PENGANTAR Peneliti dan para klinisi selalu berhadapan dengan proses bias dan peluang Baik bias maupun random eror selalu diusahakan dihindari dalam setiap pengambilan keputusan. Perlu diperhatikan bawa bila terdapat kelemahan pada perencanaan maupun pelaksanaan penelitian, maka analisis formal sekalipun tidak dapat menolong untuk menemukan kebenaran Pada hasil penrelitian. RANDOM EROR (1) Karena penelitian menggunakan pengamatanterhadap sampel maka diperlukan uji statistik dalam mengambil kesimpulan. Uji statistik dalam hal ini akan memberikan peluang untuk mengambil kesimpulan yang benar Namun selalu disertai dengan besaran tertentu peluang untuk terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan HUBUNGAN KESIMPULAN STATISTIK DENGAN KENYATAAN
Perbedaan sesungguhnya
Ada Tidak ada
Ada Tidak benar Kesimpulan Perbedaan Benar ( Type I = ) Uji Statistik Tidak ada Tidak benar Perbedaan ( Type II = ) Benar
Hubungan di antara hasil uji statistik dan perbredaan yang sesungguhnya
antara dua kelompok yang Diobati RANDOM EROR (2)
Pada analisis statistik terdapat dua kesimpulan yang
benar dan ada dua kesimpulan yang ternyata tidak benar. Kesalahan type I ( ) merupakan kesalahan dengan menerima hipotesis yang sebenarnya salah ( menyatakan ada perbedaan , namun sesungguhnya tidak ada perbedaan) Kesalahan type II ( ) merupakan kesalahan dengan menolak hipotesis yang benar (menyatakan tidak ada perbedaan namun sesunguhnya ada) NILAI p
Kemungkinan adanya penyimpangan dinyatakan
dengan nilai p yang merupakan suatu pernyataan kuantitatif mengenai perbedaan dalam suatu peelitian yang dapat terjadi karena adanya faktor peluang semata-mata. Secara umum disepakati nilai p di bawah 0,05 sehingga nilai p yang di bawah 0,05 disebut bermakna secara statistik. Para peneliti biasanya menentukan nilai p trsebut sebelum penelitian dimulai. NILAI p
Dalam penelitian kliik , nilai ini sering tidak punya
arti dalam pengambilan kesimpulan klinik. Nilai p yang sangat kecil meberikan tingkat kepercayaan yang tinggi, namun dalam klinik tidak memberikan besarnya pebedaan tersebut terutama bila sampelnya kecil. Nilai p yang kurang mengesankan dapat terjadi pada penelitian yang memperlihatkan efek kuat suatu pengobatan jika jumlah sampel kecil. UJI STATISTIK Uji statistik yang pokok dan lebih banyak dikenal, digunakan untuk memperkirakan adanya kemungkinan penyimpangan . Validitas tiap-tiap tes / uji tergantung pada asumsi tertentu mengenai data. Jika data yang tersedia tidak sesuai dengan asumsi yang dimaksud, maka hasil p mungkin akan meyesatkan. UJI STATISTIK Statistik juga dapat menggambarkan derajat hubungan antara variabel-variabel. Pernyataan hubungan antar variabel yang dikenal adalah model korelasi (r) dari pearson untuk data interval dan korelasi ranking spearman untuk data ordinal. Uji statistik ini dinyatakan dalam istilah kuantitatif dan menunjukkan bahwa nilai variabel pertama ada hubungannya dengan nilai variabel kedua. UJI STATISTIK Untuk suatu rangkaian data yang ada, nilai p yang diperoleh tergantung pada asumsi awal bahwa perbedaan-perbedaan yang mempunyai arti hanya dapat terjadi dalam satu arah. Suatu bentuk pengobatan yang relatif tidak berbahaya tentu akan menolong dan tidak akan erugikan. Dengan asumsi demikan ini maka uji statistik dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan hasil pengobatan yang diinginkan mempunyai kecenderungan yang bermakna secara statistik. UJI STATISTIK
Jika kemungkinan adanya perbedaan itu diperoleh
dalam arah yang berlainan, maka yang dipakai adalah uji kemaknaan dengan dua arah. Sebaliknya, apabila perbedaan tersebut hanya diperoleh dari arah tertentu, maka yang dipakai adalah uji kemaknaan satu arah. Perbedaan ini timbul dari kurva yang menggambarkan variasi acak dari berbagai perbedaan yang ada diantara kejadian yang mempunyai nilai sama. UJI STATISTIK Dari dua bentuk uji tersebut manakah yang lebih baik? Uji dua arah lebih konservatif dan agak sulit (kurang mungkin) untuk menyimpulkan bahwa suatu pengobatan berguna namun sebenarnya tidak. Uji dua arah mempunyai risiko yang lebih besar untuk kehilangan perbedaan yang sesungguhnya dari jenis pengobatan yang diinginkan. Uji satu arah berasumsi bahwa satu diantara pengobatan tersebut tidak jelek, namun asumsi tidaklah selalku tepat. PENENTUAN KEGAGALAN PENGOBATAN Dari berbagai percobaan pengobatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa suatu pengobatan baru tidak lebih baik dari pengobatan lama. Apakah kesimpulan tersebut tejadi karena faktor kebetulan? Apakah percobaan tersebut dapat menyesatkan karena menggunakan cara yang relatif sulit dipercaya? Bagaimanakah kemungkinan dari sebuah penelitian yang negatif palsu: penyimpangan atau tipe ii yang akan diekspresikan sebagai p ? Risiko terjadinuya negatif palsu cukup besar pada penelitian-penelitian kecil.