Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan ke 5

Sub Pokok Bahasan :

Karakteristik Budaya Perusahaan


Faktor-faktor Pembentukan Budaya Perusahaan
Unsur-unsur Pembentukan Budaya Perusahaan
Fungsi Budaya Perusahaan
Pendahuluan

Sebagaimana yang terjadi saat ini banyak perusahaan


mulai mengalami kegagalan dalam mempertahankan
eksistensinya untuk terus berkompetisi dengan
perusahaan lainnya.
Timbul pertanyaan bagaimana perusahaan satu bisa gagal
sementara yang lainnya mampu survive padahal
perusahaan tersebut bergerak pada bidang yang sama.
Berkaitan dengan hal tersebut tentu ada hal yang menjadi
kekuatan/keunggulan perusahaan untuk tetap survive,
salah satu kekuatan dimaksud dan sulit ditiru oleh
perusahaan lain adalah adanya budaya perusahaan yang
dimiliki dan sangat mengakar dalam diri karyawan.
Pengertian
Menurut Djokosantoso (2003 :21) Budaya perusahaan
adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota
organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta
dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai
sistem paket, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam
organisasi untuk menciptakan tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan.

Menurut Buchari Alma (2008 :247) Budaya Perusahaan


ialah karakteristik suatu organisasi perusahaan yang
mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma-
norma bersama yang dianut oleh seluruh jajaran
perusahaan.
Budaya perusahaan sering disederhanakan pemahamannya
menjadi shared value bagi anggota organisasi mengenai apa yang
terbaik bagi mereka untuk mencapai sukses.
Nilai adalah persetujuan apa yang boleh dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan.
Dalam budaya yang kuat, tersimpan persetujuan yang tinggi
terhadap butir-butir nilai.
Budaya yang lemah, yang berarti mempunyai derajat komitmen
yang rendah dari anggota organisasi, relatif lebih mudah
berubah.
Dalam sebuah budaya perusahaan yang kuat hampir semua
manajer menganut bersama seperangkat nilai dan metode
menjalankan bisnis yang relatif konsisten.
Karyawan baru mengadopsi nilai-nilai ini dengan sangat cepat.
Dalam sebuah budaya seperti itu,seorang eksekutif baru bisa saja
dikoreksi oleh bawahannya,selain juga oleh bosnya,jika dia
melanggar norma-norma organisasi.
Karakteristik Budaya Perusahaan
Menurut Surya Dharma dan Haedar Akib (2004:25)
terdapat 10 (sepuluh) karakteristik budaya perusahaan
sebagai berikut :
Identitas Anggota ; derajat dimana pekerjaan lebih
mengindentifikasi organisasi secara menyeluruh
daripada dengan tipe pekerjaan atau bidang keahlian
profesionalnya.
Penekanan kelompok ; derajat dimana aktivitas
tugas lebih diorganisir untuk seluruh kelompok dari
pada individu.
Fokus orang ; derajat dimana keputusan manajemen
memperhatikan dampak luaran yang dihasilkan
terhadap pekerjaan dalam organisasi.
Penyatuan unit ; derajat dimana unit-unit dalam
organisasi didorong agar berfungsi dengan cara yang
terorganisasi atau bebas.
Pengendalian ; derajat dimana peraturan, regulasi
dan pengendalian langsung digunakan untuk
mengawasi dan pengendalian perilaku pekerja.
Toleransi resiko ; derajat dimana pekerja didorong
untuk agresif, kreatif, inovatif dan mau mengambil
resiko.
Kriteria ganjaran ; derajat dimana ganjaran seperti
peningkatan pembayaran dan promosi lebih
dialokasikan menurut kinerja pekerja daripada
senioritas, favoritisme atau faktor non pekerja lainnya.
Toleransi konflik ; Derajat dimana pekerja didorong
dan diarahkan untuk menunjukkan konflik dan kritik
secara terbuka.
Orientasi sarana-tujuan ; derajat dimana
manajemen lebih terfokus pada hasil atau luaran dari
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai
luaran tersebut.
Fokus pada sistem terbuka ; derajat dimana
organisasi memonitor dan merespon perubahan
dalam lingkungan eksternal.
Faktor-faktor Pembentukan Budaya Perusahaan
Menurut Krisdarto (2001:53) faktor-faktor yang
membentuk budaya perusahaan yaitu :

Bahasa yang digunakan dalam organisasi, kebiasaan


dan tradisi yang ada, dan ritual para karyawan dalam
menghadapi berbagai macam situasi.

Nilai dan standar baku dalam organisasi.

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi yang ingin


dicapai, misalnya kualitas produk, dan sebagainya.
Kebijakan dan prinsip ideologis yang mengarahkan
perilaku organisasi terhadap karyawan, pelanggan, dan
pemegang saham.

Aturan-aturan dalam perusahaan, dan hal-hal apa saja


yang harus dipelajari oleh karyawan baru agar dapat
diterima di organisasi tersebut.

Perasaan yang secara eksplisit dapat terasa dari


keadaan fisik organisasi dan interaksi antar karyawan,
interaksi atasan dengan bawahan, juga interaksi
dengan pelanggan atau organisasi lain.
Kompetensi khusus dari anggota organisasi dalam
menyelesaikan tugasnya, dan kemampuan
menyalurkan keahliannya dari satu generasi ke
generasi lainnya.
Adanya suatu kesamaan frame yang mengarahkan
pada persepsi (untuk dapat mengurangi adanya
perbedaan persepsi), pikiran, dan bahasa yang
digunakan oleh para karyawan, dan diajarkan pada
karyawan baru pada awal proses sosialisasi.
Rasa saling pengertian yang diciptakan sendiri oleh
karyawan dari interaksi sehari-hari.
Ide-ide, perasaan, dan citra organisasi yang
dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang
secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari
bangunan, lay out ruang kerja.
Unsur-unsur Pembentukan Budaya Perusahaan

Beberapa unsur pembentukan budaya perusahaan


menurut Atmosoeprapto (2001:71), yaitu :

Lingkungan usaha; lingkungan dimana perusahaan


itu beroperasi akan menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai
keberhasilan.
Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan
keyakinan dari suatu organisasi.
Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi
panutan atau teladan karyawan lainnya karena
keberhasilannya.

Upacara-upacara (rites dan ritual); acara-acara


ritual yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam
rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.

Network; jaringan komunikasi informal di dalam


perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran
nilai-nilai dari budaya perusahaan.
Fungsi Budaya Perusahaan
Menurut Veithzal Rivai (2005:430), fungsi budaya
perusahaan adalah :
Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal
batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang
jelas antara suatu organisasi dengan organisasi yang
lain.
Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang
lebih luas dari pada kepentingan individu.
Budaya itu mengingkatkan kemantapan sistem sosial.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memandu serta membentuk sikap dan
perilaku karyawan.
Dengan budaya yang telah tercipta dengan baik wirausaha
untuk mencapai keberhasilan di dalam mengelola
usahanya atau bisnisnya antara lain meliputi 5 ( lima ) As
berikut ini:

Kerja Ikhlas

Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh,


dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi
dengan hati yang tulus. Misalnya: Seorang pekerja yang
bekerja dengan upah yang pas-pasan, namun tetap bekerja
dengan baik melaksanakan pekerjaan dengan tulus dan
semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya
yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarga.
Kerja Mawas Terhadap Emosional

Kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan


tidak terpengaruh oleh perasaan / kemarahan yang
sedang melanda jiwanya.
Misalnya : Seorang pemilik perusahaan, di rumah
sedang ada masalah dengan keluarganya.
Di perusahaannya, ada pegawainya yang melakukan
kesalahan, sebagai pemimpin atau pemilik usaha harus
dapat membedakan antara masalah pribadi dengan
masalah dinas.
Cara pemecahan masalahnya harus tetap rasional dan
tidak emosional.
Kerja Cerdas

Kerja cerdas adalah di dalam bekerja harus pandai


memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan
dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan.
Perilaku / sikap cerdas dalam melakukan pekerjaannya
menggunakan teknologi yang tepat, menggunakan
konsep hitung menghitung, menggunakan bahasa yang
mudah difahami , pandai berkomunikasi dan pandai
pula mengelola informasi.
Kerja Keras

Kerja keras adalah dalam bekerja kita harus mempunyai


sifat mampu kerja atau gila kerja untuk mencapai
sasaran yang ingin dicapai.
Mereka dapat memanfaatkan waktu yang optimal
sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak
serta kesulitan yang dihadapi.
Dalam bekerja mereka penuh semangat dan berusaha
keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.
Kerja Tuntas

Kerja tuntas adalah di dalam bekerja mampu


mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari
awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha
sampai selesai dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai