalam
tubuh manusia dimana substansi tersebut
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui
inntraplasenta.
Antibody yang dihasilkan pada bayi yang baru
lahir masih sangat rendah, dan berkembang
seiring perkembangan seseorang.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pembentukan antibody karena terpapar dengan


antigen yang menghasilkan reaksi imunitas,
dimana prosesnya adalah:
Saat antigen (bakteri salmonella) masuk tubuh
merespon karena itu dianggab sebagai benda asing.
karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak
sanggup untuk di hancurkan dalam makrofag karena
bakteri ini juga memproduksi toksin sebagai
pertahanan tubuh.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

e) Reaksi Antigen dan Antibodi


Dalam lingkungan terdapat banyak substansi
bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh.
Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia
melekat pada protein tubuh kita yang dikenal dengan
istilah hapten.
Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon
non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian
substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel
limfosit B yang akan mensintesis pembentukan
antibodi.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel-B


menghasilkan molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung
pada membran plasma untuk berfungsi sebagai reseptor antigen.
Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan
dalam membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah
pengenalan spesifik untuk antigen itu.
Setelah itu, limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk
antigen yang sama.
Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respon
imun sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi
yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali kadar sebelumnya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sifat molekul antigen yang memungkinkannya


bereaksi dengan antibodi disebut
antigenisitas.
Kesanggupan molekul antigen untuk
menginduksi respon imun disebut
imunogenitas.

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Kategori Interaksi antigen-antibodi antara lain:


Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal
terikatnya antigen dengan antibodi pada situs
identik yang kecil, bernama epitop.
Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa
jenis interaksi, di antaranya:
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Netralisasi jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian


antigen menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah
dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini
berinteraksi dengan sel yang rentan.

Aglutinasi jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau


transfusi darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama
membentuk gumpalan

Presipitasi jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk


berukuran terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus
berada di larutan dan akhirnya mengendap.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Fagositosis jika bagian ekor antibodi yang


berikatan dengan antigen mampu mengikat
reseptor fagosit (sel penghancur)
memudahkan fagositosis korban yang
mengandung antigen tersebut.
Sitotoksis saat pengikatan antibodi ke
antigen juga menginduksi serangan sel
pembawa antigen oleh killer cell (sel K).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Tersier munculnya tanda-tanda biologik dari


interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna
atau merusak bagi penderitanya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

SISTEM KOMPLEMEN
Sistem yang terdiri dari seperangkat kompleks
protein yang satu dengan lainnya sangat
berbeda.
Pada kedaan normal beredar di sirkulasi darah
dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat
dapat diaktifkan melalui dua jalur ( jalur klasik
dan jalur alternatif).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Aktivasi sistem komplemen menyebabkan


interaksi berantai yang menghasilkan berbagai
substansi biologik aktif yang diakhiri dengan
lisisnya membran sel antigen.
Aktivasi sistem komplemen tersebut selain
bermanfaat bagi pertahanan tubuh, juga
dapat membahayakan bahkan mengakibatkan
kematian,
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Bila aktivasi komplemen akibat endapan kompleks antigen-antibodi


pada jaringan berlangsung terus-menerus, kerusakan jaringan
dan menimbulkan penyakit.
Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel
hepatosit, dan juga oleh sel fagosit mononuklear yang berada
dalam sirkulasi darah.
Komplemen C l juga dapat di sintesis oleh sel epitel lain diluar
hepar. Komplemen yang dihasilkan oleh sel fagosit mononuklear
terutama akan disintesis ditempat dan waktu terjadinya aktivasi.
Sebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan
huruf C: Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan
sesuai dengan urutan penemuan unit tersebut.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

1. Aktivasi Komplemen
a) Aktivasi komplemen jalur klasik
Aktivitas C1 inhibitor
Penghambatan C3 konvertase Pembentukan C3
konvertase dihambat oleh beberapa regulator.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Aktivasi komplemen jalur alternatif


disebut pula jalur properdin,
terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang
terdapat pada jalur klasik (C1 ,C4 dan C2) dan juga
tidak memerlukan antibodi IgG dan IgM.
Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3
diaktifkan terus menerus dalam jumlah yang sedikit
baik melalui reaksi dengan H2O2 ataupun dengan sisa
enzim proteolitik yang terdapat sedikit di dalam
plasma.
Komplemen C3 dipecah menjadi frclgmen C3a dan
C3b. Fragmen C3b bersama dengan ion Mg++ dan
faktor B membentuk C3bB.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D menjadi C3bBb yang aktif (C3
konvertase)
Pada keadaan normal reaksi ini berjalan terus dalam jumlah kecil sehingga
tidak terjadi aktivasi komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b dapat diinaktivasi
oleh faktor H dan faktor I menjadi iC3b, dan selanjutnya dengan pengaruh
tripsin zat yang sudah tidak aktif ini dapat dilarutkan dalam plasma.
Tetapi bila pada suatu saat ada bahan atau zat yang dapat mengikat dan
melindurlgi C3b dan menstabilkan C3bBb sehingga jumlahnya menjadi banyak,
maka C3b yang terbentuk dari pemecahan C3 menjadi banyak pula, dan
terjadilah aktivasi komplemen selanjutnya. Bahan atau zat tersebut dapat
berupa mikroorganisme, polisakarida (endotoksin, zimosan), dan bisa ular.
Aktivasi komplemen melalui cara ini dinamakan aktivasi jalur
alternatif.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Antibodi yang tidak dapat mengaktivasi jalur klasik


misalnya IgG4, IgA2 dan IgE juga dapat mengaktifkan
komplemen melalui jalur alternatif.
Jalur alternatif mulai dapat diaktifkan bila molekul
C3b menempel pada sel sasaran. Dengan
menempelnya C3b pada permukaan sel sasaran
tersebut, maka aktivasi jalur alternatif dimulai; enzim
pada permukaan C3Bb akan lebih diaktifkan, untuk
selanjutnya akan mengaktifkan C3 dalam jumlah yang
besar dan akan menghasilkan C3a dan C3b dalam
jumlah yang besar pula.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pada reaksi awal ini suatu protein lain, properdin dapat ikut
beraksi menstabilkan C3Bb; oleh karena itu seringkali jalur ini
juga disebut sebagai jalur properdin. Juga oleh proses aktivasi ini
C3b akan terlindungi dari proses penghancuran oleh faktor H
dan faktor I. Tahap akhir jalur alternatif adalah aktivasi yang
terjadi setelah lingkaran aktivasi C3. C3b yang dihasilkan dalam
jumlah besar akan berikatan pada permukaan membran sel.
Komplemen C5 akan berikatan dengan C3b yang berada pada
permukaan membran sel dan selanjutnya oleh fragmen C3bBb
yang aktif akan dipecah menjadi C5a dan C5b. Reaksi
selanjutnya seperti yang terjadi pada jalur altematif (kompleks
serangan membran).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

2. Efek Biologik Komplemen


a) Sitolisis
Pada aktivasi sitolisis ini (kompleks serangan
membran) yang berfungsi adalah C5-C9. Proses lisis ini
dapat melalui jalur alternatif maupun jalur klasik.
b) Sifat biologik aktif
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Opsonisasi dan peningkatan fungsi fagositosis


Fagositosis yang diperkuat oleh proses opsonisasi C3b
dan iC3b mekanisme pertahanan utama terhadap
infeksi bakteri dan jamur secara sistemik
Fagositosis lebih meningkat jk bakteri juga berikatan
dengan antibodi IgG atau IgM.
Melekatnya antibodi dan fragmen komplemen pada
reseptor spesifik yang terdapat pada sel fagosit juga
memacu untuk terjadinya fagositosis.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Anafilaksis dan kemotaksis


C3a, C4a dan C5a disebut anafilatoksin oleh karena dapat
memacu sel mast dan sel basofil untuk melepaskan
mediator kimia meningkatkan permeabilitas dan
kontraksi otot polos vaskular.
Reseptor C3a dan C4a terdapat pada permukaan sel mast,
sel basofil, otot polos dan limfosit.
Reseptor C5a terdapat pada permukaan sel mast, basofil,
netrofil, monosit, makrofag, dan sel endotelium.
Melekatnya anafilatoksin pada reseptor yang terdapat pada
otot polos kontraksi otot polos .
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

C5a mempunyai reseptor yang spesifik pada


permukaan sel-sel fagosit shg dapat menarik sel-
sel fagosit tersebut bergerak ke tempat
mikroorganisme, benda asing atau jaringan yang
rusak (kemotaksis).
C5a dapat merangsang metabolisme oksidatif
dari sel fagosit meningkatkan daya untuk
memusnahkan mikroorganisme atau benda asing.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Proses peradangan
Kombinasi dari semua fungsi akibatkan
terkumpulnya sel-sel dan serum protein yang
diperlukan untuk terjadinya proses dalam
rangka memusnahkan mikroorganisme atau
benda asing tersebut (peradangan).
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Pelarutan dan eliminasi kompleks imun


Kompleks imun dalam jumlah kecil selalu terbentuk dalam sirkulasi
Meningkat secara dramatis bilamana terdapat peningkatan antigen.
Kompleks imun berlebihan dapat mengendap pada dinding
pembuluh darah, mengaktivasi komplemen dan menimbulkan
kerusakan jaringan.
Pembentukan kompleks imun bilamana berlebihan, tidak hanya
membutuhkan Fab dari imunoglobulin tetapi juga interaksi dengan
Fc. Oleh karena itu pengikatan komplemen pada Fc immunoglobulin
suatu kompleks imun dapat membuat ikatan antigen-antibodi yang
sudah terbentuk menjadi lemah.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Untuk menetralkan terbentuknya kompleks


imun yang berlebihan sistem komplemen
dapat meningkatkan fungsi fagosit.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

3. Regulasi
Aktivasi komplemen dikontrol melalui tiga
mekanisme utama, yaitu
komponen komplemen yang sudah diaktifkan,
adanya beberapa inhibitor yang spesifik misalnya
C1 esterase inhibitor, faktor I dan faktor H,
pada permukaan membran sel terdapat protein
yang dapat merusak fragmen komplemen yang
melekat.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Regulasi jalur klasik Regulasi jalur klasik


terutama terjadi melalui 2 fase, yaitu melalui
aktivitas C1 inhibitor dan penghambatan C3
konvertase.

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Regulasi jalur alternatif


Jalur altematif juga di regulasi pada berbagai fase oleh beberapa
protein dalam sirkulasi maupun yang terdapat pada permukaan
membran. Faktor H berkompetisi dengan faktor B dan Bb untuk
berikatan dengan C3b. Juga CR1 dan DAF dapat berikatan dengan
C3b sehingga berkompetisi dengan faktor B. Dengan adanya
hambatan ini maka pembentukan C3 konvertase juga dapat
dihambat. Faktor I, menghambat pembentukan C3bBb; dalam
fungsinya ini faktor I dibantu oleh kofaktor H, CR1 dan MCP. Faktor I
memecah C3b dan yang tertinggal melekat pada permukaan sel
adalah inaktif C3b (iC3b), yang tidak dapat membentuk C3
konvertase, selanjutnya iC3b dipecah menjadi C3dg dan terakhir
menjadi C3d.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

SEL-SEL SISTEM IMUN


1. Sel-Sel Sistem Imun Nonspesifik
Sel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa
memandang apakah agen pencetus pernah
atau belum pernah dijumpai
. Sel-sel yang berperan dalamnsistem imun
nonspesifik adalah sel fagosit, sel nol, dan sel
mediator.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

a) Sel Fagosit
fagosit mononuclear
sel monosit dan sel makrofag,

fagosit polimorfonuklear.
neutrofil dan eusinofil.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel Monosit dan Sel Makrofag


Persentase sel monosit dalam sel darah putih berkisar 5 %.
Monosit bersirkulasi dalam darah hanya selama beberapa
jam, kemudian bermigrasi ke dalam jaringan, dan
berkembang menjadi makrofaga (macrophage) besar
(pemangsa besar). Makrofaga jaringan, yang merupakan
sel-sel fagositik terbesar, adalah fagosit yang sangat efektif
dan berumur panjang. Sel-sel ini menjulurkan kaki semu
(psedopodia) yang panjang yang dapat menempel ke
polisakarida pada permukaan mikroba dan menelan
mikroba itu, sebelum kemudian dirusak oleh enzim-enzim
di dalam lisosom makrofaga itu.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Beberapa makrofaga bermigrasi ke seluruh tubuh, sementara yang lain


tetap tinggal secara permanen dalam jaringan tertentu: dalam paru-paru
(makrofaga alveoli), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak
(sel-sel mikroglia), jaringan ikat (histiosit), dan pada limpa, nodus limfa,
serta jaringan limfatik. Mikroorganisme, fragmen mikroba, dan molekul
asing yang memasuki darah menghadapi makrofaga ketika mereka terjerat
dalam bangun limpa yang mirip dengan jarring, sementara yang berada
dalam cairan jaringan mengalir ke dalam limfa dan disaring melalui nodus
limfa.
Namun, beberapa mikroba telah mengevolusikan mekanisme untuk
menghindari perusakan oleh sel fagositik. Beberapa bakteri mempunyai
kapsul bagian luar yang tidak dapat ditempeli makrofaga. Contoh bakteri
tersebut adalah Mycobacterium tuberculosis, yang bersifat resisten
terhadap perusakan oleh lisosom dan bahkan dapat bereproduksi di
dalam makrofaga.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel Neutrofil
Neutrofil merupakan sel fagosit yang berasal dari sel bakal myeloid dalam
sumsum tulang.
Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih (leukosit).
Neutrofil adalah fagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah,
yang berkembang menjadi makrofaga besar dan aktif.
Di dalam neutrofil terdapat enzim lisozim dan laktoferin untuk
menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya yang telah difagositosis.
Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati dengan melepaskan
zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag.
Biasanya, neutrofil hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 48 jam karena
neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika mereka merusak
penyerang asing.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel Eusinofil
Berasal dari sel bakal myeloid.
Ukuran sel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi
juga sebagai fagosit, berjumlah 2-5% dari sel darah putih.
Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah dikaitkan dengan keadaan-
keadaan alergi dan infeksi parasit internal (contoh, cacing darah
atau Schistosoma mansoni).
Memiliki kecenderungan khusus untuk berkumpul dalam jaringan
yang memiliki reaksi alergi. Kecendrungan ini disebabkan oleh
faktor kemotaktik yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil yang
menyebabkan eosinofil bermigrasi kearah jaringan yang meradang.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Sel Nol
Sel Natural Killer (Sel NK) merupakan golongan limfosit tapi tidak
mengandung petanda seperti pada permukaan sel B dan sel T.
Sel ini beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang
khusus, memiliki granular spesifik yang memiliki kemampuan
mengenal dan membunuh sel abnormal, seperi sel tumor dan sel
yang terinfeksi oleh virus.
Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada patogen
intraseluler. Sel jenis khusus mirip limfosit yang diproduksi di dalam
sumsum tulang ini juga tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus
dan merupakan 10 % 20 % bagian dari limfosit perifer. Bentuknya
lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

c) Sel Mediator
Sel yang termasuk sel mediator adalah sel
basofil, sel mast, dan trombosit.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Sel basofil dan sel mast


Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit
jumlahnya dan diduga juga dapat berfungsi sebagai
fagosit.
Sel basofil secara struktural dan fungsional mirip
dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam
darah tapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh.
Sel basofil dari sumsum tulang sedangkan sel mast
berasal dari sel prekursor yang terletak di jaringan ikat.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Ada dua macam sel mast yaitu terbanyak sel mast jaringan dan sel mast
mukosa.
Yang pertama ditemukan di sekitar pembuluh darah dan mengandung
sejumlah heparin dan histamine.
Sel mast yang kedua ditemukan di slauran cerna dan napas. Proliferasinya
dipacu IL-3 dan IL-4 dan ditingkatkan pada infeksi parasit. Baik sel basofil
maupun sel mast memiliki reseptor untuk IgE dan karenanya dapat diaktifkan
oleh alergen spesifik yang berkaitan dengan antibodi IgE. Kemudian bila
terdapat alergen spesifik berikutnya yang bereaksi dengan antibodi, maka
perlekatan keduanya menyebabkan sel mast atau basofil rupture dan
melepaskan banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi
anafilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal. Bahan-bahan
inilah yang menyebabkan manifestasi alergi. Selain itu keduanya pun dapat
membentuk dan menyimpan heparin dan histamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari
megakariosit besar di sumsum tulang belakang.
Berperan dalam pembatasan daerah yang meradang,
dimana apabila terpajan ke tromboplastin jaringan di
jaringan yang cedera maka fibrinogen, yang telah diaktifkan
melalui proses berjenjang yang melibatkan pengaktifan
suksesif faktor-faktor pembekuan, diubah menjadi fibrin.
Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairan interstitiumdi
ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang rusak.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

2. Sel-sel Sistem Imun Spesifik


a) Sel T
Karakteristik Sel T
Tidak mengeluarkan antibodi.
Berkontak langsung dengan sasaran /immunitas
yang diperantarai oleh sel (cell-mediated
immunity, imunitas seluler).
Bersifat klonal dan sangat spesifik antigen.
Diaktifkan oleh antigen asing
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel


T efektor. Sebagian kecil tetap dorman, berfungsi
sebagai cadangan sel T pengingat yang siap merespon
secara lebih cepat dan kuat apabila antigen asing
tersebut muncul kembali di sel tubuh.
Selama pematangan di timus, sel T mengenal antigen
asing dalam kombinasi dengan antigen jaringan
individu itu sendiri.
Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan
antigen tertentu sebelum sel T teraktivasi besiap
untuk melancarkan serangan imun seluler.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Subpopulasi sel T
Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel klon sel
T komplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari,
menghasilkan sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan
berbagai respons imunitas seluler.
Sel Tc (cytotocic)
Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing, misalnya sel tubuh
yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.
Sel Th (helper)
Berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel T
sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.
Sel Ts (supperssor)
Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan penolong.
Sel Tdh (delayed hypersensitivity)
Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya
ketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Limfokin
Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor supresor, factor penolong ,
dan sebagainya.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

b) Sel B
Sel B merupakan 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit dalam
sirkulasi.
Fungsi utamanya ialah memproduksi antibodi.
Ditandai dengan adanya immunoglobulin yang dibentuk
didalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian
menempel pada permukaan sel yang selanjutnya berfungsi
sebagai reseptor antigen.
Sel B dengan IgA banyak ditemukan dalam usus.
Antibody permukaan tersebut dapat ditemukan dengan
teknik imunofluoresen.
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

HIPERSENTIVITAS
Hipersensitivitas atau alergi suatu kondisi respon imunitas yg
menimbulkan reaksi yg berlebihan atau reaksi yg tidak sesuai, yg
berbahaya bagi host
Tdd empat tipe Hipersensitivitas (I, II, III dan IV)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA Hipersensitivitas Tipe I
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
(Reaksi Alergi)
Terjadi hanya dalam waktu beberapa menit setelah Ag bergabung
dgn Ab yg sesuai
Manifestasi klinis : Anafilaktik sistemik atau alergi atopi

1. Histamin (mediator utama)


Mediator yg vasodilatasi, peningkatan
berperan: permeabilitas kapiler dan kontraksi
otot polos

1. Prostaglandin dan Tromboxan


Prostaglandin bronkokonstriksi dan dilatasi serta
peningkatan permeabilitas kapiler
Tromboxan agregasi trombosit
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Debu
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin Pengobatan dan Pencegahan

Tujuan : utk menghentikan aksi mediator dgn cara:

mempertahankan jalan napas,

memberikan ventilasi dan

mempertahankan fungsi jantung

Obat : Epinefrin, antihistamin, kortikosteroid dan kromolin

Mencegah alergen masuk ke dalam tubuh


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA Hipersensitivitas
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Tipe II
Disebut juga Cytotoxic Antibodi
Reaction
Melibatkan pengikatan antibodi (IgG
atau IgM) ke antigen permukaan sel
atau molekul matriks ekstraseluler
Ab dapat mengaktifkan komplemen
untuk menghancurkan sel tsb
Contoh: Pada demam rematik,
sindroma Good pasture

Destruksi keratinosit karena


obat-obatan

Sindroma Good Steven Johnson syndrome


pasture
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
Hipersensitivitas Tipe III
Hipersensitivitas Kompleks Imun
Ab berikatan Ag terbentuk
kompleks imun
IgG terlibat dalam proses ini dan
aktivasi komplemen pelepasan
mediator dan peningkatan
permeabilitas vaskuler
Terjadi khas 4-10 jam
Contoh: Reaksi arthus,
Glomerulonefritis

Defisiensi imun
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin Hipersensitivitas Tipe IV

Disebut juga hipersensitivitas tipe lambat


Fungsi limfosit T tersensitisasi scr spesifik, bukan mrpk fungsi Ab
Respon dimulai beberapa jam (atau beberapa hari) setelah kontak dgn
Ag
Contoh:
1. Hipersensitivitas Kontak
2. Hipersensitivitas Tipe Tuberkulin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Reaksi hipersensitivitas I - IV
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

DASAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM


IMUNOLOGI
1. Uji respon imunologik non spesifik

Macam :
2. Uji respon imunologik spesifik

3. Uji interaksi antigen-antibodi


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin 1. Uji respon imunologik non spesifik

Seluler

Kuantitatif pe atau pe jumlah leukosit,


monositosis, eosinofilia
Kualitatif uji hambatan migrasi leukosit, uji
gangguan fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba
Humoral

Kadar CRP me > 100 x pd infeksi atau kerusakan


jaringan
Kadar komplemen C3, C4, faktor B, properdin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

2. Uji respon imunologik spesifik

Seluler
1. Kualitatif uji transformasi limfosit (dg PHA & con
A)
uji sitotoksisitas
uji produksi limfokin
2. Kuantitatif tes rosette (Sebuah tes penapisan
kualitatif untuk mendeteksi signifikan-10-
foetomaternal perdarahan ml, dimana sel-sel indikator
bentuk yang mudah)
Humoral
Elektrpforesis protein
Imuno elektroforesis
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Elektrpforesis protein Imuno elektroforesis


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
3. Uji interaksi antigen-antibodi

1. Reaksi presipitasi
- utk antibodi/antigen terlarut
terbentuk presipitat (gumpalan)
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
2. Reaksi aglutinasi
- utk antibodi/antigen btk partikel
terbentuk aglutinasi
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

3. Interaksi Antigen-antibodi tingkat molekuler

- RIA (radio immunoassay) : penentuan berdasarkan reaksi imunologi yg


menggunakan kit RIA (Contoh : utk mendeteksi fs ginjal, fs tiroid)

- ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay) : deteksi patogen yg


mendasarkan pada reaksi antibodi & antigen (Contoh : utk deteksi fs hati, fs
trombositopenia, gangguan fungsi hormonal)
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
RIA (Radio Immunoassay)
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

ELISA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lilalamin

Anda mungkin juga menyukai