Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

ABORTUS

KELOMPOK 6 :
AGUS HERMAWAN
DEDY HARY S
DWI BAGUS SUMARYANTO
SUNARWATI
SITI WACHIDAH
ARIS SISWANTO
ALI IMRON
Aborsi adalah keadaan terputusnya suatu
kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri
diluar uterus, belum snggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400-1000gram, atau usia
kehamilan kurang dari 28 minggu. Eastman dalam
(Mochtar,2002)
FACTOR FACTOR YANG
MENYABABKAN KEMATIAN FETUS

a) Kelainan ovum
b) Kelainan genitalia ibu
c) Gangguan sirkulasi plasenta
d) Penyakit penyakit ibu Misalnya pada :
Penyakit infeksi , Keracunan nikotin, alcohol, Ibu yang asfiksia ,
Malnutrisi
e) Antagonis Rhesus
f) Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi
g) Penyakit bapak
PATOFISIOLOGI
Terjadinya perdarahan pada desidua basalis diikuti oleh nekrosis
jaringa sekitarnya, kmudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap bendaasing mak uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua
terlalu dalam; sedangkan paa kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak
dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal,
karena itu akan banyak terjadi pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi
keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil
yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih
hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
KLASIFIKASI ABORTUS
DIGOLONGKAN MENJADI 2 YAITU :

1. Abortus spontaneous Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak


didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor
alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi :
1.Abortus Imminens
2.Abortus insipiens
3.Abortus kompletus
4.Abortus Servikalis
5.Missed Abortion
6.Abortus Habitualis
7.Abortus lnkompletus
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat )

menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar


tubuh ibu.

Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :

1.Abortus medisinalis

2.Abortus kriminalis
TANDA DAN GEJALA
Secara umum
Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan
hasil konsepsi
Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri
pingang akibat kontraksi uterus
Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar
dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Tes Kehamilan : Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup.
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
Komplikasi
Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi

Pada missed abortion dengan retensi lama


hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah
PENATALAKSANAAN

Penanganan abortus imminens meliputi :


1.Istirahat baring
2. Terapi Hormon progesteron IM
3.Pemeriksaan USG
PENANGANAN ABORTUS INSIPIENS
MELIPUTI :

Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan


aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan:
1. Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15
menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah
4 jam bila perlu).
2. Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus
JIKA USIA KEHAMILAN LEBIH 16
MINGGU :

1. Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-


sisa hasil konsepsi.
2. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml
cairan intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat
dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu
ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan
1. PENGKAJIAN:
KONSEP
a.Biodata : mengkaji DASAR
identitas klien danASUHAN
penanggungKEPERAWATAN
yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan
ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b.Keluhanutama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang pervaginam berulang
c.Riwayatkesehatan , yang terdiri atas :
1. Riwayat kesehatan sekarang
2. Kesehatan masalalu :
Riwayatpembedahan,Riwayatpenyakityangpernahdialami,R.
Kesehatankeluarga,R.KesehatanReproduksi,R.Kehamilan,persalinan&
nifas,R.seksual,R.Pemakainobat,Polaaktifitassehari-hari
d. Pemeriksaan fisik, meliputi :
Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi
e. Pemeriksaan laboratorium (Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang :
rontgen, USG, biopsi, pap smear
f. Data lain-lain:Data psikososial, Data spiritual


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan


2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan
intrauteri
4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva
lembab
5. Cemas s.d kurang pengetahuan
RENCANA TINDAKAN
Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output
baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
1) Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki
karekteristik bervariasi
2) Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian
ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif
4) Evaluasi status hemodinamika
Rasional: Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan
fisik
EVALUASI
1. Kebutuhan cairan tercukupi
2. Dapat melakukan aktivitas
3. Nyeri dapat terkontrol
4. Infeksi tidak terjadi
5. Tidak terjadi cemas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai