Anda di halaman 1dari 19

GANGGUAN PANIK

Nama : sitti hajar


Nim : N 111 16 006
Pembimbing klinik : dr. Dewi Suryani A. Sp.KJ
DEFINISI

Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik


yang tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode
rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari
sejumlah serangan sepanjang hari sampai hanya sedikit
serangan selama satu tahun.

Gangguan panik sering disertai agorafobia, yaitu rasa


takut sendirian di tempat umum (sperti supermarket),
terutam tempat yang sulit untuk keluar dengan cepat
saat terjadi serangan panik.
EPIDEMIOLOGI & KOMORBIDITAS

Epidemiologi:
angka prevalensi seumur hidup gangguan panik
adalah 1,55%, sedangkan untuk serangan panik 3
5,6%.
gangguan panik perempuan 23 > dari lakilaki,
umumnya terjadi pada usia dewasa muda (sekitar 25
tahun)namundapattimbulpadausiaberapapun.
Komorbiditas:
gangguanpanik90%danagorafobia84%memiliki
satugangguanpsikiatrilain.
Orangdengangangguanpanikmemiliki:depresiberat
(1015%),fobiasosial(1530%),ansietasmenyeluruh
(1530%),dan30%obsesifkompulsif.Lainnyagangguan
hipokondriasis,gangg.Kepribadiandangangg.terkait
zat.
ETIOLOGI

Faktor biologis
o gejala gangguan panik terkait dengan abnormalitas
biologis struktur dan fungsi otak
o diperoleh data bahwa pada otak pasien dengan
gangguan panik, beberapa neurotransmiter mengalami
gangguan fungsi, yaitu serotonin, noreepinefrine, dan
GABA.
CONT

Faktor genetik
o pada keturunan pertama pasien dengan gangguan panik
memiliki peningkatan resiko4-8 kali dibanding deng psikiatri
lainnya
o studi kembar yang telah dilakukan saat ini umumnya
melaporkan bahwa kedua kembar monozigot lebih muda
terkena bersamaan daripada kembar dizigot
CONT

Faktor psikososial
o Teori Perilaku Kognitif
kecemasan bisa sebagai satu respon yang dipelajari dari perilaku
orangtua atau melalui proses kondisioning klasik yang terjadi sesudah
adanya stimulus luar yang menyebabkan individu menghindari stimulus
tersebut.
o Teori Psikoanalitik
serangan panik muncul karena gagalnya pertahanan mental
menghadapi impuls / dorongan yang menyebabkan anxietas.
Sedangkan Agorafobia akibat kehilangan salah satu orang-tua pada masa
anak-anak dan adanya riwayat cemas perpisahan. Pengalaman perpisahan
traumatik pada masa anak-anak bisa mempengaruhi susunan syaraf yang
menyebabkannya menjadi mudah jatuh kepada anxietas pada masa
dewasa. Pasien dengan riwayat pelecehan fisik dan seksual pada masa
anak juga beresiko untuk menderita Ganggaun Panik.
TANDA DAN GEJALA

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda


akan terjadi serangan panik, walaupun serangan panik
kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,
kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional.

Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang


meningkat dengan cepat selama 10 menit.

Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu


perasaan ancaman kematian dan kiamat.
CONT

Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya.

Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan


dalam memusatkan perhatian.

Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan


berkeringat.

Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan.

Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit dan jarang


lebih lama dari 1 jam.
DIAGNOSIS

Menurut DSM-IV, kriteria diagnosis


gangguan panik harus dibuktikan dengan
adanya serangan panik yang berkaitan dengan
kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1
bulan terhadap:
Serangan panik baru
Konsekuensi serangan
Terjadi perubahan perilaku yang signifikan
berhubungan dengan serangan.
Selain itu untuk mendiagnosis serangan panik, kita harus
menemukan minimal 4 gejala dari 13 gejala berikut ini dan
mencapai puncaknya dalam 10 menit :

Merasa pusing, tidak stabil berdiri, hingga pingsan


Merasa kehilangan kontrol, seperti mau gila
Takut mati
Leher serasa dicekik
Palpitasi, berdebar-debar, denyut jantung bertambah cepat
Nyeri dada, rasa tidak nyaman di dada
Merasa sesak, bernapas pendek
Mual atau distress abdominal
Gemetaran
Berkeringat
Rasa panas dikulit, menggigil
Mati rasa, kesemutan
Derealisasi, depersonalisasi (merasa seperti terlepas dari diri sendiri)
DIAGNOSIS BANDING
Etiologi Contoh
Penyakit kardiovaskuler Anemia, angina, gagal jantung kongesif, keadaan adrenergik beta hiperaktif,
hiertensi, prolapsus katup mitral, infark miokardium, takikardi atrium paradoksal.

Penyakit pulmonal Asma, hiperventilasi, embolus paru-paru


Penakit neuroloigs Penyakit serebrovaskuler, epilepsy, penyakit Huntington, infeksi, penyakit meniere,
sklerosis multiple, serangan iskemik transien, tumor, penyakit Wilson.

Penyakit endokrin Penyakit Addison, sindrom karsinoid, sindrom chusing, diabetes, hipertiroidisme,
hipoglikemia, hipopaatiroidismer, ganguan menopause, feokromasitoma, sindrom
prementruasi

Intoksikasi obat Amfetamin, amyl ntrite, antikolinergik, kokain


Halusinogen Marijuana, nikotin, theophyline.
Putus obat Alcohol, antihipertensi, opiate dan opioid, sedative-ipnotik,

Kondisi lain Anafilaksis, defisiensi B12, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, infeksi
sistemik, Lupus, eritemtous sistemik, arteritis temporalis, uremia.
TATALAKSANA

P e n a t a l a k s a n a a n Ke t i k a S e r a n g a n P a n i k Ter j a d i
Terapi oksigen
Membaringkan pasien dalam posisi Fowler
Memonitor tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG
Memeriksa ada tidaknya kelainan lain yang dialami pasien
seperti kelainan kardiopulmoner dan memastikan kalau
pasien memang sedang mengalami serangan panik.
Memberikan penjelasan dan motivasi pada pasien kalau
semua keluhan yang dialaminya dapat berkurang jika dia
menenangkan diri.
Memberikan injeks lorazepam 0.5 mg IV q20min untuk
menenangkan dan mengurangi impuls tak terkontrol pasien.
TATALAKSANA GANGGUAN PANIK

Non Psikofarmakologik
Terapi Kognitif Perilaku.
Terapi Keluarga.
Psikoterapi Berorientasi Insight (Tilikan).
Psikoterapi Kombinasi

Psikofarmakologik
Terdapat beberapa golongan besar obat yang dianjurkan untuk
mengatasi gangguan panik, yakni
selective serotonin reuptake inhibitors
Benzodiasepine
Obat trisiklik dan tetrasiklik
monoamine oxidase inhibitors
PROGNOSIS

Kira-kira 30% 40% pasien sembuh sempurna

50% masih mempunyai gejala yang ringan tapi tidak


mengganggu aktifitas kehidupan seharihari

Sekitar 10% 20% masih terus mengalami gejala yang


signifikan
KESIMPULAN

Gangguan panik merupakan suatu gangguan kejiwaan


yang membutuhkan penanganan jangka panjang.
Adapun penatalaksanaan yang dianggap efektif untuk
menanganinya adalah terapi CBT, terapi medikasi SSRI
dan trisiklik sebagai terapi lini pertama dan golongan
benzodiazepin potensi tinggi, MAOI dan obat anti-panik
jenis lain menjadi terapi lini kedua.
CBT saja mungkin efektif digunakan untuk terapi
jangka panjang, namun efikasi terapi dapat bertambah
serta tingkat relaps dapat berkurang jika CBT
dikombinasikan dengan terapi medikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai