Anda di halaman 1dari 27

pembimbing: dr. Armia Indra, Sp.

OT
Definisi
Suatu keadaan dimana terjadi
perpindahan permukaan sentuh caput
femoris terhadap acetabulum.
Sendi pinggul (sendi acetabulofemoral
atau coxae) sendi sinovial antara caput
femoris dan acetabulum dari tulang
pelvis.
Merupakan tempat bersatunya
tulang ilium, ischium, dan pubis.
Bagian proksimal dari femur meliputi:
caput femoris
collum femoris
trochanter major dan trochanter minor
Sendi pinggul diperkuat
oleh 5 ligamen:
4 ligamen ekstrakapsular:
a. Ligamen iliofemoral
b. Ligamen
pubofemoral
c. Ligamen
ischiofemoral
d. Zona orbicularis
1 ligamen intrakapsular:
a. Ligamentum teres
Zona Orbicularis Ligamentum Teres
Saraf yang mempersarafi ekstremitas
bawah merupakan cabang terminal dari
pleksus lumbosakral, yang meliputi:
N. femoralis (L2-L4)
N. obturatorius (L2-L4)
N. ischiadicus (sciatic nerve) (L4-S3)
N. gluteus superior (L4-S1)
N. gluteus inferior (L5-S2)
N. cutaneus lateralis (L2-L3)
N. obturatorius internus (L5-S2)
N. quadratus femoris (L4-S1)
Cabang dari N. ilioinguinalis (L1) dan
N.genitofemoralis (L1, L2)
Arteri femoralis
Arteri gluteus superior dan
inferior
Arteri obturatoria
Berdasarkan letaknya di sendi pinggul, otot
sendi pinggul dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Otot regio gluteal (abduktor dan
eksorotasi)
2. Kelompok adduktor

OTOT REGIO GLUTEAL


- Otot eksorotasi: - Otot abduktor dan
ekstensor:
M. Piriformis M. Gluteus
minimus
M. Obturator internus M. Gluteus medius
M. Gemellus superior M. Gluteus
maximus
M. Gemellus inferior Tensor fasciae latae
M. Quadratus femoris

KELOMPOK ADDUKTOR
M. adductor brevis
M. adductor longus
M. adductor magnus
Developmental dysplasia of the hip
(DDH).
Kelainan ini meliputi:
Displasia asetabulum
Subluksasi
Dislokasi suatu fase dari berbagai
ketidakstabilan pinggul pada bayi-bayi
yang baru lahir.
Epidemiologi
Insidensi ketidakstabilan yang dilaporkan
adalah 5 20 per 1000 kelahiran hidup
(Palmen, 1961; Barlow, 1962; Wilkinson,
1972); tetapi kebanyakan pinggul ini
menjadi stabil secara spontan, dan pada
pemeriksaan ulang 3 minggu setelah
kelahiran, insidensi ketidakstabilan hanya
1 atau 2 per 1000 bayi.

Etiologi
Faktor genetik
Faktor hormonal
Malposisi intrauterin
Faktor postnatal
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Pada neonatus
Uji Ortolani (+)
Uji Barlow (+)

Pada kasus yang terlambat dikenali:


- Ibu mengeluh sulit memakaikan popok
- Pinggul berbunyi klik

- Lipatan kulit asimetris


- Kaki sedikit pendek dan bereksorotasi
- Gaya berjalan dengan langkah
pendek-pendek dan bergoyang.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Pencitraan pinggul neonatus USG


untuk melihat soket acetabulum
dan posisi caput femoris.
Pada saat kelahiran, acetabulum dan
caput femoris merupakan tulang
rawan, sehingga tidak terlihat pada
pemeriksaan X-ray biasa.
Pemeriksaan X-ray berguna setelah
bayi berusia lebih dari 6 bulan.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

3-6 bulan pertama


Jika tersedia fasilitas USG:
Semua bayi baru lahir dengan latar belakang
berisiko tinggi untuk mengalami
ketidakstabilan pinggul harus diperiksa
menggunakan USG.

Jika pinggul telah tereduksi tidak perlu tata


laksana, namun harus tetap diawasi selam 3-6
bulan.
Jika terdapat displasia acetabulum atau
ketidakstabilan pinggul, maka pinggul dibebat
dalam posisi fleksi dan abduksi.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Jika tidak tersedia fasilitas USG:


Semua bayi dengan latar belakang berisiko
tinggi atau dengan uji Ortolani atau uji
Barlow positif, harus dicurigai dan
merawatnya dengan popok dobel atau
abduction pillow selama 6 minggu pertama.

Bayi yang pinggulnya stabil diperbolehkan bebas


namun tetap diawasi minimal 6 bulan.
Bayi yang mengalami ketidakstabilan menetap
diterapi dengan pembebatan abduksi yang lebih
formal minimal 6 bulan hingga pinggul stabil dan
X-ray memperlihatkan bahwa acetabular roof
berkembang dengan memuaskan (biasanya 3-6
bulan).
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Dislokasi Persisten: 6-18 bulan


Reduksi tertutup
o Cocok untuk anak usia >3 bulan dan dilakukan di
bawah anestesi umum.
o Reduksi tertutup merupakan cara ideal, namun
memiliki risiko rusaknya pasokan darah pada caput
femoris dan menyebabkan terjadinya nekrosis.
o Untuk memperkecil risiko ini, reduksi dilakukan
bertahap; traksi dilakukan pada kedua kaki.
o Jika pinggul tidak tereduksi pendekatan operasi
harus dipilih pada usia kira-kira 1 tahun.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Pembebatan
o Pembebatan pinggul yang direduksi secara konsentrik
ditahan dalam plaster spica (gips) dalam keadaan 600
fleksi, 400 abduksi, dan 200 endorotasi.
o Setelah 6 minggu, spica diganti dan stabilitas pinggul
dinilai di bawah anestesi umum.
o Jika posisi dan stabilitas memuaskan spica
dipertahankan hingga 6 minggu berikutnya.
o Setelah plaster spica dilepas, pinggul dibiarkan tidak
terbebat atau dipakaikan bebat abduksi yang dapat
dilepas-pasang hingga 6 bulan, tergantung hasil
pemeriksaan radiologi yang menunjukkan
perkembangan acetabulum yang memuaskan.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Operasi
o Jika di setiap tahap reduksi konsentrik masih belum
tercapai, maka diperlukan operasi terbuka.
o Lapisan yang menghambat (kapsul yang berlebihan atau
ligamentum teres yang menebal) dibuang dan pinggul
direduksi.
o Biasanya pinggul stabil pada 600 fleksi, 400 abduksi, dan
200 endorotasi.
o Spica dipasang dan pinggul dibebat.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)
Dislokasi Persisten: 18 bulan-4 tahun
Pada anak yang lebih tua, reduksi tertutup
kemungkinan kurang berhasil; banyak ahli bedah
langsung melakukan artrografi dan reduksi
terbuka.

Traksi
o Meskipun reduksi tertutup tidak berhasil, suatu periode traksi
(jika perlu dikombinasi dengan tenotomi psoas dan adduktor)
akan membantu melonggarkan jaringan dan membawa caput
femoris ke bawah ke arah acetabulum.

Operasi
o Kapsul sendi dibuka di bagian anterior, setiap limbus yang
berada di dalam dibuang dan caput femoris ditempatkan pada
acetabulum. Biasanya diperlukan osteotomi derotasi yang
dipertahankan dengan plate dan screw.
o Acetabuloplasty.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Dislokasi pada anak >4 tahun


Reduksi dan stabilisasi akan lebih sulit pada usia
yang lebih tua.
Namun, jika dislokasi bersifat unilateral harus
tetap dipikirkan bahwa risiko nekrosis avaskular
dan kekakuan pinggul dilaporkan terjadi > 25%.
Prinsip tata laksana sama seperti pada anak
dengan usia lebih muda.
Pada dislokasi bilateral deformitas dan gaya
berjalan waddling yang simetris tidak
mencolok, maka jika dilakukan intervensi operasi
ditakutkan akan membuat deformitas menjadi
asimetris.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Dislokasi persisten pada orang dewasa


Pada usia 30-an atau 40-an dapat mengalami
rasa tidak nyaman yang semakin meningkat.
Berjalan akan semakin melelahkan dan seringkali
disertai dengan nyeri punggung.
Bila dislokasinya bilateral menghambat
hubungan seksual pada wanita.
Total hip replacement.
Dislokasi Pinggul Kongenital (Lanjutan)

Gagal reduksi
Nekrosis avaskular
Pencegahan:
- Reduksi manipulatif yang dipaksa
tidak diperbolehkan.
- Traksi harus dilakukan dengan lembut
dan pada posisi netral
- Posisi abduksi yang ekstrim harus
dihindari.

Anda mungkin juga menyukai