Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Widia Pinasthika
Legina Aromatika
Krisna Adhytia WY
Citra Puspita Sari
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
DEGENERASI
MAKULA
Keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
KATARAK lensa, denaturasi protein lensa akibat terjadi
kedua-duanya
KATARAK
KONGENITAL DEGENERATIVA
Katarak
Timbul Konstitusional
saat lensa dibentuk ( selesai 7 bulan foetal )
PRIMER
Herediter familial
Lensa belum pernah mencapai keadaan normal
Katarak
Inkonstitusional KOMPLIKATA
Ibu-Ibu yang menderita
merupakan gangguan: rubela, diabetes mellitus,
toksoplasma, hipoparatiroidism, galaktosemia,
proses embriopati
HASIL PANDANG MATA KATARAK
KATARAK
PRIMER
MENURUT STADIUM
MENURUT UMUR
a. Stadium Insipiens
a. Katarak kongenital : < 1 tahun
b. Stadium immatur.
b. Katarak Juvenil : > 1 tahun
c. Stadium matur.
c. Katarak sensil : > 50 tahun.
d. Stadium hipermatur
Stadium immature
Stadium hipermatur
Kekeruhan belum mengenai
Stadium
Kekeruhanmatur
menyeluruh Stadium insipient
seluruh lensa
Korteks lensa mencair seperti bubur.
Kekeruhan
Lensa
Nukleus lensa
terutama
menjadi
turun keruh
karena
Stadium
di bagian
daya
paling beratnya.
dini
posterior :dan
Iris tremulans belkg nukleus
iris bergetar .
karena COA
seluruhnya
Iris Belum
shadow test ( +menimbulkan
) ; daerah
dalam karena iris tak menempel di lensa
gangguan visus
gelap
dan
Iris Shadow
akibat
bergetar
bayangan( - ) iris
Dengan koreksi
bila digerakkan. padavisus masih dapat 5/5
bagian
lensa
lensa yang
Tampak Kekeruhan
keruh. dari
seperti perifer - berupa bercak
mutiara
bercak baji
Terutama korteks anterior.aksis relatif jernih (
spokes of wheel)
Katarak Komplikata
Penyakit lokal di
mata Penyakit Sistemik Trauma
GEJALAPEMERIKSAAN
KLINIS KLINIS
Katarak yang terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa
yang
- Penglihatan
tertinggal, paling cepat
kabur ini terlihat sesudah dua hari
keadaan
- Tampak gelembung gelembung kecil dan debris pada
operasikapsul - Fotofobia
EKEK (Ekstraksi
posterior Katarak Ekstra Kapsuler), dan penanaman lensa
- Pada tahap- Tajam penglihatan
di segmenakan
selanjutnya posterior.
ditemukan gambaran
menurun
Mutara Elsching pada kapsul posterior
- Ditemukan cincin soemmering daerah psoterior kapsul
lensa
DIAGNOSIS
- Diagnosis ditegakkan pada pasien setelah menjalani operasi
EKEK atau adanya trauma mata yang mengakibatkan mata
kabur
- Jika dilakuukan pemeriksaan oftalmoskop, kaca pembesar
atau slit lamp, akan tampak gelembung-gelembung kecil pada
belakang lensa
- Tes tajam penglihatan visus menurun
GEJALA
KLINIS
- Penurunan penglihatan (visus)
- Silau
- Bayangan kabur
- Distorsi
Aqueous humor adalah cairan jernih yang dihasilkan oleh korpus siliaris
yang mengisi camera oculi posterio (COP) dan camera oculi anterior (COA).
Komposisinya serupa dengan plasma
Aliran aqueous humor melibatkan :
Anyaman trabekular
Kanalis schlemm
Saluran kolektor
Aliran Aqueous Humor
TRABEKULAR OUTFLOW
COA anyaman trabekular
kanalis schlemm vena
episklera vena siliaris anterior
vena ophtalmica superior
sinus kavernosus
UVEOSCLERAL OUTFLOW
COA otot siliar rongga
suprasiliar dan suprakoroidal
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Pengeluaran di sudut Aliran humor aquos
Produksi Berlebihan
bilik mata terganggu terhambat pada celah pupil
Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Anamnesis TIO dengan Oftalmoskopi Perimetri
Gonioskopi
Tonometri
GEJALA DAN TANDA
Cara :
Pasien tidur terlentang
Diberi anestesi topikal pada kedua mata
Pasien menatap lurus ke depan
Kelopak mata ditahan pada tepian tulang orbita
Tonometer diturunkan sampai ujung cekung laras menyentuh kornea
Gunakan kartu konversi untuk mengetahui nilai pada skala ke dalam mmHg
OFTALMOSKOPI
Cup Disk Ratio
NORMAL GLAUKOMA
Pencekungan (cupping) n. Optikus yang asimetris. Terlihat ada pelebaran general dari
cup dimata kanan (A) dibandingkan mata kiri (B) CDR asimetris > 0,2
Vertical elongatio Splinter hemorrhage
KLASIFIKASI GLAUKOMA
BERDASARKAN ETIOLOGI
C.A. Glaukoma
Glaukomasekunder
primer D. Glukoma
B. absolut
Glaukoma Kongenital
1. 1.Glaukoma
Glaukoma pigmentasi
sudut terbuka 1. Glaukoma kongenital primer
a.Glaukoma
2. Sindrom sudut terbuka primer
eksfoliasi Hasil akhir semua
2. Glaukoma glaukomadengan
yang berkaitan yang tidak
b.Glaukoma tekanan terkontrol
kelainanadalah mata yang
perkembangan keras,
mata laintidak
3. Akibat kelainan lensanormal
dapat melihat,yang
3. Glaukoma dan berkaitan
sering nyeri.
dengan
4. 2.Akibat
Glaukomakelainan
suduttraktus
tertutupuvea
5. Sindrom
a. Akut iridokorneoendotelial (ICE) kelainan perkembangan ekstraokular
6. Trauma
b. Subakut
7. Pascaoperasi
c. Kronik
8. Glaukoma neovaskular
d. Iris plateau
9. Peningkatan tekanan vena episklera
10. Akibat steroid
Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme Peningkatan Tekanan Intraokular
GEJALA KLINIS
Proses degeneratif, anyaman trabekular,
Biasanya tidaktermasuk
memberipengendapan
tanda-tandamateri ekstrasel di
dari luar
dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel
PATOLOGI
Perjalanan penyakit perlahan-lahan dan progresif dengan
kanal schlemm
merusak papil saraf optik
Penurunan drainase aqueous humor yang
Biasanya penderita baru sadar
menyebabkan bila keadaan
peningkatan TIO lebih lanjut
Sifatnya bilateral
Kebanyakan pada usia 40 tahun
Glaukoma Tekanan Normal
PATOGENESISINYA
TEMUAN KLINIS
Terjadi
Pasien tampak sakit berat
bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi COA oleh iris
perifer
Sakit kepala
--> menghambat aliran keluar aqueous dan TIO meningkat dengan
cepat,
Muntah-muntah
menimbulkan :
nyeri hebat
Penglihatan sangat kabur
Kelopak mata bengkak
kemerahan
Konjungtiva bulbi sangat
dan penglihatan kaburhiperemis (Injeksi siliar)
Kornea berkabut
COA dangkal
Pupil dilatasi
Tajam penglihatan menurun sampai hitung jari
GLAUKOMA KONGENITAL
Dibagi menjadi :
Sindrom Axenfeld-Reiger
Anomali Perkembangan Anomali Peters
Segmen Anterior Keduanya disertai kelainan perkembangan
iris dan kornea
Aniridia
Berbagai Kelainan Lain Sindrom Sturege-Weber
neurofibromatosis
Epifora
Fotofobia
Blefarospasme
Glaukoma Pigmentasi
Disebabkan oleh degenerasi epitel
pigmen iris dan korpus siliaris.
Pigmen mengendap di permukaan
kornea posterior (Krukenberg Spindle)
dan tersangkut di jaringan trabekular,
mengganggu aliran keluar aqueous
humor.
Sindrom Eksfoliasi
(Glaukoma
Pseudoeksfoliasi)
Dijumpai endapan bahan
berserat mirip serpihan di
permukaan lensa anterior,
prosesus siliaris, zonula,
permukaan posterior iris, dan
jaringan trabekula
Glaukoma Akibat Tekanan Lensa
Retinopati
TEMUAN PADA RETINA
diabetik : penyebab utama kebutaan pada usia produktif di
negara barat (20 65 tahun)
Mikroaneurisma
Faktor resiko retinopati:
Perdarahan
Hiperglikemia
Dilatasi vena kronik
Hipertensi
Hard exudate
Hiperkolesterolemia
Soft exudate
Merokok
Neovaskularisasi
nefropati
Edema retina
Hiperlipidemia
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Retinopati
Penebalan membran basal endotel dan berkurangnya
Nonproliferatif
jumlah perisit terbentuknya kantung
mikroaneurisma.
Klasifikasi RD Non Proliferatif
Kelainan awal: pembuluh darah baru pada diskus optikus (NVD) atau bagian
retina lainnya (NVE).
Pengendalian hiperglikemia, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.
Penurunan tekanan darah dilatasi arteriol dan vena retina, iskemik saraf
optic, retina, dan koroid
RETINOPATI HIPERTENSI
Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi.
Arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina dan
perdarahan retina.
Dapat berupa:
- Perdarahan : Primer dan sekunder
- Eksudat : Cotton wool, eksudat pungtata, dan eksudat putih
BENTUK KELAINAN PEMBULUH DARAH
Penyempitan (spasme)
Percabangan arteriol yang tajam
Fenomena Crossing/sclerosis pembuluh darah
- Refleks copper wire
- Refleks silver wire
- Sheating
- Lumen pemb darah ireguler
- Fenomena crossing Elevasi, deviasi, dan kompresi
Klasifikasi Menurut Scheie
Lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol
Stadium III di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
Seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan
Stadium IV penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg.
Diagnosis dan tatalaksana