Anda di halaman 1dari 49

Efficacy of Zinc Supplements in Reducing Relapses

in Steroid-Sensitive Nephrotic Syndrome

Arun S, et al
Pediatric Nephrol, 2009

Pembimbing:
dr. Kadek Suarce, Sp. A

dr. Andreas Dhymas Dhyna Martha Kelana


LATAR BELAKANG
Pasien sindrom nefrotik sensitif steroid menunjukkan
adanya pengurangan proteinuria dengan pemberian steroid
namun masih banyak pasien yang mengalami kambuh
dengan infeksi pernafasan dan saluran pencernaan.

Penelitian yang pernah dilakukan pada pasien sindrom


nefrotik sensitif steroid menunjukkan rendahknya kadar
serum zinc dalam darah.

Sementara fungsi dan akibat dari defisiensi zinc tidak jelas,


ada bukti bahwa hal ini dapat menyebabkan turunnya sitokin
Th1, bias Th2 relatif dan peningkatan risiko infeksi.
LATAR BELAKANG
Data dari meta-analisis menyimpulkan zinc yang diberikan
pada anak dapat mengurangi insiden dari diare dan infeksi
saluran pernafasan.

Peneliti mempunyai hipotesis bahwa suplementasi zinc dapat


mengurangi frekuensi infeksi dan kekambuhan pada anak
dengan sindrom nefrotik sensitif steroid.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari


pemberian suplementasi zinc selama 1 tahun pada pasien
anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid terhadap
tingkat kekambuhan.
Untuk mengetahui efek suplementasi zinc
dalam mengurangi kekambuhan pada pasien
anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid.

4
Populasi dan Sampel
Double-blind randomised clinical trial.
Bulan Juni 2004 sampai Mei 2006.
Sample : Anak berumur 1-16 tahun dengan sindrom nefrotik sensitif
steroid relaps sering dan relaps jarang dilakukan di bagian
Nefphrology dan Gastroenterology institute medis di New Delhi,
India.
Total sample 81 pasien. Sampel secara stratified dan blok
randomization dibagi menjadi dua kelompok : kelompok relaps
sering (n=52) dan kelompok relaps jarang (n=29) kemudian di
kelompokan menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Kedua kelompok dimatching meliputi umur saat didiagnosa SN,
umur, jenis kelamin, pengobatan adekuat, relaps, dosis kumulatif
prednisolon, serum zinc, serum kreatinin, serum albumin.
MATERIAL DAN METODE

Inklusi Eksklusi
Anak berumur 1-16 Malnutrisi berat
tahun dengan sindrom
nefrotik sensitif steroid
relaps sering dan relaps Penyakit kronis (TBC)
jarang

Anak yang mendapatkan terapi


Sudah mendapat imunosupressan selain
persetujuan dari orang prednisolone
tua
Definisi operasional
Relaps proteinuria dengan dipstik + 3-4
untuk 3 hari berturut-turut
Relaps sering terdapat >2 kali
kekambuhan dalam 6 bulan selama masa
terapi steroid
Relaps Jarang terdapat <2 kali
kekambuhan dalam 6 bulan selama masa
terapi steroid.

8
MATERIAL DAN METODE

Intervensi
Kedua kelompok sama-sama mendapat terapi
prednisolon dengan dosis 2mg/kgbb/hari
sampai remisi kemudian di berikan
1,5mg/kgbb/hari selama 4 minggu alternatif.
Terapi di hentikan jika sudah tidak ada
kekambuhan.
Pada relaps sering dosis prednisolon di
kurangi bertahap 0,25mg/kg setiap 4 minggu
sampai 0,75mg/kg untuk 12 bulan.
pada kelompok intervensi diberikan juga zink
sulfat 10 mg/5 ml 1 kali sehari, 1-2 jam
sebelum makan selama 12 bulan, dilakukan
follow up pada bulan 1, 3, 6, 9 dan 12 bulan.
MATERIAL DAN METODE

Intervensi
Tujuan Primer : kadar
proteinuria
Tujuan Sekunder : kadar
zinc serum, kadar serum
interferon dan IL-2 reseptor
dan IL-4 dengan ELISA
MATERIAL DAN METODE
Tes Laboratorium dan Alat Pengukuran
Kadar proteinuria dengan dipstik pada bulan 1,3,6,9 dan 12. Kadar serum zinc dan kadar
serum interferon, IL-2 dan IL-4 dengan ELISA diukur saat awal masuk dan saat follow up
pada kedua kelompok. Dengan spectrophometry (GBS avanta FS 3000 flamemeter)
<65mircrogram/dl.

Etika
Informed Consent diberikan pada seluruh orang tua dari sampel penelitian.

Analisa Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Stata ver. 9.0 (StataCorp, College
Station, TX).
Berdasarkan jurnal Hodson M dkk relapse rate 1.60.8, 41 sampel pergrup menunjukkan
berkurang 30% pasien SSNS relaps yang di terapi. Power 80%, alpha error 5%.
Data dinyatakan sebagai mean standard deviation (SD) dan perbedaan antara mean
dengan 95% confidence interval (CI); Ukuran efeknya dinyatakan sebagai risk ratio (RR).
Metode proporsi waktu Cox digunakan untuk menentukan rasio hazard (HR) dan analisis
berbasis waktu untuk jumlah relaps.
Nilai P<0,05 dianggap signifikan.
HASIL
HASIL
HASIL
DISKUSI

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan SSNS yang menerima
suplementasi zinc dapat mengurangi kekambuhan dan kemungkinan remisi yang
lebih tinggi.
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa pasien anak dengan sensitive steroid
nephrotic syndrome mengalami kekambuhan disebabkan karena rendahnya serum
zinc dalam darah.
Pada penelitian ini menunjukkan adanya sedikit pengurangan infeksi atau
kekambuhan walaupun tidak signifikan.

Penelitian sebelumnya menjelaskan peranan zinc terhadap mengurangi


kekambuhan pada pasien SSNS. Yang mempunyai peran dalam memperbaiki defek
imun. Zinc berperan pada meningkatkan ekspresi gen untuk IL-2 dan IFN-.
KELEMAHAN
Kurang kuatnya hasil untuk menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam kelompok.

Tercampurnya relaps jarang mungkin telah


mengurangi dampak intervensi
Studi lebih lanjut tentang efek suplementasi seng
harus dibatasi pada pasien dengan relaps sering atau
ketergantungan steroid.
SIMPULAN
Pasien anak dengan SSNS yang menerima suplemen
seng menunjukkan menurunkan kekambuhan dan
membuat remisi yang lebih tinggi. Responnya lebih
jelas terlihat pada relaps sering.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendukung


hasil penelitian ini
PICO

Population
Anak umur 1-16 tahun dengan sindrom
nefrotik sensitif steroid

Intervention Zinc sirup 10mg/5ml sampai 12 bulan

Comparison Terapi steroid prednisolon (terapi standar)

Outcome
Pemberian zink oral pada anak dengan SSNS
dapat menurunkan kekambuhan.
TERIMA KASIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ventilator associated pneumonia merupakan pneumonia yang terjadi
pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik 48 jam sejak
pemasangan ventilator (CDC, 2015).

Angka kejadian pneumoni nosokomial ini meningkat lebih dari


20 persen di ruang Paedriatric Intensive Care Unit (ICU) hal ini
terkait dengan penggunaan ventilasi mekanik.
Penggunaan ventilator pada dasarnya memiliki angka kematian
yang tinggi. Dikatakan VAP memberikan angka kematian sekitar
33-50%

Indonesia berdasarkan kepustakaan luar negeri diperoleh data bahwa


kejadian VAP cukup tinggi yaitu dari penelitian beberapa kasus di Amerika
oleh Cindy (2004) disebutkan bahwa kejadian VAP mencapai 9%-28%,
angka kematian akibat VAP sebanyak 24%-50% dan mungkin kematian ini
dapat meningkat mencapai 76% pada infeksi yang disebabkan oleh
pseudomonia atau acinetobacter
BAB I
PENDAHULUAN
Probiotik adalah sel mikrobia hidup atau komponen sel mikrobia yang
mempunyai efek menguntungkan bagi kesehatan tubuh (Salminen dkk.,
1999). Beberapa penelitian mengemukakan bahwa pemberian suplementasi
probiotik dapat memperbaiki klinis pneumonia dan mencegah kekambuhan
serta terkena penyakit pneumonia.

Melihat manfaat yang cukup baik dalam


penggunaaan probiotik untuk membantu
memperbaiki klinis pneumonia dan
mencegah kekambuhan serta angka
kesakitan pneumonia, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap
efek dari probiotik terhadap angka
kejadian ventilator associated pneumonia
pada anak ventilasi mekanis.
1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian suplementasi probiotik


dapat mencegah Ventilator Associated
Pneumonia pada anak dengan penggunaan
ventilasi mekanik di ruang PICU RSUD X Kota
Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi probiotik mencegah
Ventilator Associated Pneumonia pada anak dengan penggunaan ventilasi
mekanik.

1.3.2 Tujuan khusus


a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi probiotik
mencegah Ventilator Associated Pneumonia pada anak dengan
penggunaan ventilasi mekanik di ruang PICU RSUD X kota Denpasar
b. Untuk mengetahui angka kejadian Ventilator Associated Pneumonia pada
anak dengan penggunaan ventilasi mekanik di ruang PICU RSUD X kota
Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
kedokteran dan memberikan informasi terbaru mengenai pengaruh
pemberian suplementasi probiotik mencegah Ventilator Associated
Pneumonia pada anak dengan penggunaan ventilasi mekanik.

1.4.2 Manfaat praktis


a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya.
b. Dengan adanya hasil penelitian yang menjelaskan mengenai
suplementasi probiotik dapat mencegah angka kejadian Ventilator
Associated Pneumonia pada anak dengan penggunaan ventilasi
mekanik, diharapkan dapat dijadikan sebagai terapi tambahan
mencegah kejadian Ventilator Associated Pneumonia pada anak dengan
penggunaan ventilasi mekanik.
KEASLIAN PENELITIAN
PENELITI JUDUL PENERBIT METODOLOGI SAMPEL TEMPAT HASIL
DAN WAKTU
Deborah Probiotics: Prevention of BioMed randomized 150 Canada The PROSPECT pilot
J. Cook Severe Pneumonia blinded trial sampel
dkk, 2015 and Endotracheal
Central dan trial supports the
Colonization USA, feasibility of a larger
TrialPROSPECT: a pilot 2015 trial to investigate
trial the effect of L.
rhamnosus
GG on VAP and other
nosocomial
infections in critically
ill patients.
KEASLIAN PENELITIAN
PENELITI JUDUL METODOLOGI SAMPEL TEMPAT DAN HASIL
WAKTU
B. Probiotic Prophylaxis to An Open 150 India, Incidence of VAP was
Banupriya Prevent Ventilator Label sampel
dkk, 2015 Accosiated Pneumonia randomized
2015 still found to be
(VAP) in children on controlled significantly lower in
Mechanical Ventilation: an trial the probiotics group
open-label randomized with adjusted relative
controlled trial
risk of 0.227 (95 % CI
Penerbit : 0.0680.755).
Jawaharlal Institute of
Postgraduate Medical
Education and Researcher
(JIPMER)
BAB III
KERANGKA TEORI, KONSEP, HIPOTESIS
3.1 Kerangka Teori
Bakteri gram positif dan gram negatif yang patogen, yang berkolonisasi atau berada
pada saluran orofaring dan saluran cerna, merupakan rute utama perolehan ventilator
associated pneumonia
Penyakit kritis dihubungkan pertumbuhan organisme enterik yang signifikan dari usus
besar bagian proksimal dan perubahan fungsi mukosa usus yang mempengaruhi
masuknya bakteri di usus yang menyebabkan sepsis.
Probiotik merupakan mikrobiota usus yang mempunyai mekanisme produksi zat
antimikroba, persaingan untuk reseptor adhesi, meningkatkan integritas mukosa,
persaingan nutrisi, sebagai imunomodulator, dan merangsang produksi IgA oleh sel B.
Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa probiotik mengurangi kolonisasi dan
mengurangi kejadian ventilator associated pneumonia.
3.2 Konsep Penelitian
PROBIOTIK

mekanisme produksi zat antimikroba, persaingan


untuk reseptor adhesi, meningkatkan integritas
mukosa, persaingan nutrisi, sebagai
imunomodulator, dan merangsang produksi IgA
oleh sel B.

UMUR
MENCEGAH VENTILATOR JENIS KELAMIN
ASSOCIATED STATUS GIZI
PNEUMONIA (VAP) INDIKASI INTUBASI
DIAGNOSIS KLINIS
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


3.3 Hipotesis

Suplementasi probiotik dapat mencegah Ventilator


Associated Pneumonia pada anak dengan
penggunaan ventilasi mekanik di ruang PICU RSUD X
Kota Denpasar
TERIMA KASIH
BAB IV
Metode Penelitian

4.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan case control yaitu penelitian observasional analitik untuk
mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek
4.1 Rancangan Penelitian

Suami Perokok
Berat Badan Lahir
Rendah (Kasus)
Subyek
Suami Tidak Penelitian
Perokok Neonatus di
MEMENUHI Ruang
KRITERIA Perinatologi
INKLUSI RSUD
&EKSKLUSI Wangaya
Kota
Suami Perokok Denpasar
(Sampel)
Berat Badan Lahir
Normal (Kontrol)
Suami Tidak
Perokok
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD
Wangaya Kota Denpasar.

Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2017
sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.3 Populasi Penelitian

4.3.1 Populasi target


Populasi target pada penelitian ini adalah neonatus

4.3.2 Populasi terjangkau


Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah
neonatus yang dirawat di Ruang perinatologi RSUD
Wangaya Kota Denpasar.
4.4 Sampel Penelitian
Yang termasuk dalam sampel penelitian adalah
neonatus yang dirawat di ruang perinatologi RSUD
Wangaya Kota Denpasar sejak bulan Juni 2017
serta memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi

Sampel ditentukan dengan cara consecutive


sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan
secara berurutan selama jangka waktu penelitian
atau sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.4.1 Besar sampel penelitian

Besar sampel yang digunakan yaitu:

n = (z2PQ + zP1Q1 + P2Q2)2


(P1-P2)2

Keterangan:
n: Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
z: Tingkat kemaknaan [ditetapkan] ( = 1,96)
z: power [ditetapkan] ( = 0,842)
P2: [dari pustaka] (0,623)
4.4.1 Besar sampel penelitian
Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan sampel sebesar:

n1=n2

Dari perhitungan di atas, besar sampel minimal dalam penelitian ini


adalah 70 anak. Terdiri 35 untuk kasus dan 35 untuk kontrol.
4.4.2 Kriteria Inklusi
Neonatus (0-28 hari)yang dirawat di Ruang
Perinatologi RSU Wangaya Kota Denpasar
Bersedia mengikuti penelitian yang dibuktikan
dengan menandatangani persetujuan setelah
mendapat penjelasan (PSP)
4.4.3 Kriteria eklusi
Ibu perokok aktif
Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)
Preeklamsia/eklamsia
Riwayat hipertensi kehamilan
4.5 Variabel Penelitian
Variabel bebas
Suami Perokok

Variabel tergantung
Berat Badan Lahir Rendah

Variabel perancu
Kelainan janin, kelainan kongenital pada bayi,
kelainan plasenta.
4.6 Definisi Operasional Penelitian
Neonatus
Bayi baru lahir yang usianya berada diantara 0 bulan (hari) sampai
dengan 28 hari dihitung dari tanggal lahirnya
BBLR
Bayi dengan berat badan lahir 1500 gram s/d < 2500 gram

SMK (Sesuai Masa Kehamilan)


Bayi dengan berat badan lahir antara persentil 10 s/d 90 untuk
umur kehamilan atau antara -2 s/d 2 SD sesuai masa kehamilannya
(berdasarkan kurva Lubchenco)
4.6 Definisi Operasional Penelitian

KMK (Kecil Masa Kehamilan)


Bayi dengan berat badan lahir dibawah 10 persentil untuk
umur kehamilan atau >2 SD dibawah berat badan rerata
sesuai masa kehamilannya (berdasarkan kurva Lubchenco)

Suami Perokok
Pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri)
yang merokok (menghisap gulungan tembakau yang
dibungkus dengan kertas) setiap hari untuk jangka waktu
minimal 6 bulan selama hidupnya.
4.6 Definisi Operasional Penelitian

Pengetahuan dan Ekonomi


Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan,
kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan.
Ibu Hamil Perokok Aktif
Ibu hamil yang melakukan langsung aktivitas merokok dalam arti
mengisap batang rokok yang telah dibakar

Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD)


Sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir kehamilan
maupun jauh sebelumnya dan sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
4.6 Definisi Operasional Penelitian

Preeklampsia
sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah dan proteinuria.

Eklampsia
ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga
dapat disertai koma.

Hipertensi Kehamilan
dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
(akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal
terjadi.
4.7 Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Dokumentasi
Alat pengumpul data untuk mencatat data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Data yang dapat diperoleh dengan alat dokumentasi dalam penelitian ini, berupa
data mengenai neonatus yang dirawat di Ruang Perinatologi RSUD Wangaya
selama periode penelitian.

2. Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent)


Penelitian dilakukan dengan persetujuan orangtua pasien. Orangtua diminta untuk
mengisi lembar persetujuan setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan
penelitian ini.

3. Kuesioner
Lembar yang berisi karakteristik responden yang meliputi identitas, kuantitas dan
kualitas dari banyaknya rokok, berat badan lahir rendah di ruang perinatologi
RSUD Wangaya
4.8 Alur Penelitian
Pasien neonatus dengan BBLR

Kriteria inklusi dan ekslusi

Persetujuan setelah penjelasan dari orang tua/


wali pasien

Sampel penelitian Sampel penelitian


(Kasus) (Kontrol)

Penelitian (pengumpulan data dan kuesioner)

Ananlisis data
4.9 Analisa Data
1. Tabulasi data
2. Data entry

Analisis univariat : mendeskripsikan karakteristik responden


dalam penelitian.
Analisis bivariat : menghubungkan antara variabel bebas dan
variabel terikat menggunakan uji Chi Square.

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20 for Windows

Tingkat kemaknaan yang digunakan 5% (=0,05).


Interpretasi data : deskriptif
Hasil penelitian : tabel dan narasi
4.10 Etika Penelitian
Orangtua menyetujui serta mengisi lembar
persetujuan setelah penjelasan (PSP). Sampel
atau keluarga berhak menolak atau
mengundurkan diri untuk diikutsertakan dalam
penelitian tanpa ada konsekuensi apapun.
Identitas sampel akan dirahasiakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai