Anda di halaman 1dari 81

Konsep Dasar Distosia Kelainan

Janin dan Konsep Dasar Distosia


Kelainan Jalan Lahir

OleH
ETI RUKMIATI,SST
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
(TERMINAL OBJEKTIF)
Setelah mengikuti proses belajar
mengajar, mahasiswa diharapkan
mampu:
Menjelaskan pengertian bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP,
kesempitan Bidang Tengah Pelvis, dan
kesempitan PBP dengan benar.
Menyebutkan Etiologi/penyebab bayi
besar, hidrosefalus, anensefalus,
kembar siam, gawat janin, kesempitan
PAP, kesempitan Bidang Tengah Pelvis,
dan kesempitan PBP dengan benar
Menjelaskan diagnosis bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
Menjelaskan Prognosis bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
Menjelaskan penanganan bayi besar,
hidrosefalus, anensefalus, kembar siam,
gawat janin, kesempitan PAP, kesempitan
Bidang Tengah Pelvis, dan kesempitan PBP
dengan benar
SUMBER PUSTAKA
Prawirohardjo S. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, Edisi 1. Jakarta. YBPSP.
2001. Hal 334-335.
FK.Unpad. Obstetri Patologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi, Edisi 2. Jakarta
EGC, 2004. Hal 157-158, 160-170.
R.Mochtar. Sinopsis Obstetri jilid 1
Edisi 2, Jakarta. EGC.1998. Hal 323-
328, 357-380.
Purwadianto, Agus, dkk. Pedoman
Penatalaksanaan Praktis, Kedaruratan
Medik. Jakarta. Panita lulusan UI.
1979. 129-134.
Prawirohardjo S. Ilmu Bedah Kebidanan,
Edisi 1. Jakarta. YBPSP. 2000. Hal 52-60,
143-153.
Rayburn, William. Obstetri & Ginekologi.
Jakarta. Widya Medika. 2001. 146-147
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Edisi 4.
Jakarta. YBPSP. 2002. Hal 628-648.
Wiknjosastro, Gulardi H. Pelatihan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar. Jakarta. DEPKES RI & WHO. 2002.
(4-2) (4-5)
saifuddin, Abdul B, dkk. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Meternal Dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP. 2002. M-79 M-
80
Kematian maternal dan neonatal
merupakan suatu hal yang cukup
kompleks. Distosia adalah persalinan
yang sulit. Distosia kelainan janin adalah
persalinan dapat mengalami gangguan
atau kemacetan karena kelainan dalam
letak maupun bentuk janin. Sedangkan
distosia kelainan jalan lahir adalah
kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan
lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan
kemacetan
Konsep Dasar Distosia Kelainan
Janin
Bayi Besar
Hidrosefalus
Anensefalus
Kembar Siam
Gawat Janin
Konsep Dasar Distosia Kelainan
Jalan Lahir
Kesempitan Pintu Atas Panggul
Kesempitan Bidang Tengah
Pelvis
Kesempitan Pintu Bawah
Panggul
BAYI BESAR

PENGERTIAN
Yang dikatakan bayi besar adalah
anak yang lebih beratnya dari 4000
gram. Menurut kepustakaan barat,
anak besar baru dapat
menimbulkan distosia jika beratnya
melebihi 4500 gram.
Bayi besar adalah janin yang berat
badannya melebihi 4000 gram.
Janin besar adalah berat badan
melebihi dari 4000 gram.
ETIOLOGI/PENYEBAB

Sering ditemukan pada :


Diabetes melitus

Postmaturitas

Grandemultiparitas

Faktor keturunan (orang


tuanya besar)
DIAGNOSIS
Menentukan apakah bayi besar atau
tidak kadang-kadang sulit.hal ini dapat
diperkirakan dengan :
Keturunan atau bayi yang terdahulu
besar dan sulit melahirkannya dan
adanya DM
Kenaikan BB yang berlebihan tidak
oleh sebab lainnya (edema dan lain
sebagainya)
Pemeriksaan yang teliti tentang
disproporsi sefalo atau feto-pelvik
dalam hal ini dianjurkan untuk
mengukur kepala bayi dengan
ultrasonografi
Pemeriksaan Besarnya Janin:
Pemeriksaan ini dilakukan
sesaat sebelum partus/waktu
partus. Besarnya kepala
tergantung dari besarnya berat
janin. Oleh karena itu sebagai
ukuran kepala digunakan Berat
Badan (BB) Janin.
Biasanya menggunakan rumus Johnson-
Toshack. Bedasarkan atas ukuran Mac
Donald, yaitu jarak antara simfisis pubis
dengan batas antara fundus uteri, maka :
BBJ=(MD-12)X155 gram

Keterangan ;
BBJ = Berat Badan Janin (gram)
MD = Ukuran Mac Donald (cm)
Kepala belum H III : (MD-13)
Kepala di H III : (MD-12)
Kepala lewat H III : (MD-11)
Bila ketuban sudah pecah di tambah 10 %
Disproporsi Sefalo-Pelvik
Ada beberapa kemungkinan :
Imbang sefalo-pelvik baik
Partus dapat direncanakan per vaginam,
namun demikian his, posisi kepala dan
keadaan serviks harus diperhatikan selama
partus
Disproporsi sefalo-pelvik
Artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan
secara normal pervaginam, bila anak hidup
lakukan seksio sesarea
Kemungkinan disproporsi
Mengandung arti : imbang baik atau dapat
terjadi disproporsi
Unutuk mendapatkan kepastian, maka harus
dilakukan pemeriksaan radiologik dan atau
partus percobaan
PROGNOSIS
Pada panggul normal janin
dengan berat badan 4000-
5000 gram umumnya tidak
menimbulkan kesukaran
persalinan. Distosia akan
diperoleh bila janin besar dari
4500-5000 gram atau pada
kepala yang sudah keras
(postmaturitas) dan pada bahu
yang lebar (bayi kingkong).
Kesulitan lain yang dapat terjadi
adalah :
Kepala terlalu besar dan keras
sehingga maulage sulit
Bahu yang lebar sehingga
menimbulkan distosia bahu
Regangan dinding rahim oleh anak
yang sangat besar sehingga
menimbulkan inersia uteri dan
kemungkinan perdarahan pasca
partum akibat atonia uteri
PENANGANAN
Penanganan pada bayi besar adalah :
Selidiki ada tidaknya disproporsi
sefalo-pelvik, bila disproporsi
sefalo-pelvik diketahui maka
dianjurkan untuk dilakukan
seksio sesaria
Bila diperkirakan dapat partus
pervaginam, lakukan episiotomi
medio lateral luas
Bila bahu sukar dilahirkan,
lakukan pertolongan persalinan
dengan distosia bahu.
Bila janin mati bisa dilakukan
embriotomi
HIDROSEFALUS
PENGERTIAN
Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi
penimbunan cairan serebrospinalis dalam
ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar
serta menjadi pelebaran sutura-sutura dan
ubun-ubun.
Cairan yang tertimbun dalam ventrikel
biasanya antara 500 sampai 1500 ml, akan
tetapi kadang-kadang mencapai 5 liter.
Hidrosefalus biasanya disertai kelainan
bawaan lain seperti spina bifida, karena
kepala janin terlalu besar dan tidak dapat
berakomodasi di bagian bawah uterus
sehingga sering ditemukan dalam letak
sungsang.
ETIOLOGI/PENYEBAB
Belum jelas, tetapi salah satu
diantaranya ialah
toksoplasmosis
DIAGNOSIS
Pada bayi hidrosefalus dengan letak
presentasi kepala :
Pada palpasi; teraba ukuran kepala
yang lebih besar di atas simfisis karena
kepala tidak dapat memasuki pintu atas
panggul
Pada pemeriksaan dalam; teraba kepala
yang besar dengan sutura yang dalam
dan ubun-ubun yang luas; tulang kepala
terasa tipis sekali sehingga dapat
ditekan ke dalam seperti menekan bola
pimpong.
Pada pemeriksaan Rontgen foto
akan memberikan bayangan
tengkorak kepala yang besar
sekali
Pada pemeriksaan USG; tampak
kepala yang besar dengan ukuran
diameter biparietalis yang lebar
Pada bayi hidrosefalus dengan
letak sungsang :
Lebih sulit di buat diagnosis dan
sering dibuat setelah dialami
kesulitan dalam kelahiran kepala,
dimana teraba kepala yang besar
menonjol di atas simfisis
Pada pemeriksaan USG; tampak
kepala yang besar dengan ukuran
diameter biparietalis yang lebar
Pada pemeriksaan Rontgen foto tidak
dapat memberi kepastian, karena
kepala normal pada letak sungsang
dapat memberi gambaran seolah-olah
sangat besar. Untuk menghindari
kesalahan tersebut harus
memperhatikan:
Muka janin sangat kecil bila
dibandingkan dengan tengkorak
Kepala berbentuk bulat, berbeda
dengan kepala biasa yang
berbentuk ovoid
Bayangan tulang kepala sangat tipis
Kemungkinan hidrosefalus harus
dipikirkan apabila :
Kepala tidak masuk ke dalam
panggul, pada persalinan
dengan panggul normal dan
his kuat
Kepala janin teraba sebagai
benda besar di atas simfisis
PROGNOSIS

Partus akan berjalan sulit dan


bila tidak segera ditolong
dapat terjadi ruptur uteri,
disebabkan kepala yang besar
meregang segmen bawah
rahim. Prognosa untuk janin
jelek
PENANGANAN
Penanganan pada hidrosefalus adalah :
Kepala janin yang besar dikecilkan
dengan jalan melakukan fungsi sisterna
pada pembukaan 3-4 cm
Di dalam vagina dipasang spekulum
Kulit kepala dijepit dengan cunam
Willett atau cunam Muzeaux. Suatu
jarum fungsi spina dengan ukuran 16
atau 18 yang disambung pada alat
suntik ditusukan pada kepala janin,
sedapat mungkin pada sutura atau
ubun-ubun
Setelah kepala janin tertusuk,
dilakukan aspirasi sedikit untuk
membuktikan benar tidaknya
cairan otak yang keluar.
Alat suntik dilepaskan dari jarum
pungsi sehingga cairan otak dapat
mengalir keluar. Dengan
keluarnya cairan otak, kepala
janin akan mengecil dan dapat
dilahirkan secara per vaginam
Kalau pembukaan lengkap
kerjakan perforasi
Pada letak sungsang akan
terjadi after coming head,
dilakukan perforasi dari
foramen ovale untuk
mengeluarkan cairan. Biasanya
sesudah kepala jadi kecil janin
akan mudah dilahirkan
Gambar : perforasi dari foramen
ovale untuk mengeluarkan cairan
ANENSEFALUS

PENGERTIAN
Anensefalus adalah keadaan
dimana badan ada tetapi
pembentukan otak dan tengkorak
kepala tidak ada atau terbelakang
ETIOLOGI/PENYEBAB
Belum jelas, tetapi salah satu
diantaranya ialah toksoplasmosis
DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan Rontgen foto akan
memberikan bayangan tengkorak kepala
yang tidak sempurna/kecil
Pada pemeriksaan USG; tampak kepala
yang kecil / tidak sesuai pada ukuran
kepala yang normal
PROGNOSIS
Partus akan berjalan sulit dan karena
perkembangan kepala tidak sempurna
dan kepala tidak dapat melakukan
proses pembukaan dalam persalinan
secara sempurna. Prognosa untuk janin
jelek
PENANGANAN
Persalinan dengan presentasi
bokong dapat berlangsung
tanpa kesulitan, tetapi bila
pada letak kepala akan sering
dijumpai kesulitan karena
perkembangan kepala yang
tidak sempurna
KEMBAR SIAM

PENGERTIAN
Kembar siam adalah keadaan
dimana terdapat perlekatan
antara 2 janin pada kehamilan
kembar
Kembar Siam(double master),
yaitu penyatuan dua janin
kembar (janin kembar
melekat)
Jenis kembar dapat terbagi
menjadi:
a) Penyatuan yang terjadi
secara longitudinal
Kraniofagus : Kembar yang
melekat kedua kepala
Pigofagus : Kembar kedua
panggul melekat
b) Penyatuan yang terjadi secara
lateral
Diprofagus/difagus : Kembar bila
kdua janin berhubungan tidak
lengkap sebagian di badan atas dan
sebagian lagi di badan bawah
Torakofagus : Kembar dengan
penyatuaan pada bagian dada (yang
sering menimbulkan kesulitan dalam
persalinan)
Omfalofagus :
Kembar dengan penyatuaan
pada bagian kepala
Desefalus :
Kembar dengan penyatuaan
seluruh tubuh dengan kedua
kepala
Sinsefalus :
Kembar dengan penyatuaan
tubuh dengan satu kepala
ETIOLOGI/PENYEBAB
Penyebab belum jelas, tetapi ada
faktor-faktor yang dapat
meningkatkan terjadinya kembar
adalah:
Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple
memperlihatkan variasi yang
nyata di antara berbagai ras yang
berbeda. Pada kawasan di afrika,
frekuensi terjadinya kehamilan
ganda sangat tinggi.
Knok dan Morley (1960) dalam suatu
survey pada salah satu masyarakat
pedesaan di Nigeria, mendapatkan
bahwa kehamilan ganda terjadi sekali
pada setiap 19 kelahiran, kehamilan
pada orang Timur atau Oriental tidak
begitu sering terjadi. Perbedaan ras
yang nyata ini merupakan akibat
keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot.Perbedaan
frekuensi kehamilan ganda ini
disebabkan oleh perbedaan tingkat
Folikel stimulating hormon yang akan
mengakibatkan multiple ovulasi.
. Faktor keturunan
Genotip ibu jauh lebih
mempengaruhi daripada genotip
ayah. White dan Wyshak (1964)
dalam suatu penelitian terhadap
4.000 catatan mengenai Jemaat
Gereja Kristus Orang-orang Kudus
Hari Terakhir, menemukan bahwa
para wanita yang dirinya sendiri
merupakan kembar dizigot ternyata
melahirkan bayi kembar dizigot
dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran
Namun, wanita yang bukan kembar
tetapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar
dengan frekuensi 1 per 126
kehamilan. Lebih lanjut, dalam
analisis Bulmer (1960) terhadap
anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%)
ibu mereka ternyata juga kembar,
tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah
mereka yang kembar. Keterangan
didapatkan bahwa salah satu
sebabnya adalah multipel ovulasi
yang diturunkan.
Faktor umur dan paritas
Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari
sepertiga pada wanita dibawah 20 tahun
tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya,
bila dibandingkan dengan wanita yang
berusia antara 35 sampai 40 tahun dengan
4 anak atau lebih. Di swedia, Patterson
dkk. Memastikan peningkatan yang nyata
pada angka kehamilan ganda yang
berkaitan dengan meningkatnya paritas.
Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin
kembar adalah 1,27 % bila dengan urutan
kelahiran ke empat dengan 2,67 %.
DIAGNOSIS
Diagnosis janin kembar melekat
sukar ditentukan antepartum.
Kadang pemeriksaan rontgen yang
dilakukan atas dugaan adanya
hamil kembar dapat menunjukkan
adanya penyatuan janin.
Pada umumnya diagnosis baru
dapat ditegakkan bila persalinan
macet dan pada pemeriksaan jalan
lahir kelainan tersebut kebetulan
ditemukan oleh tangan penolong.
Pada antenatal care yang baik
dengan menggunakan USGpada
16-18 minggu kehamilan atau
diagnosis lebih dini dapat
ditentukan apakah kehamilan
dapat berlangsung atau
dihentikan mengingat
komplikasi yang selalu tidak baik
KOMPLIKASI
Komplikasi pasca partus
Atonia uteri dan perdarahan
pasca partus
Retensio atau rest plasenta
Sindrom transfuse :
Satu janin tumbuh :
Pertumbuhan janin baik
Polisistemia
Edema
Hidramnion
Janin yang lainnya terjadi :
Janin kecil sampai meninggal
Menderita anemia
Dehidrasi
Aligohidramnion
Bila ada gangguan segmentasi dapat
terjadi kembar siam (torakopagus,
sifo-ompagus, pigopagus.
Iskiopagus, kraniopagus)
Pada hamil dizigot, perbedaan
kemempuan tumbuh kembang dapat
membahayakan kehidupan yang lain
dan menimbulkan fetus kompresus
atau fetus papiraseus.
Komplikasi saat inpartu
Inersia uteri primer/sekunder
Perpanjangan kala II
KPD (Ketuban Pecah Dini)
Prolapsus tali pusat
Persalinan macet
Seksio secarea
PENANGANAN

Kelahiran janin kembar


melekat dengan satu janin
yang jauh lebih kecil daripada
yang lain dan janin kembar
dengan penyatuan janin
secara longitudinal biasanya
tanpa kesulitan. Kesulitan
sering terjadi pada janin
dengan kembar dengan
penyatuan janin secara lateral.
Apabila terjadi kemacetan,
dapat dilakukan tindakan
vaginal dengan merusak janin
atau melakukan seksio secarea.
Pada umumnya seksio secarea
lebih aman untuk melahirkan
janin kembar melekat daripada
melakukan pembedahan vaginal
yang sukar.
GAWAT JANIN
PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan gawat janin
adalah keadaan hypoksia janin
ETIOLOGI/PENYEBAB
Faktor ibu :
Hypertensi
Perdarahan antepartum
Riwayat paritas lebih dari 4
Faktor janin:
Pertumbuhan janin terhambat

Kelainan letak
GAWAT JANIN
DIAGNOSIS
Diagnosis gawat janin saat
persalinan didasarkan pada
denyut jantung janin (DJJ)
yang abnormal. Diagnosa
lebih pasti jika desertai air
ketuban hijau dan
kental/sedikit.
DIAGNOSIS GAWAT
JANIN
DJJ ABNORMAL
DJJ Normal dapat melambat sewaktu
his, dan segera kembali normal
setelah relaksasi
DJJ Lambat (kurang dari 100 per
menit) saat tidak ada his,
menunjukkan adanya gawat janin
DJJ Cepat (lebih dari 180 per menit)
yang disertai takhikardi ibu bisa
karena ibu demam, efek obat,
hypertensi atau amnionitis. Jika
denyut jantung ibu normal, DJJ yang
cepat sebaiknya dianggap sebagai
tanda gawat janin
DIAGNOSIS GAWAT
JANIN
MEKONIUM
Adanya mekonium pada cairan
amnion lebih sering terlihat saat
janin mencapai maturitas dan
dengan sendirinya bukan
merupakan tanda-tanda gawat
janin. Sedikit mekonium tanpa
dibarengi dengan kelainan pada
DJJ merupakan suatu peringatan
untuk pengawasan lebih lanjut.
MEKONIUM KENTAL merupakan tanda
pengeluaran mekonium pada cairan
amnion yang berkurang dan merupakan
indikasi perlunya persalinan yang lebih
cepat dan penanganan mekonium pada
saluran nafas atas neonatus untuk
mencegah aspirasi mekonium
Pada Presentasi Sungsang, mekonium
dikeluarkan pada saat persalinan akibat
kompresi abdomen janin pada
persalinan. Hal ini bukan merupakan
tanda kegawatan kecuali jika hal ini
terjadi pada awal persalinan.
PROGNOSIS & PENANGANAN
Prognosis janin jelek
a. resusitasi intrauterus yaitu(5):
Meningkatkan arus darah uterus dengan
cara:
Hindari tidur terlentang
Kurangi kontraksi uterus
Menghentikan pemberian infus
oksitoksin
Tingkat arus darah tali pusat dengan
mengubah posisi tidur ibu miring kekiri
Tingkatkan pemberian oksigen yaitu 4-6
liter/menit. Namun jika sedang dalam
pemberian terapi infus maka upaya
pertama kali ialah menghentikan
pemberian infus dahulu.
PENANGANAN

Kontraksi yang terlalu kuat atau


sering akan memperburuk
sirkulasi uteroplasenta. Dengan
menghilangkan kontraksi
diharapkan sirkulasi menjadi
lebih baik. Dengan pemberian
oksigen telah dibuktikan
meningkatkan tekanan oksigen
parsial janin, meskipun hanya
sedikit/
Bila pasien dilakukan seksio
sesaria maka menjelang operasi
pasien tetap dalam posisi tidur
miring. Tindakan cunam (dengan
syarat presentasi belakang
kepala, pembukaan lengkap,
penurunan kepala 0/5 (H III-IV),
kontraksi baik, ibu tidak gelisah,
ketuban sudah pecah) / vakum
(dengan syarat presentasi
belakang kepala, janin cukup
bulan, pembukaan lengkap,
kepala di H III-H IV) dapat
dilakukan bila syarat terpenuhi.
DISTOSIA KELAINAN
JALAN LAHIR

Yang penting dalam obstetri


bukan panggul sempit secara
anatomi, lebih penting lagi ialah
panggul sempit secara
fungsional yang artinya
perbandingan antara kepala dan
panggul yang tidak serasi
KESEMPITAN PINTU ATAS
PANGGUL (PAP)
Adalah jika konjugata vera 10 cm
atau jika diameter transversa < 12
cm(3).
ETIOLOGI/PENYEBAB
Kelainan karena gangguan
pertumbuhan
Panggul sempit seluruhnya-semua ukuran
panggul
Panggul picak-ukuran muka belakang
sempit, ukuran melintang biasa
Panggul sempit picak-semua ukuran kecil,
tetapi ukuran muka belakang lebih sempit
Panggul corong-pintu atas panggul biasa,
pintu bawah panggul sempit
Panggul belah-simfisis terbuka
ETIOLOGI/PENYEBAB
Kelainan karena penyakit tulang
panggul atau sendi-sendi
Panggul rakhitis-panggul picak,
panggul sempit, seluruh
panggul sempit picak
Panggul osteomalasia-panggul
sempit melintang
Radang artikulasi sakroiliaka-
panggul sempit miring
ETIOLOGI/PENYEBAB
Kelainan panggul disebabkan
kelainan tulang belakang
Kifosis di daerah tulang
pinggang menyebabkan
panggul corong
Skoliosis di daerah tulang
punggung menyebabkan
panggul sempit miring
ETIOLOGI/PENYEBAB
Kelainan panggul disebabkan
kelainan anggota bawah
Koksitis
Luksasi
Atrofi
Keterangan :
A = Panggul naegele
B = Panggul rakhitis
C = Panggul skoliosis
D = Panggul kifosis
E = Panggul kifosis
dari samping
F = Panggul
osteomalasia
G = Panggul
spondilolistesis
H = Panggul robert
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Kepala tidak masuk PAP dan
ada riwayat kesalahan letak,
partus yang lalu berlangsung
lama, anak mati atau persalinan
ditolong dengan tindakan
(cunam, vakum) dan operasi
INSPEKSI
Ibu kelihatan pendek ruas-ruas
tulangnya atau ada skoliosis,
kifosis,dll
DIAGNOSIS
PALPASI
Kepala tidak dapat masuk PAP atu
masih goyang dan terdapat tanda dari
OSBORN, yaitu kepala di dorong
kearah PAP dengan satu tangan diatas
simfisis pubis sedang tangan lain
mengukur tegak lurus pada kepala
yang menonjol
(+) = 3 jari

(-) = masuk PAP

() = antara kesalahan-kesalahan letak


DIAGNOSIS
PELVIMETRI KLINIS
Pemeriksaan panggul luar :

Distansia spinarum; jarak antara kedua


spina iliaka anterior superior 24-26 cm
Distansia cristarum; jarak antara kedua
crista iliaka kanan dan kiri 28-30 cm
Konyugata externa (boudeloque)
18-20 cm
Lingkaran panggul 80-90cm
DIAGNOSIS
Pemeriksaan ukuran dalam panggul :
PAP merupakan suatu bidang yang
dibentuk oleh promontorium, linea
innominata, dan pinggir atas simfisis pubis
Konyugata vera; jarak pinggir atas
simfisis dengan promontorium diperoleh
dengan mengurangi konjugata diagonalis
dengan 1,5 cm, biasanya 10,5-11 cm
Konyugata diagonalis; jarak bagian bawah
simfisis sampai ke promontorium, yang
dapat diukur dengan memasukkan jari
tengah dan jaru telunjuk ke dalam vagina
dan mencoba meraba promontorium. Pada
panggul normal promontorium tidak
teraba dengan jari yang panjangnya 12cm.
DIAGNOSIS
Diameter transversa adalah
jarak terjauh garis lintang PAP
biasanya sekitar 12,5-13 cm
Konjugata obliqua; garis yang
dibuat antara persilangan
konyugata vera dengan
diameter transversa ke
artikulasio sakroiliaka
PROGNOSIS
Pada ibu :
partus lama

ruptur uteri

infeksi intrapartum

Pada anak :
KPD

Prolapsus tali pusat

Dengan moulage memang terjadi


pengecilan ukuran kepala. Pengecilan
kepala sampai 0,5 cm tidak merusak
otak, pengecilan melebihi 0,5 cm akan
berakibat buruk terhadap anak atau
kematian
PENANGANAN
Bila konjugata vera 8,5-10 cm dilakukan
partus percobaan
Bila konjugata vera < 8,5 cm dilakukan SC
Kita hentikan partus percobaan jika :
Pembukaan tidak atau kurang sekali
kemajuannya
Keadaan anak atau ibu kurang baik
Adanya lingkaran retraksi yang patologis
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban
pecah walaupun his cukup baik dan
dilakukan pimpinan persalinan dengan
baik, bagian kepala dengan diameter
terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau
melewati PAP
Vakum/fosep gagal
KESEMPITAN BIDANG
TENGAH PELVIS

Bidang tengah panggul


terbentang antara pinggir
bawah simfisis dan spina os
ischii dan memotong sakrum
kira-kira pada pertemuan ruas
sakrum ke 4 dan ke 5.
DIAGNOSIS
Ukuran bidang panggul tengah tidak
dapat diperoleh secara klinis, harus
diukur secara rotgenologis, tetapi
kita juga dapat menduga adanya
kesempitan bidang panggul jika :
Spina isiadika sangat menonjol
Dinding samping panggul konvergen
Diameter tuber ischii 8,5 cm atau
kurang
PROGNOSIS

Kesempitan bidang panggul


dapat menimbulkan gangguan
putaran paksi jika diameter
antara kedua spina < 9 cm
sehingga kadang-kadang
diperlukan seksio sesaria
PENANGANAN
Jika persalinan berhenti karena
kesempitan bidang tengah
panggul, baiknya dipergunakan
Vakum.
KESEMPITAN PINTU BAWAH
PANGGUL (PBP)
Pintu bawah panggul dikatakan
sempit jika jarak antara tuber os
ischii 8 cm atau kurang. Jika
jarak ini berkurang, dengan
sendirinya arkus pubis akan
meruncing.
yaitu, jika diameter transversa
dan diameter sagitalis posterior
kurang dari 15 cm
PROGNOSIS
Prognosis bisa terjadi ruptur dan
gangguan putaran paksi
PENANGANAN
Penanganan pada kesempitan
bidang bawah panggul jarang
memaksa kita melakukan seksio
sesaria tetapi dapat diselesaikan
dengan forsep/episiotomi yang
cukup luas
Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai