Anda di halaman 1dari 82

FORENSIK

Pembimbing :
dr. Giska Tri Putri

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2015
Seorang laki-laki 45 tahun yang
menjadi korban jambret dibawa ke
UGD. Pada pemeriksaan terdapat
beberapa luka bacok di lengan bawah
kiri, pucat, dan korban ketakutan.
Setelah perawatan luka, ia dianjurkan
rawat inap untuk diobservasi. Setelah 5
hari, pasien pulang dan control poli dan
minta visum. Jenis visum yang
diberikan adalah
a. VeR sementara
b. VeR lanjutan
c. VeR tetap
d. Surat Istirahat
e. Surat rawat jalan
Seorang wanita 22 tahun datang ke
UGD sebuah rumah sakit untuk
minta di visum setelah diperkosa.
Tujuh hari kemudian, polisi
mendatangi dokter dan menyuruh
mengeluarkan surat visum. Hal yang
anda lakukan sebagai dokter ketika
didatangi adalah..
a. Visum sesuai rekam medis
b. Visum sesuai kondisi sekarang
c. Menyuruh penyidik untuk
mengantarkan korban
d. Visum sesuai rekam medik dan
pemeriksaan sekarang
e. Visum sesuai anamnesis
VISUM ET REPERTUM
VeR : keterangan yang dibuat oleh dokter
atas permintaan penyidik yang
berwenang, mengenai hasil pemeriksaan
medik, berdasarkan keilmuannya dan
dibawah sumpah, untuk kepentingan
peradilan
Pasal 133 KUHAP:
Pembuat visum ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya
Permintaan bantuan kepada dokter sebagai
ahli hanya dapat diajukan secara tertulis
dengan menyebutkan secara jelas jenis
pemeriksaan yang dikehendaki
Pasal 7(1) butir h dan pasal 11 KUHAP :
yang berwenang meminta keterangan ahli
penyidik & penyidik pembantu
Jika permintaan pembuatan Visum et Repertum
diajukan ditengah masa perawatan atau setelah
sembuh, maka substansi keterangan yang
boleh dituangkan ke dalam Visum et
Repertum hanyalah mengenai fakta fakta
sejak diterimanya surat tersebut. Fakta-
fakta sebelumnya akan menjadi rahasia
kedokteran yang hanya boleh diungkapkan
kepada hakim di sidang pengadilan
BENTUK DAN ISI VER

Pro-Justicia
Pendahuluan
Identitas dr pemeriksa
Identitas peminta VER
Saat&tempat di lakukan pemeriksaan
Identitas barang bukti

Pemberitaan& hasil pemeriksaan


Memuat apa yg di lihat& di temukan oleh dokter
Kesimpulan
Penutup
KLASIFIKASI VER

1. VeR untuk orang hidup

Ver Definitif VeR Sementara VeR Lanjutan


Pada kasus Luka Korban masih dlm Lanjutan dari VER
ringan perawata sementara
tdk ada perawatan Tdk di tulis Di berikan stlh
lebuih lanjut Klasifiksi luka korban
Visum langsung di Korban di sembuh/meninggal
berikan setelah pindahkan ke Kesimpulan (+)
pemeriksaan Instansi lain
Kesimpulan(-)
2. VeR Jenazah
Visum dgn pemeriksaan Luar

Visum dgn pemeriksaan luar &dalam

Tujuan pembuatan VeR ini menentukan sebab,cara dan


mekanisme kematian.
3. VeR Kejahatan seksual
Tugas dokter dalam kasus ini adalah

Ada/tidaknya bukti persetubuhan, dan kapan perkiraan


terjadinya

Ada/tidaknya kekerasan pada perineum dan daerah lain


(termasuk pemberian racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
toksikologi

Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda seks sekunder)

Penyakit hubungan seksual, kehamilan, dan kelainan kejiwaan


sebagai akibat dari tindak pidana
Kapan persetubuhan dbisa di Setiap pemeriksaan untuk
pidana? pengadilan harusberdasarkan
Perkosaan permintaan tertulis dari
Persetubuhan pada wanita
penyidik berwenang
yg tdk berdaya Korban harus di antar oleh
Persetubuhan pada wanita polisi karena tubuh korban
blm cukup umur merupakan benda bukti. Jika
korban datang sendiridgn
Ingat!!! dokter tidak membawa surat permintaan
terbebani pembuktian adanya dari polisi,jangan di
pemerkosaan.Pemerkosaan periksa,minta korban kembali
Istilah Hukum kepada polisi.
4.VeR Perlukaan
Tujuan pemeriksaan forensik pada korban hidup : Untuk
mengetahui penyebab luka dan derajat parahnya luka
Dalam pemberitaan disebutkan : Keadaan umum korban, luka-
luka dengan uraian letak, jenis, sifat, ukuran, serta tindakan
medik yang dilakukan, riwayat perjalanan penyakit, dan keadaan
akhir saat perawatan selesai.
Dalam kesimpulan disebutkan : luka-luka atau cedera yang
ditemukan, jenis benda penyebab, serta derajat perlukaan.
Tidak dituliskan pendapat bagaimana terjadinya luka dan oleh
siapa.
Adapun Pejabat yang Berhak mengajukan Permintaan
Visum Et Repertum

1. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia


tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu Letnan
Dua Polisi (P.P.R.I. No.27 Th 1983)
2. Dalam hal di suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik
sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) huruf a, maka Komandan
Sektor Kepolisian yang berpangkat Bintara di bawah Pembantu
Letnan Dua Polisi, karena jabatannya adalah penyidik
3. Penyidik Pembantu adalah :
4.Pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia tertentu sekurang-
kurangnya berpangkatSersan Dua Polisi
5.Dalam perkara perdata, hakim perdata dapat minta sediri
6.Dalam perkara agama, hakim agama dapat minta sendiri (undang-
undang No.1 Th 1970 pasal 10)
7.Dalam hal orang yang luka atau mayat itu seorang anggota ABRI
maka untuk memintaVisum Et Repertum hendaknya
menghubungi polisi militer setempat dari kesatuan sikorban
(instruksi Kapolri No.Pol:Ins/P/20/IX/74
BAGAIMANA JIKA PERMINTAAN PEMBUATAN VER DIAJUKAN DITENGAH
MASA PERAWATAN ATAU SETELAH SEMBUH

substansi keterangan yang boleh dituangkan ke dalam Visum et


Repertum hanyalah mengenai fakta fakta sejak diterimanya surat
tersebut.
Fakta-fakta sebelumnya akan menjadi rahasia kedokteran yang hanya
boleh diungkapkan kepada hakim di sidang pengadilan
Wanita mengaku korban perkosaan. Jika
pada pasien itu dijumpai luka robek dan
selaput dara berwarna merah, berarti
a. Benar diperkosa

b. Tidak diperkosa

c. Dibuat pingsan dulu baru diperkosa

d. Trauma selaput dara

e. Bersetubuh
Seorang perempuan berusia 20 tahun
datang ketempat prakter dokter
karena mengalami kekerasan
seksual. Pasien mengaku diperkosa
kemarin. Pemeriksaan secret vagina
wanita yang telah diperkosa untuk
melihat ada atau tidak bukti
pemerkosaan maka dilakukan
pengecetan..
a. Giemsa
b. Papanicolo
c. HE
d. Metilen Blue
e. Malachite green
VER KORBAN KEJAHATAN ASUSILA
Persetubuhan yang diancam pidana oleh KUHP :
pemerkosaan, persetubuhan pada wanita tidak
berdaya, persetubuhan dengan wanita yang
belum cukup umur
Korban harus diantar oleh polisi karena
tubuh korban merupakan benda bukti. Jika
korban datang sendiri dengan membawa surat
permintaan dari polisi, jangan diperiksa, minta
korban kembali kepada polisi
VER KORBAN KEJAHATAN ASUSILA
Kesimpulan VeR berisi :
Ada/tidaknya bukti persetubuhan, dan kapan
perkiraan terjadinya
Ada/tidaknya kekerasan pada perineum dan
daerah lain (termasuk pemberian
racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
toksikologi
Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda
seks sekunder)
Penyakit hubungan seksual, kehamilan, dan
kelainan kejiwaan sebagai akibat dari tindak
pidana
VER KORBAN KEJAHATAN ASUSILA
Dokter tidak dibebani pembuktian adanya
pemerkosaan
Pembuktian persetubuhan : Deflorasi himen,
laserasi vulva-vagina, adanya cairn mani dan sel
sperma (mikroskopik sediaan usap vagina)
dalam vagina
Bukti persetubuhan mempunyai nilai bila sesuai
waktu kejadiannya dengan persetubuhan yang
diperkarakan
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun
datang kepraktek dokter umum bersama
tetangganya dengan keluhan mengalami
luka-luka. Setelah dilakukan serangkaian
pemeriksaan fisik diketahui bahwa anak
tersebut sebagai korban child abuse.
Sebagai dokter, luka jenis apa yang
ditemukan pada anak tersebut?
a. Luka akibat benda tumpul
b. Luka Multiple dengan penyembuhan
bervariasi
c. Luka bakar karena rokok
d. Luka akibat benda tajam
e. Luka tembak
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun
datang kepraktek dokter umum bersama
tetangganya dengan keluhan mengalami
luka-luka. Setelah dilakukan serangkaian
pemeriksaan fisik didaptkan luka tepi
tajam rambut terputus dan tidak ada
jembatan jaringan diketahui bahwa anak
tersebut sebagai korban child abuse.
Kesimpulan luka tersebut adalah?
a. Luka akibat benda tumpul
b. Luka akibat benda tajam
c. Luka kekerasan rumah tangga
d. Luka kekerasan anak
e. Luka kekerasan tajam
Seorang laki-laki berusia 32 tahun dibawa ke
UGD karena mengalami luka tembak. Dia
ditembak oleh orang tak dikenal karena
berusaha mempertahankan sepeda motornya.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka tembak
dikepala. Pada luka tembak I ditemukan
bentuk bulat seperti moncong senjata, ada
kelim memar, jelaga mesiu, dan api. Sedangkan
pada luka tembak II dengan ukuran lebih besar
dan keluar menembus otak. Diagnosis pada
pasien ini adalah
a. Luka tembak tempel
b. Luka tembak sangat dekat
c. Luka tembak jarak jauh
d. Luka tembak masuk
e. Luka tembak keluar
Seorang perempuan berusia 25 tahun yang
berprofesi sebagai artis mengalami
penganiayaan. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan, memar di pipi dan luka robek di
wajah 5x1x1 cm. pasien mempunyai bakat
keloid. Lalu, ia mendatangi UGD untuk
dibuatkan visum. Untuk membuat
tuntutan, kesimpulan apa yang cocok pada
kasus ini?
a. Luka ringan

b. Luka sangat berat

c. Luka yang menimbulkan cacat

d. Luka sedang

e. Luka berat
Seorang mayat ditemukan oleh warga
didalam saluran irigasi. Mayat merupakan
warga sekitar yang terkenal mengidap
epilepsi. Dari hasil pemeriksaan ditemukan
memar dipelipis dengan tanda intravital (+)
dari hasil aoutopsi ditemukan cairan di
saluran utama pernapasan. Mekanisme
kematian pada jenazah tersebut adalah
a. Pembunuhan

b. Epilepsi

c. Tenggelam

d. Asfiksia
e. Tidak dapat dijelaskan
VER UNTUK PERLUKAAN
Tujuan pemeriksaan forensik pada korban hidup
: Untuk mengetahui penyebab luka dan derajat
parahnya luka
Dalam pemberitaan disebutkan : Keadaan umum
korban, luka-luka dengan uraian letak, jenis,
sifat, ukuran, serta tindakan medik yang
dilakukan, riwayat perjalanan penyakit, dan
keadaan akhir saat perawatan selesai.
Dalam kesimpulan disebutkan : luka-luka atau
cedera yang ditemukan, jenis benda penyebab,
serta derajat perlukaan. Tidak dituliskan
pendapat bagaimana terjadinya luka dan
oleh siapa.
VER UNTUK PERLUKAAN
Luka ringan :
Tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan. (KUHP 352)
Umumnya tanpa luka, atau dengan luka lecet atau
memar kecil di lokasi yang tidak berbahaya/tidak
menurunkan fungsi alat tubuh.
Luka sedang : diantara luka ringan dan berat
VER UNTUK PERLUKAAN
Luka berat (KUHP 90)
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak
memberi harapan akan sembuh sama sekali. Atau
menimbulkan bahaya maut
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan
tugas jabatan atau pekerjaan
Kehilangan salah satu panca indra
Cacat berat
Sakit lumpuh
Terganggu daya pikir selama empat minggu lebih
Gugur atau matinya kandungan seorang
perempuan
MACAM-MACAM & KLASIFIKASI

A. Luka akibat kekerasan


tumpul
Memar
Luka Lecet
Luka lecet gores
Luka lecet serut
Luka lecetgeser
Luka lecet tekan
Luka Robek
Bentuk luka tidak
beraturan, tepi tidak
rata, jembatan jaringan
Memar
Perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat
pecahnya kapiler/vena;
Dapat memberikan petunjuk tentang bentuk benda
penyebab
Luka Lecet
Cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing
Luka Robek
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul,
menyebabkan kulit teregang ke satu arah.
Bentuk luka tidak beraturan, tepi tidak rata,
jembatan jaringan
B. Luka akibat kekerasan
benda setengah tumpul
Cedera akibat benda tumpul
yang memiliki tepi rata
(mis. meja, lempeng besi,
gigi)
Jejas Gigit (bite-mark) : luka
lecet tekan/hematom
berbentuk garis lengkung
terputus-putus
C. Luka akibat kekerasan benda
tajam
Luka Iris
Luka tusuk
Luka Bacok
Ciri ciri
Tepi dan dinding
luka yang rata,
berbentuk garis,
tidak terdapat
jembatan jaringan,
dasar luka bentuk
garis atau titik.
1. Panjang Luka: ukuran maksimal dari lebar
senjata
2. Dalam luka : Ukuran minimal dari panjang
senjata
LUKA TEMBAK (GUN SHOT WOUND)

Komponen Luka
Luka akibat terjangan anak
Komponen produk ikutan
peluru mana yang mencapai sasaran
menentukan jenis: Luka
Bukti partikel logam akibat tembak jarak jauh, jarak
geseran anak peluru dengan dekat, jarak sangat dekat dan
luka tembak tempel.
laras
Butir mesiu
Panas akibat ledakan mesiu
Kerusakan jaringan akibat
moncong laras yang menekan
sasaran
Luka Tembak
(Gun Shot Wound)Kelim tatoo : Butir mesiu
yang tidak habis terbakar dan tertanam pada
kulit
Kelim jelaga : Akibat jelaga yang keluar dari
ujung laras
Kelim api : Hiperemi atau jaringan yang
terbakar (jarak sangat dekat
Kelim lecet : Bagian yang kehilangan
kulit ari akibat peluru yang menembus
kulit
Kelim kesat : Zat pada anak peluru (minyak
pelumas, jelaga, mesiu) yang terusap pada
tepi lubang
LARAS MAIN API SEHINGGA ADA TATO
JELAGA YANG KESAT
LT jauh (>
60 cm)
LT dekat terbentuk
akibat
terbentuk komponen
LT sangat akibat
dekat anak
anak peluru
(maksimal peluru dan
15 cm) kelim
LT mesiu kesat dan
terbentuk kelim
tempel akibat kelim
terdapat anak jelaga lecet
jejas (maksima
peluru, l 30 cm),
laras mesiu, kelim tato
jelaga dan (maksima
panas/api l 60 cm)
kelim
api
Asfiksia

1. Smothering
2. Chocking
3. Strangulasi
4. Manual Strangulasi
5. Hanging
ASFIKSIA : GANGGUAN PERTUKARAN O2 DAN CO2 UNTUK KEBUTUHAN
METABOLISME

Tanda-tanda kematian akibat


asfiksia
Sianosis (Perifer & Central)
Pembendungan System organ
Bintik perdarahan (Tardeius spot) di
mukosa usus,epikardium
Lebam mayat lebih gelap
Busa halus pada lubang hidung,mulut &
saluran nafas
Oedem pulmonal
Dilaasi jantung kanan
Pembekapan
Penutupan
lubang hidung&
mulut
Penyumbatan
Alamiah

Penjeratan
Etiologi Mekanik
asfiksia
Penekanan
dinding sal Pencekikan
Keracunan nafas

tenggelam gantung
ASFIKSIA KARENA PENTUPAN LUBANG HIDUNG&MULUT

1. Pembekapan (smothering) 2. Penyumbatan ( Chocking )


Korban umunya dengan Paling sering pada
karakteristik lemah ( kasus Infantcid
anak-anak,orang Pada pemeriksaan di
gemuk,di bawah temukan benda asing di
pengaruh obat-obatan) saluran nafas Khas
Biasanya ada luka di Mekanisme kematian
sekitar mulut& hidung Asfiksia
Mekanisme kematian Vagal Reflek
Asfiksia
Vagal Reflek
ASFIKSIA KARENA PENEKANAN DINDING SALURAN PERNAFASAN

1. Penjeratan (Strangulasi) 2. Pencekikan ( Manual


Jumlah lilitan 1 dgn strangulasi)
simpul mati Ada luka lecet di leher
Letak jeratan umumnya bentuk bulan sabit ( luka
dibawah cartilago tyroid karena kuku)
Jeratan umumnya Os Hyoid biasanya patah
mendatar & melingkar dan ada resapan darah di
secara kontinue jaringan sekitarnya
Ada tanda-tanda
asfiksia
3. Gantung ( Hanging)

Gambaran Gantung Pembunuh Mekanisme


diri an
kematian
Simpul Simpul Simpul mati
hidup
Kerusakan batang
Jumlah Dua/ lebih Hanya 1
lilitan
otak & medula
spinalis
Jarak ke Dekat/dpt Jauh Asfiksia
lantai tdk Ischemik otak
menggantun
g
Reflek vagal

Jejas jelas Meninggi ke Mendatar


arah simpul

Luka (-) (+)


perlawanan
TENGGELAM
Kematian akibat mati lemas (asfiksia)
disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran
pernapasan
Mekanisme kematian :
Asfiksia akibat spasme laring
Asfiksia akibat gangging dan choking
Refleks vagal
Fibrilasi ventrikel (air tawar) konsentrasi
elektrolit air tawar lebih rendah menyebabkan
gangguan keseimbangan ion K+ dan Ca++
Edema pulmoner (air asin) konsentrasi elektrolit
lebih tinggi, air tertarik dari sirkulasi pulmonal ke
jar.interstisial
Perlu ditentukan pada
pemeriksaan
Identitas korban
Apakah korban masih hidup sebelum
tenggelam
Pemeriksaan diatom
Kadar elektrolit magnesium
darah
Benda asing dalam paru
dan saluran pernapasan
Air dalam lambung dengan
sifat sama dengan air
tempat korban tenggelam
Penyebab kematian sebenarnya
Faktor yang berperan pada proses
kematian (alkohol, obat-obatan)
Tempat korban pertama kali
tenggelam
Pemeriksaan diatom dari
air tempat korban
ditemukan membantu
menentukan apakah
korban tenggelam di tempat
itu atau tempat lain
Pemeriksaan Diatom : Alga bersel satu,
dinding silikat tahan panas dan asam kuat.
Dijumpai dalam air tawar, air laut, air
sungai, dan air sumur. Bila seseorang mati
karena tenggelam, maka cairan bersama
diatom masuk ke saluran pernapasan atau
pencernaan.
TENGGELAM
cutis
anserine / Terdapat buih
goose skin putih halus pada
(bleached) dan pada hidung atau mulut
keriput (washer lengan, mayat (scheumfilz
womans hands / paha dan froth) yang bersifat
feet). bahu melekat.
mayat.
Lebam mayat
Bila mayat kita
biasanya sianotik
miringkan,
kecuali mati
cairan akan
tenggelam di air
keluar dari
dingin berwarna
mulut / hidung.
merah muda.
Bila terdapat

PF
.Kulit cadaveric spasme
tubuh maka kotoran air /
mayat bahan setempat
terasa
basah,. Luar berada dalam
genggaman
tangan mayat
TENGGELAM

2. Pemeriksaan 3. Penentuan
diatome berat jenis (BD)
(destruction test). plasma.

1. Percobaan 4. Pemeriksaan
getah paru kimia darah
(lonset proef). (gettler test)

Kimia
Tenggelam
di air tawar
Wet
Tipical
drawing
Tenggelam
Drawing di air laut
Dry
drawing
Atipical
Imersion
syndrom
PERBEDAAN TENGGELAM
AIR TAWAR VS AIR LAUT

Air Tawar Air Laut


Paru-paru besar, relatif kering dan Paru-paru besar, relatif basah dan
ringan berat
Hemodilusi Hemokonsentrasi
Hipervolemi Hipovolemi
Hiperkalemi Hipokalemi
Hiponatremia Hipernatremia
Berat jenis darah di jantung kiri Berat jenis darah di jantung kiri
lebih rendah lebih tinggi
2. Atipical Drawing
Dry drawing : Cairan masuk kesaluran pernafasan dan
kematian terjadi sebelum air.mungkin karena spasme laring.
Imersion syndrom : Mati tenggelam karena mask dalam air
dingin.mekanisme kematian karena reflek vagal Sudent cardiac
arrest. Alkohol merupakan faktor pencetus
Seorang pria diantar oleh
keluarganya karena tiba-tiba
mengalami penurunan kesadaran.
Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan pupil midriasis henti
napas dan jantung serta suhu tubuh
yang turun. Diagnosis pasti kematian
kondisi pasien tersebut adalah
a. Penurunan kesadaran
b. Penurunan suhu tubuh
c. Pupil midriasis
d. Henti jantung
e. Henti napas
Seseorang ditemukan meninggal tengkurap
dikamar tidur. Pemeriksaan dilakukan oleh
penyidik dan dokter kepolisian pada tanggal 15
juni (jam 10.00). dari jenazah didapatkan lebam
mayat warna merah keunguan yang tidak
hilang dengan ditekan. Kaku mayat terdapat
pada seluruh persendian. Belum ada tanda-
tanda pembusukan. Perkiraan saat kematian
korban adalah..
a. Antara jam 8-jam 10 tanggal 15 Juni

b. Antara jam 4-jam 8 tanggal 15 Juni

c. Antara jam 4-jam 8 tanggal 14 juni

d. Antara jam 10 tanggal 14 juni sampai jam 2


tanggal 15 Juni
e. Antara jam 4 tanggal 14 juni sampai jam 4
tanggal 15 Juni
THANATOLOGI : ILMU YANG MEMPELAJARI SEGALA MACAM ASPEK YANG
BERKAITAN DENGAN MATI. MELIPUTI PENGERTIAN (DEFINISI), CARA-CARA
MELAKUKAN DIAGNOSIS, PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI
SESUDAH MATI SERTA KEGUNAANNYA.

Konsep dasar
kehidupan SSP

Hidup

Respirasi Sirkulasi
TANDA-TANDA KEMATIAN
Tanda tidak pasti Tanda pasti (perubahan
(perubahan dini) lanjut)

Berhentinya Perubahan suhu(algor


Pernafasan mortis)
Lebam mayat(livor
Berhentinya Sirkulasi mortis)
Kulit Pucat Kaku mayat(rigor mortis)
Relaksasi dan Tonus Pembusukan(Dekomposat
Otot Menghilang io)
Adiposera
Pendataran Bagian
Tubuh yang Tertekan Mumifikasi
Perubahan pada Mata
TANDA PASTI KEMATIAN

1. Penurunan suhu (algor Rumus menentukan saat


kematian berdasarkan suhu:
mortis)
Penurunan suhu rata-rata
0,9 1 C setiap jam. 98,6F - suhu
Pengukuran suhu per rectal
rektal
Faktor-faktor yang 0,5
mempengaruhi
Suhu tubuh saat mati
Subu tubuh medium
Lingkungan
Pakaian
Keadaan mayat
2. Lebam mayat (livor mortis)
Mulai tampak 20-30 menit postmortem. Well developed within
the next 3 to 4 hours
Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih
dapat memucat pada penekanan dan berpindah
Warna lebam mayat
asfiksia (tenggelam), merah cerah
Keracunan gas CO, merah bata / cherry red dari Karboksi-Hb
(COHb)
Keracunan asam hidrosianida warna merah terang karena
kadar Oksi-Hb (HbO2) dalam vena tetap tinggi
APA PERBEDAAN LEBAM MAYAT DGN MEMAR

Sifat Lebam Memar


Warna Tida Sama merah
teratur,tubuh seluruh organ
bagian
terendah

Selaput Pucat Normal


mukosa

Eksudat Tdk ada Ada


Organ dalam Lambung dan Warna sama
usus di regang
tampak warna
tdk sama
3. Kaku mayat (rigor mortis)
Mulai tampak 2 jam post mortem, dimulai dari bagian luar
tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam, lalu
menghilang dalam urutan yang sama
Tiga tahapan perubahan :
Tahap Relaksasi primer ( flasiditas primer )
Tahap Kaku mayat ( rigor mortis )
Tahap Relaksasi sekunder
Faktor penentu Kaku mayat palsu

Kondisi otot Kekakuan karena panas (heat


Lingkungan steafing)
Usia Kaku mayat karena dingin
Cara kematian Cadaveric spasm
Kaku mayat Cadaveric spasme

Mulai timbul 1- 2 jam postmortem Segera setelah mati

Presdiposisi - Aktifitas,ketakutan,per
asaan tegang, dll

Kaku otot Tidak jelas,dapat Sgt jelas, sukar di


dilawan lawan

Otot yg terkena Semua otot 1 Kelompok otot


volunter

Suhu mayat Dingin Hangat

Medikolegal Perkiraan saat Cara kematian


kematian
4. Pembusukan ( decomposatio)
Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam post mortem
Larva lalat dijumpai 36-48 jam postmortem
5. Adiposera
proses hidrolisa dan
hidrogenisasi asam lemak
bebas setelah kematian
bahan menyerupai lilin
lunak, licin dan warna
mulai dari putih keruh
sampai coklat tua. Lama
pembentukan dari
beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Adiposera
biasanya terbentuk pada
mayat yang terbenam di air
atau rawa-rawa
6. Mummifikasi
Pengawetan akibat proses
pengeringan dan mengakibatkan
menyusutnya alat tubuh (tubuh
lebih kecil dan ringan) penyusutan
jaringan tubuh.
Mayat lebih lama tahan dari
pembusukan dan dapat dikenal
ciri-cirinya.
PERKIRAAN WAKTU KEMATIAN
(TANATOLOGI)
Lebam mayat
Mulai tampak 20-30 menit pascamati. Well developed
within the next 3 to 4 hours
Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih
dapat memucat pada penekanan dan berpindah
Kaku mayat:
Mulai tampak 2 jam pascamati, dimulai dari bagian luar
tubuh/otot-otot kecil (sentripetal)
Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam,
lalu menghilang dalam urutan yang sama
Pembusukan:
Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam pasca
mati
Larva lalat dijumpai 36-48 jam pasca mati
SEBAB, CARA, & MEKANISME KEMATIAN

Perlukaan/penyakit yg menimbulkan kekacauan


Sebab kematian fisik sngga menyebabkan kematian.

Menjelaskan bagaimana kematian itu datang


Cara kematian Wajar : semata-mata karena penyakit
Tidak wajar : kecelakaan,bunuh diri,pembunuhan

Kekacauan fisk yg di timbulkan dari penyebab


Mekanisme kematian kematian
Penyebab kematian: Cara kematian: menjelaskan
perlukaan atau penyakit yang bagaimana penyebab kematian itu
menimbulkan kekacauan fisik datang
sehingga menghasilkan Cara kematian bisa dikelompokkan
kematian menjadi: wajar, pembunuhan,
Contoh: luka tembak, luka bunuh diri, kecelakaan, atau tidak
tusuk, kanker, aterosklerosis dapat dijelaskan
Mekanisme kematian:
Kekacauan fisik yang Jadi, pada kasus ini:
dihasilkan oleh penyebab Cara kematian: bunuh diri
kematian Penyebab kematian: hambatan jalan
Contoh: perdarahan, kerusakan napas
jaringan otak Mekanisme kematian: mati lemas
Beberapa penyebab bisa (asfiksia)
memiliki mekanisme yang
sama (perdarahan bisa
disebabkan oleh luka tusuk,
luka tembak, atau kanker)
Sebaliknya, satu penyebab bisa
menghasilkan kematian
melalui beberapa mekanisme
(luka tembak bisa
menghasilkan kematian karena
perdarahan, bisa juga karena
kerusakan jaringan otak)
Ditemukan jasad bayi dalam kardus
PB=32 cm, usia bayi diperkiran 24-26
minggu. Pada pemeriksaan
didapatkan tali pusat dan plasenta
lengkap. Bayi ditemukan belum
bernapas. Termasuk apa tindakan
ini?
a. Abortus

b. Lahir Mati

c. Infantisid

d. Pembunuhan anak sendiri

e. Battered child syndrome


Ditemukan jenazah bayi yang telah
membusuk di saluran irigasi,
lengkap dengan plasenta. BB= 2600
gr dan PB= 46 cm. Plasenta tidak
terawat. Pemeriksaan apa yang
dilakukan untuk menunjang otopsi?
a. Tes apung paru

b. Tes golongan darah

c. Tes diatome

d. Tes Prussian blue

e. Tes dilusi
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Bila ditemukan mayat bayi, maka harus dicari


tahu penyebab bayi itu mati
aborsi?
Infanticide?
Pembunuhan

Pada kasus aborsi, bayi belum sempat


dilahirkan. Pada kasus infanticide, bayi
langsung dibunuh setelah dilahirkan. Pada
kasus pembunuhan, bayi sempat dirawat
terlebih adahulu sebelum dibunuh.
VIABEL & CUKUP BULAN
Cukup bulan (matur)
Rumus de hass
Hamil>36 minggu
Panjang badan (kepala-
tumit) > 46 cm
BB 2500-3000 gram
Viabel (dapat hidup di Lingkar kepala . 33 cm
luar kandungan) Ciri lain: lanugo sedikit,
Kehamilan>28 minggu tulang rawan telah
Panjang badan (kepala- sempurna (daun telinga
tumit) >35cm dilipat akan kembali ke
semula), diameter
Berat badan > 1000
tonjolan susu>7mm,
gram kuku jari telah melewati
Lingkar lepala>32 cm ujung jari.
Cacat bawaan fatal (-)
MENENTUKA PENYEBAB KEMATIAN BAYI
Apakah bayi sudah matur? (kalau belum matur,
bisa karena aborsi, tapi bisa juga karena lahir
prematur)

matur Viable

Hamil >36 minggu Hamil >28 minggu


BB >2500g BB >1000 g
Pjg kepala tumit > 46 cm Pjg kepala tumit > 35
Lanugo sedikit Terdapat cacat bawaan
Kulit keriput
Testis dua-duanya sudah
turun atau labia mayora sudah
menutupi labia minora
Panjang kuku melebihi
panjang jari
Apakah paru sudah Adakah tanda-tanda
mengembang? Kalau paru perawatan? Kalau ada
sudah mengembang berarti perawatan digolongkan ke
sudah terjadi pernafasan, pembunuhan biasa, . Bukan
berarti bayi sudah infantiside.
sempat lahir (bukan Tanda belum ada
aborsi, tetapi infanticide perwatan:
atau pembunuhan)
Plasenta masih melekat
Paru memenuhi rongga
dada Masih ada lanugo
Gambaran mozaik ( seperti
marmer) karena adanya
berbagai tingkatan aerasi
Tepi paru tumpul
Ada krepitasi ( seperti
spons)
Tes apung paru +
DVI ( Disaster Victim Identivication)
DASAR HUKUM IDENTIFIKASI KORBAN BENCANA : PSL 120 AYAT 1 KUHAP,PSL 133 AYAT 1 KUHAP

Proses DVI ada 5 fase

Fase I Fase II
Penanganan/dtg ke TKP Mencari sebanyak banyaknya data
Kegiatan : post mortem
Memberi label di TKP Pemeriksaan mayat
Pemilihan korban Data Post mortem
hidup&mati
Label putih untuk
barang korban
Label orange utk
jenazah Data Primer Data sekunder

Sidik Jari Personal featur


Catatan gigi (Deskripsi
DNA personal,tatto,scar,
dll)
Properti korban
Fase III (ante-mortem Fase IV
information) (Reconsiliasi)
Mengumpulkan data Perbandingan data
antemortem
Meminta data ke keluarga
korban

Fase V (Debriffing)
IDENTIFIKASI FORENSIK
Merupakan upaya yang dilakukan dengan
tujuan membantu penyidik untuk menentukan
identitas seseorang/korban, terutama pada
jenazah tidak dikenal, membusuk, rusak,
terbakar, kecelakaan masal, ataupun bencana
alam
Metode identifikasi yang dapat digunakan
adalah: Identifikasi sidik jari, visual, dokumen,
pakaian dan perhiasan, medik, gigi, serologik,
metode eksklusi dan metode identifikasi DNA
Identitas seseorang dapat dipastikan bila
paling sedikit dua metode yang digunakan
memberikan hasil positif
Pemeriksaan Sidik Jari
Membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari
ante-mortem. Saat ini merupakan pemeriksaan yang
diakui tinggi ketepatannya. Dibutuhkan penanganan yang
ba terhadap jari tangan jenazah
Metode Visual
Memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang merasa
kehilangan. Hanya efektif pada jenazah yang masih dapat
dikenali wajah dan bentuk tubuhnya
Pemeriksaan Dokumen
Dokumen identifikasi (KTP, SIM, Paspor, dst) yang
dijumpai bersama jenazah. Tidak bisa dipastikan
kepemilikan dokumen yang ditemukan, sulit diandalkan.
Pemeriksaan Pakaian dan Perhiasan
Dari ciri-ciri pakaian dan perhiasan yang dikenakan
Identifikasi Medik
Menggunakan data tinggi badan, berat badan, warna rambut,
warna mata, kelainan/cacat khusus. Termasuk pemeriksaan
radiologis (sinar X)
Pemeriksaan Gigi
Pencatatan data gigi (odontogram) dan rahang dengan
pemeriksaan manual, sinar-X, dan pencetakan gigi. Data
dibandingkan dengan data ante-mortem
Pemeriksaan Serologis
Menentukan golongan darah jenazah. Tidak khas untuk masing-
masing individu
Metode Eksklusi
Terutama pada kecelakaan masal
Identifikasi DNA
Diperlukan DNA pembanding. Mahal dan hanya dapat dilakukan oleh ahli
forensik molekular . Identifikasi dapat menggunakan DNA inti, DNA
mitokondria. Pada laki2 hanya dipergunakan DNA inti, sedangkan pada
wanita dapat digunakan DNA inti atau mitokondria
METODE IDENTIFIKASI FORENSIK

Ada dua metode utama


Identifikasi komparatif, yaitu apabila tersedia
data post-mortem (pemeriksaan jenazah) dan
ante-mortem (data sebelum meninggal,
mengenai ciri-ciri fisik, pakaian, identitas
khusus berupa tahi lalat, bekas luka/operasi, dll),
dalam suatu komunitas yang terbatas.
Identifikasi rekonstruktif, yaitu apabila tidak
tersedia data ante-mortem dan dalam komunitas
yang tidak terbatas/plural.
1. Metode Identifikasi Visual:
memperlihatkan jenazah pada orang-orang yang
merasa kehilangan anggota keluarga atau temannya.
hanya efektif pada jenazah yang belum
membusuk
dikenali oleh lebih dari satu orang.

2. Metode Identifikasi Dokumen


3. Metode Identifikasi Properti
4. Metode Identifikasi Medik
tinggi badan, berat badan, warna rambut, warna
mata, cacat/kelainan khusus, tato/rajah
5. Metode Identifikasi Serologik
menentukan golongan darah jenazah
Penentuan golongan darah pada jenazah yang telah
membusuk dengan memeriksa rambut, kuku, dan
tulang.
6. Metode Identifikasi Gigi
7. Metode Identifikasi Sidik Jari
8. Metode Identifikasi DNA
(Ketiganya adalah metode primer identifikasi
forensic)

9. Metode Eksklusi
Pada kecelakaan massal mis pesawat terbang
Sudah mengetahui identitas beberapa korban
Identitas korban lain bisa diketahui dari list
penumpang

Anda mungkin juga menyukai