Konsep Dasar Distosia Kelainan Jalan LAHIR DAN JANIN
Konsep Dasar Distosia Kelainan Jalan LAHIR DAN JANIN
OleH
ETI RUKMIATI,SST
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
(TERMINAL OBJEKTIF)
Setelah mengikuti proses belajar
mengajar, mahasiswa diharapkan
mampu:
Menjelaskan pengertian bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP,
kesempitan Bidang Tengah Pelvis, dan
kesempitan PBP dengan benar.
Menyebutkan Etiologi/penyebab bayi
besar, hidrosefalus, anensefalus,
kembar siam, gawat janin, kesempitan
PAP, kesempitan Bidang Tengah Pelvis,
dan kesempitan PBP dengan benar
Menjelaskan diagnosis bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
Menjelaskan Prognosis bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
Menjelaskan penanganan bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
SUMBER PUSTAKA
Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, Edisi 1. Jakarta. YBPSP.
2001. Hal 334-335.
FK.Unpad. Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi, Edisi 2. Jakarta
EGC, 2004. Hal 157-158, 160-170.
R.Mochtar. Sinopsis Obstetri jilid 1
Edisi 2, Jakarta. EGC.1998. Hal 323-
328, 357-380.
Purwadianto, Agus, dkk. Pedoman
Penatalaksanaan Praktis, Kedaruratan
Medik. Jakarta. Panita lulusan UI.
1979. 129-134.
Prawirohardjo S. Ilmu Bedah Kebidanan,
Edisi 1. Jakarta. YBPSP. 2000. Hal 52-60,
143-153.
Rayburn, William. Obstetri & Ginekologi.
Jakarta. Widya Medika. 2001. 146-147
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Edisi 4.
Jakarta. YBPSP. 2002. Hal 628-648.
Wiknjosastro, Gulardi H. Pelatihan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar. Jakarta. DEPKES RI & WHO. 2002.
(4-2) (4-5)
saifuddin, Abdul B, dkk. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Meternal Dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP. 2002. M-79 M-
80
Kematian maternal dan neonatal
merupakan suatu hal yang cukup
kompleks. Distosia adalah persalinan
yang sulit. Distosia kelainan janin adalah
persalinan dapat mengalami gangguan
atau kemacetan karena kelainan dalam
letak maupun bentuk janin. Sedangkan
distosia kelainan jalan lahir adalah
kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan
lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan
kemacetan
Konsep Dasar Distosia Kelainan
Janin
Bayi Besar
Hidrosefalus
Anensefalus
Kembar Siam
Gawat Janin
Konsep Dasar Distosia Kelainan
Jalan Lahir
Kesempitan Pintu Atas Panggul
Kesempitan Bidang Tengah
Pelvis
Kesempitan Pintu Bawah
Panggul
BAYI BESAR
PENGERTIAN
Yang dikatakan bayi besar adalah
anak yang lebih beratnya dari 4000
gram. Menurut kepustakaan barat,
anak besar baru dapat
menimbulkan distosia jika beratnya
melebihi 4500 gram.
Bayi besar adalah janin yang berat
badannya melebihi 4000 gram.
Janin besar adalah berat badan
melebihi dari 4000 gram.
ETIOLOGI/PENYEBAB
Postmaturitas
Grandemultiparitas
Keterangan ;
BBJ = Berat Badan Janin (gram)
MD = Ukuran Mac Donald (cm)
Kepala belum H III : (MD-13)
Kepala di H III : (MD-12)
Kepala lewat H III : (MD-11)
Bila ketuban sudah pecah di tambah 10 %
Disproporsi Sefalo-Pelvik
Ada beberapa kemungkinan :
Imbang sefalo-pelvik baik
Partus dapat direncanakan per vaginam,
namun demikian his, posisi kepala dan
keadaan serviks harus diperhatikan selama
partus
Disproporsi sefalo-pelvik
Artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan
secara normal pervaginam, bila anak hidup
lakukan seksio sesarea
Kemungkinan disproporsi
Mengandung arti : imbang baik atau dapat
terjadi disproporsi
Unutuk mendapatkan kepastian, maka harus
dilakukan pemeriksaan radiologik dan atau
partus percobaan
PROGNOSIS
Pada panggul normal janin
dengan berat badan 4000-
5000 gram umumnya tidak
menimbulkan kesukaran
persalinan. Distosia akan
diperoleh bila janin besar dari
4500-5000 gram atau pada
kepala yang sudah keras
(postmaturitas) dan pada bahu
yang lebar (bayi kingkong).
Kesulitan lain yang dapat terjadi
adalah :
Kepala terlalu besar dan keras
sehingga maulage sulit
Bahu yang lebar sehingga
menimbulkan distosia bahu
Regangan dinding rahim oleh anak
yang sangat besar sehingga
menimbulkan inersia uteri dan
kemungkinan perdarahan pasca
partum akibat atonia uteri
PENANGANAN
Penanganan pada bayi besar adalah :
Selidiki ada tidaknya disproporsi
sefalo-pelvik, bila disproporsi
sefalo-pelvik diketahui maka
dianjurkan untuk dilakukan
seksio sesaria
Bila diperkirakan dapat partus
pervaginam, lakukan episiotomi
medio lateral luas
Bila bahu sukar dilahirkan,
lakukan pertolongan persalinan
dengan distosia bahu.
Bila janin mati bisa dilakukan
embriotomi
HIDROSEFALUS
PENGERTIAN
Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi
penimbunan cairan serebrospinalis dalam
ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar
serta menjadi pelebaran sutura-sutura dan
ubun-ubun.
Cairan yang tertimbun dalam ventrikel
biasanya antara 500 sampai 1500 ml, akan
tetapi kadang-kadang mencapai 5 liter.
Hidrosefalus biasanya disertai kelainan
bawaan lain seperti spina bifida, karena
kepala janin terlalu besar dan tidak dapat
berakomodasi di bagian bawah uterus
sehingga sering ditemukan dalam letak
sungsang.
ETIOLOGI/PENYEBAB
Belum jelas, tetapi salah satu
diantaranya ialah
toksoplasmosis
DIAGNOSIS
Pada bayi hidrosefalus dengan letak
presentasi kepala :
Pada palpasi; teraba ukuran kepala
yang lebih besar di atas simfisis karena
kepala tidak dapat memasuki pintu atas
panggul
Pada pemeriksaan dalam; teraba kepala
yang besar dengan sutura yang dalam
dan ubun-ubun yang luas; tulang kepala
terasa tipis sekali sehingga dapat
ditekan ke dalam seperti menekan bola
pimpong.
Pada pemeriksaan Rontgen foto
akan memberikan bayangan
tengkorak kepala yang besar
sekali
Pada pemeriksaan USG; tampak
kepala yang besar dengan ukuran
diameter biparietalis yang lebar
Pada bayi hidrosefalus dengan
letak sungsang :
Lebih sulit di buat diagnosis dan
sering dibuat setelah dialami
kesulitan dalam kelahiran kepala,
dimana teraba kepala yang besar
menonjol di atas simfisis
Pada pemeriksaan USG; tampak
kepala yang besar dengan ukuran
diameter biparietalis yang lebar
Pada pemeriksaan Rontgen foto tidak
dapat memberi kepastian, karena
kepala normal pada letak sungsang
dapat memberi gambaran seolah-olah
sangat besar. Untuk menghindari
kesalahan tersebut harus
memperhatikan:
Muka janin sangat kecil bila
dibandingkan dengan tengkorak
Kepala berbentuk bulat, berbeda
dengan kepala biasa yang
berbentuk ovoid
Bayangan tulang kepala sangat tipis
Kemungkinan hidrosefalus harus
dipikirkan apabila :
Kepala tidak masuk ke dalam
panggul, pada persalinan
dengan panggul normal dan
his kuat
Kepala janin teraba sebagai
benda besar di atas simfisis
PROGNOSIS
PENGERTIAN
Anensefalus adalah keadaan
dimana badan ada tetapi
pembentukan otak dan tengkorak
kepala tidak ada atau terbelakang
ETIOLOGI/PENYEBAB
Belum jelas, tetapi salah satu
diantaranya ialah toksoplasmosis
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan Rontgen foto akan
memberikan bayangan tengkorak kepala
yang tidak sempurna/kecil
Pada pemeriksaan USG; tampak kepala
yang kecil / tidak sesuai pada ukuran
kepala yang normal
PROGNOSIS
Partus akan berjalan sulit dan karena
perkembangan kepala tidak sempurna
dan kepala tidak dapat melakukan
proses pembukaan dalam persalinan
secara sempurna. Prognosa untuk janin
jelek
PENANGANAN
Persalinan dengan presentasi
bokong dapat berlangsung
tanpa kesulitan, tetapi bila
pada letak kepala akan sering
dijumpai kesulitan karena
perkembangan kepala yang
tidak sempurna
KEMBAR SIAM
PENGERTIAN
Kembar siam adalah keadaan
dimana terdapat perlekatan
antara 2 janin pada kehamilan
kembar
Kembar Siam(double master),
yaitu penyatuan dua janin
kembar (janin kembar
melekat)
Jenis kembar dapat terbagi
menjadi:
a) Penyatuan yang terjadi
secara longitudinal
Kraniofagus : Kembar yang
melekat kedua kepala
Pigofagus : Kembar kedua
panggul melekat
b) Penyatuan yang terjadi secara
lateral
Diprofagus/difagus : Kembar bila
kdua janin berhubungan tidak
lengkap sebagian di badan atas dan
sebagian lagi di badan bawah
Torakofagus : Kembar dengan
penyatuaan pada bagian dada (yang
sering menimbulkan kesulitan dalam
persalinan)
Omfalofagus :
Kembar dengan penyatuaan
pada bagian kepala
Desefalus :
Kembar dengan penyatuaan
seluruh tubuh dengan kedua
kepala
Sinsefalus :
Kembar dengan penyatuaan
tubuh dengan satu kepala
ETIOLOGI/PENYEBAB
Penyebab belum jelas, tetapi ada
faktor-faktor yang dapat
meningkatkan terjadinya kembar
adalah:
Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple
memperlihatkan variasi yang
nyata di antara berbagai ras yang
berbeda. Pada kawasan di afrika,
frekuensi terjadinya kehamilan
ganda sangat tinggi.
Knok dan Morley (1960) dalam suatu
survey pada salah satu masyarakat
pedesaan di Nigeria, mendapatkan
bahwa kehamilan ganda terjadi sekali
pada setiap 19 kelahiran, kehamilan
pada orang Timur atau Oriental tidak
begitu sering terjadi. Perbedaan ras
yang nyata ini merupakan akibat
keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot.Perbedaan
frekuensi kehamilan ganda ini
disebabkan oleh perbedaan tingkat
Folikel stimulating hormon yang akan
mengakibatkan multiple ovulasi.
. Faktor keturunan
Genotip ibu jauh lebih
mempengaruhi daripada genotip
ayah. White dan Wyshak (1964)
dalam suatu penelitian terhadap
4.000 catatan mengenai Jemaat
Gereja Kristus Orang-orang Kudus
Hari Terakhir, menemukan bahwa
para wanita yang dirinya sendiri
merupakan kembar dizigot ternyata
melahirkan bayi kembar dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran
Namun, wanita yang bukan kembar
tetapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar
dengan frekuensi 1 per 126
kehamilan. Lebih lanjut, dalam
analisis Bulmer (1960) terhadap
anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%)
ibu mereka ternyata juga kembar,
tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah
mereka yang kembar. Keterangan
didapatkan bahwa salah satu
sebabnya adalah multipel ovulasi
yang diturunkan.
Faktor umur dan paritas
Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari
sepertiga pada wanita dibawah 20 tahun
tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya,
bila dibandingkan dengan wanita yang
berusia antara 35 sampai 40 tahun dengan
4 anak atau lebih. Di swedia, Patterson
dkk. Memastikan peningkatan yang nyata
pada angka kehamilan ganda yang
berkaitan dengan meningkatnya paritas.
Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin
kembar adalah 1,27 % bila dengan urutan
kelahiran ke empat dengan 2,67 %.
DIAGNOSIS
Diagnosis janin kembar melekat
sukar ditentukan antepartum.
Kadang pemeriksaan rontgen yang
dilakukan atas dugaan adanya
hamil kembar dapat menunjukkan
adanya penyatuan janin.
Pada umumnya diagnosis baru
dapat ditegakkan bila persalinan
macet dan pada pemeriksaan jalan
lahir kelainan tersebut kebetulan
ditemukan oleh tangan penolong.
Pada antenatal care yang baik
dengan menggunakan USGpada
16-18 minggu kehamilan atau
diagnosis lebih dini dapat
ditentukan apakah kehamilan
dapat berlangsung atau
dihentikan mengingat
komplikasi yang selalu tidak baik
KOMPLIKASI
Komplikasi pasca partus
Atonia uteri dan perdarahan
pasca partus
Retensio atau rest plasenta
Sindrom transfuse :
Satu janin tumbuh :
Pertumbuhan janin baik
Polisistemia
Edema
Hidramnion
Janin yang lainnya terjadi :
Janin kecil sampai meninggal
Menderita anemia
Dehidrasi
Aligohidramnion
Bila ada gangguan segmentasi dapat
terjadi kembar siam (torakopagus,
sifo-ompagus, pigopagus.
Iskiopagus, kraniopagus)
Pada hamil dizigot, perbedaan
kemempuan tumbuh kembang dapat
membahayakan kehidupan yang lain
dan menimbulkan fetus kompresus
atau fetus papiraseus.
Komplikasi saat inpartu
Inersia uteri primer/sekunder
Perpanjangan kala II
KPD (Ketuban Pecah Dini)
Prolapsus tali pusat
Persalinan macet
Seksio secarea
PENANGANAN
Kelainan letak
GAWAT JANIN
DIAGNOSIS
Diagnosis gawat janin saat
persalinan didasarkan pada
denyut jantung janin (DJJ)
yang abnormal. Diagnosa
lebih pasti jika desertai air
ketuban hijau dan
kental/sedikit.
DIAGNOSIS GAWAT
JANIN
DJJ ABNORMAL
DJJ Normal dapat melambat sewaktu
his, dan segera kembali normal
setelah relaksasi
DJJ Lambat (kurang dari 100 per
menit) saat tidak ada his,
menunjukkan adanya gawat janin
DJJ Cepat (lebih dari 180 per menit)
yang disertai takhikardi ibu bisa
karena ibu demam, efek obat,
hypertensi atau amnionitis. Jika
denyut jantung ibu normal, DJJ yang
cepat sebaiknya dianggap sebagai
tanda gawat janin
DIAGNOSIS GAWAT
JANIN
MEKONIUM
Adanya mekonium pada cairan
amnion lebih sering terlihat saat
janin mencapai maturitas dan
dengan sendirinya bukan
merupakan tanda-tanda gawat
janin. Sedikit mekonium tanpa
dibarengi dengan kelainan pada
DJJ merupakan suatu peringatan
untuk pengawasan lebih lanjut.
MEKONIUM KENTAL merupakan tanda
pengeluaran mekonium pada cairan
amnion yang berkurang dan merupakan
indikasi perlunya persalinan yang lebih
cepat dan penanganan mekonium pada
saluran nafas atas neonatus untuk
mencegah aspirasi mekonium
Pada Presentasi Sungsang, mekonium
dikeluarkan pada saat persalinan akibat
kompresi abdomen janin pada
persalinan. Hal ini bukan merupakan
tanda kegawatan kecuali jika hal ini
terjadi pada awal persalinan.
PROGNOSIS & PENANGANAN
Prognosis janin jelek
a. resusitasi intrauterus yaitu(5):
Meningkatkan arus darah uterus dengan
cara:
Hindari tidur terlentang
Kurangi kontraksi uterus
Menghentikan pemberian infus
oksitoksin
Tingkat arus darah tali pusat dengan
mengubah posisi tidur ibu miring kekiri
Tingkatkan pemberian oksigen yaitu 4-6
liter/menit. Namun jika sedang dalam
pemberian terapi infus maka upaya
pertama kali ialah menghentikan
pemberian infus dahulu.
PENANGANAN
ruptur uteri
infeksi intrapartum
Pada anak :
KPD