Anda di halaman 1dari 14

Untuk Remaja / Mahasiswa

Satu Kata..
Satu Tekad..
Satu Tujuan..

FIGHT DRUGS ABUSE !!!


NarKoBa , adalah....
Nasi karo bakwan? Hmm.. Itu sih enak, kalo ini ga enak, bikin mati malah iya..!
Singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya (ada juga yang menyingkatnya jadi NAPZA Narkotika Psikotropika,
& Zat Adiktif berbahaya lainnya), yaitu : bahan/zat yang jika dimasukan
dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun
disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang
akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya
kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti
jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Kebanyakan zat dalam narkoba
sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, dapat
menghilangkan rasa dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Narkotika dibagi
menjadi :
Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan. tidak digunakan untuk terapi. Contoh : heroin
, kokain , ganja.
Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan, digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh : morfin dan pertidin.
Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh :
Codein.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku
(Undang-Undang No. 5/1997). Psikotropika dibagi menjadi :
Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan
tidak digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA ( ekstasi ). LSD dan STP.
Psikotropika Golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan
amat terbatas pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin.
fensiklidin dan ritalin.
Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan,
agak banyak digunakan dalam terapi. Contoh : pentobarbital dan
flunitrazepam.
Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan
dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, klobazam,
fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide dan nitrazepam (
Nipam, pil BK/koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp )
Bahan / Zat Adiktif berbahaya lainnya adalah yaitu zat
atau bahan selain narkotika dan psikotropika yang dapat
dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat
mengganggu sistim syaraf pusat (berpengaruh pada kerja
otak).Yang sering disalah-gunakan diantaranya :
Alkohol, yang terdapat pada berbagai minuman keras.
Inhalasi / solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap
yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor,
dan rumah tangga. Contoh : Lem, aceton, ether, dsb.
Kecubung.
Jamur Letong.
Dsb.
Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang :
Dampak Fisik:
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi ; Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah ; Gangguan
pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim ; Gangguan pada paru-
paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan
jaringan paru-paru ; Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur ; Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah
gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual ; Dampak terhadap kesehatan
reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) ; Bagi pengguna narkoba melalui
jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada
obatnya ; Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian.
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa suggest atau
keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (pakaw). Gejata fisik dan psikologis
ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk berbohong,
mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Sedangkan tanda-tanda yang mungkin tampak pada pengguna penyalahgunaan
narkotika atau zat adiktif (narkoba) antara lain ;
Penampilan fisik. Pada penampilan fisik pengguna penyalahgunaan narkoba,
berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat dan bibir
kehitam-hitaman, tangan penuh dengan bintik-bintik merah seperti gigitan nyamuk
dan ada tanda bekas luka sayatan. Tampak goresan dan perubahan warna kulit
ditempat bekas suntikan. Buang air besar dan kecil kurang lancar. Sering mengeluh
sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
Emosi. Para pengguna penyalahgunaan narkoba akan sangat sensitive dan cepat
bosan, bila di tegur atau dimarahi malah akan menunjukkan sikap pembangkang,
emosinya naik turun dan malah tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara
kasar terhadap anggota keluarga atau orang yang berada disekitarnya. Nafsu makan
tidak menentu.
Perilaku. Perilaku yang sering tampak dari para pengguna penyalahgunaan
narkoba seperti; malas dan sering lupa terhadap tanggung jawab dan tugas-tugas
rutinnya. Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga. Sering bertemu
dengan orang yang tidak di kenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat
tengah malam.
Sering mencuri uang dirumahnya sendiri, disekolah atau tempat
pekerjaan, dan sering menggadaikan barang-barang berharga di rumah
apalagi barang berharga miliknya. Selalu mengeluh kehabisan uang.
Waktunya di rumah selalu dihabiskan di kamar tidur, kloset, ruang
yang gelap, kamar mandi atau tempat-tempat sepi lainnya.
Mereka takut akan air, karena jika terkena air badan mereka akan
terasa sakit sehingga mereka jadi malas mandi. Sering mengeluh batuk
dan pilek berkepanjangan, ini terjadi jika mereka putus zat. Sikapnya
cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba manis bila akan menginginkan
sesuatu (seperti saat membutuhkan uang).
Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan.
Mengeluh jantung berdebar-debar, sering menguap, mengeluarkan air
mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, sering mengalami
mimpi buruk, mengalami nyeri kepala dan nyeri sendi.
Hiiyy.. Bukan manusia..! ;p
Dasar-dasar hukum yang diterapkan dalam menghadapi pelaku tindak pidana
narkotika sebagai berikut :
UU RI No. 7 Tahun 1997 tentang pengesahan United Nation Convention Against
Llicit Traffict In Narcotict Drug And Psycotropict Substances Tahun 1998 (Konvensi
PBB Tentang Pemberantasan Tentang Peredaran Gelap Narkotika Dan
PsikotropikaTahun 1998).
UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika sebagai pengganti Undang-
Undang RI No. 9 Tahun 1976.
Ancaman hukuman terhadap orang yang menyalah-gunakan narkotika dapat
berupa :
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara seumur hidup
3. Hukuman tertinggi 20 tahun dan terendah 1 tahun
4. Hukuman kurungan
5. Hukuman denda dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupah) sampai dengan Rp.
7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah).
Untuk pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika dapat dikenakan Undang-
undang No. 22 tahun 1997 tentang narkotika, hal ini dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam yaitu perbuatannya untuk orang lain dan untuk diri sendiri.
1. Tindak pidana penyalahggunaan narkotika terhadap orang lain diatur dalam pasal 84
UU Narkotika yang berbunyi sebagai berikut :
Barangsiapa tanpa hak dan melawan hukum :
a) Menggunakan narkotika terhadap oarang lain atau memberikan narkotika
golongan I, untuk digunakan oarang lain, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 750.000.000,-
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
b) Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika
golongan II, untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah).
c) Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika
golongan III, untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua
ratus lima puluh juta rupiah).
2. Tindak pidana penyalahggunaan narkotika untuk diri sendiri diatur dalam pasal 85 UU
Narkotika yang berbunyi sebagai berikut :
Barangsiapa tanpa hak dan melawan hukum :
a) Menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun.
b) Menggunakan narkotika golongan II bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun.
c) Menggunakan narkotika golongan III bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun
3. Sebagai produsen dikenakan ketentuan tindak pidana berdasarkan pasal 81 dan pasal 82
dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara/seumur hidup/hukuman mati ditambah
denda.
Khusus mengenai sanksi terhadap anak dalam Undang-Undang No 3 Tahun 1997
tentang peradilan anak ditentukan berdasarkan umur anak yaitu bagi anak yang masih
di bawah 8 tahun sampai dengan 12 tahun hanya dikenakan tindakan seperti
dikembalikan kepada orang tuanya, ditempatkan pada organisasi sosial atau diserahkan
kepada negara, sedangkan anak yang telah mencapai usia diatas 12 (dua belas) tahun
dijatuhkan pidana.
Sekali aja pakai Narkoba, maka ada beratus ratus syaraf di Otak kita putus,
Lha.. Buat apa pake Narkoba yaa!? Cuma kesenangan sesaat doang, zaman sekarang
mah udah udah kuno kalo cuma ngejar kesenangan sesaat,, Sama sekali ga ada
gunanya blas, mending kite kite pada hidup di jalan yang bener dah di dunia yang
fana ini,, demi keluarga, masyarakat, bangsa serta Negara kita Republik Indonesia
tercinta..!!! Lagipula nih yaa,, (MAAF kata) banyak sodara kita yang kekurangan,
tapi malah pada bisa PeDe aje tuh, malah mereka bisa berprestasi dengan cara
mereka masing masing tanpa NarKoBa.. Mosok ga malu sama mereka?!
So, yang pake NarKoBa, sadarlah bro / sist, ga ada kata telat koq selama lo
punya kesadaran & keinginan berubah menjadi orang yang lebih berguna bagi
manusia. Yang tau di lingkungannya ada pemakai / pengedar, ayo bantu mereka
menjadi lebih baik dengan menyadarkan mereka, tingkatkan derajat mereka,
kembalikan mereka sebagai manusia.. Ato kalo ga berani, lapor aja ke kami, &
pasti identitas pelapor akan kami rahasiakan koq.
Mari kita selamatkan bangsa kita dari NarKoBa ! Sebab NarKoBa itu selain
merusak diri & masa depan, juga merusak hubungan dan lingkungan kita. Narkoba
juga akan mangakibatkan gangguan mental organik dan memicu pergaulan bebas
yang pada gilirannya merusak masa depan Bangsa..!!!

Anda mungkin juga menyukai