CHEMISTRY OF COMPLEX
COMPOUNDS
AND
STEREOCHEMISTRY
Kimia Anorganik Lanjut
Chapter VII: Complex compound an stereochemistry
Contoh 2. K4 [Fe(CN)6]
Kalium heksa siano ferat (II)
Kation Jmlh ligan Ligan Atom/ion pusat at Bil. Oks.
Soal 4: Unsur besi, 26Fe dapat membentuk ion-ion kompleks oktahedral dengan
sifat magnetik sebagai berikut:
Energi
Medan listrik negatif yang sterik di sekitar kation logam akan menghasilkan tingkat energi total
yang lebih rendah dari tingkat energi kation bebas sebab ada interaksi elektrostatik. Interaksi
repulsif antara elektron dalam orbital logam dan medan listrik mendestabilkan sistem dan sedikit
banyak mengkompensasi stabilisasinya
tetrahedral oktahedral
Ion logam transisi memiliki 0 sampai 10 elektron d dan bila orbital d yang terbelah diisi dari tingkat
energi rendah, konfigurasi elektron t2gxegy yang berkaitan dengan masing-masing ion didapatkan.
Bila tingkat energi nol ditentukan sebagai tingkat energi rata-rata, energi konfigurasi elektron relatif
terhadap energi nol adalah
LFSE = (-0.4x+0.6y)0
Nilai ini disebut energi penstabilan medan ligan (ligand field stabilization energy = LFSE).
Konfigurasi elektron dengan nilai LFSE lebih kecil (dengan memperhitungkan tanda minusnya)
lebih stabil.
Seri Kimia Anorganik - I Wayan Karyasa
Kimia Anorganik Lanjut
Chapter VII: Complex compound an stereochemistry
Energi pemasangan (P=pairing energy) adalah energi akibat adanya tolakan elektrostatik
antar elektron dalam orbital yang sama.
Seri Kimia Anorganik - I Wayan Karyasa
Kimia Anorganik Lanjut
Chapter VII: Complex compound an stereochemistry
Perubahan energi pembelahan orbital kompleks
oktahedral - bujursangkar
Efek Jahn-Teller
Bila orbital molekul poliatomik nonlinear terdegenerasi, degenerasinya akan
dihilangkan dengan mendistorsikan molekulnya membentuk simetri yang lebih
rendah dan akhirnya energinya lebih rendah. Inilah yang dikenal dengan efek Jahn-
Teller dan contoh khasnya adalah distorsi tetragonal dari kompleks oktahedral
kompleks Cu2+ heksakoordinat.
Akibat interaksi antara logam dan ligan terbentuk orbital molekul ikatan, non-
ikatan dan anti-ikatan.
Umumnya, tingkat energi orbital ligan lebih rendah dari tingkat energi orbital
logam, orbital ikatan memiliki karakter ligan lebih besar dan orbital non-ikatan
dan anti-ikatan lebih memiliki karakter logam.
Orbital
Pertama perhatikan ikatan M-L dan interaksi orbital s, p, d atom pusat dan orbital
ligan dengan mengasumsikan logamnya di pusat koordinat dan ligan di sumbu-
sumbu koordinat. Karena ikatan tidak memiliki simpul sepanjang sumbu
ikatannya, orbital s logam (a1g, tidak terdegenerasi) orbital px, py, pz (t1u,
terdegenerasi rangkap tiga) dan orbital dx2-y2, dz2 (eg, terdegenerasi rangkap dua)
akan cocok dengan simetri (tanda +,-) dan bentuk orbital ligan.
Hubungan antara orbital logam dan Orbital molekul ikatan dan anti-ikatan
ligan selama pembentukan ikatan M(metal)-L(ligan)
Urutan tingkat orbital molekul dari tingkat energi terendah adalah ikatan(a1g<t1u<eg) <
nonikatan (t2g) < anti-ikatan (eg*<a1g*<t1u*). Misalnya, kompleks seperti [Co(NH3)6]3+, 18
elektron valensi, 6 dari kobal dan 12 dari amonia, menempati 9 orbital dari bawah ke atas,
dan t2g adalah HOMO dan eg* adalah LUMO.
Seri Kimia Anorganik - I Wayan Karyasa
Kimia Anorganik Lanjut
Chapter VII: Complex compound an stereochemistry
Ikatan
Bila orbital atomik ligan memiliki simetri (yakni dengan simpul di sepanjang sumbu
ikatan), orbital eg (dx2-y2) bersifat non-ikatan dan orbital t2g(dxy, dyz, dxz) memiliki
interaksi ikatan dengannya.
ii) [py3Cl3Co]. This neutral Co3+ complex is also octahedral. There are two
different ways of arranging the triads of like ligands. The facial isomer is
obtained when they are all on the corners of a common triangular face of the
octahedron (placing three like ligands on a common face forces the other three to
occupy the diagonally opposite triangular face of the octahedron). The meridional
isomer results from placing three like ligands at three corners of an equatorial
square of the octahedron (the other three are then forced to occupy three corners
of another equatorial square perpendicular to the first). This type of isomerism is
also geometric.
iii) [(H2O)5(CNS)Co]Cl: There is only one geometric arrangement of the five water
and one CNS ligands. However, the CNS may be attached either by the C atom,
or by the S atom.
c) The relevant concept was the recognition that compounds possessing the
property of not being super imposable on their mirror image (we now call this
property chirality) cause a rotation in the plane of polarization of plane-polarized
light. Werner therefore set out to prepare a coordination compound with this
property. On the assumption that Co3+ complexes have octahedral geometry, he
deduced that [en2Cl2Co]Cl should have two non-super imposable structures that
differ only in that they are mirror images of each other. This was indeed found to
be the case, establishing that the geometry of the complex is rigid and octahedral.