Anda di halaman 1dari 4

1.

1 Latar
Belakang
Kota Semarang merupakan salah satu kota pusat perkembangan
wilayah baik sosial, politik maupun perekonomian. Sehingga
menyebabkan Kota Semarang menjadi salah satu wilayah yang memiliki
daya tarik untuk dijadikan sebagai tempat tinggal maupun untuk mencari
pendapatan.
Kota Semarang dianggap memiliki pelayanan dan fasilitas fasilitas
yang memadahi juga menyediakan berbagai lapangan pekerjaan yang
menjanjikan sehingga masyarakat berbondong bondong untuk datang
dan mengadu nasib. Namun tidak semua masyarakat beruntung
mengadu nasib di Kota Semarang, banyak dari mereka mengalami
kesulitan perekonomian dengan perndapatan rendah karena rendahnya
tingkat pengalaman dan pendidikan mereka sehingga sulit untuk mencari
pekerjaan dan mendapatkan penghasilan. Hal tersebut menjadikan
pemenuhan kebutuhan hidup mereka tidak tercapai, baik untuk makan
hingga tempat tinggal. Bahkan banyak dari mereka tidak memiliki tempat
tinggal yang legal. Akibatnya, muncul permukiman kumuh di beberapa
wilayah kota yang merupakan hal yang tidak dapat dihindari, yaitu tidak
direncanakan oleh pemerintah tetapi tumbuh sebagai proses alamiah.
Dalam berbagai literatur dapat dilihat berbagai kriteria dalam
menentukan kekumuhan
Berdasarkan atau tidaknya
SK Walikota suatu No
Semarang kawasan permukiman.
050/801/2014 Tentang
Menurut
Penetapan UU Nomor
Lokasi 1 Tahun
Lingkungan 2011 Tentang
Perumahan Perumahan dan
dan Permukiman KumuhKawasan
Kota
Permukiman,
Semarang. Di Permukiman
Kota semarang kumuh adalah62permukiman
terdapat yangkumuh
titik kelurahan tidak layak
yang
huni karena
menjadi fokusketidakteraturan
pemerintah untuk bangunan, tingkat kepadatan
segera ditangani. Salah satunyabangunan
adalah
yang tinggiTinjomoyo
Kelurahan dan kualitas serta sarana
Kecamatan prasarana
Banyumanik yangyang tidak
juga memenuhi
menjadi fokus
syarat sedangkan
penyusunan RTBL dalam Perumahan Kumuh1 khususnya
studi kelompok adalah perumahan
adalah pada RW yang
1
mengalamiTinjomoyo.
Kelurahan penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) akan memberikan
arahan arsitektural pada rencana teknis bangunan yang dibangun pada
kawasan tertentu. Salah satu sistem ruang kota di Semarang yang perlu
mendapat perhatian dan penataan yang serius adalah Kawasan
Permukiman Kumuh di Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik.
Secara fisik luar Kelurahan Tinjomoyo tidak terlihat kekumuhannya
akan tetapi dilihat secara mendalam pada aspek persampahan,
pengelolaan limbah,
Oleh sebab kerawanan bencana,
itu, dibutuhkan aksesibilitas,
suatu pencegahan dan bentang
penataan alam dan
khusus
status kepemilikan tanah Kelurahan Tinjomoyo dapat
wilayah Kelurahan Tinjomoyo agar menjadi permukiman yang sehat dan dikategorikan
sebagai
berbasis kawasan kumuh.
ekologis yang Salah
dilihat satu
dari bencana
bentuk fisik yang cukup berpotensi
lingkungannya maupun
terjadi
dari segiadalah
sosial bencana longsor, apalagi
ekonomi masyarakat sehinggaketika hujan turun
memenuhi dengan
kriteria atau
lebatnya.
aturan dalam perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang telah
ada.
1.2 Dasar Hukum
Adapun dasar dasar yang digunakan dalam penyusunan RTBL
Kelurahan Tinjomoyo adalah sebagai berikut :
Undang-Undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Peraturan Pemerintah
Permen RI No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
Permen RI No.27 Tahun 2008 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Permen PU No.29 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
Permen PU No.05 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
Permen PU No.06 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;
Permen PU No.30 Tahun 2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
Permen PU No.2 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap
Peraturan Daerah
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Bangunan Gedung.

1.3 Maksud, Tujuan, dan


Sasaran
1.3.1 Maksud
Maksud dari penyusunan RTBL kawasan permukiman kumuh yaitu
membantu dalam penataan ruang yang dapat berfungsi dalam
mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan
bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan yang
terkait dengan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
panduan rancangan, dan ketentuan pengendalian rencana dan
pedoman
1.3.2 Tujuan pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan pada masa mendatang.
Tujuan dari penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini
adalah sebagai pengendalian, pencegahan serta penataan kawasan
permukiman kumuh di Kelurahan Tinjomoyo sehingga mampu
mewujudkan kawasan permukiman yang lebih baik.
1.3.3 Sasaran
1. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik
setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
2. Melakukan deliniasi dan justifikasi permukiman kumuh di Kelurahan
Tinjomoyo.
3. Mengidentifikasi isu dan permasalahan di kawasan permukiman kumuh
di Kelurahan Tinjomoyo.
4. Menentukan konsep yang sesuai untuk perancangan kawasan
permukiman kumuh di Kelurahan Tinjomoyo.
5. Melakukan analisis perancangan.
6. Melakukan manajemen pengelolaan kawasan.
1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah studi pada penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
ini adalah pada kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Tinjomoyo,
Kecamatan Banyumanik dengan lokus studi ada di RW 1 meliputi RT 1
sampai RT 6. Dengan luas wilayah studi pada penyusunan RTBL ini adalah
25 Ha. (Pengukuran Peta Digital).
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi
Secara umum Produk RTBL yang dihasilkan harus memenuhi standar
sesuai Peraturan Menteri PU No. 06 Tahun 2007 tentang Pedoman Rencana
Tata Bangunan Dan Lngkungan. Adapun materi pokok RTBL tersebut
meliputi :
Program Bangunan dan Lingkungan
Rencana Umum dan Panduan Rancangan
Rencana Investasi
Ketentuan Pengendalian Rencana
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
1.4.3 Lingkup dan Tahap Kegiatan
Penyusunan dokumen RTBL terdiri dari Tiga (3) tahapan utama, yaitu :
1. Tahan Survey dan Pengumpulan Data
2. Tahap Analisis
3. Tahap Perumusan dan Pengembangan Perancangan
4. Tahap Pengembangan Dukungan Pelaksanaan

1.4.3 Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan yang dikhususkan pada penanganan atau pencegahan
kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Tinjomoyo, yang berisi tentang
panduan atau arahan untuk perwujudan arsitektur lingkungan setempat
agar lebih melengkapi peraturan bangunan yang ada dan sebagai
perangkat pengendali pertumbuhan di Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang.
1.5 Sistematika Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan,
sasaran, ruang lingkup, dan sistematika pembahasan.
BAB 2 KAJIAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan kajian kebijakan yang digunakan dalam
penyususnan RTBL yakni dasar kebijakan Kelurahan Tinjomoyo atas RTRW
Kota Semarang dan RDTR BWK VII.
BAB 3 GAMABARAN UMUM
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum wilayah Kelurahan
Tinjomoyo yang berisi tentang kondisi fisik dan kondisi non-fisik, jaringan
sarana dan prasarana dan penentuan batasan area atau deliniasi kawasan
perencanaan.
BAB 4 PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Pada bab ini menjelaskan tentang analisis kawasan perencanaan tingkat
kota, wilayah sekitar kawasan, dan kawasan perencanaan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
BAB 5 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang konsep perancangan kawasan yang
dikembangan berdasarkan hasil analisis
BAB 6 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANG
Pada bab ini menjelaskan tentang rencana rencana penataan kawasan
berdasarkan aspek peruntukan lahan, pemanfaatan lahan, tata bangunan,
sistem sirkulasi dan penghubung, sistem ruang terbuka hijau, tata kualitas
lingkungan, sistem prasarana dan utilitas lingkungan, serta panduan
rancangan.
BAB 7 RENCANA INVESTASI
Pada bab ini menjelaskan tentang skenario strategi rencana investasi
khususnya pada sumber pendanaan dan rencana pelaksanaan, serta
tahapan pelaksanaan pembangunan.
BAB 8 KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA
Pada bab ini menjelaskan tentang arahan yang berkaitan dengan
pengendalian rencana, pengembangan blok kawasan, ketentuan
pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pelaksanaan, dan rencana
lembaga pengelolaan kawasan.
BAB 9 PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Pada bab ini menjelaskan tentang panduan pelaksanaan dan pengelolaan


kawasan termasuk di dalamnya adalah panduan program pembiayaan

Anda mungkin juga menyukai