Anda di halaman 1dari 17

DIC

(Disseminated Intravascular
Coagulation)
Anggota Kelompok
Nurul Aisyiyah Puspitarini (135070200111025)
Putri Dewi Arumsari (135070201111001)
Dwi Kurnia Sari (135070201111003)
Adelita Dwi Aprilia (135070201111005)
Ratna Juwita (135070201111007)
Ni Putu Ika Purnamawati (135070201111009)
Renny Revita Putri Andini (135070201111023)
1. Definisi

a. Menurut (Elizabeth, 2009)


DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) adalah keadaan
unik yang ditandai pembentukan bekuan darah multipel di
seluruh mikrovaskular.
b. Menurut (Cecily & Linda, 2009)
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) adalah hasil
stimulasi abnormal dari proses koagulasi normal sehingga
selanjutnya terbentuk trombi mikrovaskular yang tersebar luas
dan kehabisan faktor pembekuan.
2. Etiologi DIC (Tjokronegoro, 2001)
a. Penyebab Akut
Infeksi (demam berdarah dengue, sepsis, meningitis, pneumonia
berat, malaria tropika, infeksi oleh beberapa jenis riketsia). Dimana
bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang menyebabkan
terjadinya aktivasi pembekuan)
Bakteri (contohnya sepsis akibat bakteri gram negative, infeksi bakteri
gram positif, rikettsia)
Viral (contohnya HIV, citomegalovirus, varicella, hepatitis)
Fungi (contohnya hitoplasma)
Parasit (contohnya malaria)
Hematologi (contohnya akut mielositik leukemia)
Metastase (contohnya mucin-secreting adenocarsinoma)
Trauma , terbakar
Kecelakaan Lalu Lintas
Terkena racun ular
Penyakit hepar (acute hepatic failure)
b. DIC kronik
Keganasan
Tumor solid
Leukemia
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) yang lama
Penahan produk konsepsi yang lama dalam rahim
Hematologik
Penyakit ginjal kronik
Inflamasi
3. Faktor Resiko
Infeksi, terutama septicemia, demam tifoid, demam
Rocky-Mountain, dan infeksi parasit.
Keganasan, khususnya leukemia.
Trauma berat termasuk Crush syndrome dan
kadang-kadang luka terbakar
Komplikasi dari kehamilan termasuk kelainan pada
plasenta yakni solutio plasenta, emboli cairan
amnion, dan hipertensi berat pada kehamilan yakni
pre eklamsia. Ada juga kondisi yang disebut HELLP
syndrome (hemolisis, elevated liver enzim, low
platelets). Intra uterine fetal death yang lama
cenderung lebih mengakibatkan terjadinya
trombosis dibandingkan dengan keadaan
perdarahan.
Continue...
Wanita yang telah menjalani pembedahan
kandungan atau persalinan disertai komplikasi,
seperti jaringan rahim yang masuk ke dalam aliran
darah.
Penderita cedera kepala berat
Penderita penyakit hati yang parah
Sepsis dan luka jaringan yang parah (luka bakar
dan trauma kepala)
Pria yang telah menjalani pembedahan prostat
Transfusi darah yang incompatible.
Heat stroke.
Pemotongan aorta aneurysma
Seseorang yang terkena gigitan ular
4. Epidemiologi

DIC bisa terjadi pada 30%-50% pasien


dengan sepsis (infeksi pada darah). Di
Amerika Serikat kira-kira terjadi 18.000 kasus
DIC pada tahun 1994. Setiap jam, dua orang
ibu meninggal saat melahirkan, atau terdapat
307 ibu meninggal per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003.
Penyebab kematiannya mereka beraneka
macam, terutama perdarahan (42%),
hipertensi (13%), dan sepsis (10%) menurut
laporan tahunan Millennium Development
5. Patofisiologi
6. Tanda dan Gejala
Perdarahan spontan
Hipoksia ( kekurangan oksigen dalam jaringan misal
akibat pengaruh ketinggian)
Petekie (bercak merah dalam yang merupakan
pendarahan kecil di bawah kulit)
Ekimosis (memar)
Nyeri
Gejala berdasarkan berat dan luasnya keterlibatan
organ :
- Ginjal = oliguria (produksi urin sedikit), anuria
(kegagalan ginjal produksi urin)
- Sistem saraf pusat : perubahan status mental
- Kulit : berbintik, lesi nekrotik, sianosis
7. Pemeriksaan Diagnostik (Betz,2009)
Kadar D-dimer (berasal dari fibrin)-meningkat
(mengindikasikan trombosis, aktivasi
prokoagulan)
Kadar FDP- meningkat (aktivasi fibrinolitik)
Kadar antitrombin (AT; sebagai pembentuk
antitrombin III) menurun (dibuktikan oleh
konsumsi inhibitor)
Prothrombin time (PT) memanjang
Partial thromboplastin time (PTT)-memanjang
Thrombin time (TT)-memanjang
Kadar fibrinogen menurun
Hitung darah lengkap
Hitung trombosit menurun
Morfologi sel darah merah adanya sistosit
(eritrosit yang mengalami fragmentasi)
8. Penatalaksanaan
A. Keperawatan
Anjurkan klien untuk melakukan tirah baring
Melakukan pemeriksaan fisik pada klien
Mengatur suhu ruangan dan tempat tidur klien.
Mengobservasi TTV.
B. Medis
Penatalaksaan yang dilakukan pada klien dengan DIC adalah
sebagai berikut :
Mengobati penyakit dasar. Dengan membaiknya penyakit
yang dasar komplikasi patologik sebagai timbulnya DIC akan
hilang, dan dengan sendirinya diharapkan DIC juga akan
hilang.
Tindakan pendukung seperti oksigen suplemen dan cairan IV
untuk mempertahannkan tekanan darah.
Terapi heparin (dapat diberikan 200 U/kg BB IV tiap 4-6 jam.
Continue...
Terapi pengganti (darah atau PRC diberikan
untuk mengganti darah yang keluar, tranfusi
trombosit, dan plasma beku segar untuk
mengontrol perdarahan.
Obat penghambat fibrinolitik (amicar) yang
memblok akumulasi produk degradasi fibrin dan
harus diberikan setelah terapi heparin dapat
diberikan plasma yang mengandung faktor VII,
sel darah merah, dan trombosit.
Pengobatan suportif, yaitu mempertahankan
hemodinamik, tekanan darah, membebaskan
jalan nafas untuk menjamin pertukaran gas,
menjaga keseibangan asam basa dan elektrolit.
9. Pencegahan

DIC dapat dicegah dengan antikoagulan


pada mereka yang dianggap beresiko.
Salah satu jenis yang paling umum dari
trombosis vena adalah deep vein
thrombosis ( DVT ), yang merupakan
gumpalan darah di salah satu pembuluh
darah dalam tubuh. Trombosis arteri
sering terjadi pada arteri yang memasok
jantung , mengakibatkan serangan
jantung. Hal ini juga dapat terjadi di arteri
10. Komplikasi
Bekuan yang banyak terbentuk akan menyebabkan
obstruksi atau hambatan aliran darah di semua organ
tubuh. Dapat terjadi kegagalan organ yang luas.
Angka kematian lebih dari 50%.(corwin, 2008)
Abrupsi plasenta
Retensi janin meningkat
Erupsi cairan ampion
Taskemia (cowin, 2008)
Infeksi
Neoplasma
Trombomsitopenia
Defisiensi FDP dalam plasma
Cedera jaringan Masif
Continue...

Microangiopathic haemolytic anemia(bakta, 2003)


Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Penurunan fungsi ginjal
Gangguan susunan saraf pusat
Gangguan hati
Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
Insufisiensi adrenal
Lebih dari 50% mengalami kematian
Bekuan yang banyak terbentuk akan menyebabkan
hambatan aliran darah di semua organ tubuh. Dapat
terjadi kegagalan organ yang luas. Angka kematian lebih
dari 50%. (Handayani, 2008)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai