Anda di halaman 1dari 11

Kestabilan Inti dan

Energi Ikat
Zat radioaktif pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad
Rontgen, ahli fisika dari Jerman pada tahun 1895 yaitu
menemukan sinar X ( pancaran radiasi yang mengakibatkan
fluoresensi ketika arus electron (katode) menumbuk suatu partikel
tertentu.
Pada tahun 1896 Antonie Henry Becquerel kimiawan dari Prancis
menemukan garam kalium urasil sulfat (K2UO(SO4)2).

Pada tahun 1898, suami istri Marie Curie dan Pierri Curie
berhasil menemukan polonium dan radium.

Pada tahun 1903, Ernest Ruterford fisikawan dari Selandia Baru


menemukan sinar alfa () yaitu sinar yang bermuatan positif dan
sinar beta () yaitu sinar yang bermuatan negatif. Sementara itu,
Paul U.Villard menemukan sinar gamma () yaitu sinar yang tidak
bermuatan.
Sistem yang mempelajari teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat
radioaktif dan pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif
tersebut

Kestabilan inti
Mengapa atom bersifat radioaktif ?

Atom bersifat radioaktif karena intinya tidak


stabil, sehingga mudah meluruh/pecah yang
disertai pemancaran radiasi.
Inti atom tersusun dari nukleon-nukleon yaitu proton yang
bermuatan positif dan neutron. Suatu inti atom yang ditandai
dengan jumlah proton dan neutron tertentu disebut nuklida.

Nuklida
Struktur
inti

Rumus umum
Z X A dengan, Nuklida

Z = nomor atom
A = nomor massa
N = A-Z
Isotop kelompok nuklida dengan Z sama
Contoh : 82Pb204, 82Pb206, 82Pb207,82Pb208

Isobar kelompok nuklida dengan A sama


Contoh: 6C14, 7N14, 8O14

Isoton kelompok nuklida dengan N sama


Contoh: 1H3, 2He4
Isomer inti nuklida dengan A dan Z sama tetapi
berbeda dalam tingkat energinya
Contoh: Co60m, Co60
Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk empiris
yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil,
yaitu:
1. Semua inti yang mempunyai proton >83 adalah tidak stabil
2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah neutron
genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan neutron ganjil
3. Bilangan sakti (magic numbers) Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak
bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif. Bilangan
tersebut adalah:

Untuk neutron : 2, 8, 20,28, 50, 82 dan 126

Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.


Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia
yang sangat stabil.
4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.
Di atas pita kestabilan, Z < 83, N/Z besar atau daerah kelabihan
neutron.
untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron
dan proton.
untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan partikel alfa
Di bawah pita kestabilan, Z < 83, dan N/Z kecil atau kelebihan
proton.
untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan positron atau menangkap elektron
Energi yang diperlukan untuk memecah inti menjadi
komponen-komponennya, proton dan neutron

Hal ini dapat dilihat dari selisih massa secara teori dan
massa secara kenyataan, selisih massa tersebut kemudian
diubah menjadi energi dengan konversi Einstein E = mc2
dan kemudian dibagi jumlah nukleonnya, sehingga akan
diperoleh energi ikatan pernukleon
Isotop fluorine (F), intinya memiliki 9 proton,
dan 10 neutron dengan massa atom yang
terukur sebesar 18, 9984 sma, hitunglah energi
ikat pernukleonnya !
BE + 19
9F 911p + 1001n
BE = 9 x (p mass) + 10 x (n mass) 19F mass
= (9 x 1,007825) + (10 x 1,008665 ) 18, 9984
= 0,1587 sma
1 sma = 1,49 x 10-10 J
BE = 0,1587 x 1,49 x 10-10 J
= 2,37 x 10-11J

BE 2,37 x 10-11J
BE = = = 1,25 x 10-12 J
nukleon Jumlah nukleon 19 nukleon

Anda mungkin juga menyukai