Anda di halaman 1dari 36

PEMISAHAN PANGEA DAN TEORI

TERBENTUKNYA KEPULAUAN
DI INDONESIA SERTA BIOGEOGRAFI
Kelompok 2 :
1. Tamauli Nababan (RSA1C415021)
2. Farida Eva Novelina (RSA1C415036)
3. Addina Ismailina (RSA1C4150 )
4. Rumiris Sipahutar (RSA1C4150 )
5. Elsa Oktafiani (RSA1C415037)
Pengertian Pangea
Pangaea atau Pangea (Pan berarti Seluruh dan
Gea(disebut Gaia) berarti bumi Dalam Bahasa
Yunani Purba) adalah Super benua yang
sangat besar pada zaman Paleolitik dan
Mesolitik sekitar 250 juta tahun yang lalu,
sebelum akhirnya terbelah atau terpecah
menjadi beberapa potong benua atau plat lalu
menyebar ke seluruh permukaan bumi.
Pangea

Menurut Khoerunnisa ( 2013:2) bahwa teori


pangea adalah sebuah teori yang menyatakan
bahwa jutaan tahun yang lampau, semua
benua bergabung dalam satu daratan besar
yang disebut Pangea. Kemudian ,karena suatu
alasan yang masih belum diketahui pasti,
benua-benua tersebut pecah dan mulai
hanyut dalam arah yang berlawanan.
Sejarah Pemisahan Pangea
Dipercayaan bahwa benua tidak selalu dapat kembali sesuai
dengan posisinya sekarang, diduga jauh sebelum abad ke 20;
konsep ini pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1596 oleh
seorang pembuat peta berkebangsaan belanda Abraham
Ortelius dalam karyanya Thesaurus Geographicus.

Teori Wegener sebagian didasarkan pada fenomena luar biasa


pada benua Afrika dan Amerika Selatan, yang dicatat pertama
kali oleh Abraham Ortelius tiga abad sebelumnya. Wegener juga
terkesima dengan struktur geologi yang unik dan temuan fosil
satwa dan tumbuhan pada pertemuan garis pantai Amerika
Selatan dan Afrika, yang kini dipisahkan oleh Samudera Atlantis.
seorang meteorolog Jerman bernama Alfred Lothar Wegener.
Dia berargumentasi bahwa sekitar 200 juta tahun lalu, benua
super Pangaea mulai terpisah-pisah.
Alexander Du Toit, seorang professor geologi dari
Universitas Johannesburg dan merupakan salah
seorang pendukung fanatis dari konsep konsep
Wegener, menerangkan bahwa pertama Pangaea
terbagi menjadi 2 bagian benua yang luas,
Laurasia pada hemisphere bagian utara dan
Gondwana di selatan. Laurasia dan Gondwana
kemudian terbagi-bagi lagi menjadi benua yang
lebih kecil seperti yang ada sekarang.
Kelemahan yang sangat fatal dari teori Wegener adalah
ketidakmampuan teori ini memberikan jawaban yang
memuaskan dari pertanyaan yang paling mendasar yang
justru timbul dari kritiknya sendiri: Kekuatan apa yang
begitu dahsyat yang mampu memindahkan batuan solid
yang begitu besar ke tempat yang begitu jauh?
Wegener menjelaskan bahwa benua-benua tersebut
berpindah tempat melalui dasar samudera, namun Harold
Jeffreys, seorang ahli geofisika Inggris, mengoreksi bahwa
secara fisik tidak mungkin batuan solid yang besar
meluncur melalui dasar samudera tanpa pecah.
Setelah wegener meninggal muncul teori
lempeng tektonis
Teori lempeng tektonis telah terbukti sama pentingnya dengan
ilmu bumi pada saat penemuan struktur fisik dan kimia atom
serta teori evolusi
Meskipun teori lempeng tektonis kini telah diterima secara luas
oleh masyarakat ilmiah, beberapa aspek dari teori hingga kini
masih diperdebatkan. Ironisnya, satu dari pertanyaan yang
paling prinsip justru gagal dipecahkan oleh Wegener yaitu
kekuatan alami mana yang telah mendorong lempengan? Para
ilmuwan juga memperdebatkan bagaimana lempengan tektonis
dapat bergerak di awal sejarah pembentukan bumi dan apakah
pergerakan ini sama dengan atau pernah terjadi di planet lain
dalam tata surya
Teori terbentuknya kepulauan Indonesia

Pulau adalah sebidang tanah yang lebih kecil


dari benua dan lebih besar dari karang, yang
dikelilingi air. Kumpulan beberapa pulau
dinamakan pulau-pulau atau
kepulauan(keller,1982 :7).
Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses
terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan
selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua
India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi
bagian utara.
Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian
melahirkan gunung Himalaya. Konon proses yang
terjadi pada 20 36 juta tahun yang silam itu
menyababkan sebagian anak benua diselatan terendam
air laut, sehingga yang muncul di permukaaan adalah
gugusan - gugusan pulau (Nusantara) yang merupakan
mata rantai gunung berapi.
Menurut Ilmu Kebumian

Menurut Ilmu Kebumian, pembentukan kepulauan Indonesia terkait


dengan teori tektonik lempeng. Tektonik lempeng adalah teori yang
menjelaskan pergerakan dikulit bumi sehingga memunculkan
bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang didiami.
Pergerakan diawali dengan menajamnya lempeng dasar samudera
yang disebabkan oleh desakan lempeng benua yang lebih tebal dan
keras dan ditempat inilah terbentuk palung laut .
Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah Indonesia
menjadi rawan akan gempa bumi (namun juga kaya sumber daya
mineral). Diketahui Indonesia terletak pada pertemuan empat
lempeng besar dunia (Lempeng Eurasia, Indo Australia, Filipina dan
Pasifik ).
Sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang


berbentuk republik, terletak di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000
buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan
luas perairan 3.257.483 km2 Berdasarkan posisi
geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas:
Utara - Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina
Selatan. Selatan - Negara Australia dan Samudera
Hindia. Barat - Samudera Hindia. Timur - Negara
Papua Nugini, Timor Leste dan Samudera Pasifik.
Awal terbentuknya Kepulauan Indonesia karena meluasnya
Daratan. Ketika bumi masih labil, masih sering terjadi
perubahan-perubahan pada kulit bumi dan sering terjadi pula
proses letusan gunung berapi, erosi, pengendapan, serta
pengangkatan pegunungan.
Sehingga, secara otomatis terjadi pula perubahan relief bumi
yang asalnya dataran tinggi berubah menjadi dataran rendah,
atau sebaliknya, ditambah lagi dengan adanya gerakan dari
dalam bumi (endogen) dan dari luar kulit bumi (eksogen). Kedua
gerakan ini menyebabkan terjadinya pegunungan ataupun
daratan yang tadinya terletak di bawah permukaan laut,
kemudian terangkat dan akhirnya daratan menjadi makin luas
Menurut beberapa teori Kepulauan Indonesia bagian
barat bersatu dengan Benua Asia. Sedangkan, Indonesia
bagian timur bergabung dengan Benua Australia.
Untuk Kepulauan Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara
merupakan kepulauan asli, tidak tergabung dengan
kedua benua tersebut karena telah dikelilingi oleh laut-
laut yang dalam. Kemudian, mencairnya es di kutub
menyebabkan permukaan air laut naik. Mencairnya es di
kutub disebabkan oleh pemanasan bumi secara global.
Akibatnya, daratan yang menghubungkan antara
Kepulauan Indonesia dengan kedua benua
tersebut menjadi tergenang air laut.
Bekas daratan yang tadinya menghubungkan
Indonesia bagian barat dengan Benua Asia
sekarang disebut Paparan Sunda, sedangkan bekas
daratan yang menghubungkan Indonesia bagian
timur dengan Benua Australia disebut Paparan
Sahul(Hadiwidjoyo, Purbo, MM, 1996:53-60).
Menurut Ilmu Kebumian, pembentukan kepulauan
Indonesia terkait dengan teori tektonik lempeng.
Lempeng lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm
pertahun dan karena massa batuan yang bergerak
besar maka energy yang dihasilkan besar pula. Hal
tersebut berdampak bukan hanya pada banyaknya
aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia, tapi
juga tenaga besar yang terjadi pada fenomena-
fenomena tersebut. Adanya pergerakan subduksi
antara dua lempeng kemudian menyebabkan
terbentuknya deretan gunung berapi dan parit
samudera.
Demikian pula subduksi antara lempeng Indo
Australia dan lempeng Eurasia menyababkan
terbentuknya deretan gunung berapi yang tak
lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan
deretan gunung api di sepanjang Pulau Jawa,
Bali dan Lombok, serta parit samudera yang tak
lain adalah parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak hingga suatu
saat gerakanya mengalami gesekan atau
benturan yang sangat keras. Fenomena seperti
inilah yang dapat menimbulkan gempa,
tsunami dan meningkatnya kenaikan magma
ke permukaan bumi.
Dari tiga tipe batas lempeng yang dikenal
( Konvergen, Divergen, dan Shear).
Terbentuknya kepulauan Indonesia dapat
dijelaskan sebagai batas lempeng konvergen
dimana terjadi tumbukan antara lempeng Indo
Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari timur,
lempeng Asia dari utara.
Sedangkan pulau-pulau kecil terbentuk karena
berasal dari endapan pecahan kerang, koral, dan
binatang laut lainnya. Semakin lama semakin besar
dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
Biogeografi
Biogeografi merupakan kombinasi dari kata
Bios dan Geografi. Bios berarti hidup atau
makhluk hidup, sedangkan Geograf
merupakan studi dan deskripsi perbedaan-
perbedaan dan agihan fenomena di bumi,
yang mana mencakup semua yang mengubah
dan mempengaruhi permukaan bumi,
termasuk sifat-sifat fisiknya, iklim dan
hasilhasil, baik yang bersifat hidup atau tidak.
Selain itu, biogeografi dapat
diartikan pula sebagai studi
tentang hubungan antara pola dan
proses sebaran organisme dalam
ruang dan waktu, atau bisa juga
diartikan sebagai kajian organisme
baik masa lampau maupun
sekarang, atau bisa juga diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang
mencoba untuk menggambarkan
dan memahami banyaknya pola
dalam distribusi spesies dan
kelompok taksonomi yang lebih
besar ( Bahri, 2017:4)
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan
antaramakhluk hidup dengan daerah/ wilayah tertentu di
permukaan bumi adalahAlfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang
mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di
bumi.
Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia
menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, I believe the
western part to be a separaed portion of continental Asia,
the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific
continent.
Faktor Yang Mempengaruhi Biogeograf

Faktor-faktor penghalang ini menjadi


pengendali penyebaran organisme. Faktor
tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan
faktor non fisik.
1. Faktor fisik
a. Curah hujan
b. Suhu
c. Kelembaban udara
d. Angin
e. Sinar matahari
f. Tanah
g. Relief (ketinggian tempat)
2. Faktor non fisik
(biotik)
a. Tumbuhan.
b. Hewan
c. Manusia
d. Jaring-jaring makanan
e. Kemampuan beradaptasi
Penyebaran Flora/Fauna Di Indonesia
Menurut Bahri (2017:12-13) menyatakan beberapa
cirri khas fauna dan flora di wilayah Indonesia
sebagai berikut:
1. Persebaran fauna
a. Fauna Indonesia Barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan
yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam
fauna Indonesia barat sebagai berikut.
Fauna Indonesia Tengah

Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai


jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi
dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna
Indonesia tengah sebagai berikut.
Fauna Indonesia Timur

Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis


fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan
pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia
timur bercorak australis. Berikut ini fauna
Indonesia timur.
Persebaran flora

Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman


dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora
Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500
jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
a. Flora Indonesia Barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis
tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa,
Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora
Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan
tumbuhan yang terdapat di Asia.
Flora Indonesia Tengah

Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan


yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan
Maluku.
Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput
alami yang baik untuk daerah peternakan.
Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah.
Flora Indonesia Timur

Flora Indonesia bagian timur adalah


tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan
pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang
sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera
seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran
rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan
bakau.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai