Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PLENO : Rabu, 1 Desember 2010
Pemicu 1C
KELOMPOK 16
Tutor : dr. Idawati Kardjadidjaja, MS, Sp.GK
Ketua : Andre Putra (405080204)
Sekretaris : Feli Clarisa W. (405080201)
Penulis : Anggelina A. (405080042)
Anggota : Pandu W. (405070158)
Rendy C. M. (405070159)
Sabri Hifzi (405080041)
Daniel Junius L. (405080156)
Devia Arista S. (405080198)
Fressy T. (405080202)
Ray Leonard (405080203)
Dimas Priyantono (405080205)
Benny (405080206)
Rosa Mistika M. (405080207)
Pemicu 1C
Tak Sadarkan Diri
Seorang laki-laki berusia 67 tahun, sudah 27 tahun terakhir ini menderita diabetes melitus.
Malam ini pk.20.00 dibawa ke instalasi gawat darurat karena tiba-tiba tidak sadarkan diri. Ia
telah 5 tahun dianjurkan dokter memakai insulin 3x sehari karena glukosa darahnya tinggi dan
dengan obat-obatan oral, tetapi kadar glukosa darahnya tidak turun. Selama ini ia minum
antidiabetik oral, yaitu glimepirid 1x2 mg dan insulin disuntik pagi,siang, dan sore hari.
Ia telah menyunti insulin pada pk.18.00 namun karena ia sedang flu dan mengantuk, ia cuma
makan sedikit lalu tertidur di sofa. Kemudia dibangunkan istrinya untuk pindah ke kamar tidur
namun tampaknya tidak mau bangun. Lalu ia dibawa ke rumah sakit. Dari riwayat statusnya
diketahui bahwa pernah dilakukan terapi pada matanya yang menderita retinopati diabetika. Ia
sering merasakan numbness di kakinya serta sering merasa penuh perutnya walaupun
makannya sedikit.
Dari anamnesis diketahui bahwa TB:167 cm, BB:70 kg.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh:
Tekanan darah : 100/70
Nadi : 100x/menit
Temperatur: 36C
Pemeriksaan
Farmako Non-
Farmako Penunjang
Fisik
KIE OR Gizi
Learning Objectives
Menjelaskan Anatomi Kelenjar Endokrin (Pankreas)
Menjelaskan Fisiologi Kelenjar Endokrin Pankreas (Insulin dan
Glukagon)
Menjelaskan Diabetes Melitus
- Definisi
- Klasifikasi
- Epidemiologi
- Etiologi
- Tanda dan Gejala
- Patofisiologi
- Pemeriksaan (Fisik dan Penunjang)
- Penatalaksanaan (Farmako dan Non-Farmako, (Diet, Olahraga, KIE))
- Komplikasi
- Pencegahan
Menjelaskan Anatomi Kelenjar Endokrin
Pancreas
Panckreas juga
mengsekresikan hormon
amilin, somatostatin, dan
polipeptida pankreas.
Pankreas
Panjang: 12-15 cm
Berat: 90 gr
Sel beta
Sel alfa
Sel delta
Setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal pucat yang
tersusun berderet dan dipisahkan oleh suatu jalinan kapiler darah.
Sintesis protein
GLUKOSA
DARAH
Menghambat lipolisis
Efek pada protein menurunkan kadar asam amino darah dan
meningkatkan sintesis protein:
Hormon
pencernaan
Konsentrasi glukosa darah
+
Konsentrasi asam
Asupan
amino darah
makanan Kontrol utama
+
+ + +
+ - Stimulasi simpatis (dan
Stimulasi Sel-sel beta pulau Langerhans
parasimpatis epinefrin)
Sekresi insulin
Glukosa darah
Asam lemak darah
Asam amino darah
Sintesis protein
Penyimpanan bahan bakar
Insulin Plasma Tinggi Insulin Plasma Rendah
(Keadaan Sesudah Makan) (Keadaan Puasa)
Hati Ambilan glukosa Produksi glukosa
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Tidak adanya glukoneogenesis Glukoneogenesis
Lipogenesis Tidak adanya lipogenesis
Tidak adanya ketogenesis Ketogenesis
Otot Ambilan glukosa Tidak adanya ambilan glukosa
Oksidasi glukosa Oksidasi asam lemak & keton
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Sintesis protein Proteolisis & pelepasan asam amino
Jaringan Ambilan glukosa Tidak ada ambilan glukosa
lemak Sintesis lipid Lipolisis & pelepasan asam lemak
Ambilan trigliserida Tidak ada ambilan trigliserida
KELENJAR ENDOKRIN PANKREAS
Kadar glukosa darah
Fisiologi Insulin
Proses pembentukan insulin
Rangsangan pada sel
Sintesis dalam bentuk preproinsulin
(precusor hormon insulin pada RE sel )
Proinsulin
Enzim peptidase
Dihimpun dalam secretory vesicles
Insulin dan C-peptide
Enzim peptidase
Disekresikan melalui membran sel
Menjelaskan Diabetes Melitus
DEFINISI
American Diabetes Asosiation (ADA) :
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua
duanya
WHO 1980:
Suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat
defisiensi insulin absolut/relatif dan gangguan fungsi
insulin.
Klasifikasi DM
Diabetes
DM Tipe 1 DM Tipe 2 DM Tipe mellitus
(IDDM) (NIDDM) Lain gestasional
(GDM)
PENETAPAN KLASIFIKASI DM tipe 1 & tipe 2
DM tipe 1 DM tipe 2
Mudah terjadi ketoasidosis Tidak mudah terjdi ketoasidosis
Pengobatan harus dengan insulin Tidak harus dengan insulin
Onset akut Onset lambat
Biasanya kurus Gemuk atau tidak gemuk
Biasanya pada umur muda Biasanya > 45 tahun
Berhubungan dengan HLA-DR3 & DR4 Tidak berhubungan dengan HLA
Didapatkan islet cell antibody (ICA) Tidak ada islet cell antibody (ICA)
Riwayat keluarga diabetes (+) pada 10 % Riwayat keluarga (+) 30%
30-50% kembar identik terkena 100% kembar identik terkena
DM Tipe Lain
Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau
sindrom lainnya
Gestational diabetes mellitus (GDM)
Adalah gangguan toleransi glukosa pada kondisi kehamilan
akibat fungsi pancreas terganggu (resistensi insulin) yg
berkaitan dgn hormon diabetogenik (peningkatan kadar
GH, progesteron, placental laktogen, cortisol)
Faktor Genetik
Tahun 2006-2007, peneliti 6 gen baru diabetes tipe II
10 gen diketahui : TCF7L2, SLC30A8, HHEX, PPARG, KCNJ11, IGF2B2, CDKAL1,
CDKN2A, CDKN2B, and FTO.
Peranan pada regulasi insulin proses pankreas dalam memproduksi insulin-
produksi sel .
Etiologi (DM Tipe Lain)
A. Defek genetik fungsi sel beta : E. Karena obat/zat kimia :
- kromososm 12, HNF-1 - pentamidin
- kromososn 7, glukokinase - asam nikotinat
- kromosom 20, HNF-4 - glukokortikoid
B. Defek genetik kerja insulin : - dilantin
F. Infeksi :
- resistensi insulin tipe A
- rubella congenital
- sindrom Rabson Mendenhall
- CMV
C. Penyakit eksokrin pankreas : G. Sindrom genetik lain :
- pankreatitis - sindrom down
- neoplasma - sindrom Turner
- trauma/pankreatektomi
D. Endokrinopati :
- akromegali
- sind. Cushing
- feokromositoma
Etiologi(GDM)
Diabetes Gestational
Glucosa intolerance pada saat kehamilan
Tanda dan Gejala
Patofisiologi (DM Tipe 1)
Gangguan Metabolisme DM Tipe I
Patofisiologi (DM Tipe 2)
GLUKOTOKSISITAS
LIPOTOKSISITAS
PENUMPUKAN
AMILOID
Patofisiologi (GDM)
Diagnosis
Harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa
darah
Uji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang
menunjukkan gejala/tanda DM
Pemeriksaan penyaring untuk mengidentifikasi
mereka yang tidak bergejala,yg mempunyai resiko DM
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu resiko
DM sbb :
1. Usia 45 thn
2. Usia lebih muda,dngn IMT > 23 kg/m & disertai faktor resiko :
- Kebiasaan tidak aktif
- Turunan pertama dari OT dengan DM
- Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gr, atau riwayat DM-
gestasional
- Hipertensi ( 140/90 mmHg)
- Kolesterol HDL 35 mg/dL dan atau trigliserida 250 mg/dL
- Menderita polycyctic ovarial syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yg
terkait dengan resistensi insulin
- Adanya riwayat TGT atau GDPT sebelumnya
- Memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
GAMBARAN KLINIS
Keluhan umum pada pasien DM :
BMI/IMT
- perempuan 18,9-23,9 23-25 >25 atau <18,5
- laki-laki 20 -24,9 25-27 >27 atau <20
Serat
Anjuran konsumsi serat kurang lebih 25 g/hari diutamakan serat larut
Sumber serat: kacang-kacangan, buah, sayuran, serta sumber karbohidrat yang tinggi serat,
karena mengandung vitamin, mneral, serat dan bahan lain yang baik untuk kesehatan
Pemanis
Dikelompokkan menjadi pemanis bergizi (glukosa alkohol dan fruktosa) dan pemanis tak
bergizi (aspartam, sakarin, acesulfame, potassium, sukralose, neotame)
Batasi penggunaan pemanis bergizi
Fruktosa tidak dianjurkan karena efek samping pada lipid plasma
Olahraga
Tujuan:
Membantu meningkatkan jati diri anak.
Membantu mempertahankan BB ideal.
Meningkatkan kapasitas kerja jantung.
Mengurangi resiko komplikasi jangka panjang.
Membantu kerja metabolisme tubuh
mengurangi kebutuhan insulin.
Pantau kemungkinan hipoglikemia, perhatikan jenis
latihan jasmani, intensitas latihan, tingkat kebugaran,
dan kebiasaan sehari-hari pasien.
Hal-hal yang direkomendasikan sebelum latihan:
Injeksi insulin minimal 1-2 jam sebelum latihan.
Periksa kadar glukosa darah sebelum latihan, jika
rendah, asupi dengan KH yang awitan kerjanya cepat
(pisang, jus, dextrosa).
Jika kadar glukosa darah tinggi, periksa ketonuria. Jika
(+), tunggu selama 2 jam, tidak boleh olahraga dahulu,
gunakan insulin kerja cepat untuk mengatasi
hiperglikemi, kemudian cek kembali.
Jika latihan >30 menit, periksa kadar glukosa dan
makan KH tambahan selama latihan.
Kurangi dosis insulin, sebelum dan sesudah latihan.
Penurunan dosis insulin tergantung durasi dan
peningkatan aktivitas dibanding normal.
Atat kadar glukosa darah, makanan, dan dosis insulin.
Prinsip latihan jasmani yaitu memenuhi bbrp hal yaitu :
frekuensi, instensitas, durasi dan jenis
Frekuensi: jumlah olahraga perminggu sebaiknya teratur 3-5x
per minggu
Intensitas : ringan dan sedang ( 60-70% max heart rate)
Durasi :30-60 menit
Jenis : latihan jasmani endurans (aerobik) spt jalan, jogging,
berenang dan bersepeda
Latihan jasmani sebaikny yg disenangi serta mgkn
dilakukan sesering mgkn dan hendak melibatkan otot2
besar
Melakukan latihan jasmani d perhatikan hal-hal berikut:
pemanasan, latihan inti, pendinginan, dan peregangan
PEMANTAUAN
Farmako
Intervensi farmakologis
Obat hipoglikemik oral (OHO)
Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid
Penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin dan
tiazolidindion
Penghambat glukoneogenesis (metformin)
Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
(acarbose)
Insulin
Sufonilurea
insulin Insulin
Insulin campuran(premixed)/atau menengah
menengah pagi dosis insulin menengah dibagi 2
2/3 x DIT malam 1/3 x
atau insulin basal bolus DIT
Edukasi (KIE)
Edukasi
Perjalanan penyakit DM
Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM
Penyulit dan faktor risikonya
Intervensi farmakologis dan non-farmakologis
Intervensi antara asupan makanan, aktifitas fisik, dan obat
hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain
Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasi glukosa darah
atau urin
Menangani sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit atau
hipoglikemi
Pentingnya latihan jasmani
Masalah khusus (seperti hiperglikemi pada kehamilan)
Cara mempergunakan fasilitas kesehatan
Komplikasi
Komplikasi akut
1. Ketoasidosis diabetik
2. Hiperosmolar non ketotik
3. Hipoglikemi
Komplikasi menahun
1. Makroangiopati pembuluh darah jantung, pembuluh
darah perifer
2. Mikroangiopati retinopati diabetik, nefropati
diabetik
3. Neuropati
Pencegahan
1. Pencegahan primer upaya yg ditujukan pd
kelompok yg memiliki faktor resiko, mereka yg blm
terkena DM, namun berpotensi u/menjadi DM &
kelompok prediabetes.
Prediabetes :
GDP antara 100-125mg/dL.
Glukosa darah 2 jam stlh muatan glukosa (TTGO) antara
140-199mg/dL
Prograrm penurunan BB.
Diet sehat.
Latihan jasmani.
Menghentikan merokok.
2. Pencegahan Sekunder
Mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pd
diabetisi.
Pengobatan yg cukup & deteksi dini penyulit.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan pada kelompok diabetisi yg telah
mempunyai penyulit agar mencegah kecacatan lebih
lanjut.
KESIMPULAN
Sesuai dengan kasus, bapak ini kemungkinan menderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 dan sudah mengalami komplikasi.
SARAN
Dianjurkan untuk menjalankan terapi OHO dan insulin
dengan baik, benar dan teratur. Diikuti dengan
perencanaan makanan dan olahraga yang teratur.
Daftar pustaka
Sherwood,L.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta :EGC
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,
Jameson JL, et al, editors. Harrisons principle of internal
medicine. 17 th ed. USA: Mc.Graw Hill medical, 2008
Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2006. Jakarta:
FKUI
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia,Konsensus,pengelolaan
dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. 2006
Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran pathologic
basis of disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2005.
TERIMA KASIH