Anda di halaman 1dari 13

PERSALINAN DENGAN DISTENSI UTERUS

Oleh : Jessica Intan C.


Tujuan instruksional umum
Memahami etiopatogenesis persalinan dengan
distensi uterus dalam upaya menurunkan dan
menangani mortalitas dan morbiditas ibu yang
mungkin terjadi.

Tujuan instruksional khusus


Menyebutkan penyebab persalinan dengan
distensi uterus.
Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan
pada saat pertolongan persalinan dengan distensi
uterus.
Menyebutkan perdarahan sebagai morbiditas
utama persalinan dengan distensi uterus.
Pembesaran uterus yang lebih besar pada
saat kehamilan disebabkan oleh :
Unsur uterus
Air ketuban
Plasenta
Janin
Pembesaran uterus disebabkan oleh :
1. Tumor jinak uterus
Mioma uteri (jenis : intramural dan
submukosum)
Adenomiosis uteri

2. Faktor air ketuban Polihidramnion


Diagnosis : USG Air ketuban yang terdalam
secara vertikal > 80 mm
Klasifikasi : ringan (80-99 mm), sedang (100
120 mm), berat ( > 120 mm)
3. Faktor plasenta Plasenta yang lebih
tebal biasa ditemukan pada kehamilan DM,
inkompatibilitas rhesus, talasemia mayor,
mola parsial, dan infeksi sifilis
4. Faktor Janin etiologi berdasarkan
ukuran dan jumlah
Hal yang perlu diperhatikan pada saat
melakukan persalinan dengan regangan
uterus:
Antisipasi pelepasan plasenta sebelum waktunya
(solutio plasenta)
Prolaps tali pusat saat ketuban pecah
Kelainan letak janin (miring, lintang)
Gawat janin
Retensio plasenta
Perdarahan pascapersalinan
Persalinan
Mioma uteri intramural tumor yang berada
pada dinding uterus diantara serabut
miometrium

Menganggu timbulnya kontraksi uterus


sifat jaringan miom berbeda dengan
miometrium normal yang bersifat kontraktil

Penyulit persalinan sebelum waktu,


persalinan dengan pembedahan meningkat,
perdarahan, perawatan RS yang lebih lama,
dan involusi uteri (pada masa nifas)
Adenomiosis uteri endometrium menembus
miometrium
Mempengaruhi persalinan kala I dan II
Oksitosin IV memacu dan memperkuat kontraksi
uterus

Plasenta yang tebal penyulit kala III


plasenta yang lengkap sulit dilahirkan
Plasenta besar dengan makrosomia dapat lahir
lengkap kontraksi uterus pada kala III cukup kuat
Talasemia plasenta lembek dan mudah mencair
plasenta mudah hancur retensio plasenta dan
sisa plasenta tertinggal
Air ketuban yang banyak perhatikan saat
ketuban pecah
Ketuban pecah keluar dalam jumlah banyak
tali pusat menumbung keluar
Perhatikan bagian terbawah janin dan denyut
jantung janin
Pecah air ketuban tiba-tiba plasenta lepas
sebelum waktunya
Antisipasi perdarahan kala III
Infus dengan oksitosin
Kasus janin tunggal makrosomia (berat janin
di atas 4000 gram atau ukuran usia kehamilan
diatas nilai persentil 90) kelelahan
miometrium (uterus terus teregang semasa
usia kehamilan hingga menjelang kelahiran)
Kasus multipara dan kala I lama
perdarahan kala III
Kasus hidrosefalus (lingkar kepala > 35 cm)
regangan segmen bawah rahim yang
berlebihan ruptura uteri
Perdarahan pascapersalinan:
Atonia uteri
Pengaruh obat bius umum
Jaringan miometrium kurang Induksi atau akselerasi
mendapatkan darah dengan oksitosin
Distensi uteri Multipartus
Partus lama Riwayat atonia uteri
Partus cepatt Korioamnionitis
Retensio plasenta atau
sisa plasenta
Plasenta adhesiva
Tahap penanganan kala III:
Singkirkan ada/tidaknya hipotonia/atonia uteri
Tidak ada eksplorasi robekan jalan lahir
Sisa kotiledon tertinggal kuretase
Kasus atonia bimanual, dekstrosa 5% 500
ml dengan oksitosin 20 IU, injeksi metergin IV
1 ampul dan tablet misoprostol 3 tablet per
rektal
Legasi arteria uterina
Histerektomi

Anda mungkin juga menyukai