Anda di halaman 1dari 29

Pengelolaan

Limbah B3
Indro Sumantri
Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19
tahun 1994 yang dibaharui dengan
PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui
kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal
27 Februari 1999 yang dikuatkan lagi melalui
Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001
tanggal 26 November 2001 tentang
Pengelolaan Limbah B3
Izin pembuangan air limbah ke air
Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah [land
application]
Izin penyimpanan sementara LB3
Izin pengumpulan LB3
Izin pemanfaatan LB3
Izin pengolahan LB3
Izin penimbunan LB3
Pengoperasian insinerator
Reinjeksi air limbah
dumping ke media lingkungan
venting
Pembuangan emisi
Introduksi GMO ke lingkungan
Kebutuhan lain sesuai kebutuhan PPLH
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2
(dua) kategori, yaitu:
Berdasarkan sumber
Berdasarkan karakteristik

Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi


menjadi:
Limbah B3 dari sumber spesifik;
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas
kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik :
mudah meledak;
pengoksidasi;
sangat mudah sekali menyala;
sangat mudah menyala;
mudah menyala;
amat sangat beracun;
sangat beracun;
beracun;
berbahaya;
korosif;
bersifat iritasi;
Berbahaya bagi lingkungan;
karsinogenik;
teratogenik;
mutagenik.
Karakteristik limbah B3 ini mengalami
pertambahan lebih banyak dari PP No. 18
tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6
(enam) kriteria, yaitu:
1. mudah meledak;
2. mudah terbakar;
3. bersifat reaktif;
4. beracun;
5. menyebabkan infeksi;
6. bersifat korosif.
Sumber Limbah B3

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki


sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung
biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses
koagulasi dan flokulasi
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses
pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung
padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan
biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana
padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa
parameter yaitu
total solids residue (TSR),
kandungan fixed residue (FR),
kandungan volatile solids (VR),
kadar air (sludge moisture content),
volume padatan,
serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah
terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan
kandungan senyawa kimia).

Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe,
Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida,
sulfida, fenol dan sebagainya.
Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun
dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat
dilihat di PP No. 85 Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
Fasilitas Pengolahan Limbah B3
1. Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar
lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil
harus:
daerah bebas banjir;
jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;

Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:


daerah bebas banjir;
jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum
300 m;
jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem
operasi, meliputi:
sistem kemanan fasilitas;
sistem pencegahan terhadap kebakaran;
sistem penanggulangan keadaan darurat;
sistem pengujian peralatan;
dan pelatihan karyawan.
Alur Penanganan Limbah B3
Dalam penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) dari penghasil sampai ke pengolah / pemanfaat ada
prosedur yang harus diketahui.
Prosedur tersebut adalah :
Contoh limbah dari penghasil dibawa oleh pengangkut limbah ke
pengolah / pemanfaat limbah untuk dianalisa
Contoh limbah sebaiknya disertakan dengan hasil uji laboratorium
Pengolah / pemanfaat mengkalkulasi biaya pengolahan / pemanfaatan
Penawaran harga penanganan limbah dari pengangkut limbah ke
penghasil limbah
Sesudah ada kesepakatan antara pengangkut dan penghasil,
penanganan segera dilaksanakan
Pengolah / pemanfaat menanda tangani manifest, berita acara serah
terima limbah, dan menerbitkan sertifikat pengolahan/pemanfaatan
limbah kepada pengangkut untuk diteruskan kepada penghasil limbah.
Teknologi Pengolahan
1. Chemical Conditioning
Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
menstabilkan senyawa-senyawa organik yang
terkandung di dalam lumpur
mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air
dalam lumpur
mendestruksi organisme patogen
memanfaatkan hasil samping proses chemical
conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti
gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan
dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
Chemical conditioning terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut:

Concentration thickening
Treatment, stabilization, and conditioning
De-watering and drying
Disposa
2. Solidification/Stabilization

Stabilisai : proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan


(aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan
pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas
limbah tersebut.
Solidifikasi : proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan
penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait
sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama.
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat
dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
Macroencapsulation,
Microencapsulation,
Precipitation
Adsorpsi,
Absorbsi,
Detoxification,
3. Incineration

Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang


menarik dalam teknologi pengolahan limbah, mengurangi
volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan
75% (berat).
Menghasilkan energi dalam bentuk panas.
Sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan
dan limbah berkurang dengan cepat.
Lahan yang relatif kecil.
Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk
membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth,
fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber,
aqueous waste injection, dan starved air unit.
Penanganan limbah B3 sebelum diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan
guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah
tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat
ditentukan metode yang tepat guna
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3,
tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan
sesuai dengan jenis dan materi limbah.

Hasil pengolahan limbah B3


Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah
dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut
dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis
masa pakainya atau ditutup.
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk
penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan
periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).
Penanganan Limbah B3
Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia
belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga
tahun 2002.
Merujuk peraturan pengangkutan yang diterapkan di AS.
Pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dsb.
Kemasan : apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan
normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang
berarti.
Kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan
tidak berkurang selama pengangkutan.
Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi dengan head
shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan
pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat.
Kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di
setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.
Secured Landfill.
Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan,
topografi, dan faktor-faktor lainnya harus
diperhatikan agar secured landfill tidak
merusak lingkungan.
Pemantauan pasca-operasi harus terus
dilakukan untuk menjamin bahwa badan air
tidak terkontaminasi oleh limbah B3.
Pembuangan Limbah B3 (Disposal)
Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan
untuk limbah B3 ialah landfill (lahan urug) dan
disposal well (sumur pembuangan) (Kep-
04/BAPEDAL/09/1995).
Landfill untuk penimbunan limbah B3
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:
1. secured landfill double liner,
2. secured landfill single liner, dan
3. landfill clay liner dan masing-masing memiliki ketentuan
khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.
Deep Injection Well.
Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan
perlu pengkajian yang komprehensif terhadap efeknya.
Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di
bawah lapisan yang mengandung air tanah. Harus terdapat lapisan
impermeable (shale/tanah liat) yang cukup tebal sehingga cairan limbah
tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari
permukaan tanah.
Tidak memasukkan limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki
partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa
kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas <
cairan alami dalam formasi geologi.
Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan
limbah B3 ke sumur dalam (deep injection well).
Ketentuan yang ada di Amerika Serikat :
Dalam kurun waktu 10.000 tahun, tidak boleh bermigrasi secara vertikal keluar
dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah.
Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di
atas, limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya
dan beracun.
Penyimpanan Drum Bekas
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Padat
Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Padat
Kualitas Air
Dampak Penting yang Dikelola : Penurunan kualitas air timbul sebagai akibat adanya kegiatan pembuangan limbah cair pada
proses produksi dan pengolahan limbah.
Sumber Dampak : Kegiatan pembuangan limbah cair pada proses produksi dan pengolahan limbah.
Tolok Ukur Dampak : Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

Tujuan Rencana Pengelolaan : Kualitas limbah cair yang dihasilkan memenuhi baku mutu yang telah ditentukan.
Rencana Pengelolaan Lingkungan : 1. Limbah Cair B3
a. Minyak :
Dikumpulkan dan dikemas dalam drum dan diberi tanda,
Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.

2. Limbah Cair Non B3 :


a. Limbah Cair Asam Nitrat
pH air limbah dinetralkan agar memenuhi baku mutu
Limbah cair dikirim ke Chemical Pond.
b. Limbah Air Panas
Suhu air sebelum dialirkan ke badan air diturunkan suhunya
dengan Cooling Water System
Lokasi Pengelolaan Lingkungan : Lokasi limbah cair dan perairan sekitar tapak proyek
Periode Pengelolaan Lingkungan : Selama proses produksi dan pengolahan limbah berlangsung
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Pelaksana : PT. KNI di bawah supervisi PT. KIE
Pengawas : PT. KIE, Dinas Perindag Kota Bontang, Dinkes Kota Bontang, Dinas LH dan SDA Kota
Bontang
Penerima Hasil : PT. KIE, Dinas LH dan SDA Kota Bontang, Bapedalda Prov. Kaltim
Pembiayaan PT. KNI
Timbulan Sampah/Limbah Padat
Dampak Penting yang Dikelola : Timbulan sampah / limbah padat akibat kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong.

Sumber Dampak : Kegiatan kantor dan pengadaan bahan baku dan penolong
Tolok Ukur Dampak : Volume timbulan sampah
Tujuan Rencana Pengelolaan : Mengurangi dampak timbulan sampah akibat kegiatan operasional pabrik
Rencana Pengelolaan Lingkungan : 1.Limbah Padat B3
a. Katalis bekas :
Dikumpulkan menurut karakteristiknya,
Dikemas dalam drum dan diberi tanda,
Ditempatkan di tempat yang sesuai dan aman,
Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.
b. Drum Kosong
Dicuci sampai bersih,
Ditempatkan di tempat yang sesuai dan aman,
Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3
c. Kantong Ammonium Nitrat
Cuci dan ambil kontaminan yang ada
Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
Dikelola oleh kontraktor limbah
d. Material inert (plastik) dengan kandungan nitrat
Pengepakan yang minimal, dicuci dengan air untuk menghilangkan kontaminan nitrat sampai
di bawah 100 mg/L,
Dikirim ke lokasi yang sesuai oleh kontraktor limbah yang berlisensi lingkungan.
e. Coating Agent
Pengumpulan oleh kontraktor yang berlisensi.
f. Filter
Cuci dan ambil kontaminan yang ada,
Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
Dikelola oleh kontraktor limbah.
2. Limbah Padat Non B3 :
a. Limbah Domestik
dikelola dengan mengumpulkan terlebih dulu di tempat sampah sebelum dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Kertas dan karton dikelola dengan menjual ke pengepul karena dapat didaur ulang.
b. Kantung Lilamin
Mencuci sampai bersih
Dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Rencana : 1.Limbah Padat B3
Pengelolaan a. Katalis bekas :
Lingkungan Dikumpulkan menurut karakteristiknya,
Dikemas dalam drum dan diberi tanda,
Ditempatkan di tempat yang sesuai dan aman,
Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3.
b. Drum Kosong
Dicuci sampai bersih,
Ditempatkan di tempat yang sesuai dan aman,
Dikelola sesuai dengan prosedur yang ada dalam limbah B3
c. Kantong Ammonium Nitrat
Cuci dan ambil kontaminan yang ada
Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
Dikelola oleh kontraktor limbah
d. Material inert (plastik) dengan kandungan nitrat
Pengepakan yang minimal, dicuci dengan air untuk menghilangkan kontaminan nitrat sampai di bawah
100 mg/L,
Dikirim ke lokasi yang sesuai oleh kontraktor limbah yang berlisensi lingkungan.
e. Coating Agent
Pengumpulan oleh kontraktor yang berlisensi.
f. Filter
Cuci dan ambil kontaminan yang ada,
Ditempatkan di tempat sesuai dan aman,
Dikelola oleh kontraktor limbah.
2. Limbah Padat Non B3 :
a. Limbah Domestik
dikelola dengan mengumpulkan terlebih dulu di tempat sampah sebelum dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
Kertas dan karton dikelola dengan menjual ke pengepul karena dapat didaur ulang.
b. Kantung Lilamin
Mencuci sampai bersih
Dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Anda mungkin juga menyukai