D2C006057
Agenda Setting
Teoritisi: Walter Lippmann
Berpendapat bahwa khalayak merespon tidak kepada
peristiwa nyata yang terjadi dalam suatu lingkungan
tetapi berdasarkan gambaran di dalam kepala kita,
yang disebutnya sebagai pseudoenvironment:
lingkungan yang sebenarnya terlalu besar, kompleks,
dan berlalu cepat untuk interaksi secara langsung.
Agenda setting membentuk isu yang penting atau
gambaran ke dalam pikiran khalayak.
Agenda setting terdiri dari dua tingkatan: (1) membentuk
isu umum yang penting, (2) menentukan bagian-bagian
atau aspek-aspek isu yang penting
Fungsi agenda setting adalah sebuah proses linear yang
terdiri atas tiga bagian:
1. media agenda atau isu utama yang didiskusikan di dalam
media harus diatur.
2. public agenda adalah hasil media agenda yang
mempengaruhi pikiran khlayak dalam beberapa cara
tertentu.
3. policy agenda: pengaruh public agenda terhadap hal-hal
penting yang disadari oleh policymaker (org yang
menentuukan kebijaksanaan).
Siune dan Borre menemukan tiga macam efek agenda
setting:
1. representation: tingkatan dimana media
merefleksikan agenda public. Khalayak
mempengaruhi media.
2. persistence: pemeliharaan agenda yang sama oleh
khalayak selamanya. Media memiliki efek yang kecil.
3. persuasion: terjadi ketika agenda media
mempengaruhi agenda public
Tipe kekuatan hubungan antara media dan sumber lain:
kekuatan sumber yang tinggi dan kekuatan media
tinggi. Jika keduanya seimbang, sebuah hubungan
yang positif akan menghasilkan kekuatan yang besar
melebihi public agenda.
kekuatan sumber tinggi dan kekuatan media rendah.
Sumber luar akan memilih media untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya.
kekuatan sumber rendah dan kekuatan media tinggi.
Organisasi media akan bertanggung jawab atas
agendanya sendiri.
kekuatan sumber media sama-sama rendah. Agenda
public akan ditentukan oleh peristiwa yang terjadi
daripada oleh media ataupun para pemimpin.