Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

LEUKIMIA

ANGKATAN IIA PRODI S1 KEPERAWATAN


STIKES YARSI BUKITTINGGI
Anggota Kelompok 2

1. Ardiansyah Putra
2. Eldisa Syafril
3. Fani Lutfiani
4. Gita Aprilonia
5. Ilhanda Putri
6. Mika Herly
7. Miza Seprina
8. Nilla Wiryanti
9. Rika Aprianti
10. Rizka agusny
11. Sahmidar
Scenario 1

Sering Mimisan (Leukimia)


An.D (7tahun) datang ke IGD di antar oleh orang tuanya dengan
keluhan demam tinggi dan keringat dingin. Demam dirasakan 3 hari
SMRS mengeluh nyeri perut ( terutama ulu hati ) yang tidak
tertahankan. Pasien juga merasa badan lemas, pusing berputar-
putar, BAB normal tiap hari, BAK lancar, nafsu makan menurun
karena setiap makan terasa mual. Orang tua An.D mengatakan An.D
sering mimisan sejak 1 tahun yll. Pada pemeriksaan fisik di temukan
vital sign sebagai berikut : suhu 38,8.C, Nadi 110x/menit,
Pernafasan 24x/menit, dan tekanan darah : 120/70 mmHg.
Konjungtiva anemis di temukan pada pasien ini. Pada pemeriksaan
ekstremitas di peroleh akral dingin.
Dari pemeriksaan penunjang darah di temukan Hb yang turun yakni
2,2 g/dl, dan angka leukosit yang meningkat yakni 92000/ul.
Pengertian Leukimia

Leukimia adalah proliferasi (perkembangan) sel leukosit yang


abnormal terjadinya maligna ploriferatif, generalisator yang dapat
menyebabkan anemia, trombositopenia yang mempengaruhi sumsum
tulang dan getah bening.

Etiologi Leukimia

a. Genetik (kelainan kromosom)


b. Radiasi ( mutasi gen )
c. Obat obatan Imunosupresif dan obat karsinogenik
d. Virus HTLV
e. Down Syndrom ( kelainan genetik )
f. Umur / jenis kelamin
g. Terpajan zat kimia
Manifestasi Klinis

a. Demam
b. Berat badan
c. Pendarahan
d. Pur pura / ptekie (bintik-bintik merah)
e. Keringat malam
f. Nyeri abdomen
Patofisiologi

Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang


sangat cepat normalnya produksi sel darah tertentu dari sel yang di
atur sesuai kebutuhan tubuh. Apabila mekanisme yang mengatur
produksi sel yang terganggu, sel akan membelah diri sampai
ketingkat sel yang membahayakan ( proliferasi neoplastik).
Profilerasi dapat terjadi karena kerusakan sum sum tulang akibat
radiasi, virus onkogenik.
Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya hanya dibentuk
dalam sum sum tulang, sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan
dalam berbagai organ limfogen ( Kelenjar Limfe, Limfa, Tymus,
Tonsil ). Beberapa sel darah putih yang dibentuk dalam sum sum
tulang, khususnya granulosit, disimpan dalam sum sum tulang sampai
mereka dibutuhkan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan sum sum
tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi
proliferasi sel sel darah putih yang berlebihan dan imatur.
Komplikasi

1. Nyeri tulang, trauma tulang belakang atau tulang


rusuk.
2. Pengeroposan tulang, trauma tulang belakang.
3. Anemia
4. Meningitis
5. Infeksi bacteri tulang
6. Hepatomegali
7. Spenomegali
8. Kelelahan
Penatalaksanaan
a. Kemoterapi
- Tahap 1 ( tahap induksi )
Untuk membunuh sebagian besar sel trauma di dalam darah dan sumsum
tulang.
- Tahap 2 ( Terapi konsilidasi / Intersivikasi )
Untuk mengeliminasi sel leukimia residual untuk mencegah relaps dab
juga .
timbulnya sel resisten terhadap obat.
- Tahap 3 ( Profilaksis SSP )
diberikan untuk mencegah kekambuhan untuk sistem saraf pusat, sering
di berikan
dosis yang lebih rendah, menggunakan obat kemoterapi yang berbeda.
Pemeriksaan Penunjang

1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC)


2. Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan sistem saraf pusat
3. Foto thoraks
4. Respirasi sumsum tulang
5. Memindahkan tulang atau survei kerangka
6. Pemindahan Limfa, ginjal dan hati
7. Jumlah trombosit
8. Temuan labor
9. Pemeriksaan sumsum tulang memperlihatkan proliferasi klonal
penimbunan sel darah
Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum tampak lemah


> Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi

b. Pemeriksaan kepala leher


> Rongga mulut : apakah terdapat peradangan
> Konjungtiva : Anemis atau tidak

c. Pemeriksaan Integumen
> Adakah ulserasi ptechie ekimosis, tekanan turgor menurun jika
terjadi dehidrasi

d. Pemeriksaan dada dan thorax


> Inspeksi bentuk thorax
> Auskultasi suara nafas
> Palpasi denyut apex
> Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru

e. Pemeriksaan abdomen
> Inspeksi bentuk abdomen apakah ada terjadi pembesaran
> Auskultasi peristaltic usus
> Palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai