Tujuan instruksional umum Memahami etiopatogenesis persalinan dengan distensi uterus dalam upaya menurunkan dan menangani mortalitas dan morbiditas ibu yang mungkin terjadi.
Tujuan instruksional khusus
Menyebutkan penyebab persalinan dengan distensi uterus. Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pertolongan persalinan dengan distensi uterus. Menyebutkan perdarahan sebagai morbiditas utama persalinan dengan distensi uterus. Pembesaran uterus yang lebih besar pada saat kehamilan disebabkan oleh : Unsur uterus Air ketuban Plasenta Janin Pembesaran uterus disebabkan oleh : 1. Tumor jinak uterus Mioma uteri (jenis : intramural dan submukosum) Adenomiosis uteri
2. Faktor air ketuban Polihidramnion
Diagnosis : USG Air ketuban yang terdalam secara vertikal > 80 mm Klasifikasi : ringan (80-99 mm), sedang (100 120 mm), berat ( > 120 mm) 3. Faktor plasenta Plasenta yang lebih tebal biasa ditemukan pada kehamilan DM, inkompatibilitas rhesus, talasemia mayor, mola parsial, dan infeksi sifilis 4. Faktor Janin etiologi berdasarkan ukuran dan jumlah Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan persalinan dengan regangan uterus: Antisipasi pelepasan plasenta sebelum waktunya (solutio plasenta) Prolaps tali pusat saat ketuban pecah Kelainan letak janin (miring, lintang) Gawat janin Retensio plasenta Perdarahan pascapersalinan Persalinan Mioma uteri intramural tumor yang berada pada dinding uterus diantara serabut miometrium
Menganggu timbulnya kontraksi uterus
sifat jaringan miom berbeda dengan miometrium normal yang bersifat kontraktil
Penyulit persalinan sebelum waktu,
persalinan dengan pembedahan meningkat, perdarahan, perawatan RS yang lebih lama, dan involusi uteri (pada masa nifas) Adenomiosis uteri endometrium menembus miometrium Mempengaruhi persalinan kala I dan II Oksitosin IV memacu dan memperkuat kontraksi uterus
Plasenta yang tebal penyulit kala III
plasenta yang lengkap sulit dilahirkan Plasenta besar dengan makrosomia dapat lahir lengkap kontraksi uterus pada kala III cukup kuat Talasemia plasenta lembek dan mudah mencair plasenta mudah hancur retensio plasenta dan sisa plasenta tertinggal Air ketuban yang banyak perhatikan saat ketuban pecah Ketuban pecah keluar dalam jumlah banyak tali pusat menumbung keluar Perhatikan bagian terbawah janin dan denyut jantung janin Pecah air ketuban tiba-tiba plasenta lepas sebelum waktunya Antisipasi perdarahan kala III Infus dengan oksitosin Kasus janin tunggal makrosomia (berat janin di atas 4000 gram atau ukuran usia kehamilan diatas nilai persentil 90) kelelahan miometrium (uterus terus teregang semasa usia kehamilan hingga menjelang kelahiran) Kasus multipara dan kala I lama perdarahan kala III Kasus hidrosefalus (lingkar kepala > 35 cm) regangan segmen bawah rahim yang berlebihan ruptura uteri Perdarahan pascapersalinan: Atonia uteri Pengaruh obat bius umum Jaringan miometrium kurang Induksi atau akselerasi mendapatkan darah dengan oksitosin Distensi uteri Multipartus Partus lama Riwayat atonia uteri Partus cepatt Korioamnionitis Retensio plasenta atau sisa plasenta Plasenta adhesiva Tahap penanganan kala III: Singkirkan ada/tidaknya hipotonia/atonia uteri Tidak ada eksplorasi robekan jalan lahir Sisa kotiledon tertinggal kuretase Kasus atonia bimanual, dekstrosa 5% 500 ml dengan oksitosin 20 IU, injeksi metergin IV 1 ampul dan tablet misoprostol 3 tablet per rektal Legasi arteria uterina Histerektomi