KRONIS
M. MORBUS PENGENDALIAN
LEPRAE HANSEN TERPADU
Saraf
Perifer,
Kulit,
Mukosa,
kescuali
ssp
EPIDEMIOLOGI
AFRIKA AMERIKA ASIA
Togo 2,89 Dominika Nepal 3,34
% 14,02 % %
Comorros Timor
Argentina
Leste 14,1
37,96 % 0,32 %
%
2011 : 20.023
Terbanyak
indonesia kasus baru
ke-3
kusta
ETIOLOGI Saluran
pernapasan
bagian
atasa
Inkubasi 2-5
tahun (40
M. Kontak yang
Leprae
lama
tahun)
Menular ke
sesama
manusia
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
3 tanda kardinal:
Lesi kulit yang anestesi
Penebalan saraf perifer
Ditemukannya bakteriologis positif
Lesi
Jumlah Satu atau beberapa Satu dengan lesi Satu atau beberapa
satelit
Distribusi Terlokasi dan asimetris Asimetris Bervariasi
Lesi
Bentuk Makula, infiltrat difus, Makula, plak, papul Plak, lesi bentuk
papul, nodus kubah, lesi punched
out
Jumlah Banyak distribusi luas, Banyak tapi kulit Beberapa, kulit sehat
praktis tidak ada kulit sehat masih ada (+)
sehat
Distribusi Simetris Cenderung simetris Asimetris
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Sedikit berkilap,
beberapa lesi kering
Ptiriasis vesikolor
Vitiligo
Tatalaksana Morbus Hansen
Terapi Umum
Dewasa 600 mg/bulan diminum 100 mg/hari diminum di 300 mg/bulan diminum di
di depan petugas rumah depan petugas kesehatan
kesehatan diteruskan 50 mg/hari
atau 3 kali 100 mg setiap
minggu, diminum di rumah
Anak-anak 450 mg/bulan diminum 50 mg/hari diminum di 150 mg/bulan diminum di
(10-14 th) di depan petugas rumah depan petugas kesehatan
dilanjutkan dg 50 mg
selang sehari diminum di
rumah
Selama pengobatan dilakaukan pemeriksaan klinis
setiap bulan dan secara bakterioskopis minimal
selama 3 bulan
Pengobatan untuk kasus MB menurut WHO 1998
adalah 12 dosis dalam 12 18 bulan
Obat yang paling sering dipakai adalah tablet kortikosterois, antara lain
prednison
Jika ada neuritis akut, obat pilihan utamanya adalah kortikosteoris yang
dosisnya juga disesuaikan dengan berat ringatnya neuritis
Ethambutol Streptomycin
Dosis : Bulan I/II 25 mg/kg Dosis : 25 mg/kg BB,
bb, berikutnya 15 mg/kg Efek sampingnya yaitu :
bb gangguan vestibular dan
Efek samping : gangguan gangguan pendengaran,
nervus II. Sebaiknya tidak disfingsi nervus optikus,
diberikan pada penderita dermatitis eksfoliatif dan
berusia dibawah 13 tahun. diskrasia darah.
Pemberian fase inisial dan fase intensif bertujuan
untuk membunuh dengan cepat populasi dalam
jangka waktu 8 minggu