Anda di halaman 1dari 15

SISTEM TRANSPORTASI DI

KALIMANTAN TIMUR
SISTEM TRANSPORTASI DI SAMARINDA
ANGKUTAN DARAT

Untuk memenuhi transportasi darat, kendaraan angkutan utama yang harus tersedia
adalahkendaraan bermotor. Menurut datayang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI Daerah
Kalimantan Timur pada tahun 2014 :

kendaraan bermotor sebanyak 2.233.278 buah dengan jumlah terbesar terdapat diKota
Samarinda (29,41 persen).sebagai berikut:

1.kendaraan mobil penumpang sebanyak 49.553 unit.


2.kendaraan mobil barang terbanyak jenis pick up sebanyak 89.011
3.kendaraan mobil bus terbanyak jenis mini/microbus sebanyak 21.997 unit.

4. kendaraan sepeda motor yang terbanyak jenis Sepeda Motor Solo sebanyak 1.971.629 unit.

Pada tahun 2014 jumlah kecelakaan lalu lintas menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu dari 1.094 menjadi 1.041
Jumlah kerugian material dan korban juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Jumlah kecelakaan tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang mencapai 32,11
persen dari total kecelakaan di Provinsi Kalimantan Timur.

ANGKUTAN LAUT

Lalu lintas kapal antar pulau tahun 2013


melalui lebih dari lima belas pelabuhan
yang ada di wilayah Kalimantan Timur.
Kapal tiba sebanyak 31.726 kapal dengan
jumlah penumpang sebanyak 369.779
orang dan kapal berangkat 31.726 kapal
dengan jumlah penumpang 290.611
orang. Bila diamati dari lalu lintas kapal
maka terbesar melalui pelabuhan di
Samarinda, namun bila diamati dari lalu
lintas penumpang terbesar melalui
pelabuhan Balikpapan.
PERMASALAHAN TRANSPORTASI KOTA SAMARINDA

Kota Samarinda yang merupakan simpul dari pertumbuhan


industri,
jasa,perdagangandantransportasidarikotadankabupaten
sekitarnya adalah merupakan salahsatu keunggulan
komparatif terhadappertumbuhandaerah.

Jumlah kendaraan bermotor diSamarinda tercatat sebanyak 222.781


buah(2004), ini menunjukkan bahwa setiap3
(tiga)jiwapendudukmemiliki1(satu)kendaraanbermotor.Inibera https://www.scribd.com/doc/25227
5526/Pelayanan-Transportasi-
rtibahwalebihdari1/3jumlahkendaraanbermotorProvinsiKaltim Angkutan-Kota-Di-Kota-Samarinda-
beradadiSamarinda(tahun2003sekitar33,60% dan 2004 sekitar Badan-Penelitian-Dan-
Pengembangan-Daerah-Provinsi-
34,16%). Kalimantan-Timur-

Disinilahpangkal permasalahan munculnya permasalahan


transportasi perkotaan, yaitu di satu sisi faktor-faktor kebutuhan
(demand side)
terus meningkat,namun di sisi lain kondisi sarana dan prasarana
serta perangkat lainnya (supply side) tidakmenunjang. Akhirnya,
muncul ketidakseimbangan (inequilibrium)dalam sistem transportasi
perkotaan yakni kemacetan
FAKTOR LEMAHNYA TRANSPORTASI
PERKOTAAN:

Penelitain Ofyar Z. Tamin, Tahun 1995(1997:


364) misalnya, telah mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab kelemahan
sistempengelolaantransportasiperkotaandib
eberapakota di Indonesia sebagai berikut:

1.Belum terbentuknya Dinas Lalu Lintas


Angkutan Jalan Tingkat II pada setiap kota di
Indonesia;
2.Lemahnya mekanisme hubungan kerja antar
instansi yang terkait dalam masalah
transportasi perkotaan;
3.Tidak jelasnya wewenang dan
tanggungjawabsetiapinstansidalampenang
anan masalah transportasi perkotaan
4.Kurangnya sumber daya manusia, baik
darisisi kualitas mapun darisisi kuantitas;
5.Kurang lengkapnya peraturan pelaksanaan
yang ada dan tidak tersedianya
arahanmengenai bagaimana sebaiknya
sistempengelolaantransportasiperkotaandila
DATA PERKEMBANGAN JALAN DAN Banyaknya Kendaraan Bermotor Menurut
JEMBATAN 2014
Kabupaten/Kota (Unit), 2011-2013

Jalan merupakan prasarana pengangkutan


yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomi-an.
Makin meningkatnya usaha pembangunan
menuntut pula peningkatan
pembangunan jalan guna memudahkan
mobilitas penduduk dan memperlancar
lalu lintas barang dari satu daerah ke
daerah lain.
Panjang jalan negara di seluruh wilayah
Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2013 mencapai 1.493,68 km.
Panjang jalan di bawah wewenang
Provinsi 1.596,38 km, sedang jalan di
bawah wewenang Kabupaten/Kota
mencapai 199.316,91 km.
Grafik 8.1.
PERKEMBANGAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI DI
KALIMANTAN TMUR

1.JALAN AKSES
Pada tahun 2009 dan 2010 telah disusun rencana
induk atau Master Plan dan perencanaan teknis sisi
laut serta dokumen AMDAL pelabuhan internasional
Maloy. Pada tahun 2012 telah dimulai
pembangunan fasilitas perkantoran secara
bertahap dan pada tahun 2013 dilaksanakan
penyusunan FS dan Masterplan Tahap II untuk
luasan 4.305 Ha. Untuk mendukung pengembangan
kawasan dan pembangunan Pelabuhan Maloy
dibangun Jalan akses Maloy sepanjang 17,3 Km
dengan lebar badan jalan 2x7,5 meter. Tahun 2012
melalui alokasi dan Sisa Anggaran Lebih (SAL)
sebesar
2.Jalan TolRp. 258 Milyar dengan konstruksi Rigid
Pavement pada sisitelah
Balikpapan-Samarinda kanan dan kiri
ditetapkan badan
melalui jalan Menteri
Keputusan
1x7,5 Meter
Pekerjaan sepanjang
Umum Nomor 17,3 Km.
567/KPTS/M/2010 tanggal 10 November
2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional, dengan
panjang 99,20 Km.
Pada tahun 2011 telah dituntaskan pembangunan jalan akses dari
Km 13 Balikpapan-Jalan Tol
sepanjang400 meter dengan pelaksanaan pembangunan jalan tol
yang di bagi 5 segmen
JEMBATAN
1. Pembangunan Jembatan Pulau Balang merupakan bagian
jalan lintas Kalimantan Poros Selatan yang menghubungkan
antara Prov Kaltim dengan kalsel. Hingga bulan Desember 2012
untuk bentang pendek sepanjang 470 m. progress telah
mencapai 65,18% sementara untuk bentang panjang sepanjang
1.344 m telah dilakukan Review Desain Jembatan penurunan
clearance menjadi 27-30 m DPL.

2. Pembangunan Jembatan Mahkota II sampai dengan


tahun 2012 telah mencapai 87% yaitu pekerjaan Pylon 7
dan 8. Namun masih diperlukan pembangunan jembatan
bentang panjang yang di harapkan dibiayai melalui
APBN.

3. Pembangunan Jembatan Kembar Sungai Mahakam


pada tahun 2012 sebesar Rp. 171 Milyar dengan progress
mencapai 10,03%, 58,70% meliputi kegiatan mobilisasi &
pengadaan pipa pancang. Kebutuhan dana untuk
pembangunan jembatan ini mencapai Rp. 747 Milyar
termasuk rencana jalan pendekat & fender jembatan.
KONDISI JALAN

1. Kondisi mantap jalan nasional sampai dengan bulan Desember 2012 mencapai 86,78% naik bila
dibandingkan tahun 2011 sebesar 72,84%. Perkembanganjenis permukaan aspal dari tahun 2009 sepanjang
1.289,08 Km atau 83,72% dan tahun 2010 sepanjang 1.743,59 Km atau 82,31%, tahun 2011 sepanjang
1.816,52 Km atau 85,76% sedangkan tahun 2012 sepanjang 1.773,83 atau 83%
Adapun beberapa ruas jalan nasional yang mengalami
kerusakan yaitu Batu Aji-Kuaro-Penajam, Kerang pada
batas Prov Kalsel-batas Kota Tanah Grogot, Muara
Lembak-Pelabuhan Sangkulirang, Simpang Perdau-Batu
Ampar-Muara Wahau-Kelay-Labanan, Tj. Palas-Malinau,
Mensalong-Simanggaris-Batas Negara dan Simpang
Blusuh-Batas Kalteng. Untk menangani kerusakan ruas
jalan tersebut, tahun 2012 telah di alokasikan dana
melalui APBN sebesar Rp. 1,133 Triliun untk Poros
Selatan, Rp. 96,328 Milyar untuk Poros Tengah dan Rp.
613,061 Milyar untuk jalan perbatasan.

3. Kondisi mantap Jalan Provinsi sampai dengan bulan


Desember 2012 mencapau 75,86% meningkat bila
dibandingkan tahun 2011 sebesar 65,69% dan tahun 2010
sebesar 63,57%. Perkembangan jenis permukaan aspal
dari tahun 2009 dengan panjang 1.097,37 Km atau
62,28%, tahun 2010 dengan panjang 1.118,47 Km atau
63,47%, tahun 2011 dengan panjang 1.148,09 Km atau
65,16%. Sedangkan tahun 2012 jenis permukaan aspal
sepanjang 1.336,65 Km atau 75,86%.
Solusi :
Samarinda ke depan akan menjadi kota metropolitan
sebagai ibu kota provinsi. Dengan kondisi sekarang,
roda empat bertambah dengan masif.
Kemudian diiringi dengan gampang kepemilikan roda
dua dan roda empat mengakibatkan Samarinda macet
total. Sehingga jalan protokol maupun jalan
penghubung pun macet.

Oleh sebab itu, pembangunan underpass dan flyover


dapat menjadi jalan keluar masalah dari kemacetan di
Samarinda.

Apalagi,sebagai ibukota provinsi kaya sumber daya


alam, Samarinda tidak punya jalan layang seperti di
Makasar dan Surabaya serta Bandung.
Pelebaran dan penambahan jalan pun juga tidak ada.
Ditambah lagi penambahan roda dua dan roda empat
kini menjadi momok kemacetan di Samarinda.
Manfaat pembangunan underpass dan
jalan layang ini bagi publik yakni Rencana pembangunan fly over
pembangunan ini akan mengurai
permasalahan kemacetan titik titik
tertentu di kota Samarinda dan bisa
jadi solusi kemacetan.

Manfaat dari pembangunan flyover,


underpass tak hanya dirasakan
masyarakat Samarinda, namun
dirasakan pula masyarakat pendatang
dari kota Bontang, Sangatta (Kutim)
dan Tenggarong (Kukar) yang menjadi
pengguna utama jalan-jalan di
Samarinda
Pembangunan flyover ini juga
mendukung pertumbuhan industri
yang sedang berkembang pesat di
Kalimantan dan mendorong investor
untuk berinvestasi

Anda mungkin juga menyukai